Bab 7 Perhatian Clara

*(Flashback)

Bugh!

Bugh!

.

.

"Dasar anak tidak tahu diuntung!!" pekik Paul, pukulan demi pukulan ia layangkan di wajah putra terakhirnya.

"Ugh..." Aaron yang sudah tidak kuat lagi, akhirnya tubuhnya tumbang jatuh ke lantai yang dingin.

"Bisa-bisanya kamu bikin rugi perusahaan, itu kontrak puluhan milliar!! Anak bodoh!! Malah kamu batalkan secara sepihak!! Kamu juga bikin direkturnya di opname tiga hari!!" Paul berdiri, memandang rendah putranya yang sudah jatuh di lantai dingin.

Walaupun usia Paul sudah hampir kepala 6, namun secara fisik maupun penampilan, masih gagah, tidak kalah dengan anak-anaknya.

Sembari berdiri, Aaron mengusap darah yang mengalir disalah satu sudut bibirnya. "Aku gak sudi kerja sama dengan pria tua yang mesum dan kurang ajar." ucapnya masih dengan nada arogan.

"APA HUBUNGANNYA!!" Paul berteriak sanggar, bola mata semakin terbuka lebar menatap Aaron dengan sorot kemarahannya. Tangannya mengepal kuat, hingga uratnya terlihat. Rasanya ingin sekali lagi ia memukul anak bontotnya ini.

Sebagai seorang ayah, Paul sendiri masih tidak paham cara pikir anaknya yang satu ini. Kenapa sejak dulu hingga sekarang, Aaron selalu saja berbuat ulah dan membuatnya marah besar.

"Sudah cukup! Tolong hentikan!! Lihat dia, kamu sudah membuatnya babak belur, sampai begini, tolong jangan pukul lagi anak kita lagi." isak tangis Ayla pun pecah. Tak sanggup lagi melihat pertengkaran antara suami dan anak kesayangannya, setiap kali mereka bertemu.

.

.

"CIIIHH!!!" Paul berdecih muak. Namun tidak kuasa melihat air mata yang jatuh di pipi istri tercinta.

Aaron tetap berdiri walaupun terhuyung-huyung. Sang ibu datang menghampiri mau membantu, namun Aaron mencegahnya.

Ada saat bertemu klien, Aaron bertindak seenaknya. Membatalkan kontrak puluhan Milliar secara sepihak. Sampai si Direktur di opname 3 hari. Paul yang mengetahui hal ini, langsung memanggil Aaron dan memukulinya, menumpahkan amarah.

"Ada apa ayah, ibu...??" tiba-tiba suara berat datang menghampiri.

.

.

"Alvaro, tumben sekali kamu kesini pagi-pagi." sapa sang Ibu. Alvaro anak tertua yang kini menjadi duda anak satu.

"Halo Ayah, Ibu, aku datang karena mau menitipkan Alice, nanti malam ada perjalanan dinas keluar kota untuk melihat proyek perusahaan kita." ujar Alvaro. Memperlihatkan senyum yang ceria.

"Nenek, Kakek." sapa Alice, anak perempuan yang berusia 8 tahun, dengan langkah kakinya yang kecil dan lincah, ia berlari menghampiri neneknya Ayla.

"Halo cucuku yang cantik." ucap sang nenek dengan senyum bahagia.

"Cih!!" Aaron yang melihat pemandangan itu pun berdecak kesal.

Alvaro putra tertua keluarga Pharrell, memiliki satu anak perempuan bernama Alice. Salah satu cucu Ayla dan Paul.

Sedihnya saat ini Alice sudah tidak memiliki seorang ibu, baru saja dua tahun yang lalu, istri tercinta Alvaro, yaitu Sarah meninggal dunia karena penyakit kanker yang sudah lima tahun di deritanya. Sampai saat ini pun Alvaro belum mau melirik wanita lain, atau mencari pengganti istrinya untuk menjadi ibu sambung bagi Alice.

.

.

"Ibu aku pamit, harus segera ke kantor." ucap Aaron, sambil menunduk.

"Nak, obati dulu lukamu. Jangan langsung pergi, kita bisa makan dulu untuk sarapan bersama ya." bujuk Ayla, sembari menggendong cucunya.

"Tidak usah, aku bisa mengurus diriku sendiri." jawab Aaron ketus.

"Ayolah adikku, sudah lama juga kita tidak mengobrol." Alvaro membujuk.

"Hahaha, gak perlu sok akrab, aku muak melihatmu, dasar muka dua." celetuk Aaron sarkas. Menatap kakaknya tertuanya dengan sorot kebencian.

"Aaron!!" teriakkan Paul.

Namun Aaron tidak peduli pada teriakan sang ayah. Ia tetap berjalan keluar ruangan keluarga, menuju pintu keluar dari kediaman istana rumah orangtuanya. Tanpa menoleh sedikitpun.

"Tidak apa Ayah, Ibu. Mungkin Aaron masih marah padaku." ucap Alvaro.

Paul dan Ayla pun hanya menghela nafas panjang. Ada masalah yang belum terselesaikan antara kakak beradik ini.

.

.

.

Sesampainya di gedung perusahaan Pharrell. Aaron datang mengenakan masker dan topi, menutup lebam, sehabis di pukuli ayahnya.

"Sssttt, boss lu kenapa tuh. Mencurigakan." bisik Risa ke Clara yg duduk di sampingnya.

"Gak heran klo dia suka bertingkah aneh-aneh." cebik Clara, untuk apa juga dia mempedulikan si boss bocah yang tengil. Sudah tega merugikan perusahaan dengan membatalkan kontrak puluhan milyar.

.

.

Tok tok tok tok.

Clara mengetuk pintu ruangan si boss.

"Masuk." ucap Aaron yg sedang tiduran di atas sofa. Sambil menutupi luka di wajahnya.

"Anu.., permisi bos, saya mau..." perkataan Clara terhenti, ia melihat kondisi Aaron yang sedang merebahkan tubuhnya diatas sofa.

Nafas Aaron memburu. Wajahnya lebam-lebam, sudut bibirnya pun sampai berdarah dan agak jontor. Ada banyak bulir-bulir keringat yang jatuh dari dahinya.

"Dia bisa sakit juga rupanya."

Perlahan Clara berjalan, mendekati si boss. Ia menaruh beberapa berkas di meja dekat sofa.

"Merah sekali wajahnya, apa dia demam."

Aaron terus memejamkan mata. Namun tiba-tiba ada telapak tangan yang menyentuh keningnya yg berkeringat. Membuat Aaron membuka matanya perlahan.

"Bos, anda demam?" tanya Clara yang merasa prihatin.

Aaron pun samar-samar melirik memandangi wajah teduh itu. "Aku haus." ucapnya lirih.

"Sebentar biar aku ambilkan obat dan dan minum." ucap Clara dengan lembut. Membuat pikiran Aaron jadi tenang.

.

.

Untuk beberapa saat terlihat Clara sedang bolak balik Pantry dan ruangan si boss. Ia membawa air putih dan obat, juga handuk kecil dan mangkuk berisi air dingin.

Dengan sigap Clara memberikan obat penurun panas. Ia juga mengompres luka lebam Aaron dengan es batu dan menaruh handuk dingin di dahinya.

"Tahan sebentar ya boss.., saya mau memberikan salep untuk luka lebam anda." ucapnya sambil mengoleskan salep tipis-tipis.

Aaron benar-benar pasrah, toh ia sendiri sudah lemas dan pusing.

Krukukkkk.

Tiba-tiba cacing di perutnya berdendang karena dirinya belum makan dari pagi.

"Bos, lapar ya?" tanya Clara yg sedikit terkejut dengan suara cacing perut.

"Hmm, aku belum makan", jawab Aaron lesu.

"Kalau begitu saya pesankan bubur ayam untuk anda." Clara langsung mengambil ponselnya untuk memesan makanan online.

"Iya, tapi jangan pakai kecap atau daun bawang, aku gak suka." rengek Aaron sambil memejamkan mata.

"Idih, dasar bocah, lagi sakit aja tetap bawel. "

"Baiklah." seru Clara. Ia mengikuti saja keinginan si boss muda. Dari pada dia merengek lagi.

.

.

Selang beberapa menit makanan yang dipesan pun tiba. Clara turun ke bawah. Untuk mengambil makanan di lobby. Hari ini dirinya benar-benar tidak berkerja, hanya sibuk mengurus si boss yang lagi sakit.

"Cie, perhatian banget lu ama bocah, sampai mau repot-repot gini segala." ledek Risa yang sedang berada di pantry, ia melihat Clara menuangkan bubur hangat ke dalam mangkuk.

"Terpaksa beb, siapa tau habis rawat bocil, gua dapat bonus." Clara terkekeh.

"Idih, pamrih lu", Risa meledek kawannya.

"Udah ah, gua mau kasih makan anak dulu nih", ucap Clara bercanda.

Clara pun cepat-cepat keluar, sambil membawa nampan yang berisi bubur dan air putih, tidak lupa obat demam dan vitamin.

Cekrek.

Pintu ruangan Aaron ditutup. Clara datang menghampiri bos-nya, yang masih berbaring lemas di atas sofa.

"Boss, ayo duduk dulu, anda harus makan bubur." titah Clara dengan nada tegas.

Aaron menurut, perutnya memang sudah lapar. Clara menaruh mangkuk di atas meja sofa, setelah itu dy berjalan hendak keluar ruangan. Namun......

Klang!!

Clara langsung menengok ke belakang, baru saja terdengar bunyi sendok yang jatuh di mangkuk. Sambil duduk Aaron menunduk memegangi dahinya yang pusing. Mengangkat sendok saja ia tak mampu karena lemas dan tidak bertenaga.

"Aduh kasihan." Clara merasa tidak tega hatinya terenyuh. Ia sendiri pernah merasakan rasanya kalau sedang sakit demam, tapi tidak ada yang bantu rawat.

"Anda duduk saja, biar saya bantu anda makan." ucap Clara, menghampiri kembali. Ia duduk persis di sebelah Aaron.

Aaron hanya bisa duduk, sambil bersandar di sofa. Perlahan Clara menyendok bubur. Lalu meniup pelan, agar buburnya agak dingin tidak terlalu panas.

"Ayo buka mulutmu, Aaa..." ucapnya sambil tersenyum ramah.

Deg!

Tidak dipungkiri perhatian Clara, telah membangkitkan hasrat yang salah dalam diri seorang Aaron, pria muda yang sombong bergengsi tinggi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

*Terimakasih sudah baca 🩷🩷🩷

Terpopuler

Comments

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

/CoolGuy//CoolGuy/ Aa Ron ,, jadi berbunga-bunga /Facepalm/

2024-12-02

1

Bayangan Cinta

Bayangan Cinta

lama2 juga Aron kesemsem sama clara/Grin/

2025-04-09

1

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

demi kamu kan Clara 🤦

2024-12-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Pertemuan
2 Bab 2 Awal Malapetaka
3 Bab 3 Malam Durjana
4 Bab 4 Kedatangan Aaron
5 Bab 5 Salah Paham
6 Bab 6 Si Boss Emosi
7 Bab 7 Perhatian Clara
8 Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9 Bab 9 Rencana Licik si Bos
10 Bab 10 Brondong Meresahkan
11 Bab 11 Dipepet Brondong
12 Bab 12 Trauma Clara
13 Bab 13 Godaan Brondong
14 Bab 14 Kesedihan Clara
15 Bab 15 Keluarga Aaron
16 Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17 Bab 17 Perjodohan
18 Bab 18 Brondongku Perhatian
19 Bab 19 Brondong Mesum
20 Bab 20 Hubungan Rahasia
21 Bab 21 Makan Malam Romantis
22 Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23 Bab 23 Adanya Permintaan
24 Bab 24 Kenangan Buruk
25 Bab 25 Salah Paham
26 Bab 26 Boss Nakal
27 Bab 27 Marahan & Baikkan
28 Bab 28 Doa Sahabat
29 Bab 29 Terpaksa Putus
30 Bab 30 Meriang
31 Bab 31 Bikin Panas
32 Bab 32 Kebohongan
33 Bab 33 Kegalauan
34 Bab 34 Jebakan Si Boss
35 Bab 35 Kegilaan Aaron
36 Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37 Bab 37 Harus Menghilang
38 Bab 38 Aaron di Jebak
39 Bab 39 Si Boss Ganggu
40 Bab 40 Clara Pulang
41 Bab 41 Berita Heboh
42 Bab 42 Kepergian Aaron
43 Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44 Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45 Bab 45 Kebaikan Hati
46 Bab 46 Hidup Mandiri
47 Bab 47 Pembalasan Si Jack
48 Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49 Bab 49 Namamu Dihatiku
50 Bab 50 Malam Kerinduan
51 Bab 51 Sandiwara di Mulai
52 Bab 52 Gelisah
53 Bab 53 Jadi Selimut
54 Bab 54 Brondong Naif
55 Bab 55 Boss Menghilang
56 Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57 Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58 Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59 Untuk Para Readers 🫰
60 Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61 Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62 Bab 61 Hampir Ketahuan
63 Bab 62 Kekhawatiran Caca
64 Bab 63 Sudah di Jemput
65 Bab 64 Alvaro dan Aaron
66 Bab 65 Berpisah Lagi
67 Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68 Bab 67 Kekecewaan Clara
69 Bab 68 Pacar Baru
70 Bab 69 Calon Suami Clara
71 Bab 70 Clara di Lamar
72 Bab 71 Clara Menghilang
73 Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74 Bab 73 Aaron yang Dingin
75 Bab 74 Apa yang Terjadi?
76 Bab 75 Menemui Papa
77 Bab 76 Transaksi di Dubai
78 Bab 77 Masa Lalu Aaron
79 Bab 78 Seperti Dongeng
80 Bab 79 Kerasnya Hidup
81 Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82 Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83 Bab 82 Pertemuan Dadakan
84 Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85 Bab 84 Keinginan Orangtua
86 Bab 85 Siasat Aaron
87 Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88 Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89 Bab 88 Kabur
90 Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91 Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92 Bab 91 Pulau Cinta
93 Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94 Bab 93 Surprise!!
95 Bab 94 Honeymoon
96 Bab 95 Pengantin Baru
97 Bab 96 Camping
98 Bab 97 Malam Berbintang
99 Bab 98 Pencarian
100 Bab 99 Dasar suami Brondong
101 Bab 100 Rencana diluar Rencana
102 Bab 101 Aaron Gelisah
103 Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104 Bab 103 Percakapan Larut Malam
105 Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106 Bab 105 Keributan
107 Bab 106 Perlawanan
108 Bab 107 Dipisahkan
109 Bab 108 Pulang ke Jakarta
110 Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111 Bab 110 Dua Garis
112 Bab 111 Pertemuan Keluarga
113 Bab 112 Meminta Restu
114 Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115 Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116 Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117 Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118 Bab 117 Tunggu di Jemput
119 Bab 118 Mencari Solusi
120 Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121 Bab 120 Kemalangan Adam
122 Bab 121 Kelahiran Anak Pertama
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Awal Pertemuan
2
Bab 2 Awal Malapetaka
3
Bab 3 Malam Durjana
4
Bab 4 Kedatangan Aaron
5
Bab 5 Salah Paham
6
Bab 6 Si Boss Emosi
7
Bab 7 Perhatian Clara
8
Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9
Bab 9 Rencana Licik si Bos
10
Bab 10 Brondong Meresahkan
11
Bab 11 Dipepet Brondong
12
Bab 12 Trauma Clara
13
Bab 13 Godaan Brondong
14
Bab 14 Kesedihan Clara
15
Bab 15 Keluarga Aaron
16
Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17
Bab 17 Perjodohan
18
Bab 18 Brondongku Perhatian
19
Bab 19 Brondong Mesum
20
Bab 20 Hubungan Rahasia
21
Bab 21 Makan Malam Romantis
22
Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23
Bab 23 Adanya Permintaan
24
Bab 24 Kenangan Buruk
25
Bab 25 Salah Paham
26
Bab 26 Boss Nakal
27
Bab 27 Marahan & Baikkan
28
Bab 28 Doa Sahabat
29
Bab 29 Terpaksa Putus
30
Bab 30 Meriang
31
Bab 31 Bikin Panas
32
Bab 32 Kebohongan
33
Bab 33 Kegalauan
34
Bab 34 Jebakan Si Boss
35
Bab 35 Kegilaan Aaron
36
Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37
Bab 37 Harus Menghilang
38
Bab 38 Aaron di Jebak
39
Bab 39 Si Boss Ganggu
40
Bab 40 Clara Pulang
41
Bab 41 Berita Heboh
42
Bab 42 Kepergian Aaron
43
Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44
Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45
Bab 45 Kebaikan Hati
46
Bab 46 Hidup Mandiri
47
Bab 47 Pembalasan Si Jack
48
Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49
Bab 49 Namamu Dihatiku
50
Bab 50 Malam Kerinduan
51
Bab 51 Sandiwara di Mulai
52
Bab 52 Gelisah
53
Bab 53 Jadi Selimut
54
Bab 54 Brondong Naif
55
Bab 55 Boss Menghilang
56
Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57
Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58
Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59
Untuk Para Readers 🫰
60
Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61
Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62
Bab 61 Hampir Ketahuan
63
Bab 62 Kekhawatiran Caca
64
Bab 63 Sudah di Jemput
65
Bab 64 Alvaro dan Aaron
66
Bab 65 Berpisah Lagi
67
Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68
Bab 67 Kekecewaan Clara
69
Bab 68 Pacar Baru
70
Bab 69 Calon Suami Clara
71
Bab 70 Clara di Lamar
72
Bab 71 Clara Menghilang
73
Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74
Bab 73 Aaron yang Dingin
75
Bab 74 Apa yang Terjadi?
76
Bab 75 Menemui Papa
77
Bab 76 Transaksi di Dubai
78
Bab 77 Masa Lalu Aaron
79
Bab 78 Seperti Dongeng
80
Bab 79 Kerasnya Hidup
81
Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82
Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83
Bab 82 Pertemuan Dadakan
84
Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85
Bab 84 Keinginan Orangtua
86
Bab 85 Siasat Aaron
87
Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88
Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89
Bab 88 Kabur
90
Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91
Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92
Bab 91 Pulau Cinta
93
Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94
Bab 93 Surprise!!
95
Bab 94 Honeymoon
96
Bab 95 Pengantin Baru
97
Bab 96 Camping
98
Bab 97 Malam Berbintang
99
Bab 98 Pencarian
100
Bab 99 Dasar suami Brondong
101
Bab 100 Rencana diluar Rencana
102
Bab 101 Aaron Gelisah
103
Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104
Bab 103 Percakapan Larut Malam
105
Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106
Bab 105 Keributan
107
Bab 106 Perlawanan
108
Bab 107 Dipisahkan
109
Bab 108 Pulang ke Jakarta
110
Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111
Bab 110 Dua Garis
112
Bab 111 Pertemuan Keluarga
113
Bab 112 Meminta Restu
114
Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115
Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116
Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117
Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118
Bab 117 Tunggu di Jemput
119
Bab 118 Mencari Solusi
120
Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121
Bab 120 Kemalangan Adam
122
Bab 121 Kelahiran Anak Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!