Bab 13 Godaan Brondong

“Cukurukuk….”

Tiba-tiba terdengar bunyi perut Clara yang lapar. Sontak Clara langsung memegangi perutnya dan menatap Aaron malu. Jam pulang kantor telah tiba, Clara baru saja selesai lembur Bersama boss dan beberapa karyawan kantor. Ia ingin pulang sendiri namun si boss malah terus mengikuti dirinya dari belakang seperti anak itik.

Pria muda itu tersenyum cerah melihat wajah merah Clara yang semakin imut saat sedang tersipu malu-malu. “Bagaimana kalau kita makan malam Bersama. Aku takut kamu sakit.” ajak Aaron, memberikan perhatian.

Deg!

“Ti-tidak perlu, aku mau pulang saja dan makan di rumah.” Clara langsung menolak. Namun sebenarnya degup jantung Clara sedang berpacu cepat, sudah lama tidak mendapat perhatian spesial dari seorang laki-laki.

“Ayo cepat Clara, lihat mobilku sudah datang.” Aaron tidak peduli kalau Clara sudah menolaknya, dengan paksa ia menarik lengan Clara untuk segera masuk dan duduk di mobilnya.

Mau tidak mau, Clara terpaksa mengikuti keinginan Aaron. Si boss gak bisa dilawan.

.

.

Mobil pun melaju dengan kecepatan penuh, melewati jalanan tol menuju luar kota.

"Ini kita mau makan dimana?" Clara nampak panik.

"Aku lagi ingin makan di tempat yang sejuk, sekalian mau membawamu makan di malam romantis." kekeh Aaron, tersenyum lebar dengan sorot mata yang penuh harap.

Clara menjadi was-was takut saja jika Aaron mau berbuat mesum lagi padanya. "Pokoknya malam ini, aku harus pulang ke rumahku!" titah Clara, sudah tidak segan-segan lagi bersikap ketus pada bos brondongnya.

"Tenang saja, aku pastikan besok kamu bangun pagi di dalam rumah apartemen mungil mu itu."

Clara berdengus kesal, namun tidak bisa juga minta turun di jalan tol.

Setelah perjalanan yang dilalui selama kurang lebih satu jam. Clara dan Aaron sampai di sebuah tempat makan sederhana. Tempat makan yang berada di pinggir jalan raya puncak.

"Ugh..., Dingin sekali." keluh Clara saat baru saja keluar mobil, ia langsung merasakan hembusan angin dingin yang menusuk kulitnya.

"Pakai jas-ku ini." tiba-tiba Aaron menaruh jasnya di pundak Clara.

Membuat Clara ternganga seketika melihat perhatian si bos yang terkenal egois dan suka semaunya.

"Ma-makasih." imbuhnya, sembari memakai jas tebal milik Aaron, Clara mengendus mencium aroma parfum maskulin milik si bos.

"Wanginya enak."

Aaron membawa Clara ke warung-warung dipinggiran jalan raya puncak, walaupun tempatnya sederhana tapi pemandangan malam kota Bogor bisa terlihat sangat jelas dari atas sini, sangat romantis suasana malam, dan angin dingin juga sangat terasa.

Aaron menuntun Clara masuk ke dalam, dan duduk lesehan di bale-bale yang beralaskan tikar.

"Kenapa wajahmu kaget begitu, tidak suka aku ajak makan di tempat sederhana seperti ini." kekehnya pada Clara yang masih nampak bingung.

"Ah, bukan seperti itu, hanya saja, anda kan seorang bos." Clara mau melanjutkan kata-katanya namun tak sanggup, takut si Aaron tersinggung.

"Hahahaha, asal kamu tahu, ini tempat favoritku kalau sedang jenuh, dan ingin menjernihkan pikiran. Aku juga memiliki sebuah villa disini, kalau kamu mau bermalam." tak henti-hentinya Aaron menggoda.

Walaupun Clara lebih tua darinya 7 tahun, namun wanita ini begitu manis dan bikin gemas, Aaron jadi tak sabar ingin melahapnya, dengan senyum jahil, ia mencondongkan tubuhnya mendekat pada Clara.

Sontak Clara memundurkan posisinya, jujur saja sebenarnya Clara sedikit kecewa, ia membayangkan dirinya akan diajak makan di restoran mewah sambil temani alunan musik yang romantis.

Namun tak disangka Aaron malah membawanya ke tempat sederhana di pinggir jalan, Tapi Clara tak peduli juga, toh mereka ini, bukan sepasang kekasih walaupun sudah....

"Bu, saya pesan dua teh panas, lalu 2 nasi goreng, 1 porsi sate kelinci dan 1 porsi pisang bakar." Aaron memesan menu favoritnya kalau dia sedang bersantai si puncak.

"Oke mas ganteng." seru si ibu warung sambil cekikikan.

Melihat gelagat si ibu warung yang berbicara akrab dengan Aaron tanpa rasa canggung, Clara jadi penasaran.

"Kelihatannya kamu sering kemari." tanya Clara tiba-tiba.

"Yah, waktu baru pulang dari UK, aku sangat jenuh, butuh suasana baru, jadi memilih tempat dingin yang tenang, untuk menjernihkan pikiranku." ucap Aaron bersikap sedikit malu-malu. Ini pertama kali ia memperlihatkan sisi sederhana pada seorang wanita.

"Hmm.., dulu aku juga suka kesini, tapi sudah lama sekali, mungkin dua tahun yang lalu." desah Clara, kemudian ia memandang keluar jendela warung, lampu-lampu kerlap-kerlip kota Bogor, pemandangan malam yang sungguh memanjakan.

Namun tiba-tiba hatinya terasa pilu, teringat kembali pada kenangan buruk yang dulu ia rasakan, walaupun sudah berlalu dua tahun yang lalu, Clara masih mengingat rasa sakit dan kesedihan, saat dirinya datang ketempat ini subuh-subuh dini hari.

"Syyuurr." tiba-tiba saja angin kencang berhembus, membuat bulu kuduk Clara naik, merasa merinding.

"Kamu kedinginan ya, ayok duduk di dekatku, biar kita bisa saling menghangatkan." kekehnya dengan senyum menggoda.

"Si-siapa yang kedinginan!! Jas ini sudah cukup hangat kok!"

"Yakin." goda Aaron.

Namun Clara tak mau menanggapi ajakan menggoda itu, ia memilih tetap duduk berhadapan dengan Aaron.

"Gak perlu malu-malu kucing mbak, kalau punya pacar ganteng gini, jangan di ketus in, nanti ada yang rebut loh, jaman sekarang kan banyak pelakor." celetuk si ibu warung, sembari membawa semua menu pesanan mereka.

"Bu-bukan pacar." Clara mau menepis perkataan tiba-tiba si ibu warung.

"Maklum bu, kami ini baru jadian, jadi masih malu-malu, tapi pacar saya manis kan." tiba-tiba Aaron memotong perkataan Clara.

"Iya manis, hati-hati diabetes, mending cepat-cepat bawa ke KUA, daripada kebobolan." imbuh si ibu warung, lalu pergi memberikan ruang kepada sepasang kekasih yang baru jadian.

"Cih." decak Clara merasa malu sekaligus merasa kesal.

"Kenapa ya, kamu cemberut seperti itu, tetap saja aku liatnya cantik." Aaron melancarkan kembali godaannya.

"Cukup!! Aku mau makan, berhenti menggoda ku." Clara menjawab dengan ketus, jujur saja jantungnya berdebar-debar, udara yang tadinya terasa dingin, jadi tidak terasa.

Beberapa saat suasana jadi sunyi, mereka berdua makan dalam diam. kebetulan sekali sedang tak banyak pelanggan yang datang. Warung makan sederhana pinggir jalan, jadi terasa seperti restoran ekslusif bagi keduanya.

.

.

“Jadilah kekasihku,”

"BRUUSSHH!!"

Ucapan absurd yang membuat Clara menyebutkan teh hangat.

"Uhukkk uhuk..!!"

Clara nampak terkejut dengan permintaan Aaron, boss tampan tapi brondong, lebih muda tujuh tahun darinya pula. Tidak kaget namun tidak percaya juga, mana mungkin baru saja kenalan belum sampai sebulan dan melakukan cinta satu malam langsung otomatis jadian.

“Tolong anda jangan terus melewati batas, dan bersikap konyol begini. Kejadian malam itu, tidak berarti apa-apa buatku, jadi jangan ganggu aku terus.” mohon Clara memelas.

“Bukan semalam, tapi dua malam, ingat di hotel dan tempat kamu tinggal.” Aaron menegaskan tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Mengingatkan Clara akan kenyataan itu, walaupun janda namun ia bukanlah wanita murahan, tapi pemaksaan yang Aaron lakukan terhadapnya, membuat Clara jadi merasa rendah diri.

Air mata Clara pun tak terbendung lagi, ia menangis sejadi-jadinya di depan Aaron. Dirinya masih belum menerima kenyataan karena sudah jatuh kedalam permainan licik bos brondongnya.

Namun kalau dipikir-pikir itu juga bukan salah Aaron sepenuhnya, saat di apartemen miliknya, Clara juga yang tergoda dan malah minta disentuh.

Marah, sudah pasti Clara rasakan, kenapa dia bisa dengan mudah, menyerahkan tubuhnya begitu saja, tanpa melakukan perlawanan pula, padahal jelas sekali Aaron itu seorang calon buaya darat masa depan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

*Terimakasih sudah baca 🩷🩷🩷

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

lebih tua 7 tahun atau 6 tahun ya. karena di bab sebelumnya, beda 6 tahun.

2024-11-08

1

Ummi Yatusholiha

Ummi Yatusholiha

kok jadi beda 7 thn sih thor,sebelumnya beda 6 thn.
maaf msh bnyk typo juga thor

2024-10-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Pertemuan
2 Bab 2 Awal Malapetaka
3 Bab 3 Malam Durjana
4 Bab 4 Kedatangan Aaron
5 Bab 5 Salah Paham
6 Bab 6 Si Boss Emosi
7 Bab 7 Perhatian Clara
8 Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9 Bab 9 Rencana Licik si Bos
10 Bab 10 Brondong Meresahkan
11 Bab 11 Dipepet Brondong
12 Bab 12 Trauma Clara
13 Bab 13 Godaan Brondong
14 Bab 14 Kesedihan Clara
15 Bab 15 Keluarga Aaron
16 Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17 Bab 17 Perjodohan
18 Bab 18 Brondongku Perhatian
19 Bab 19 Brondong Mesum
20 Bab 20 Hubungan Rahasia
21 Bab 21 Makan Malam Romantis
22 Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23 Bab 23 Adanya Permintaan
24 Bab 24 Kenangan Buruk
25 Bab 25 Salah Paham
26 Bab 26 Boss Nakal
27 Bab 27 Marahan & Baikkan
28 Bab 28 Doa Sahabat
29 Bab 29 Terpaksa Putus
30 Bab 30 Meriang
31 Bab 31 Bikin Panas
32 Bab 32 Kebohongan
33 Bab 33 Kegalauan
34 Bab 34 Jebakan Si Boss
35 Bab 35 Kegilaan Aaron
36 Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37 Bab 37 Harus Menghilang
38 Bab 38 Aaron di Jebak
39 Bab 39 Si Boss Ganggu
40 Bab 40 Clara Pulang
41 Bab 41 Berita Heboh
42 Bab 42 Kepergian Aaron
43 Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44 Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45 Bab 45 Kebaikan Hati
46 Bab 46 Hidup Mandiri
47 Bab 47 Pembalasan Si Jack
48 Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49 Bab 49 Namamu Dihatiku
50 Bab 50 Malam Kerinduan
51 Bab 51 Sandiwara di Mulai
52 Bab 52 Gelisah
53 Bab 53 Jadi Selimut
54 Bab 54 Brondong Naif
55 Bab 55 Boss Menghilang
56 Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57 Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58 Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59 Untuk Para Readers 🫰
60 Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61 Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62 Bab 61 Hampir Ketahuan
63 Bab 62 Kekhawatiran Caca
64 Bab 63 Sudah di Jemput
65 Bab 64 Alvaro dan Aaron
66 Bab 65 Berpisah Lagi
67 Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68 Bab 67 Kekecewaan Clara
69 Bab 68 Pacar Baru
70 Bab 69 Calon Suami Clara
71 Bab 70 Clara di Lamar
72 Bab 71 Clara Menghilang
73 Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74 Bab 73 Aaron yang Dingin
75 Bab 74 Apa yang Terjadi?
76 Bab 75 Menemui Papa
77 Bab 76 Transaksi di Dubai
78 Bab 77 Masa Lalu Aaron
79 Bab 78 Seperti Dongeng
80 Bab 79 Kerasnya Hidup
81 Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82 Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83 Bab 82 Pertemuan Dadakan
84 Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85 Bab 84 Keinginan Orangtua
86 Bab 85 Siasat Aaron
87 Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88 Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89 Bab 88 Kabur
90 Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91 Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92 Bab 91 Pulau Cinta
93 Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94 Bab 93 Surprise!!
95 Bab 94 Honeymoon
96 Bab 95 Pengantin Baru
97 Bab 96 Camping
98 Bab 97 Malam Berbintang
99 Bab 98 Pencarian
100 Bab 99 Dasar suami Brondong
101 Bab 100 Rencana diluar Rencana
102 Bab 101 Aaron Gelisah
103 Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104 Bab 103 Percakapan Larut Malam
105 Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106 Bab 105 Keributan
107 Bab 106 Perlawanan
108 Bab 107 Dipisahkan
109 Bab 108 Pulang ke Jakarta
110 Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111 Bab 110 Dua Garis
112 Bab 111 Pertemuan Keluarga
113 Bab 112 Meminta Restu
114 Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115 Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116 Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117 Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118 Bab 117 Tunggu di Jemput
119 Bab 118 Mencari Solusi
120 Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121 Bab 120 Kemalangan Adam
122 Bab 121 Kelahiran Anak Pertama
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Awal Pertemuan
2
Bab 2 Awal Malapetaka
3
Bab 3 Malam Durjana
4
Bab 4 Kedatangan Aaron
5
Bab 5 Salah Paham
6
Bab 6 Si Boss Emosi
7
Bab 7 Perhatian Clara
8
Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9
Bab 9 Rencana Licik si Bos
10
Bab 10 Brondong Meresahkan
11
Bab 11 Dipepet Brondong
12
Bab 12 Trauma Clara
13
Bab 13 Godaan Brondong
14
Bab 14 Kesedihan Clara
15
Bab 15 Keluarga Aaron
16
Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17
Bab 17 Perjodohan
18
Bab 18 Brondongku Perhatian
19
Bab 19 Brondong Mesum
20
Bab 20 Hubungan Rahasia
21
Bab 21 Makan Malam Romantis
22
Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23
Bab 23 Adanya Permintaan
24
Bab 24 Kenangan Buruk
25
Bab 25 Salah Paham
26
Bab 26 Boss Nakal
27
Bab 27 Marahan & Baikkan
28
Bab 28 Doa Sahabat
29
Bab 29 Terpaksa Putus
30
Bab 30 Meriang
31
Bab 31 Bikin Panas
32
Bab 32 Kebohongan
33
Bab 33 Kegalauan
34
Bab 34 Jebakan Si Boss
35
Bab 35 Kegilaan Aaron
36
Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37
Bab 37 Harus Menghilang
38
Bab 38 Aaron di Jebak
39
Bab 39 Si Boss Ganggu
40
Bab 40 Clara Pulang
41
Bab 41 Berita Heboh
42
Bab 42 Kepergian Aaron
43
Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44
Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45
Bab 45 Kebaikan Hati
46
Bab 46 Hidup Mandiri
47
Bab 47 Pembalasan Si Jack
48
Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49
Bab 49 Namamu Dihatiku
50
Bab 50 Malam Kerinduan
51
Bab 51 Sandiwara di Mulai
52
Bab 52 Gelisah
53
Bab 53 Jadi Selimut
54
Bab 54 Brondong Naif
55
Bab 55 Boss Menghilang
56
Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57
Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58
Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59
Untuk Para Readers 🫰
60
Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61
Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62
Bab 61 Hampir Ketahuan
63
Bab 62 Kekhawatiran Caca
64
Bab 63 Sudah di Jemput
65
Bab 64 Alvaro dan Aaron
66
Bab 65 Berpisah Lagi
67
Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68
Bab 67 Kekecewaan Clara
69
Bab 68 Pacar Baru
70
Bab 69 Calon Suami Clara
71
Bab 70 Clara di Lamar
72
Bab 71 Clara Menghilang
73
Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74
Bab 73 Aaron yang Dingin
75
Bab 74 Apa yang Terjadi?
76
Bab 75 Menemui Papa
77
Bab 76 Transaksi di Dubai
78
Bab 77 Masa Lalu Aaron
79
Bab 78 Seperti Dongeng
80
Bab 79 Kerasnya Hidup
81
Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82
Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83
Bab 82 Pertemuan Dadakan
84
Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85
Bab 84 Keinginan Orangtua
86
Bab 85 Siasat Aaron
87
Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88
Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89
Bab 88 Kabur
90
Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91
Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92
Bab 91 Pulau Cinta
93
Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94
Bab 93 Surprise!!
95
Bab 94 Honeymoon
96
Bab 95 Pengantin Baru
97
Bab 96 Camping
98
Bab 97 Malam Berbintang
99
Bab 98 Pencarian
100
Bab 99 Dasar suami Brondong
101
Bab 100 Rencana diluar Rencana
102
Bab 101 Aaron Gelisah
103
Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104
Bab 103 Percakapan Larut Malam
105
Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106
Bab 105 Keributan
107
Bab 106 Perlawanan
108
Bab 107 Dipisahkan
109
Bab 108 Pulang ke Jakarta
110
Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111
Bab 110 Dua Garis
112
Bab 111 Pertemuan Keluarga
113
Bab 112 Meminta Restu
114
Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115
Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116
Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117
Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118
Bab 117 Tunggu di Jemput
119
Bab 118 Mencari Solusi
120
Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121
Bab 120 Kemalangan Adam
122
Bab 121 Kelahiran Anak Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!