Bab 6 Si Boss Emosi

Clara mendesah pasrah, gara-gara tidak sengaja menabrak pak Robert saat keluar dari toilet. Dirinya jadi harus menemani si bos brondong menyebalkan.

"Ada-ada saja bocah tengil ini, suka tiba-tiba emosi dan perintah-perintah tidak jelas." Clara menggerutu dalam hatinya.

"Kenapa wajahmu terlihat suram sekali, Tidak suka aku perintah?" tanya Aaron dengan gaya acuh tak acuh.

"Sa-saya!! Ti-tidak apa-apa kok pak Aaron, saya cuma terkejut, tiba-tiba diajak bertemu klien, mendadak begini. Saya hanya sedikit merasa gugup."

"Cih!! Jangan panggil aku pak!! Aku tidak suka." Cebik Aaron.

"Kamu harus panggil saya boss." lanjut Aaron kembali berucap.

"Baik pak boss."

Salah ucap, mata Aaron langsung melotot sanggar pada Clara.

"Maaf bos!!" cicit Clara agak takut.

"Bagus, jangan sampai salah menyebut ku." ucap Aaron dengan ketus.

.

.

Sesampainya di perusahaan M. Aaron dan Clara langsung si sambut baik oleh direktur pemilik bisnis perusahaan.

"Kalau Mr. Aaron merasa belum puas dengan dengan penawaran dari kami, katakan saja..., Pihak kami pasti akan memperbaiki, agar iklan produk anda bisa lebih maksimal memenuhi keinginan anda." ucap si Direktur yang seumuran dengan ayahnya Aaron.

Clara hanya duduk tidak mengeluarkan suara di samping Aaron. Clara hanya mencatat tiap detail apa saja yang tadi dibahas saat meeting, Clara sangat fokus pada laptop kecilnya.

Setelah membaca semua kertas kesepakatan kontrak kerja, Aaron menandatanganinya.

"Semoga kerja sama perusahaan kita bisa terus berjalan lancar..." Aaron tersenyum puas. Lalu berjabat tangan dengan sang direktur pemilik perusahaan.

"Tentu saja Mr Aaron, Pihak kami akan selalu memberikan hasil yang terbaik dan memuaskan untuk anda." ucap si Direktur dengan lantang dan senyum percaya diri.

"Ngomong-ngomong Mr. Saya juga berharap di pertemuan kita berikutnya. Asisten cantikmu ini bisa dipinjamkan pada saya." Bisik si direktur, sambil menyeringai nakal. Bola mata tua yang sudah hampir katarak itu, diam-diam melirik kepada Clara yang sedang membereskan semua berkas, sambil menyeringai penuh nafsu.

Tentu saja Aaron jadi emosi, berani sekali pria tua hidung belang merendahkan Clara. Seketika hatinya jadi panas mendidih.

Srek.

Srek.

Srek.

Surat kesepakatan kontrak yang sudah ditandatangani di atas materai, di robek-robek oleh Aaron. Menjadi cacahan kertas yang tidak berarti.

Semua yang ada di ruang tercengang melihat tindakan si boss muda. Aaron bahkan meludah dan menginjak-injak kertas kesepakatan kontrak yang sudah tercerai-berai di lantai.

"Apa yang anda lakukan!!"

Aaron tersenyum licik. "Kesepakatan kontrak antara perusahaan, aku batalkan!!" lalu lanjutan tertawa jahat.

Clara hanya bisa bengong dan kaget, melihat kelakukan bos nya. "Dasar Gilak ya, kerjasama puluhan milliar dia robek begitu saja!!"

"Apa batal!! Kamu jangan bercanda anak muda!! Kerjasama ini nilainya tidak kecil!!"

"Saya tidak pernah bercanda, kesepakatan ini aku batalkan!!" sanggah Aaron, berkacak pinggang, memperlihatkan wajah sombong.

"Dasar bodoh!! Berd*bah Si*lan!! Lihat saja, kamu akan menyesal sudah membatalkan kontrak dengan perusahaan ku!!!

"Hahahaha." Aaron tertawa keras.

"Astaga...!! Direktur tua Bangka yang mesum..., Ingatlah. Investasi mu di perusahaan kami, hanya lah salah satu dari puluhan banyak perusahaan yang mau berinvestasi dengan Grup Pharell. Justru Anda yang akan menyesal sudah membuat saya marah dan emosi." ledek Aaron tersenyum culas.

"AAAGGH!! Bocah sialan!!" sang Direktur sudah naik pitam, wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Badannya jauh lebih pendek dari Aaron. Ia mau menyerang Aaron secara membabi buta.

"Tahan boss tahan!!" beruntungnya beberapa anak buah menahan si pria tua itu. Mereka takut kalau sampai Aaron kenapa-kenapa. Akibatnya akan lebih parah.

Dengan sikap cueknya, Aaron segera berbalik dan melangkah keluar ruangan rapat. Clara yang tidak mau di tinggal, langsung cepat-cepat membawa laptop serta semua berkas. Berlari mengejar si boss yang sedang emosi.

.

.

Sangking emosinya naik sampai ke ubun-ubun. Si Direktur tua PT M kena serangan jantung.

"AAAHH!! BOSS!! CEPAT, AMBILKAN OBAT JANTUNG CEPAT..!!" teriakkan orang-orang di dalam ruangan meeting tadi.

Namun Aaron dan Clara tidak peduli, mereka berdua tetap berjalan menuju pintu lift, ingin cepat-cepat meninggalkan gedung PT. M.

"Hahh!!! Sudah tua punya penyakit, tidak tau diri." celetuk Aaron di dalam lift.

"Hmm.., boss apa ada perkataan dari direktur perusahaan M yang telah menyingung anda, sampai anda marah dan membatalkan kontrak kerja." tanya Clara dengan hati-hati. Clara sama sekali tidak paham kenapa si boss muda tiba-tiba jadi emosi tanpa memikirkan masa depan perusahaan, padahal kesepakatan kerja dengan PT. M sebenarnya sangat menguntungkan bagi perusahaan Pharrell.

"Itu urusanku! Kamu gak perlu tau." jawab Aaron dengan ketus.

"Hmm, baiklah." Clara sebenarnya tidak puas dengan jawaban boss-nya, tapi mau bagaimana lagi. Ia sendiri takut kalau si boss tiba-tiba marah juga padanya.

"Mungkin karena dia masih muda, jadi suka emosian gini tiba-tiba, hahh!! dasar bocah tengil yang sombong."

"Sebelum mengantarmu pulang, aku ingin kita makan malam dulu. Perutku lapar." ujar Aaron memecahkan kesunyian.

"Ba-baik boss", cicit Clara.

.

.

Selang 15 menit mereka tiba di restoran. Clara agak terkejut. Ternyata si boss tidak memilih restoran mahal ala barat atau yang mewah high class gitu. Aaron lebih memilih restoran makanan tradisional Sunda.

"Ayo masuk." Ajak Aaron pada Clara.

Aaron dan Clara mengambil lauk pauk makanan yang sudah tersaji. Aroma-aroma masakan sungguh menggugah selera, membuat perut keduanya berdendang. Clara yang tahu diri hanya mengambil ayam goreng dan sayur asem saja.

"Sedikit sekali, ambil lebih banyak lagi." perintah Aaron.

"Cukup kok boss. Aku tidak suka makan banyak kok." ucap Clara.

"Ambil ini udang dan empal gepuk, jangan sampai ada gosip kalau aku adalah boss yang pelit." tanpa sungkan Aaron menambahkan lauk pauk ke atas piring Clara, satu potongan daging sapi dan satu ekor udang yang ukurannya paling besar.

Clara sedikit merasa senang melihat tindakan bosnya. Aaron memang bos yang bermulut pedas dan suka bertindak semena-mena, namun di satu sisi, ia bukan bos yang pelit. Aaron memberikan Clara bonus, sebagai bayaran lembur.

.

.

Selesai makan malam keduanya masuk kembali ke dalam mobil. Clara merasa kekenyangan sekali. Ia tidak terbiasa membuang makanan. Jadi dengan terpaksa menghabiskan semua yang ada di piring. Sedangkan Aaron yang masih muda, makannya sangat banyak, bahkan nasinya saja menambah dua kali.

"Berikan alamatmu pada si supir, dia akan mengantarmu duluan." ucap Aaron.

"Hmm, alamat saya di jalan G no A6 Apartemen Sunny Vale", seru Clara pada supir pengemudi di depan.

.

.

Sesampainya di tempat tinggal Clara. Aaron melihat menelisik sekitaran gedung apartemen.

"Bah!! Jelek sekali. Aku baru pernah melihat gedung apartemen terpencil seperti ini." ucapnya menghina.

Tentu saja Clara langsung merasa terhina. Namun ia masih butuh pekerjaan.

"I-iya, sewanya murah, walaupun kecil, namun bersih nyaman, dan kedap suara. Gedung ini jelek karena sudah berdiri lebih dari 20 tahun. Namun bahan bangunan bagus dan kokoh." ucap Clara menjelaskan. Walaupun tidak bisa marah, namun masih mau membela tempat tinggalnya yang dihina sama si bocah tengil.

"Hahaha, oke, selamat beristirahat." seru Aaron sambil tertawa meledeknya.

Setelah mengucapkan terimakasih, Clara cepat-cepat keluar dari mobil, langsung berjalan masuk ke dalam lobby apartment. Sudah muak melihat wajah menyebalkan si boss.

.

.

"Aku benci dia, tapi di tampan. Aaagghh!! Sungguh menyebalkan!!" celetuk Clara saat berada di dalam lift.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

*Terimakasih sudah baca 🩷🩷🩷

Terpopuler

Comments

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

Oalah, jantungan ente 🤦😆

2024-12-02

1

Teteh Lia

Teteh Lia

dih... emangnya Clara barang apa... maen pinjem aja..😤

2024-10-21

1

❦ℓυ𝘮ꪱׁηͦꫀׁׅܻ࿐

❦ℓυ𝘮ꪱׁηͦꫀׁׅܻ࿐

jangan galak2 dong bos 🤣🤣

2024-09-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Pertemuan
2 Bab 2 Awal Malapetaka
3 Bab 3 Malam Durjana
4 Bab 4 Kedatangan Aaron
5 Bab 5 Salah Paham
6 Bab 6 Si Boss Emosi
7 Bab 7 Perhatian Clara
8 Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9 Bab 9 Rencana Licik si Bos
10 Bab 10 Brondong Meresahkan
11 Bab 11 Dipepet Brondong
12 Bab 12 Trauma Clara
13 Bab 13 Godaan Brondong
14 Bab 14 Kesedihan Clara
15 Bab 15 Keluarga Aaron
16 Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17 Bab 17 Perjodohan
18 Bab 18 Brondongku Perhatian
19 Bab 19 Brondong Mesum
20 Bab 20 Hubungan Rahasia
21 Bab 21 Makan Malam Romantis
22 Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23 Bab 23 Adanya Permintaan
24 Bab 24 Kenangan Buruk
25 Bab 25 Salah Paham
26 Bab 26 Boss Nakal
27 Bab 27 Marahan & Baikkan
28 Bab 28 Doa Sahabat
29 Bab 29 Terpaksa Putus
30 Bab 30 Meriang
31 Bab 31 Bikin Panas
32 Bab 32 Kebohongan
33 Bab 33 Kegalauan
34 Bab 34 Jebakan Si Boss
35 Bab 35 Kegilaan Aaron
36 Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37 Bab 37 Harus Menghilang
38 Bab 38 Aaron di Jebak
39 Bab 39 Si Boss Ganggu
40 Bab 40 Clara Pulang
41 Bab 41 Berita Heboh
42 Bab 42 Kepergian Aaron
43 Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44 Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45 Bab 45 Kebaikan Hati
46 Bab 46 Hidup Mandiri
47 Bab 47 Pembalasan Si Jack
48 Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49 Bab 49 Namamu Dihatiku
50 Bab 50 Malam Kerinduan
51 Bab 51 Sandiwara di Mulai
52 Bab 52 Gelisah
53 Bab 53 Jadi Selimut
54 Bab 54 Brondong Naif
55 Bab 55 Boss Menghilang
56 Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57 Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58 Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59 Untuk Para Readers 🫰
60 Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61 Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62 Bab 61 Hampir Ketahuan
63 Bab 62 Kekhawatiran Caca
64 Bab 63 Sudah di Jemput
65 Bab 64 Alvaro dan Aaron
66 Bab 65 Berpisah Lagi
67 Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68 Bab 67 Kekecewaan Clara
69 Bab 68 Pacar Baru
70 Bab 69 Calon Suami Clara
71 Bab 70 Clara di Lamar
72 Bab 71 Clara Menghilang
73 Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74 Bab 73 Aaron yang Dingin
75 Bab 74 Apa yang Terjadi?
76 Bab 75 Menemui Papa
77 Bab 76 Transaksi di Dubai
78 Bab 77 Masa Lalu Aaron
79 Bab 78 Seperti Dongeng
80 Bab 79 Kerasnya Hidup
81 Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82 Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83 Bab 82 Pertemuan Dadakan
84 Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85 Bab 84 Keinginan Orangtua
86 Bab 85 Siasat Aaron
87 Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88 Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89 Bab 88 Kabur
90 Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91 Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92 Bab 91 Pulau Cinta
93 Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94 Bab 93 Surprise!!
95 Bab 94 Honeymoon
96 Bab 95 Pengantin Baru
97 Bab 96 Camping
98 Bab 97 Malam Berbintang
99 Bab 98 Pencarian
100 Bab 99 Dasar suami Brondong
101 Bab 100 Rencana diluar Rencana
102 Bab 101 Aaron Gelisah
103 Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104 Bab 103 Percakapan Larut Malam
105 Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106 Bab 105 Keributan
107 Bab 106 Perlawanan
108 Bab 107 Dipisahkan
109 Bab 108 Pulang ke Jakarta
110 Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111 Bab 110 Dua Garis
112 Bab 111 Pertemuan Keluarga
113 Bab 112 Meminta Restu
114 Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115 Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116 Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117 Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118 Bab 117 Tunggu di Jemput
119 Bab 118 Mencari Solusi
120 Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121 Bab 120 Kemalangan Adam
122 Bab 121 Kelahiran Anak Pertama
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Awal Pertemuan
2
Bab 2 Awal Malapetaka
3
Bab 3 Malam Durjana
4
Bab 4 Kedatangan Aaron
5
Bab 5 Salah Paham
6
Bab 6 Si Boss Emosi
7
Bab 7 Perhatian Clara
8
Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9
Bab 9 Rencana Licik si Bos
10
Bab 10 Brondong Meresahkan
11
Bab 11 Dipepet Brondong
12
Bab 12 Trauma Clara
13
Bab 13 Godaan Brondong
14
Bab 14 Kesedihan Clara
15
Bab 15 Keluarga Aaron
16
Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17
Bab 17 Perjodohan
18
Bab 18 Brondongku Perhatian
19
Bab 19 Brondong Mesum
20
Bab 20 Hubungan Rahasia
21
Bab 21 Makan Malam Romantis
22
Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23
Bab 23 Adanya Permintaan
24
Bab 24 Kenangan Buruk
25
Bab 25 Salah Paham
26
Bab 26 Boss Nakal
27
Bab 27 Marahan & Baikkan
28
Bab 28 Doa Sahabat
29
Bab 29 Terpaksa Putus
30
Bab 30 Meriang
31
Bab 31 Bikin Panas
32
Bab 32 Kebohongan
33
Bab 33 Kegalauan
34
Bab 34 Jebakan Si Boss
35
Bab 35 Kegilaan Aaron
36
Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37
Bab 37 Harus Menghilang
38
Bab 38 Aaron di Jebak
39
Bab 39 Si Boss Ganggu
40
Bab 40 Clara Pulang
41
Bab 41 Berita Heboh
42
Bab 42 Kepergian Aaron
43
Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44
Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45
Bab 45 Kebaikan Hati
46
Bab 46 Hidup Mandiri
47
Bab 47 Pembalasan Si Jack
48
Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49
Bab 49 Namamu Dihatiku
50
Bab 50 Malam Kerinduan
51
Bab 51 Sandiwara di Mulai
52
Bab 52 Gelisah
53
Bab 53 Jadi Selimut
54
Bab 54 Brondong Naif
55
Bab 55 Boss Menghilang
56
Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57
Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58
Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59
Untuk Para Readers 🫰
60
Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61
Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62
Bab 61 Hampir Ketahuan
63
Bab 62 Kekhawatiran Caca
64
Bab 63 Sudah di Jemput
65
Bab 64 Alvaro dan Aaron
66
Bab 65 Berpisah Lagi
67
Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68
Bab 67 Kekecewaan Clara
69
Bab 68 Pacar Baru
70
Bab 69 Calon Suami Clara
71
Bab 70 Clara di Lamar
72
Bab 71 Clara Menghilang
73
Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74
Bab 73 Aaron yang Dingin
75
Bab 74 Apa yang Terjadi?
76
Bab 75 Menemui Papa
77
Bab 76 Transaksi di Dubai
78
Bab 77 Masa Lalu Aaron
79
Bab 78 Seperti Dongeng
80
Bab 79 Kerasnya Hidup
81
Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82
Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83
Bab 82 Pertemuan Dadakan
84
Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85
Bab 84 Keinginan Orangtua
86
Bab 85 Siasat Aaron
87
Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88
Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89
Bab 88 Kabur
90
Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91
Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92
Bab 91 Pulau Cinta
93
Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94
Bab 93 Surprise!!
95
Bab 94 Honeymoon
96
Bab 95 Pengantin Baru
97
Bab 96 Camping
98
Bab 97 Malam Berbintang
99
Bab 98 Pencarian
100
Bab 99 Dasar suami Brondong
101
Bab 100 Rencana diluar Rencana
102
Bab 101 Aaron Gelisah
103
Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104
Bab 103 Percakapan Larut Malam
105
Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106
Bab 105 Keributan
107
Bab 106 Perlawanan
108
Bab 107 Dipisahkan
109
Bab 108 Pulang ke Jakarta
110
Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111
Bab 110 Dua Garis
112
Bab 111 Pertemuan Keluarga
113
Bab 112 Meminta Restu
114
Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115
Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116
Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117
Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118
Bab 117 Tunggu di Jemput
119
Bab 118 Mencari Solusi
120
Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121
Bab 120 Kemalangan Adam
122
Bab 121 Kelahiran Anak Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!