Bab 2 Awal Malapetaka

Waktu mengalun begitu saja. Kini sudah genap dua Minggu Clara bekerja sebagai bawahan Aaron si pria muda yang baru saja bergabung, namun posisinya sudah langsung tinggi, setara dengan pak Robert manager Marketing.

"Ih!! Lama-lama aku masuk rumah sakit jiwa kalau begini terus." keluh Clara pada teman-teman sekantornya.

"Habis gimana dong beb, dari antar semua karyawati di kantor ini, cuma lu yang paling sabar, contohnya pak Robert si manager kita yang killer itu. Cuma lu yang paling bisa dia suruh-suruh tanpa mengeluh." oceh Risa antara memuji atau menyindir.

"Hmm..., yah mau gimana lagi, namanya juga budak korporat. kalau gua gak kerja. Nanti gua makan apa, lagian umur gua udah 32. Kalau keluar dari kantor ini. Bakalan susah cari kerjaan lain. Makanya gua sabar-sabar in aja kerja jadi bawahan bocah", ucap Clara panjang lebar kawan kerjanya, Ia sendiri selalu menahan emosi tiap menghadapi sikap arogan boss brondongnya itu.

"Yang sabar ya beb..." Risa turut prihatin dengan kondisi teman baiknya ini. Risa dan Clara adalah teman dari jaman kuliah. Risa juga tahu persis bagaimana hancurnya Clara paska perceraian terjadi.

Walaupun Risa sudah punya anak, Risa tetap siap kapanpun kalau Clara butuh dirinya untuk mendengarkan keluh kesah hidup seorang jomblowati.

.

.

Jam pulang kantor tiba.

Clara bersama rekan kerja yang lain, berbondong-bondong pergi untuk makan malam bersama.

"CHEERSS!!" semua gelas diangkat keatas, khusus malam ini pak Robert selaku manager, mengundang seluruh karyawan divisi marketing berkumpul di sebuah restoran untuk makan malam bersama.

Semua karyawan bertepuk tangan dengan meriah menyambut Aaron si boss baru yang masih terbilang muda. Namun memang kemampuan kerjanya melebihi semua karyawan senior, mungkin karena Aaron lulusan dari luar negeri.

"Selamat bergabung pak Aaron." ucap serentak semua karyawan.

Aaron yang biasa nampak cuek, khusus malam ini ia tersenyum sumringah. Selama dua Minggu sudah mulai mengenal rekan-rekan kerja kantornya. Termasuk Clara yang di tugasnya sebagai asistennya.

"Kedepannya saya akan banyak merepotkan kalian." ucap Aaron dengan singkat, lalu menegak gelas minumannya.

"Hadeh..., mesti banyak belanja pil sabar nih mulai besok-besok." ucap benar Clara. Ia harus terus menyiapkan mental, Karena Aaron bukanlah boss yang baik.

.

.

Setelah makan malam, beberapa karyawan lanjut berpindah tempat ke ruang Karaoke VIP.

"ARE YOU READY GUYS....!!!"

"LET'S HEAT IT UP TONIGHT.....!!!"

Salah seorang karyawan naik ke atas panggung, memulai sesi karaokean. Ia bernyanyi dengan suara sumbang namun bergaya bak seorang penyanyi profesional.

"YEAH...!!" semuanya menari gembira, mereka melompat-lompat sambil menaikan minuman bir keatas.

Malam ini Aaron yang jadi bintang utama, ia pun tengah sibuk asik ngobrol bersama para karyawan lainnya, yang lain sibuk bergiliran antri menyanyikan lagu-lagu favorit masing-masing di atas panggung karaoke.

Di kursi sofa bagian belakang, Clara rebahan, sambil memijit kepalanya, ia merasa sangat pusing karena sudah kebanyakan minum bir.

"Lihat beb, suara pak Aaron merdu banget kayak suara mas Afgan." ucap Risa, sembari menepuk-nepuk pundak Clara.

"Hmm, iya ya." Jawab Clara yang sedang teler, kepalanya terasa amat berat, Clara memilih untuk rebahan di kursi sofa yang agak jauh dari panggung karaoke.

.

.

"Hei.. kamu minum berapa banyak sih..!!" tiba-tiba suara berat seorang pria menghampiri. Clara melirik malas ke arah pria itu, wajahnya tidak terlihat jelas, namun pria itu duduk persis di sebelahnya.

"Hmm, entahlah." jawab Clara dengan lesu tak bertenaga.

Namun wajah pria itu kian mendekat, Clara hanya diam pasrah. Samar-samar ia memandang dua bola mata coklat yang sedang memandanginya dari dekat. Sorot matanya tajam seperti elang, bulu matanya lebat. Memperindah segalanya.

"Hmm..,matamu cantik hemm..." kekeh Clara, ia menatap dua bola mata itu dengan penuh damba.

Melihat tatapan mata sayu Clara, membuat detak jantung Aaron berdebar-debar. Apa gara-gara minuman bir kaleng ini dirinya serasa sedang di mabuk cinta.

Lama kelamaan Aaron tidak tahan jika hanya bertatapan dengan wajah cantik yang sedang teler ini, sejenak ia melihat sekeliling, sepertinya tidak ada yang memperhatikan mereka di sudut ruangan, semuanya sedang asik joget di dekat panggung.

Aaron mencondongkan tubuhnya, lebih mendekat lagi ke Clara yang sedang rebahan, Kini hembusan nafas mereka saling menyapu kulit wajah mereka satu sama lain.

"Cups." Aaron mengecup bibir manis itu, lalu menjilatnya meninggalkan rasa candu.

Mata Clara sedikit terbuka tiba-tiba, sudah lama tidak merasakan rasa hangat yang basah di bibirnya. Anehnya lagi Clara tidak menolaknya tindakan kurang ajar si boss muda.

Clara yang sudah teler jadi tidak peduli lagi dirinya sedang berada dimana, tidak takut juga kalau ada orang lain yang melihatnya, perlahan Clara menjulurkan lidahnya dan mulai menyapu bibir bawah Aaron, ia malah mengisyaratkan dirinya meminta lebih, meminta seluruh sentuhan bibir tebal yang menggoda.

Aaron tersenyum nakal, ia juga sudah tidak tahan dan langsung melumat bibir ranum itu, jemarinya terus menahan wajah Clara yang kian merona.

Tubuh Clara bergidik, sudah lama sekali tidak merasakan sensasi ini. Clara tidak lagi menghiraukan keberadaan para rekan kerjanya, tanpa sadar lengannya terangkat dan merangkul pundak lebar Aaron, Ia menariknya kuat, sampai Aaron berada diatasnya.

Keduanya pun kian terlena, dan terus menyatukan bibir dan lidah mereka, tidak peduli lagi dengan keadaan sekitaran yang sedang ramai.

...****************...

"Aahh..., ah....nngh."

"Apa ini!" Clara tersadar, ia merasa ada benda keras memasuki sedang berusaha masuk kedalam miliknya dengan paksa.

"Ohhh, milikmu sangat sempit sayang." rancau Aaron, sedang asik menggali lubang.

"Hmmp!!" Clara memekik, menahan rasa sakit dibawah sana. mata yang tadinya terpejam kini terbuka lebar.

Dirinya begitu dikejutkan oleh pemandangan tubuh polos Aaron. Hal yang sudah lama tak ia lakukan dengan seorang pria manapun setelah bercerai dari suaminya. Tubuhnya bergidik saat melihat otot perut milik Aaron yang seperti roti sobek.

Entah bagaimana ceritanya Clara pun masih bingung, bagaimana bisa dirinya berakhir di kamar hotel, dengan bos brondongnya, apa mungkin karena alkohol. Memikirkan itu semua air mata Clara menggenang, baru sadar apa yang sedang terjadi saat ini.

Tubuh Aaron polos tidak memakai sehelai benang pun. Begitu juga dengan Clara, tubuh polos Clara berbaring di bawah Aaron. Tidak disangka saat ini mereka tengah asik melakukan penyatuan terlarang di atas tempat tidur hotel.

"Hiks, lepas!! Hentikan!!" teriakkan Clara yang ingin melepaskan diri.

Namun Aaron tak peduli, ia malah memegang erat tubuh Clara, menahan wanita yang tak berdaya di atas ranjang, dan terus menghentak-hentakkan benda miliknya kedalam rahim seorang Janda.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

*Terimakasih sudah baca 🩷🩷🩷

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅

🍭ͪ ͩ🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅

whaattt..
secepat itu aaroon
apakah jatuh cinta pada pandangan pertama ...
atau sekedar pelampiasan ke Clara

2025-02-24

1

Bayangan Cinta

Bayangan Cinta

Hentikan! Hentikan sekali saja. Dan lanjut terus/Facepalm/

2025-03-27

0

TAG

TAG

aduh/Facepalm/

2024-12-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Pertemuan
2 Bab 2 Awal Malapetaka
3 Bab 3 Malam Durjana
4 Bab 4 Kedatangan Aaron
5 Bab 5 Salah Paham
6 Bab 6 Si Boss Emosi
7 Bab 7 Perhatian Clara
8 Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9 Bab 9 Rencana Licik si Bos
10 Bab 10 Brondong Meresahkan
11 Bab 11 Dipepet Brondong
12 Bab 12 Trauma Clara
13 Bab 13 Godaan Brondong
14 Bab 14 Kesedihan Clara
15 Bab 15 Keluarga Aaron
16 Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17 Bab 17 Perjodohan
18 Bab 18 Brondongku Perhatian
19 Bab 19 Brondong Mesum
20 Bab 20 Hubungan Rahasia
21 Bab 21 Makan Malam Romantis
22 Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23 Bab 23 Adanya Permintaan
24 Bab 24 Kenangan Buruk
25 Bab 25 Salah Paham
26 Bab 26 Boss Nakal
27 Bab 27 Marahan & Baikkan
28 Bab 28 Doa Sahabat
29 Bab 29 Terpaksa Putus
30 Bab 30 Meriang
31 Bab 31 Bikin Panas
32 Bab 32 Kebohongan
33 Bab 33 Kegalauan
34 Bab 34 Jebakan Si Boss
35 Bab 35 Kegilaan Aaron
36 Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37 Bab 37 Harus Menghilang
38 Bab 38 Aaron di Jebak
39 Bab 39 Si Boss Ganggu
40 Bab 40 Clara Pulang
41 Bab 41 Berita Heboh
42 Bab 42 Kepergian Aaron
43 Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44 Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45 Bab 45 Kebaikan Hati
46 Bab 46 Hidup Mandiri
47 Bab 47 Pembalasan Si Jack
48 Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49 Bab 49 Namamu Dihatiku
50 Bab 50 Malam Kerinduan
51 Bab 51 Sandiwara di Mulai
52 Bab 52 Gelisah
53 Bab 53 Jadi Selimut
54 Bab 54 Brondong Naif
55 Bab 55 Boss Menghilang
56 Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57 Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58 Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59 Untuk Para Readers 🫰
60 Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61 Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62 Bab 61 Hampir Ketahuan
63 Bab 62 Kekhawatiran Caca
64 Bab 63 Sudah di Jemput
65 Bab 64 Alvaro dan Aaron
66 Bab 65 Berpisah Lagi
67 Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68 Bab 67 Kekecewaan Clara
69 Bab 68 Pacar Baru
70 Bab 69 Calon Suami Clara
71 Bab 70 Clara di Lamar
72 Bab 71 Clara Menghilang
73 Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74 Bab 73 Aaron yang Dingin
75 Bab 74 Apa yang Terjadi?
76 Bab 75 Menemui Papa
77 Bab 76 Transaksi di Dubai
78 Bab 77 Masa Lalu Aaron
79 Bab 78 Seperti Dongeng
80 Bab 79 Kerasnya Hidup
81 Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82 Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83 Bab 82 Pertemuan Dadakan
84 Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85 Bab 84 Keinginan Orangtua
86 Bab 85 Siasat Aaron
87 Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88 Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89 Bab 88 Kabur
90 Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91 Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92 Bab 91 Pulau Cinta
93 Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94 Bab 93 Surprise!!
95 Bab 94 Honeymoon
96 Bab 95 Pengantin Baru
97 Bab 96 Camping
98 Bab 97 Malam Berbintang
99 Bab 98 Pencarian
100 Bab 99 Dasar suami Brondong
101 Bab 100 Rencana diluar Rencana
102 Bab 101 Aaron Gelisah
103 Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104 Bab 103 Percakapan Larut Malam
105 Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106 Bab 105 Keributan
107 Bab 106 Perlawanan
108 Bab 107 Dipisahkan
109 Bab 108 Pulang ke Jakarta
110 Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111 Bab 110 Dua Garis
112 Bab 111 Pertemuan Keluarga
113 Bab 112 Meminta Restu
114 Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115 Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116 Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117 Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118 Bab 117 Tunggu di Jemput
119 Bab 118 Mencari Solusi
120 Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121 Bab 120 Kemalangan Adam
122 Bab 121 Kelahiran Anak Pertama
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Awal Pertemuan
2
Bab 2 Awal Malapetaka
3
Bab 3 Malam Durjana
4
Bab 4 Kedatangan Aaron
5
Bab 5 Salah Paham
6
Bab 6 Si Boss Emosi
7
Bab 7 Perhatian Clara
8
Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9
Bab 9 Rencana Licik si Bos
10
Bab 10 Brondong Meresahkan
11
Bab 11 Dipepet Brondong
12
Bab 12 Trauma Clara
13
Bab 13 Godaan Brondong
14
Bab 14 Kesedihan Clara
15
Bab 15 Keluarga Aaron
16
Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17
Bab 17 Perjodohan
18
Bab 18 Brondongku Perhatian
19
Bab 19 Brondong Mesum
20
Bab 20 Hubungan Rahasia
21
Bab 21 Makan Malam Romantis
22
Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23
Bab 23 Adanya Permintaan
24
Bab 24 Kenangan Buruk
25
Bab 25 Salah Paham
26
Bab 26 Boss Nakal
27
Bab 27 Marahan & Baikkan
28
Bab 28 Doa Sahabat
29
Bab 29 Terpaksa Putus
30
Bab 30 Meriang
31
Bab 31 Bikin Panas
32
Bab 32 Kebohongan
33
Bab 33 Kegalauan
34
Bab 34 Jebakan Si Boss
35
Bab 35 Kegilaan Aaron
36
Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37
Bab 37 Harus Menghilang
38
Bab 38 Aaron di Jebak
39
Bab 39 Si Boss Ganggu
40
Bab 40 Clara Pulang
41
Bab 41 Berita Heboh
42
Bab 42 Kepergian Aaron
43
Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44
Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45
Bab 45 Kebaikan Hati
46
Bab 46 Hidup Mandiri
47
Bab 47 Pembalasan Si Jack
48
Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49
Bab 49 Namamu Dihatiku
50
Bab 50 Malam Kerinduan
51
Bab 51 Sandiwara di Mulai
52
Bab 52 Gelisah
53
Bab 53 Jadi Selimut
54
Bab 54 Brondong Naif
55
Bab 55 Boss Menghilang
56
Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57
Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58
Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59
Untuk Para Readers 🫰
60
Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61
Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62
Bab 61 Hampir Ketahuan
63
Bab 62 Kekhawatiran Caca
64
Bab 63 Sudah di Jemput
65
Bab 64 Alvaro dan Aaron
66
Bab 65 Berpisah Lagi
67
Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68
Bab 67 Kekecewaan Clara
69
Bab 68 Pacar Baru
70
Bab 69 Calon Suami Clara
71
Bab 70 Clara di Lamar
72
Bab 71 Clara Menghilang
73
Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74
Bab 73 Aaron yang Dingin
75
Bab 74 Apa yang Terjadi?
76
Bab 75 Menemui Papa
77
Bab 76 Transaksi di Dubai
78
Bab 77 Masa Lalu Aaron
79
Bab 78 Seperti Dongeng
80
Bab 79 Kerasnya Hidup
81
Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82
Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83
Bab 82 Pertemuan Dadakan
84
Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85
Bab 84 Keinginan Orangtua
86
Bab 85 Siasat Aaron
87
Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88
Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89
Bab 88 Kabur
90
Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91
Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92
Bab 91 Pulau Cinta
93
Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94
Bab 93 Surprise!!
95
Bab 94 Honeymoon
96
Bab 95 Pengantin Baru
97
Bab 96 Camping
98
Bab 97 Malam Berbintang
99
Bab 98 Pencarian
100
Bab 99 Dasar suami Brondong
101
Bab 100 Rencana diluar Rencana
102
Bab 101 Aaron Gelisah
103
Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104
Bab 103 Percakapan Larut Malam
105
Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106
Bab 105 Keributan
107
Bab 106 Perlawanan
108
Bab 107 Dipisahkan
109
Bab 108 Pulang ke Jakarta
110
Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111
Bab 110 Dua Garis
112
Bab 111 Pertemuan Keluarga
113
Bab 112 Meminta Restu
114
Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115
Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116
Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117
Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118
Bab 117 Tunggu di Jemput
119
Bab 118 Mencari Solusi
120
Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121
Bab 120 Kemalangan Adam
122
Bab 121 Kelahiran Anak Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!