Bab 8 Si Bos Minta Lebih

*(Flashback)

Cahaya matahari pagi, menyelusup masuk melalui gorden kamar Clara. Mata Clara yang masih terpejam bergerak ingin membuka. Samar-samar ia melihat langit-langit kamar di apartemen tempat dia tinggal.

Bip bip bip bip bip.

Bunyi alarm hp melengking. Seperti biasanya Clara selalu bangun sebelum alarm berbunyi. Namun masih betah rebahan sambil menyelimuti diri.

"Iya, aku bangun." Clara bergumam sendiri. Suaranya masih parau karena baru bangun. Perlahan ia membangkitkan tubuhnya, lalu kedua kaki menapak di karpet kamar.

Perlu beberapa menit bagi Clara untuk menyadarkan pikirannya. "Hoaamm...~." sambil menguap ia bangun, merentangkan kedua tangan keatas.

Masih ada waktu satu setengah sebelum ia berangkat ke kantor. Clara memulai pagi hari dengan minum segelas air putih, lalu beranjak pergi ke kamarnya mandi.

Ngiiikk.

Keran mandi shower ia putar searah jarum jam. Air yang dingin pun menyapu seluruh tubuhnya. Dari atas kepala hingga ke kaki, Ritual mandi pagi hari selalu ia lakukan dengan cepat, mungkin hanya 10-15 menit saja.

"Sarapan apa pagi ini,,,,,apa ya." gumam Clara sembari membuka lemari es, tubuhnya masih di lilit selembar handuk putih bercorak bunga sakura.

Clara mengambil susu dan dua telur. Sambil merebus dua telur di panci. Clara menuangkan susu di mangkuk tidak lupa menambahkan cereal rasa coklat.

Inilah rutinitas tiap pagi Clara si jomblowati. Setelah selesai sarapan ia mendengarkan radio melalui HP-nya. Sembari berdandan tipis-tipis di depan cermin, bersiap untuk pergi bekerja.

"Oke, diriku sudah terlihat cantik." ucapnya sambil Bersolek depan cerminan yang menempel di lemari.

.

.

Ting!

Lift berdenting, Clara sudah sampai di lobby apartemennya. Ia melangkah keluar dari lift, berjalan menuju pintu keluar untuk naik ojek.

"Akhirnya kamu turun juga Clara." terdengar suara bariton memanggilnya.

Clara yang tahu itu suara siapa langsung menengok ke arah suara itu.

"Loh Bos." ujarnya dengan nada terkejut

Ternyata sedari tadi Aaron sudah di bawah duduk di kursi tamu. Menunggu kedatangan Clara.

"Iya, aku datang menjemputmu. Ayo berangkat ke kantor sama-sama, waktu ku tidak banyak." ucap Aaron menatap Clara, sambil memperlihatkan jam tangan rolex ratusan juta di lengan kirinya.

"Be-berangkat bareng!!" pekik Clara, masih tak percaya. Sejak Aaron sakit kemarin, si bos brondong tidak masuk kerja selama dua hari. Namun pagi ini Clara di kejutkan dengan kedatangan Aaron yang menjemput dirinya untuk berangkat kekantor.

"Ayo cepat, aku tidak suka lama-lama disini, bau." ucapnya meledek.

"Kalau gak suka kenapa jemput kemari, dasar aneh!!" monolog batin Clara. Si boss baik mau jemput, tapi mulutnya pedes.

Aaron berjalan keluar ke arah pintu lobby apartment, Mobil sedan mewahnya sudah terparkir di depan sana. Clara mengikutinya bosnya dari belakang. Keduanya cepat-cepat masuk ke dalam mobil mewah itu.

Sepanjang perjalanan menuju kantor. Aaron terus memainkan HP-nya. Clara hanya diam menatap jalanan melalui jendela kaca mobil.

"Kamu gak menanyakan keadaanku." ucap Aaron memecahkan kesunyian diantar mereka.

"I-iya!! Bos!!" sangking terkejut, Clara spontan melirik pada bosnya.

Aaron menatapnya heran, sambil menaikan sebelah alis.

"Ba-bagaimana keadaan anda, apakah sudah lebih baik??" tanya Clara, memaksakan dirinya untuk tersenyum.

"Ngapain nanya begitu, kamu gak lihat, aku sudah sehat seperti sedia kala." ucap Aaron dengan lantang, melipat lengan.

"Dih...!! Tadi minta di tanya, kok malah gini balasnya." batin Clara kesal.

"Iya, maaf boss." gerutu Clara.

.

.

Beberapa menit akhirnya berlalu, mereka berdua telah sampai di lobby gedung kantor perusahaan Pharrell Grup.

Sebelum hendak melangkahkan kaki ke ruangannya. Aaron melirik Clara yang baru saja duduk di kursi kerjanya. "Clara,,,,,,,15 menit lagi tolong masuk ke ruangan saya, bawa juga laptop kamu..." ucapnya dengan suara bariton, lalu masuk ke dalam ruangannya.

Blam!

Pintu ruangan Aaron di tutup, wajah Clara seketika berubah jadi bete. Ada saja perintah dadakan dari si boss muda yang tengil ini.

"Yang sabar ya beb," celetuk Risa.

"Iyahh." desah Clara menjawab lesu.

.

.

Tok tok tok tok.

"Masuk." Aaron berseru, sembari masih menelaah data-data perusahaan di monitor komputer nya.

Cekrek.

Clara pun membuka pintu ruangan si boss perlahan-lahan. Kepalanya muncul sedikit terlebih dahulu, mengintip kedalam.

Dia berjalan pelan mendekati si boss yang sedang duduk di meja kerja, terlihat tangan kanan si boss sedang memainkan pena bewarna emas yang kinclong kalau terkena sinar matahari. Saat Clara mendekat, kedua mata Aaron masih fokus menatap ke layar monitor yang besar. "Duduk saja disana...." ujar Aaron tanpa menatapnya.

Clara pun segera duduk di kursi yang menghadap meja kerja si boss. Ia menaruh laptopnya di meja itu. Mereka duduk berhadap-hadapan, sejenak Clara mencuri-curi pandang pada wajah tampan Aaron.

"Hmm..., kalau dia sedang diam begini, kelihatan keren dan mempesona. Asal mulutnya tidak bergerak."

.

.

Dari pagi hingga menjelang waktu makan siang. Aaron terus menahan Clara di ruangannya, tentu saja dengan alasan, mengerjakan data perusahaan. "Apa yang aku minta tadi sudah selesai kamu kerjakan..??" tanya Aaron tiba-tiba pada Clara.

"Hmm..., iya ini sedikit lagi kok boss..." jawab Clara sembari terus bekerja.

"Cepatlah sebelum jam makan siang..., Nanti sore sudah harus digunakan untuk rapat." titah Aaron, sembari melihat jam tangan mewah yang harganya ratusan juta.

"Iya, i-ya...." Jawab Clara terbata-bata.

"Ya ampun, wajah manis itu." mata Aaron tidak bisa berpaling melihat Clara. Pikirannya pun berkelana kembali saat dua hari yang lalu, bagaimana Clara merawat dirinya yang tengah sakit, menyuapi Aaron dengan bubur, memberikan obat, membasuh keringatnya. Dan bahkan Clara tidak segan membantunya berdiri lalu berjalan menuju mobil pribadi Aaron.

"Ayo kasih aku perhatian lagi, kalau bisa lebih." monolog Aaron, menatap Clara sambil senyam-senyum sendiri.

"Bos, aku sudah selesai." Clara segera membalikkan laptopnya menghadap Aaron. Namun Aaron malah berdiri dari tempat duduk kebesarannya.

Mata Clara membulat saat Aaron berada persis berdiri dibelakangnya. Entah mengapa hatinya pun jadi berdebar-debar tidak karuan.

"Coba kulihat." seringai Aaron, tubuhnya membungkuk, lalu condong mendekati Clara yang sedang duduk. Tangan kanannya memegang mouse milik Clara, tapi kedua matanya fokus pada isi laptop.

Dag dig dug. 💗💗💗

Suara debaran jantung memompa dengan cepat. Wajah Clara langsung berubah merona saat merasakan hembusan nafas Aaron yang begitu dekat dengan wajahnya, aroma segar dari parfum milik Aaron pun menusuk indera penciumannya.

Tanpa disadari bulu mata Clara terangkat, ia memandangi wajah tampan Aaron yang sedang berada di dekatnya.

"Oh tidak."

Clara begitu terpesona dengan warna mata coklat karamel milik Aaron, serasa membuat dirinya melayang diantara lapisan warna itu.

"Hei, apa dari tadi kamu mendengarkan ku??" tanya Aaron melirik padanya, karena Clara sedari tadi diam saja.

"Eehh!!" Clara yang baru sadar dari lamunannya tadi, langsung menunduk malu, guna menutupi wajahnya yang sedang merona gara-gara pesona si boss muda yang tampan.

Aaron yang melihat sikap malu-malu Clara jadi merasa gemas, rasanya sudah tidak tahan. Dirinya memang sengaja mau dekat-dekat seperti ini, supaya bisa menebar pesona kepada asistennya yang cantik, walaupun umurnya enak tahun lebih tua.

"Kalau boss mu sedang bicara dengarkan dong, dan jangan menundukkan kepala begitu." seringai Aaron, kemudian menempel tubuhnya di punggung Clara.

Tentu saja tubuh Clara langsung bergidik saat merasakan sentuhan hangat tubuh seorang pria. Sudah lama juga dirinya tidak merasakan hal ini.

Aaron yang suka seenaknya malah melingkari kedua lengan, memeluk Clara dari belakang.

"Bos!! Lepasin!!" Clara pun panik.

"Clara, aku mau kamu jadi kekasihku." ujar Aaron, tersenyum smirk.

Hasratnya sudah menggebu, Aaron malah semakin mempererat pelukannya, lalu bibirnya menyentuh ujung telinga Clara.

"Aahh!! Jang-an." Clara mendesah seketika tubuhnya dibuat bergetar dan lemas. Godaan pria yang enam tahun lebih muda darinya mulai diluncurkan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

*Terimakasih sudah baca 🩷🩷🩷

Terpopuler

Comments

Bayangan Cinta

Bayangan Cinta

kerannya bunyi. Mungkin sudah harus di ganti/Grin/

2025-04-09

1

Bayangan Cinta

Bayangan Cinta

Maunya apa sih? ngeselin banget

2025-04-09

1

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

mulutnya ditutup aja biar gak ngoceh /Chuckle/

2024-12-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Pertemuan
2 Bab 2 Awal Malapetaka
3 Bab 3 Malam Durjana
4 Bab 4 Kedatangan Aaron
5 Bab 5 Salah Paham
6 Bab 6 Si Boss Emosi
7 Bab 7 Perhatian Clara
8 Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9 Bab 9 Rencana Licik si Bos
10 Bab 10 Brondong Meresahkan
11 Bab 11 Dipepet Brondong
12 Bab 12 Trauma Clara
13 Bab 13 Godaan Brondong
14 Bab 14 Kesedihan Clara
15 Bab 15 Keluarga Aaron
16 Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17 Bab 17 Perjodohan
18 Bab 18 Brondongku Perhatian
19 Bab 19 Brondong Mesum
20 Bab 20 Hubungan Rahasia
21 Bab 21 Makan Malam Romantis
22 Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23 Bab 23 Adanya Permintaan
24 Bab 24 Kenangan Buruk
25 Bab 25 Salah Paham
26 Bab 26 Boss Nakal
27 Bab 27 Marahan & Baikkan
28 Bab 28 Doa Sahabat
29 Bab 29 Terpaksa Putus
30 Bab 30 Meriang
31 Bab 31 Bikin Panas
32 Bab 32 Kebohongan
33 Bab 33 Kegalauan
34 Bab 34 Jebakan Si Boss
35 Bab 35 Kegilaan Aaron
36 Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37 Bab 37 Harus Menghilang
38 Bab 38 Aaron di Jebak
39 Bab 39 Si Boss Ganggu
40 Bab 40 Clara Pulang
41 Bab 41 Berita Heboh
42 Bab 42 Kepergian Aaron
43 Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44 Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45 Bab 45 Kebaikan Hati
46 Bab 46 Hidup Mandiri
47 Bab 47 Pembalasan Si Jack
48 Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49 Bab 49 Namamu Dihatiku
50 Bab 50 Malam Kerinduan
51 Bab 51 Sandiwara di Mulai
52 Bab 52 Gelisah
53 Bab 53 Jadi Selimut
54 Bab 54 Brondong Naif
55 Bab 55 Boss Menghilang
56 Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57 Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58 Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59 Untuk Para Readers 🫰
60 Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61 Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62 Bab 61 Hampir Ketahuan
63 Bab 62 Kekhawatiran Caca
64 Bab 63 Sudah di Jemput
65 Bab 64 Alvaro dan Aaron
66 Bab 65 Berpisah Lagi
67 Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68 Bab 67 Kekecewaan Clara
69 Bab 68 Pacar Baru
70 Bab 69 Calon Suami Clara
71 Bab 70 Clara di Lamar
72 Bab 71 Clara Menghilang
73 Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74 Bab 73 Aaron yang Dingin
75 Bab 74 Apa yang Terjadi?
76 Bab 75 Menemui Papa
77 Bab 76 Transaksi di Dubai
78 Bab 77 Masa Lalu Aaron
79 Bab 78 Seperti Dongeng
80 Bab 79 Kerasnya Hidup
81 Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82 Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83 Bab 82 Pertemuan Dadakan
84 Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85 Bab 84 Keinginan Orangtua
86 Bab 85 Siasat Aaron
87 Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88 Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89 Bab 88 Kabur
90 Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91 Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92 Bab 91 Pulau Cinta
93 Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94 Bab 93 Surprise!!
95 Bab 94 Honeymoon
96 Bab 95 Pengantin Baru
97 Bab 96 Camping
98 Bab 97 Malam Berbintang
99 Bab 98 Pencarian
100 Bab 99 Dasar suami Brondong
101 Bab 100 Rencana diluar Rencana
102 Bab 101 Aaron Gelisah
103 Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104 Bab 103 Percakapan Larut Malam
105 Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106 Bab 105 Keributan
107 Bab 106 Perlawanan
108 Bab 107 Dipisahkan
109 Bab 108 Pulang ke Jakarta
110 Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111 Bab 110 Dua Garis
112 Bab 111 Pertemuan Keluarga
113 Bab 112 Meminta Restu
114 Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115 Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116 Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117 Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118 Bab 117 Tunggu di Jemput
119 Bab 118 Mencari Solusi
120 Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121 Bab 120 Kemalangan Adam
122 Bab 121 Kelahiran Anak Pertama
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Awal Pertemuan
2
Bab 2 Awal Malapetaka
3
Bab 3 Malam Durjana
4
Bab 4 Kedatangan Aaron
5
Bab 5 Salah Paham
6
Bab 6 Si Boss Emosi
7
Bab 7 Perhatian Clara
8
Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9
Bab 9 Rencana Licik si Bos
10
Bab 10 Brondong Meresahkan
11
Bab 11 Dipepet Brondong
12
Bab 12 Trauma Clara
13
Bab 13 Godaan Brondong
14
Bab 14 Kesedihan Clara
15
Bab 15 Keluarga Aaron
16
Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17
Bab 17 Perjodohan
18
Bab 18 Brondongku Perhatian
19
Bab 19 Brondong Mesum
20
Bab 20 Hubungan Rahasia
21
Bab 21 Makan Malam Romantis
22
Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23
Bab 23 Adanya Permintaan
24
Bab 24 Kenangan Buruk
25
Bab 25 Salah Paham
26
Bab 26 Boss Nakal
27
Bab 27 Marahan & Baikkan
28
Bab 28 Doa Sahabat
29
Bab 29 Terpaksa Putus
30
Bab 30 Meriang
31
Bab 31 Bikin Panas
32
Bab 32 Kebohongan
33
Bab 33 Kegalauan
34
Bab 34 Jebakan Si Boss
35
Bab 35 Kegilaan Aaron
36
Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37
Bab 37 Harus Menghilang
38
Bab 38 Aaron di Jebak
39
Bab 39 Si Boss Ganggu
40
Bab 40 Clara Pulang
41
Bab 41 Berita Heboh
42
Bab 42 Kepergian Aaron
43
Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44
Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45
Bab 45 Kebaikan Hati
46
Bab 46 Hidup Mandiri
47
Bab 47 Pembalasan Si Jack
48
Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49
Bab 49 Namamu Dihatiku
50
Bab 50 Malam Kerinduan
51
Bab 51 Sandiwara di Mulai
52
Bab 52 Gelisah
53
Bab 53 Jadi Selimut
54
Bab 54 Brondong Naif
55
Bab 55 Boss Menghilang
56
Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57
Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58
Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59
Untuk Para Readers 🫰
60
Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61
Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62
Bab 61 Hampir Ketahuan
63
Bab 62 Kekhawatiran Caca
64
Bab 63 Sudah di Jemput
65
Bab 64 Alvaro dan Aaron
66
Bab 65 Berpisah Lagi
67
Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68
Bab 67 Kekecewaan Clara
69
Bab 68 Pacar Baru
70
Bab 69 Calon Suami Clara
71
Bab 70 Clara di Lamar
72
Bab 71 Clara Menghilang
73
Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74
Bab 73 Aaron yang Dingin
75
Bab 74 Apa yang Terjadi?
76
Bab 75 Menemui Papa
77
Bab 76 Transaksi di Dubai
78
Bab 77 Masa Lalu Aaron
79
Bab 78 Seperti Dongeng
80
Bab 79 Kerasnya Hidup
81
Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82
Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83
Bab 82 Pertemuan Dadakan
84
Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85
Bab 84 Keinginan Orangtua
86
Bab 85 Siasat Aaron
87
Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88
Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89
Bab 88 Kabur
90
Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91
Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92
Bab 91 Pulau Cinta
93
Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94
Bab 93 Surprise!!
95
Bab 94 Honeymoon
96
Bab 95 Pengantin Baru
97
Bab 96 Camping
98
Bab 97 Malam Berbintang
99
Bab 98 Pencarian
100
Bab 99 Dasar suami Brondong
101
Bab 100 Rencana diluar Rencana
102
Bab 101 Aaron Gelisah
103
Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104
Bab 103 Percakapan Larut Malam
105
Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106
Bab 105 Keributan
107
Bab 106 Perlawanan
108
Bab 107 Dipisahkan
109
Bab 108 Pulang ke Jakarta
110
Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111
Bab 110 Dua Garis
112
Bab 111 Pertemuan Keluarga
113
Bab 112 Meminta Restu
114
Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115
Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116
Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117
Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118
Bab 117 Tunggu di Jemput
119
Bab 118 Mencari Solusi
120
Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121
Bab 120 Kemalangan Adam
122
Bab 121 Kelahiran Anak Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!