Bab 12 Trauma Clara

*(Flashback)

Langit di kala senja, segalanya jadi terlihat indah. Sang mentari selalu terbenam di ufuk barat, memberikan warna baru di langit yang cerah, sang mentari membawa pesan untuk kita, tentang cerita sebuah kehidupan. Dimana selalu ada cinta, ada perih, ada pedih, dan kebahagiaan.

Clara duduk di ruang tv rumahnya. Kedua manik mata terus menatap langit kearah cahaya yang kian tenggelam melalui jendela apartemennya. Satu tangannya terus menggenggam benda pipih. Sudah beberapa kali ia mencoba menghubungi suaminya namun tidak diangkat-angkat juga. Sejak pagi hingga menjelang malam, suaminya Adam benar-benar tidak memberikan kabar apa-apa.

"Kenapa akhir-akhir ini dia jarang sekali memberikan kabar ?? Apa ada meeting lagi di luar jam kantor??" wajah Clara kian merenggut. Suaminya Adam merupakan seorang Arsitek di sebuah perusahaan konstruksi. Sudah selama sebulan ini Adam tengah sibuk menjalani sebuah proyek, sampai-sampai jarang pulang.

"Bu..., bibi mau pulang dulu ya, semua pekerjaan hari ini sudah selesai bibi bereskan semua." ujar bi Ijah asisten rumah tangga Clara dan Adam. Bi Ijah sudah dua tahun bekerja harian di apartemen mereka.

Clara dan Adam merupakan pasangan suami-isteri muda yang baru saja menjalani pernikahan mereka selama dua tahun.

"Iya bi, saya antar ke bawah ya." seru Clara, segera memakai sweater untuk keluar menuju lobby apartemen.

Sebagai majikan yang baik, Clara mengantarkan bi Ijah sampai ke depan pagar rumah, Clara memberikan sekantong sembako berisi minyak, tepung, dan gula kepada bi Ijah. Mereka berdua berdiri sambil mengobrol, sembari menunggu tukang ojek yang datang.

Namun sebelum bi Ijah hendak pergi, tiba-tiba bi Ijah memegang tangan Clara dan menatapnya sendu. "Maaf ya Bu Clara, bukannya bibi berpikiran negatif sama bapak. Tapi sudah sejak Minggu lalu perasaan bibi gak tenang."

"Loh...?? Gak tenang bagaiman bi..??" tanya Clara yang bingung melihat tatapan mata bi Ijah.

Sebelum berbicara lebih lanjut, bi Ijah menengok ke kanan dan ke kiri. Lalu mencondongkan tubuhnya ke arah sang majikan, bi Ijah berbisik pada Clara. "Bu, seminggu yang lalu, bibi menemukan jejak lipstik di kerah kanan bapak. Lalu tercium wangi parfum juga tapi bukan punya ibu..., bibi yakin itu wangi parfum wanita, wanginya kayak kembang tujuh rupa." bisik bi Ijah, dengan wajah serius.

Kata-kata bi Ijah membuat Clara tersentak kaget. Sebenarnya ia sudah lama curiga, saat melihat gelagat suaminya yang tiba-tiba bersikap cuek padanya, Namun Clara mencoba tetap berpikiran positif pada suami yang amat ia cintai.

"Eh?? Maksud bibi suami saya berselingkuh!" celetuk Clara berpura-pura tidak tahu.

"Ma-maafkan bibi ya bu, bukannya bibi mau ikut campur urusan rumah tangga, habis bu Clara akhir-akhir ini juga suka mengeluh soal pak Adam yang jarang pulang dan selalu sibuk diakhir pekan, soalnya bibi suka lihat berita-berita perselingkuhan di sosmed, gelagat bapak memang mencurigakan. Makanya bibi terus kepikiran."

"Ah. Sudahlah bi-, jangan terlalu lebay, mas Adam itu, gak mungkin selingkuh. Sejak dulu mas Adam selalu setia sama saya, dia bukan tipe cowok genit." ucap Clara membela suaminya.

"Yah-, semoga saja firasat bibi yang salah. Ya sudah Bu, bibi pamit pulang dulu, ojeknya sudah datang." bi Ijah pun pamit, ia duduk di atas motor yang sudah datang menjemput.

"Hati-hati ya bi," Clara melambaikan tangan.

Namun sejenak Clara masih berdiri di depan pintu masuk lobby apartemen, ia terus menatap ke arah jalanan yang sudah sepi.

"Sudah pasti dia sibuk dengan karir arsitek nya kan," Clara bergumam lirih. Berusaha menghempaskan rasa cemas yang tiba-tiba muncul di hati.

Selama menunggu kepulangan suaminya di apartemen yang gelap dan sepi. Rasa cemas dan khawatir terus menghampiri, Clara jadi terus mengingat sikap dingin Adam pada dirinya akhir-akhir ini. Clara berupaya mengingat kembali, sejak kapan sikap dingin suaminya mulai muncul, pasti ada pemicunya, bukan.

Rasanya selama menjalani pernikahan semua berjalan baik-baik saja.Tidak ada pertengkaran yang sampai membuat mereka saling benci. Kalaupun masalah belum memiliki anak, sejak awal menikah memang keduanya sengaja menunda dahulu selama tiga tahun, demi perjalanan karir sang suami. Namun dalam hati Clara sangat ingin memiliki anak seperti para sahabatnya yang sudah menikah juga.

Setelah menikah dengan Adam, memang banyak hal yang telah Clara korbankan demi mendukung karir sang suami. Clara tidak pernah mau bekerja lembur ataupun tugas dinas keluar kota. Itu semua dia lakukan demi melayani suaminya di rumah. Ada banyak kesempatan karir yang di korbankan Clara, itu semua ia lakukan demi menyenangkan sang suami di rumah.

.

.

Clara terduduk lemas, kedua netra terus memandangi foto pernikahan yang terpajang di dinding ruang tamu.

Cekrek.

Saat tengah malam, akhirnya Adam pulang. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Clara langsung berdiri dari sofa dan berjalan menghampiri suaminya yang sedang membuka dasi dari kerah kemeja yang ia kenakan.

"Mas...!! Kenapa baru pulang jam segini?! Kenapa juga tidak memberikan kabar padaku, balas pesanku apa susahnya sih...!!" ucap Clara dengan nada nyaring, menatap marah suaminya, sembari berkacak pinggang. Istri mana yang tak kesal suaminya tidak memberikan kabar apapun sampai tengah malam.

Adam pun tersentak diam, bulir-bulir keringat menetes dari dahinya, ia terlihat amat syok, jarang sekali Clara tiba-tiba bersikap ketus padanya.

"Ada apa sayang...?? Aku capek habis meeting, tumben sekali jam segini kamu belum tidur...??" tanya Adam balik, dengan raut wajah yang terlihat panik.

"Jawab dulu pertanyaanku mas!!" pekik Clara, mantap nyalang.

Air wajah Adam langsung berubah suram, dahinya mengkerut dan menatap sinis istrinya. "Aku capek, bahas besok pagi saja." Adan tidak kalah ketus. Clara langsung terdiam.

Tanpa mempedulikan istrinya, Adam segera berjalan cepat menuju ke kamar tidur utama. Badannya lengket dan penuh keringat. Adam cepat-cepat masuk ke kamar mandi dan melakukan ritual bebersih diri.

Air shower keluar dengan deras, lalu membasahi seluruh tubuhnya. Adam dengan santai menggosok seluruh badan dengan sabun, berlama-lama didalam sana. Dalam hati ia terus berharap, sang istri sudah tidur karena lelah menunggu dirinya yang sedang mandi.

.

.

Cekrek.

Setelah 30 menit berlalu, Adam keluar dari kamar mandi, menggunakan baju tidur, sambil menggosok rambut yang basah dengan selembar handuk.

"Clara!!" kejut Adam saat melihat sang istri sedang menangis dengan wajah yang sangat merah, Clara menggenggam benda pipih ditangannya yang gemetaran.

Tanpa berkata apapun, Clara langsung memperlihatkan sebuah bukti foto di hp-nya. Seorang wanita yang tidak asing, mengirimkan sebuah foto kebersamaan bersama suaminya di atas ranjang. Foto mereka begitu mesra, layaknya seperti pasangan pasutri yang sedang honeymoon.

Tangan Clara gemetaran saat memperlihatkan bukti foto itu pada suaminya. Hatinya patah dan hancur berkeping-keping. Tidak disangka sang suami telah tega bermain api dengan sahabatnya sendiri.

Plak!!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanan Adam. Rasa perih dan pedih di pipi itu langsung menjalar hingga merasuk ke hati Adam.

Clara menatap suaminya dengan sorot mata kebencian. Pria yang selama ini ia puja dan ia sayang melebihi dirinya sendiri, telah tega mengkhianatinya dengan cara yang kejam.

"Tunggu Ra!! Aku bisa jelaskan!!" Adam panik, ia berupaya menahan kedua tangan istrinya yang hendak memasukan baju-bajunya ke dalam koper.

Sampai subuh dini hari, Adam terus membela dirinya. Membuat Clara menjadi sangat muak, tidak mau lagi berucap. Clara terus menggelengkan kepala, dan menepis tangan Adam yang terus berusaha meraih lengannya, menahan dirinya agar tidak pergi dari rumah.

Untuk pertama kalinya dalam pernikahan mereka, terjadi sebuah keributan hebat sampai membangunkan tetangga. Pada dini hari jam empat subuh, Clara pergi meninggalkan suaminya. Ia memesan taxi dadakan menuju ke rumah orangtuanya.

.

.

Waktu telah mengalun begitu saja. Clara terus menghindari ajakan rujuk suaminya. Dengan bantuan keluarga dan para sahabat, Clara bangkit kembali dari keterpurukan.

Sampai akhirnya Clara dan Adam memilih bercerai. Mereka bertemu kembali di ruang pengadilan, sebelum sidang perceraian ini dilakukan, Adam terus berusaha menemui Clara, memohon sambil berlutut dan meminta maaf, kepada Clara dan kedua mantan mertuanya.

Namun Clara tidak bergeming, ia tetap bersikukuh untuk bercerai dari suami yang baru dinikahi selama dua tahun itu. Bersyukur sekali mereka belum punya anak. Pembagian harta jadi tidak sulit di urus. Adam sebagai suami yang telah berselingkuh, harus membayar denda pada Clara. Habis sudah tabungan yang ia miliki untuk membeli rumah. Namun Clara tidak lagi peduli lagi pada pria yang kini sudah sah menjadi mantan suaminya.

.

.

POV Clara.

"Hingga sekarang air mata ini tidak bisa berhenti mengalir, terus saja berjatuhan hingga tiada jeda. Mau mempertahankan bagaimana..., kalau buah cinta mereka sedang bertumbuh."

"Adam, mantan yang ku kasihi untuk sekian waktu. Maaf, Aku sudah tidak bisa lagi mempertahankan mu hingga kapanpun. Dua orang telah menanti kepulangan mu, mereka akan mengasihi kamu dengan lebih banyak cinta."

"Meski aku harus jatuh ke lubang kepiluan ini, kenyataan menyakitkan yang terjadi dulu, tidak akan pernah berlalu dalam hidupku. Kenangan kita terus meluap jatuh dibawa air mata ini, layaknya sungai yang takkan bisa mengering."

"Bye, Adam."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

*Terimakasih sudah baca 🩷🩷🩷

Terpopuler

Comments

Yuyun Yuningsih Yuni

Yuyun Yuningsih Yuni

maaf ya thor koreksi jiih...
pekerjaan adam tuh aesitek at dokter ya,,

trus itu awalnya ko d apartemen ,d akhir ko jdi ada pagar rumah dll yg menunjukkan klo mereka tgl d rumah bukan apartemen...



koreksi utk perbaikan aja thor,,ga ada mksd apa" ya

2024-12-07

2

❦ℓυ𝘮ꪱׁηͦꫀׁׅܻ࿐

❦ℓυ𝘮ꪱׁηͦꫀׁׅܻ࿐

nyesek kali jadi clara ditikung suami & teman sendiri 🥲😭

2024-09-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Pertemuan
2 Bab 2 Awal Malapetaka
3 Bab 3 Malam Durjana
4 Bab 4 Kedatangan Aaron
5 Bab 5 Salah Paham
6 Bab 6 Si Boss Emosi
7 Bab 7 Perhatian Clara
8 Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9 Bab 9 Rencana Licik si Bos
10 Bab 10 Brondong Meresahkan
11 Bab 11 Dipepet Brondong
12 Bab 12 Trauma Clara
13 Bab 13 Godaan Brondong
14 Bab 14 Kesedihan Clara
15 Bab 15 Keluarga Aaron
16 Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17 Bab 17 Perjodohan
18 Bab 18 Brondongku Perhatian
19 Bab 19 Brondong Mesum
20 Bab 20 Hubungan Rahasia
21 Bab 21 Makan Malam Romantis
22 Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23 Bab 23 Adanya Permintaan
24 Bab 24 Kenangan Buruk
25 Bab 25 Salah Paham
26 Bab 26 Boss Nakal
27 Bab 27 Marahan & Baikkan
28 Bab 28 Doa Sahabat
29 Bab 29 Terpaksa Putus
30 Bab 30 Meriang
31 Bab 31 Bikin Panas
32 Bab 32 Kebohongan
33 Bab 33 Kegalauan
34 Bab 34 Jebakan Si Boss
35 Bab 35 Kegilaan Aaron
36 Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37 Bab 37 Harus Menghilang
38 Bab 38 Aaron di Jebak
39 Bab 39 Si Boss Ganggu
40 Bab 40 Clara Pulang
41 Bab 41 Berita Heboh
42 Bab 42 Kepergian Aaron
43 Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44 Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45 Bab 45 Kebaikan Hati
46 Bab 46 Hidup Mandiri
47 Bab 47 Pembalasan Si Jack
48 Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49 Bab 49 Namamu Dihatiku
50 Bab 50 Malam Kerinduan
51 Bab 51 Sandiwara di Mulai
52 Bab 52 Gelisah
53 Bab 53 Jadi Selimut
54 Bab 54 Brondong Naif
55 Bab 55 Boss Menghilang
56 Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57 Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58 Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59 Untuk Para Readers 🫰
60 Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61 Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62 Bab 61 Hampir Ketahuan
63 Bab 62 Kekhawatiran Caca
64 Bab 63 Sudah di Jemput
65 Bab 64 Alvaro dan Aaron
66 Bab 65 Berpisah Lagi
67 Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68 Bab 67 Kekecewaan Clara
69 Bab 68 Pacar Baru
70 Bab 69 Calon Suami Clara
71 Bab 70 Clara di Lamar
72 Bab 71 Clara Menghilang
73 Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74 Bab 73 Aaron yang Dingin
75 Bab 74 Apa yang Terjadi?
76 Bab 75 Menemui Papa
77 Bab 76 Transaksi di Dubai
78 Bab 77 Masa Lalu Aaron
79 Bab 78 Seperti Dongeng
80 Bab 79 Kerasnya Hidup
81 Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82 Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83 Bab 82 Pertemuan Dadakan
84 Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85 Bab 84 Keinginan Orangtua
86 Bab 85 Siasat Aaron
87 Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88 Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89 Bab 88 Kabur
90 Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91 Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92 Bab 91 Pulau Cinta
93 Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94 Bab 93 Surprise!!
95 Bab 94 Honeymoon
96 Bab 95 Pengantin Baru
97 Bab 96 Camping
98 Bab 97 Malam Berbintang
99 Bab 98 Pencarian
100 Bab 99 Dasar suami Brondong
101 Bab 100 Rencana diluar Rencana
102 Bab 101 Aaron Gelisah
103 Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104 Bab 103 Percakapan Larut Malam
105 Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106 Bab 105 Keributan
107 Bab 106 Perlawanan
108 Bab 107 Dipisahkan
109 Bab 108 Pulang ke Jakarta
110 Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111 Bab 110 Dua Garis
112 Bab 111 Pertemuan Keluarga
113 Bab 112 Meminta Restu
114 Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115 Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116 Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117 Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118 Bab 117 Tunggu di Jemput
119 Bab 118 Mencari Solusi
120 Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121 Bab 120 Kemalangan Adam
122 Bab 121 Kelahiran Anak Pertama
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Awal Pertemuan
2
Bab 2 Awal Malapetaka
3
Bab 3 Malam Durjana
4
Bab 4 Kedatangan Aaron
5
Bab 5 Salah Paham
6
Bab 6 Si Boss Emosi
7
Bab 7 Perhatian Clara
8
Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9
Bab 9 Rencana Licik si Bos
10
Bab 10 Brondong Meresahkan
11
Bab 11 Dipepet Brondong
12
Bab 12 Trauma Clara
13
Bab 13 Godaan Brondong
14
Bab 14 Kesedihan Clara
15
Bab 15 Keluarga Aaron
16
Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17
Bab 17 Perjodohan
18
Bab 18 Brondongku Perhatian
19
Bab 19 Brondong Mesum
20
Bab 20 Hubungan Rahasia
21
Bab 21 Makan Malam Romantis
22
Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23
Bab 23 Adanya Permintaan
24
Bab 24 Kenangan Buruk
25
Bab 25 Salah Paham
26
Bab 26 Boss Nakal
27
Bab 27 Marahan & Baikkan
28
Bab 28 Doa Sahabat
29
Bab 29 Terpaksa Putus
30
Bab 30 Meriang
31
Bab 31 Bikin Panas
32
Bab 32 Kebohongan
33
Bab 33 Kegalauan
34
Bab 34 Jebakan Si Boss
35
Bab 35 Kegilaan Aaron
36
Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37
Bab 37 Harus Menghilang
38
Bab 38 Aaron di Jebak
39
Bab 39 Si Boss Ganggu
40
Bab 40 Clara Pulang
41
Bab 41 Berita Heboh
42
Bab 42 Kepergian Aaron
43
Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44
Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45
Bab 45 Kebaikan Hati
46
Bab 46 Hidup Mandiri
47
Bab 47 Pembalasan Si Jack
48
Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49
Bab 49 Namamu Dihatiku
50
Bab 50 Malam Kerinduan
51
Bab 51 Sandiwara di Mulai
52
Bab 52 Gelisah
53
Bab 53 Jadi Selimut
54
Bab 54 Brondong Naif
55
Bab 55 Boss Menghilang
56
Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57
Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58
Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59
Untuk Para Readers 🫰
60
Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61
Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62
Bab 61 Hampir Ketahuan
63
Bab 62 Kekhawatiran Caca
64
Bab 63 Sudah di Jemput
65
Bab 64 Alvaro dan Aaron
66
Bab 65 Berpisah Lagi
67
Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68
Bab 67 Kekecewaan Clara
69
Bab 68 Pacar Baru
70
Bab 69 Calon Suami Clara
71
Bab 70 Clara di Lamar
72
Bab 71 Clara Menghilang
73
Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74
Bab 73 Aaron yang Dingin
75
Bab 74 Apa yang Terjadi?
76
Bab 75 Menemui Papa
77
Bab 76 Transaksi di Dubai
78
Bab 77 Masa Lalu Aaron
79
Bab 78 Seperti Dongeng
80
Bab 79 Kerasnya Hidup
81
Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82
Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83
Bab 82 Pertemuan Dadakan
84
Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85
Bab 84 Keinginan Orangtua
86
Bab 85 Siasat Aaron
87
Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88
Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89
Bab 88 Kabur
90
Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91
Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92
Bab 91 Pulau Cinta
93
Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94
Bab 93 Surprise!!
95
Bab 94 Honeymoon
96
Bab 95 Pengantin Baru
97
Bab 96 Camping
98
Bab 97 Malam Berbintang
99
Bab 98 Pencarian
100
Bab 99 Dasar suami Brondong
101
Bab 100 Rencana diluar Rencana
102
Bab 101 Aaron Gelisah
103
Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104
Bab 103 Percakapan Larut Malam
105
Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106
Bab 105 Keributan
107
Bab 106 Perlawanan
108
Bab 107 Dipisahkan
109
Bab 108 Pulang ke Jakarta
110
Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111
Bab 110 Dua Garis
112
Bab 111 Pertemuan Keluarga
113
Bab 112 Meminta Restu
114
Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115
Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116
Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117
Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118
Bab 117 Tunggu di Jemput
119
Bab 118 Mencari Solusi
120
Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121
Bab 120 Kemalangan Adam
122
Bab 121 Kelahiran Anak Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!