Bab 11 Dipepet Brondong

Senyuman Aaron tak pernah lepas dari bibirnya, sosok wanita yang ia sukai, kini berada persis di depannya.

Clara memakai kaos dan celana pendek. Tentu saja di merasa sangat risih, karena si boss datang tiba-tiba, entah dari mana ia bisa tahu nomor rumah apartemen tempat Clara tinggal. Raut wajah Clara terus merenggut.

Kedatangan Aaron yang tiba-tiba dimalam yang dingin membuat Clara merasa cemas. Apalagi kalau mengingat kejadian malam durjana.

Clara merapatkan tubuhnya ke dinding dekat dapur, sikapnya tampak sangat waspada, tidak ingin kejadian malam itu terulang Kembali, “Untuk apa boss, datang malam-malam begini ke rumah saya.” ucap Clara dengan ketus.

“Kalau sedang berduaan seperti ini, tolong panggil namaku saja, sayang.” kekehnya, lalu mulai mengambil Langkah mendekati Clara.

Clara pun semakin waspada, ia langsung mengambil sapu, guna mempertahankan diri.

Melihat Clara yang hendak memukulnya dengan sapu, Aaron pun menghentikan langkahnya. Dan memilih menelisik ruang apartemen yang di sewa oleh Clara. Begitu kecil menurutnya, mungkin bila disatukan seluruh ruangan hanya seukuran kamar mandi pribadinya saja.

“Hebat kamu bisa betah tinggal di tempat kecil seperti ini.” ucapnya meledek.

“Maaf kalau saya tidak sekaya anda tuan muda Aaron yang terhormat.” jawab Clara dengan sarkas.

Aaron tersenyum smirk, hatinya sedang riang gembira, melihat penampilan Clara yang jauh berbeda dari pada di kantor. Wajahnya terlihat bersih walaupun tanpa make up, paha putih mulus terpampang sungguh menggoda mata pria manapun.

“Aku ini tamu mu, ayo buatkan aku minuman.” perintah Aaron.

“Tamu tidak diundang, tidak perlu disuguhkan minuman, lagian sebaiknya, anda cepat keluar dari rumah saya. Ini sudah malam, saya mau istirahat.” ujar Clara dengan ketus, kedua mata memandang sinis pada Aaron.

Namun tatapan sinis itu malah diartikan berbeda oleh Aaron. Rasa rindunya pada Clara tidak bisa ia tahan lagi. Segera Aaron mendekat dan memeluk tubuh Clara dengan erat.

“Wangi sekali.”

“Lepaskan!!!” Clara berupaya melepaskan diri, namun percuma. Tenaga dan tubuh Aaron jauh lebih besar darinya.

Aaron yang sudah tidak sabar mengangkat Clara seperti karung beras, membawa wanitanya masuk kedalam kamar tidur.

Bruk!!

Tubuh Clara dihempaskan diatas kasur ranjangnya, “Jangan macam-macam, atau aku akan berteriak sangat kencang!!” ancam Clara, kedua kakinya berusaha menendang Aaron yang sedang mendekat padanya.

“Tolong jangan menolak ku Clara, Aku benar-benar jatuh cinta padamu saat pertama kali melihatmu. Aku akan buat hidupmu jauh lebih bahagia. Jika kamu mau menjadi kekasihku, aku bisa memberikanmu apapun, bahkan apartemen yang jauh lebih besar dari ini.”

"Aku gak butuh!!” Teriak Clara, saat tubuhnya mulai di kungkung. Dirinya yang pernah menjadi korban laki-laki buaya, tidak lagi mau percaya dengan kata-kata manis dari laki-laki yang lebih muda darinya.

"Sekarang aja dia bisa bilang cinta, tapi tidak dengan beberapa tahun ke depan."

Batin Clara yang tidak lagi mau berharap, pada seorang laki-laki apalagi yang lebih muda.

"Aaagh!! Lepas!!" teriaknya saat kedua tangan Clara di tangkap dan di naikan ke atas kepalanya.

“Terus saja kamu berteriak, biar semua orang datang dan tahu kalau kita adalah sepasang kekasih.” kekeh Aaron. Tersenyum licik.

“Dasar gila! Jangan paksa aku!!!”

“Iya. Kamu benar! Aku memang sudah gila, aku tergila-gila karena merindukan aroma tubuhmu.”

Aaron tidak peduli jika ada yang datang menggebrak mereka karena suara teriakan Clara yang kencang, tubuhnya semakin menindih Clara yang berbaring dibawahnya. Aaron berusaha mencium paksa bibir Clara. Awalnya Clara berontak berusaha melawan, tapi lama kelamaan Clara justru menikmati ciuman ganas itu juga. Sudah lama tubuhnya tidak merasakan sentuhan pria.

“Jang!! Jangan,” ucap Clara pelan seperti nada berbisik. Tubuh Clara tersentak saat tangan Aaron memaksa masuk dan meraba bagian sensitifnya. Satu persatu bajunya mulai disingkapkan.

“AARON…!!” rintih Clara keras, sudah tidak bisa menahan gejolak gairah dalam dirinya.

Tubuh Aaron meremang, saat mendengar namanya disebut oleh Clara, rasanya tidak mau lagi menahan diri.

"Oh..., tuhan. Tolonglah diriku, buat janda ini jatuh cinta padaku juga."

Aaron pun menanggalkan semua pakaiannya dengan tergesa-gesa, memperlihatkan otot-otot tubuhnya yang terpahat sempurna.

Glek!!

Clara ingin memalingkan matanya namun tidak bisa. Ada benda tumpul yang keras, benda yang sudah lama tidak di lihat oleh mata lentik Clara. Sungguh hal yang menggoda imannya sebagai seorang janda kesepian.

“Jangan sampai..., kamu membuatku hamil,” lirih Clara yang tersipu malu. Memalingkan wajah, namun matanya melirik ke arah benda yang sudah berdiri tegak lurus itu.

Aaron tersenyum kecil, mendengar perkataan yang baru saja terlontar dari bibir ranum Clara.

“Tidak akan, aku masih ingin berduaan mesra sama kamu.” bisiknya, ia mulai mengambil posisi untuk memasuki gawang.

“Aah...”

...*****...

Pagi merekah, cahaya memanjang memasuki kamar Clara yang kecil, hanya berukuran 3 X 2 meter, secercah cahaya hangat menyentuh wajah tidur Clara.

Seketika Clara mengerjap-ngerjap mata, ia masih sangat mengantuk, kemarin itu merupakan malam yang sangat panjang, Aaron membuat dirinya begitu kelelahan dari malam hingga pagi dini hari. Namun semua yang ia lewati kemarin bagaikan sebuah mimpi yang indah, membawa Kembali nostalgia yang dulu saat awal-awal manis kehidupan pernikahannya.

"Alamaaakk...!!" pekik Clara, segera kedua tangannya meremas selimut yang sedang menutupi tubuh polosnya. Sekujur tubuhnya langsung terasa meremang, segala sentuhan dan rintihan yang terjadi kemarin malam, masih teringat jelas dibenaknya, apalagi saat dirinya tengah bersatu padu berlabuh, mendayung bersama gerakan liar Aaron, sungguh pengalaman yang luar biasa, kalau membayangkan rasanya percintaan semalam.

Clara memutar kepalanya kesamping, menatap lekat wajah tampan pria yang enam tahun lebih muda darinya, matanya menyapu ke bawah, melihat dada polos yang berotot, kemudian bergeser turun, menatap ke bagian bawah yang masih tertutupi selimut.

"Kamu masih mau." goda Aaron menyeringai.

"Iiihhhsss...!!" desis Clara, memalingkan wajahnya yang sedang merona. Tidak menyangka kalau aaron sudah bangun.

"Hei, lihat kesini, aku ingin memandangi wajah jelita mu." Jemari Aaron meraih wajah merona Clara dengan lembut, telapak tangannya yang lebar mengarahkan wajah mungil itu.

"Cups...~." dengan cepat bibirnya menyentuh singkat bibir Clara.

"Morning kiss~." seru Aaron, sambil menjulurkan lidah.

Membuat kedua bola mata Clara membulat sempurna. Hatinya jadi pun berdebar tidak karuan.

“Aiihh…, kenapa sikapnya manis sekali.”

Tidak ingin terbuai lebih jauh oleh pesona pria yang lebih muda 6 tahun darinya, Clara langsung membangunkan tubuhnya. Melilitkan selimut menutupi, tubuh polosnya. tapi Aaron menariknya kembali ke dalam pelukannya, mendekapnya dan melumat Kembali bibir ranum itu, tangannya pun mulai meraba-raba ke segala penjuru, membuat tubuh Clara Kembali bergidik, ketika merasakan sentuhan-sentuhan nakal, hingga miliknya menjadi sangat basah seperti semalam.

"Hentikan!! Aku harus segera berangkat ke kantor." Protes Clara, sembari menepis dan mendorong tubuh Aaron agar segera menjauh darinya.

“Untuk apa berangkat ke kantor, aku ini atasanmu.” Celetuk Aaron.

“Itu di kantor, ini rumahku, cepat menyingkir!!” sanggah Clara, langsung cepat-cepat berlari ke kamar mandi, sebelum dirinya menerima serangan fajar.

“Hahahaha,” tawa Aaron yang sedang bahagia. Bagaimana tidak, bibir Clara selalu berucap tidak, namun respon tubuhnya sama sekali tidak menolak Aaron dan malah ikut bermain liar.

.

Siang harinya, Aaron dan Clara baru saja tiba di Gedung kantor perusahaan Pharell. Keduanya langsung memasuki ruang rapat, para karyawan pun sudah duduk menunggu mereka masuk ke dalam.

“Maaf, mendadak saya ada urusan dengan klien.” ujar Aaron, memperlihatkan wajah cerah dan senyum sumringah.

Tentu saja para Karyawan yang melihatnya langsung berbisik-bisik.

“Hei Ra-!? Lu ngerasa gak sih, boss Aaron yang selalu memasang wajah jutek, bisa tersenyum ramah dan mempesona.” Bisik Risa pada Clara yang baru saja duduk di sampingnya, sambil meringis memegangi pinggangnya yang sedang encok.

“Gua setuju, lihat saja cara dia menjelaskan, nada bicaranya sangat lembut, gak kayak biasanya. Suka ketus dan bikin takut semua karyawan disini.” Bisik Mona, menyambung pendapat Risa.

“Boss, ini design yang kemarin anda minta saya revisi.” ucap salah seorang karyawan muda, ia memberikan Aaron selembar kertas dengan tangan yang gemetaran. Takut hasil design-nya di protes lagi.

“Terimakasih.” Aaron menerimanya dengan tersenyum ramah.

Membuat seluruh karyawan yang ada di ruangan semakin merasa keheranan dengan perubahan sikap Aaron si boss yang terkenal killer.

"Fix!! bos brondong lu, pasti udah punya pacar." bisik Risa sambil cekikikan di dekat Clara.

"Oh.., tidak akan, aku gak sudi."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

*Terimakasih sudah baca 🩷🩷🩷

Terpopuler

Comments

Wisnu Mahendra

Wisnu Mahendra

murahan

2024-11-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Pertemuan
2 Bab 2 Awal Malapetaka
3 Bab 3 Malam Durjana
4 Bab 4 Kedatangan Aaron
5 Bab 5 Salah Paham
6 Bab 6 Si Boss Emosi
7 Bab 7 Perhatian Clara
8 Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9 Bab 9 Rencana Licik si Bos
10 Bab 10 Brondong Meresahkan
11 Bab 11 Dipepet Brondong
12 Bab 12 Trauma Clara
13 Bab 13 Godaan Brondong
14 Bab 14 Kesedihan Clara
15 Bab 15 Keluarga Aaron
16 Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17 Bab 17 Perjodohan
18 Bab 18 Brondongku Perhatian
19 Bab 19 Brondong Mesum
20 Bab 20 Hubungan Rahasia
21 Bab 21 Makan Malam Romantis
22 Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23 Bab 23 Adanya Permintaan
24 Bab 24 Kenangan Buruk
25 Bab 25 Salah Paham
26 Bab 26 Boss Nakal
27 Bab 27 Marahan & Baikkan
28 Bab 28 Doa Sahabat
29 Bab 29 Terpaksa Putus
30 Bab 30 Meriang
31 Bab 31 Bikin Panas
32 Bab 32 Kebohongan
33 Bab 33 Kegalauan
34 Bab 34 Jebakan Si Boss
35 Bab 35 Kegilaan Aaron
36 Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37 Bab 37 Harus Menghilang
38 Bab 38 Aaron di Jebak
39 Bab 39 Si Boss Ganggu
40 Bab 40 Clara Pulang
41 Bab 41 Berita Heboh
42 Bab 42 Kepergian Aaron
43 Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44 Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45 Bab 45 Kebaikan Hati
46 Bab 46 Hidup Mandiri
47 Bab 47 Pembalasan Si Jack
48 Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49 Bab 49 Namamu Dihatiku
50 Bab 50 Malam Kerinduan
51 Bab 51 Sandiwara di Mulai
52 Bab 52 Gelisah
53 Bab 53 Jadi Selimut
54 Bab 54 Brondong Naif
55 Bab 55 Boss Menghilang
56 Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57 Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58 Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59 Untuk Para Readers 🫰
60 Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61 Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62 Bab 61 Hampir Ketahuan
63 Bab 62 Kekhawatiran Caca
64 Bab 63 Sudah di Jemput
65 Bab 64 Alvaro dan Aaron
66 Bab 65 Berpisah Lagi
67 Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68 Bab 67 Kekecewaan Clara
69 Bab 68 Pacar Baru
70 Bab 69 Calon Suami Clara
71 Bab 70 Clara di Lamar
72 Bab 71 Clara Menghilang
73 Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74 Bab 73 Aaron yang Dingin
75 Bab 74 Apa yang Terjadi?
76 Bab 75 Menemui Papa
77 Bab 76 Transaksi di Dubai
78 Bab 77 Masa Lalu Aaron
79 Bab 78 Seperti Dongeng
80 Bab 79 Kerasnya Hidup
81 Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82 Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83 Bab 82 Pertemuan Dadakan
84 Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85 Bab 84 Keinginan Orangtua
86 Bab 85 Siasat Aaron
87 Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88 Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89 Bab 88 Kabur
90 Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91 Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92 Bab 91 Pulau Cinta
93 Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94 Bab 93 Surprise!!
95 Bab 94 Honeymoon
96 Bab 95 Pengantin Baru
97 Bab 96 Camping
98 Bab 97 Malam Berbintang
99 Bab 98 Pencarian
100 Bab 99 Dasar suami Brondong
101 Bab 100 Rencana diluar Rencana
102 Bab 101 Aaron Gelisah
103 Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104 Bab 103 Percakapan Larut Malam
105 Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106 Bab 105 Keributan
107 Bab 106 Perlawanan
108 Bab 107 Dipisahkan
109 Bab 108 Pulang ke Jakarta
110 Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111 Bab 110 Dua Garis
112 Bab 111 Pertemuan Keluarga
113 Bab 112 Meminta Restu
114 Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115 Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116 Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117 Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118 Bab 117 Tunggu di Jemput
119 Bab 118 Mencari Solusi
120 Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121 Bab 120 Kemalangan Adam
122 Bab 121 Kelahiran Anak Pertama
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Awal Pertemuan
2
Bab 2 Awal Malapetaka
3
Bab 3 Malam Durjana
4
Bab 4 Kedatangan Aaron
5
Bab 5 Salah Paham
6
Bab 6 Si Boss Emosi
7
Bab 7 Perhatian Clara
8
Bab 8 Si Bos Minta Lebih
9
Bab 9 Rencana Licik si Bos
10
Bab 10 Brondong Meresahkan
11
Bab 11 Dipepet Brondong
12
Bab 12 Trauma Clara
13
Bab 13 Godaan Brondong
14
Bab 14 Kesedihan Clara
15
Bab 15 Keluarga Aaron
16
Bab 16 Janda Lebih Menggoda
17
Bab 17 Perjodohan
18
Bab 18 Brondongku Perhatian
19
Bab 19 Brondong Mesum
20
Bab 20 Hubungan Rahasia
21
Bab 21 Makan Malam Romantis
22
Bab 22 Ketegangan Pagi (Visual Karakter)
23
Bab 23 Adanya Permintaan
24
Bab 24 Kenangan Buruk
25
Bab 25 Salah Paham
26
Bab 26 Boss Nakal
27
Bab 27 Marahan & Baikkan
28
Bab 28 Doa Sahabat
29
Bab 29 Terpaksa Putus
30
Bab 30 Meriang
31
Bab 31 Bikin Panas
32
Bab 32 Kebohongan
33
Bab 33 Kegalauan
34
Bab 34 Jebakan Si Boss
35
Bab 35 Kegilaan Aaron
36
Bab 36 Tidak Bisa Menolak
37
Bab 37 Harus Menghilang
38
Bab 38 Aaron di Jebak
39
Bab 39 Si Boss Ganggu
40
Bab 40 Clara Pulang
41
Bab 41 Berita Heboh
42
Bab 42 Kepergian Aaron
43
Bab 43 Anak Pembuat Masalah
44
Bab 44 Aaron Tidak Berdaya
45
Bab 45 Kebaikan Hati
46
Bab 46 Hidup Mandiri
47
Bab 47 Pembalasan Si Jack
48
Bab 48 Pemanggil Pelanggan
49
Bab 49 Namamu Dihatiku
50
Bab 50 Malam Kerinduan
51
Bab 51 Sandiwara di Mulai
52
Bab 52 Gelisah
53
Bab 53 Jadi Selimut
54
Bab 54 Brondong Naif
55
Bab 55 Boss Menghilang
56
Bab 56 Mengambil Hati Calon Mertua
57
Bab 57 Di Siang Hari yang Panas
58
Bab 58 Ketakutan Seorang Janda
59
Untuk Para Readers 🫰
60
Bab 59 Dunia Serasa Milik Berdua
61
Bab 60 Curahan Hati si Brondong
62
Bab 61 Hampir Ketahuan
63
Bab 62 Kekhawatiran Caca
64
Bab 63 Sudah di Jemput
65
Bab 64 Alvaro dan Aaron
66
Bab 65 Berpisah Lagi
67
Bab 66 Waktu Telah Berlalu
68
Bab 67 Kekecewaan Clara
69
Bab 68 Pacar Baru
70
Bab 69 Calon Suami Clara
71
Bab 70 Clara di Lamar
72
Bab 71 Clara Menghilang
73
Bab 72 Apakah ini Mimpi?
74
Bab 73 Aaron yang Dingin
75
Bab 74 Apa yang Terjadi?
76
Bab 75 Menemui Papa
77
Bab 76 Transaksi di Dubai
78
Bab 77 Masa Lalu Aaron
79
Bab 78 Seperti Dongeng
80
Bab 79 Kerasnya Hidup
81
Bab 80 Tak Ingin Kehilangan
82
Bab 81 Si Brondong Makin Menggoda
83
Bab 82 Pertemuan Dadakan
84
Bab 83 Tidak Bisa Kemana-mana
85
Bab 84 Keinginan Orangtua
86
Bab 85 Siasat Aaron
87
Bab 86 Mantranya Terlalu Kuat
88
Bab 87 Paul Mulai Bergerak
89
Bab 88 Kabur
90
Bab 89 Petualangan Bersama Brondong
91
Bab 90 Malam Hari di Pulau Cinta
92
Bab 91 Pulau Cinta
93
Bab 92 Romansa di Pulau Cinta
94
Bab 93 Surprise!!
95
Bab 94 Honeymoon
96
Bab 95 Pengantin Baru
97
Bab 96 Camping
98
Bab 97 Malam Berbintang
99
Bab 98 Pencarian
100
Bab 99 Dasar suami Brondong
101
Bab 100 Rencana diluar Rencana
102
Bab 101 Aaron Gelisah
103
Bab 102 Permintaan Wanita Nakal
104
Bab 103 Percakapan Larut Malam
105
Bab 104 Menunggu Suami Pulang
106
Bab 105 Keributan
107
Bab 106 Perlawanan
108
Bab 107 Dipisahkan
109
Bab 108 Pulang ke Jakarta
110
Bab 109 Rindu Masakan Rumah
111
Bab 110 Dua Garis
112
Bab 111 Pertemuan Keluarga
113
Bab 112 Meminta Restu
114
Bab 113 Pernikahan Beda Usia
115
Bab 114 Pria dari Masa Lalu
116
Bab 115 Emosi Gara-Gara Mantan
117
Bab 116 Antara Masa Lalu dan Saat ini
118
Bab 117 Tunggu di Jemput
119
Bab 118 Mencari Solusi
120
Bab 119 Memutuskan Kerjasama
121
Bab 120 Kemalangan Adam
122
Bab 121 Kelahiran Anak Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!