Bab 18 Brondongku Perhatian

Pagi yang cerah, matahari perlahan merangkak naik keatas. Cahayanya bersinar dengan gagahnya menggantikan cahaya rembulan.

Clara membuka matanya, jemarinya meraih sebuah handuk kecil yang diletakan di keningnya, pasti semalam ia demam lagi.

“Zzzz…Zzzz", terdengar suara dengkuran keras di sebelahnya.

Tak terkejut sama sekali, ini bukan pertama kali mereka tidur bersama. Clara bangun dan langsung menatap Aaron yang masih tertidur lelap. Ranjang Clara tidak besar ukurannya hanya 200x120cm, namun itu tak masalah buat Aaron, bahkan kalau tidur di rumput bersama Clara pun dia rela.

Semalaman suntuk, Aaron terus merawat Clara yang sedang sakit demam, mengganti kain kecil yang diletakkan di dahi Clara, lalu keduanya tertidur sambil dibatasi guling kecil di bagian tengah.

Awalnya Clara melihat Aaron sebagai pria egois dan amat menyebalkan, tapi kalau sudah jadi pacar, dia perhatian sekali. Sembari memangku wajahnya, Clara terus menatap wajah polos Aaron yang sedang tidur, membuat senyumnya makin mengemban.

Kini bagi Clara, Aaron bukan hanya seorang pria muda tampan yang berduit, tapi juga sosok pria lucu dan penuh perhatian.

“Tidur saja wajahnya imut mirip bayi.” Batin Clara, sembari tertawa kecil.

Bulu mata lentik, hidung mancung, serta bibir yang tipis menambah nilai ketampanan wajah Aaron, perlahan Clara mencondongkan dirinya ke arah Aaron, Jemarinya menyentuh dan mengelus lembut pipi Aaron.

Tapi suasana pagi ini malah menimbulkan potongan ingatan saat Clara masih bersama mantan suami dulu. Hal itu membuat Clara ingin menangis, ia membalikkan berbalik tubuhnya menghadap dinding yang dingin.

"Uh, kenapa malah dia yang muncul." gumamnya sembari berbisik, jemarinya meremas seprei ranjang, tiba-tiba saja Clara jadi teringat masa lalu, mengingat kembali masa-masa indah awal pernikahannya dulu.

Saat itu setiap pagi, Clara selalu menatap wajah mantan suaminya dengan penuh rasa sayang dan kekaguman, namun itu semua tak berlangsung lama, hanya terjadi selama dua tahun.

Perhatian dan rasa cinta yang Aaron berikan akhir-akhir ini padanya, membuat Clara jadi merasakan kembali kebahagiaan cinta. Namun hal itu juga membangkitkan kenangan yang harusnya sudah ia lupakan."

Sesak rasanya jika mengingat kembali rasa cinta yang pernah ada, isak tangis tak dapat ia bendung lagi, sambil terus membelakangi Aaron, Clara menangis sejadinya.

Cairan bening keluar dari kedua sudut mata Clara, dadanya terasa sesak, hatinya sedang perih dan pilu, jika mengingat kehangatan dan pengkhianatan mantan suaminya.

Ranjang yang kecil ikut terguncang, saat Clara menahan tangisannya. Aaron yang berbaring disebelahnya jadi terbangun.

"Sayang, kamu sudah bangun rupanya." ucap Aaron saat membuka mata, tangannya langsung meregang keatas. Lalu segera menutup mulutnya yang sedang menguap.

"Hmm, i-ya", jawab Clara dengan suara parau.

Tak biasanya Clara bersuara seperti itu. Aaron langsung menyadari kalau saat ini Clara sedang menangis.

"Ada apa? Masih merasa sakit atau mual?" tanya Aaron berucap lembut.

Tanpa ragu Aaron memeluk Clara dari belakang, memberikan kehangatan tubuh di pagi hari.

"Hiks, hiks, huhuhu", tangisan Clara makin keras, Aaron tak paham kenapa Clara tiba-tiba menangis keras, ingin bertanya namun tak tega. Jemari lebar Aaron mengusap lembut punggung Clara, naik dan turun. Aaron tak mau meninggalkan Clara yang sedang sedih, sendirian. Ia terus menemani wanitanya hingga tangisnya mulai mereda.

.

Setelah beberapa saat, pagi menjelang siang keduanya bangun dan sarapan.

"Habiskan makananmu, setelah itu minum obat."

Clara hanya bisa duduk termangu, menatap bubur putih dengan potongan daging ayam diatasnya. Perlahan tapi pasti, Clara pun menyendok bubur hangat, lalu makan dengan lahap. Aaron hanya bisa tersenyum menatap wanitanya, mereka berdua makan bersama, layaknya pasangan suami-isteri, tapi Aaron tak makan bubur, ia memesan online.

"Kamu gak ke kantor? Ini kan bukan hari libur", tanya Clara memecah kesunyian.

"Aku sudah hubungi Jack, demi kamu aku meliburkan diri, mana bisa aku kerja dengan tenang, kalau tahu kamu sedang sakit", ucapnya sembari mengecek pesan di ponselnya.

"A-aku kan, cuma demam biasa kok, bukan sakit parah sampai harus masuk RS, buat apa kamu terlalu khawatir padaku", seru Clara dengan wajah cemberut, namun sebenarnya ia sedang merasa berbunga-bunga, karena brondongnya sangat perhatian.

"Oh gitu, ya sudah, kalau gitu aku berangkat ke kantor sekarang, kamu mau sendirian kan", celetuk Aaron tiba-tiba, ia berdiri beranjak dari kursi meja makan.

Sontak Clara langsung merasa panik.

"Jang-an!" pekik Clara, yang sebenarnya tak ingin Aaron pergi ke kantor, ia ingin di temaninya seharian, tapi gengsi kalau bilang begitu.

"Jangan apa, hemm?", kekeh Aaron, ia tahu pasti jawabannya. Ekspresi wajah Clara memang mudah dibaca.

"Su-sudah terlalu siang, lebih baik kamu temani aku disini saja." imbuh Clara, alisnya mengkerut kedua pipinya merona.

"Okey, dengan senang hati, aku akan merawat mu sampai sembuh total", ucap Aaron dengan semangat, kembali duduk berhadapan dengan Clara.

"Ka-kalau gitu aku mandi dulu", dengus Clara, kini tau kalau tindakan Aaron tadi hanya mau menggodanya saja.

Sehabis mengambil baju ganti dari kamarnya, Clara berjalan menuju kamar mandi, lalu Aaron iseng mengikutinya.

"Mandi kok gak ngajak-ngajak", Aaron menggoda lagi, sekaligus cari kesempatan.

"Iihhhsss!! Mana boleh!!" pekik Clara kesal.

BRAK!

Pintu kamar mandi pun dibanting kencang.

Sembari menunggu Clara mandi, Aaron dengan baik hati membereskan piring-piring kosong, mencuci panci bekas masak, sekalian membersihkan lantai.

.

.

"Wow!" Selesai mandi Clara terpana, melihat apartemen miliknya lebih bersih dari pada sebelum ia masuk ke kamar mandi, piring-piring ditata rapi, lantai juga mengkilap seperti habis dipel.

"Selesai juga ritual mandi kamu", ucap Aaron yang sedang berdiri, sembari membuka pintu lemari es, ia baru saja ingin minum.

Clara menghampirinya, senyumnya mengembang saat menatap wajah Aaron yang berkeringat, kapan lagi ada pria tampan dengan sukarela membersihkan apartemennya tanpa di bayar. Clara ikut mengambil juga botol kecil dari rak kulkas. "Aku juga haus", serunya tersenyum, lalu keduanya minum bersama, sambil kedua mata mereka saling mencuri pandang.

Aaron terkekeh kecil melihat tingkah lucu Clara, yang entah kenapa terasa imut di matanya.

.

.

Berganti Aaron yang memasuki kamar mandi ukuran 5x3 meter itu.

Saat Aaron sedang melakukan ritual mandinya, Clara asik bermain game di ponsel, ia duduk santai merebahkan tubuhnya diatas sofa panjang. Entah sudah berapa lama ia bermain, sampai suara pintu kamar mandi terbuka.

"Hei, yang sedang sakit harus istirahat, jangan main terus", celetuk Aaron, saat melihat Clara belum masuk kamar, ia menggosok rambutnya yang basah dengan selembar handuk.

"Bawel ah, demamku sudah turun loh, badanku juga sudah tak lemas lagi", gumam Clara tak mau menurut.

"Mana sini? coba kulihat."

Aaron jalan mendekat, Clara tak sadar kalau pacar brondongnya hanya memakai selembar handuk di pinggang.

Glek!

Melihat pemandangan itu, Clara tersentak dan hampir jatuh dari atas sofa, memang bukan pertama kali, namun tetap saja kedua bola mata tak dapat berpaling dari otot perut yang menonjol itu, apalagi kulitnya tampak sangat mengkilat karena baru selesai mandi.

"Oh tidak jangan lagi..."

.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️

**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**

Terpopuler

Comments

❦ℓυ𝘮ꪱׁηͦꫀׁׅܻ࿐

❦ℓυ𝘮ꪱׁηͦꫀׁׅܻ࿐

ukurnny jauh beda sama yg di villa 😁

2024-09-23

1

❦ℓυ𝘮ꪱׁηͦꫀׁׅܻ࿐

❦ℓυ𝘮ꪱׁηͦꫀׁׅܻ࿐

iseng bnget nih cowok

2024-09-23

2

Bening

Bening

4 /Coffee/ kopi + /Plusone/ vote untukmu

2024-09-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Pertemuan
2 Bab 2 Awal Malapetaka
3 Bab 3 Malam Durjana
4 Bab 4 Kedatangan Aaron
5 Bab 5 Salah Paham
6 Bab 6 Si Boss Emosi
7 Bab 7 Perhatian Clara
8 Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9 Bab 9 Rencana Licik si Bos
10 Bab 10 Brondong Meresahkan
11 Bab 11 Dipepet Brondong
12 Bab 12 Trauma Clara
13 Bab 13 Godaan Brondong
14 Bab 14 Kesedihan Clara
15 Bab 15 Keluarga Aaron
16 Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17 Bab 17 Perjodohan
18 Bab 18 Brondongku Perhatian
19 Bab 19 Brondong Mesum
20 Bab 20 Hubungan Rahasia
21 Bab 21 Makan Malam Romantis
22 Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23 Bab 23 Adanya Permintaan
24 Bab 24 Kenangan Buruk
25 Bab 25 Salah Paham
26 Bab 26 Boss Nakal
27 Bab 27 Marahan & Baikkan
28 Bab 28 Doa Sahabat
29 Bab 29 Terpaksa Putus
30 Bab 30 Meriang
31 Bab 31 Bikin Panas
32 Bab 32 Kebohongan
33 Bab 33 Kegalauan
34 Bab 34 Jebakan Si Boss
35 Bab 35 Kegilaan Aaron
36 Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37 Bab 37 Harus Menghilang
38 Bab 38 Aaron di Jebak
39 Bab 39 Si Boss Ganggu
40 Bab 40 Clara Pulang
41 Bab 41 Berita Heboh
42 Bab 42 Kepergian Aaron
43 Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44 Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45 Bab 45 Kebaikan Hati
46 Bab 46 Hidup Mandiri
47 Bab 47 Pembalasan Si Jack
48 Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49 Bab 49 Namamu Dihatiku
50 Bab 50 Malam Kerinduan
51 Bab 51 Sandiwara di Mulai
52 Bab 52 Gelisah
53 Bab 53 Jadi Selimut
54 Bab 54 Brondong Naif
55 Bab 55 Boss Menghilang
56 Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57 Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58 Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59 Untuk Para Readers 🫰
60 Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61 Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62 Bab 61 Hampir Ketahuan
63 Bab 62 Kekhawatiran Caca
64 Bab 63 Sudah di Jemput
65 Bab 64 Alvaro dan Aaron
66 Bab 65 Berpisah Lagi
67 Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68 Bab 67 Kekecewaan Clara
69 Bab 68 Pacar Baru
70 Bab 69 Calon Suami Clara
71 Bab 70 Clara di Lamar
72 Bab 71 Clara Menghilang
73 Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74 Bab 73 Aaron yang Dingin
75 Bab 74 Apa yang Terjadi?
76 Bab 75 Menemui Papa
77 Bab 76 Transaksi di Dubai
78 Bab 77 Masa Lalu Aaron
79 Bab 78 Seperti Dongeng
80 Bab 79 Kerasnya Hidup
81 Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82 Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83 Bab 82 Pertemuan Dadakan
84 Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85 Bab 84 Keinginan Orangtua
86 Bab 85 Siasat Aaron
87 Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88 Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89 Bab 88 Kabur
90 Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91 Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92 Bab 91 Pulau Cinta
93 Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94 Bab 93 Surprise!!
95 Bab 94 Honeymoon
96 Bab 95 Pengantin Baru
97 Bab 96 Camping
98 Bab 97 Malam Berbintang
99 Bab 98 Pencarian
100 Bab 99 Dasar suami Brondong
101 Bab 100 Rencana diluar Rencana
102 Bab 101 Aaron Gelisah
103 Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104 Bab 103 Percakapan Larut Malam
105 Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106 Bab 105 Keributan
107 Bab 106 Perlawanan
108 Bab 107 Dipisahkan
109 Bab 108 Pulang ke Jakarta
110 Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111 Bab 110 Dua Garis
112 Bab 111 Pertemuan Keluarga
113 Bab 112 Meminta Restu
114 Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115 Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116 Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117 Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118 Bab 117 Tunggu di Jemput
119 Bab 118 Mencari Solusi
120 Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121 Bab 120 Kemalangan Adam
122 Bab 121 Kelahiran Anak Pertama
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Awal Pertemuan
2
Bab 2 Awal Malapetaka
3
Bab 3 Malam Durjana
4
Bab 4 Kedatangan Aaron
5
Bab 5 Salah Paham
6
Bab 6 Si Boss Emosi
7
Bab 7 Perhatian Clara
8
Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9
Bab 9 Rencana Licik si Bos
10
Bab 10 Brondong Meresahkan
11
Bab 11 Dipepet Brondong
12
Bab 12 Trauma Clara
13
Bab 13 Godaan Brondong
14
Bab 14 Kesedihan Clara
15
Bab 15 Keluarga Aaron
16
Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17
Bab 17 Perjodohan
18
Bab 18 Brondongku Perhatian
19
Bab 19 Brondong Mesum
20
Bab 20 Hubungan Rahasia
21
Bab 21 Makan Malam Romantis
22
Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23
Bab 23 Adanya Permintaan
24
Bab 24 Kenangan Buruk
25
Bab 25 Salah Paham
26
Bab 26 Boss Nakal
27
Bab 27 Marahan & Baikkan
28
Bab 28 Doa Sahabat
29
Bab 29 Terpaksa Putus
30
Bab 30 Meriang
31
Bab 31 Bikin Panas
32
Bab 32 Kebohongan
33
Bab 33 Kegalauan
34
Bab 34 Jebakan Si Boss
35
Bab 35 Kegilaan Aaron
36
Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37
Bab 37 Harus Menghilang
38
Bab 38 Aaron di Jebak
39
Bab 39 Si Boss Ganggu
40
Bab 40 Clara Pulang
41
Bab 41 Berita Heboh
42
Bab 42 Kepergian Aaron
43
Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44
Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45
Bab 45 Kebaikan Hati
46
Bab 46 Hidup Mandiri
47
Bab 47 Pembalasan Si Jack
48
Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49
Bab 49 Namamu Dihatiku
50
Bab 50 Malam Kerinduan
51
Bab 51 Sandiwara di Mulai
52
Bab 52 Gelisah
53
Bab 53 Jadi Selimut
54
Bab 54 Brondong Naif
55
Bab 55 Boss Menghilang
56
Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57
Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58
Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59
Untuk Para Readers 🫰
60
Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61
Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62
Bab 61 Hampir Ketahuan
63
Bab 62 Kekhawatiran Caca
64
Bab 63 Sudah di Jemput
65
Bab 64 Alvaro dan Aaron
66
Bab 65 Berpisah Lagi
67
Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68
Bab 67 Kekecewaan Clara
69
Bab 68 Pacar Baru
70
Bab 69 Calon Suami Clara
71
Bab 70 Clara di Lamar
72
Bab 71 Clara Menghilang
73
Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74
Bab 73 Aaron yang Dingin
75
Bab 74 Apa yang Terjadi?
76
Bab 75 Menemui Papa
77
Bab 76 Transaksi di Dubai
78
Bab 77 Masa Lalu Aaron
79
Bab 78 Seperti Dongeng
80
Bab 79 Kerasnya Hidup
81
Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82
Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83
Bab 82 Pertemuan Dadakan
84
Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85
Bab 84 Keinginan Orangtua
86
Bab 85 Siasat Aaron
87
Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88
Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89
Bab 88 Kabur
90
Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91
Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92
Bab 91 Pulau Cinta
93
Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94
Bab 93 Surprise!!
95
Bab 94 Honeymoon
96
Bab 95 Pengantin Baru
97
Bab 96 Camping
98
Bab 97 Malam Berbintang
99
Bab 98 Pencarian
100
Bab 99 Dasar suami Brondong
101
Bab 100 Rencana diluar Rencana
102
Bab 101 Aaron Gelisah
103
Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104
Bab 103 Percakapan Larut Malam
105
Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106
Bab 105 Keributan
107
Bab 106 Perlawanan
108
Bab 107 Dipisahkan
109
Bab 108 Pulang ke Jakarta
110
Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111
Bab 110 Dua Garis
112
Bab 111 Pertemuan Keluarga
113
Bab 112 Meminta Restu
114
Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115
Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116
Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117
Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118
Bab 117 Tunggu di Jemput
119
Bab 118 Mencari Solusi
120
Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121
Bab 120 Kemalangan Adam
122
Bab 121 Kelahiran Anak Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!