*B*oomm
"Aih pendekar level 3. Sungguh sangat mengecewakan," ucap Lin Lin setelah melakukan terobosan.
Sedangkan Min Xiang yang baru datang mendengar itu hanya melongo. Ia lupa bahwa ia punya tuan yang tidak pernah berpuas diri.
"Selamat tuan dalam 7 hari tuan dapat mencapai pendekar level 3," ucap Min Xiang.
"Ya tapi ini masih terlalu rendah," ucap Lin Lin sedih.
"Tuan berhentilah mengatakan itu terlalu rendah. Tuan dapat naik 3 level dalam tujuh hari itu terlalu mengerikan. Orang lain saja butuh waktu bertahun-tahun untuk naik ke level selanjutnya," jelas Min Xiang.
"Haih, sudah sudah kau menjadi mirip seperti ibu rumah tangga sekarang. Benar benar cerewet," ucap Lin Lin sambil tertawa kecil. Sedangkan Min Xiang hanya mengerutkan bibirnya kesal.
"Aku ingin mandi dan makan sekarang. Lebih baik kau bantu mengurus sisa tanaman yang kubawa dari hutan malam," ucap Lin Lin.
"uan, tanaman itu sudah kuurus sejak dulu. Anda bisa tenang," ucap Min Xiang.
"Bagus, kau sangat hebat," puji Lin Lin.
🍃🍃🍃
"Min Xiang, aku akan kembali ke dunia nyata sekarang, jaga baik-baik dimensi ini," ucap Lin Lin.
"Iya tuan," ucap Min Xiang.
*K*amar Lin Lin,
"Sudah malam ya," gumam Irara.
Tok tok
"Nona, saatnya makan malam. Apa perlu saya siapkan sekarang?" tanya Wei.
"Hm? Ya siapkan saja Wei," ucap Lin Lin.
"Ini dia nona," ucap Wei masuk membawa makanan bersama dengan pelayan lainnya.
"Kalian semua keluarlah kecuali Wei," ucap Lin Lin dengan dingin.
Para pelayan yang mendengar itu langsung gemetar ketakutan dan segera keluar
"Duduklah Wei, ikut makan bersama ku. Kau bisa lihat seberapa banyak nya makanan di meja ini," ucap Lin Lin.
"Baiklah," ucap Wei.
"Ada apa dengan wajahmu?" ucap Lin Lin yang melihat wajah gelisah tertera di wajah Weiwei.
"Tuan akan berangkat untuk menangani pemberontakan di daerah desa Yuanshang," ucap Weiwei.
"Pemberontakan? Desa Yuanshang?" Lin Lin bingung pasalnya ia tidak mengetahui tentang itu.
"Ya, akhir-akhir ini terjadi pemberontakan di desa Yuanshang karena warga menganggap bahwa desa di ujung kekaisaran itu tidak penting. Dan juga banyak terjadi wabah di daerah itu. Maka dari itu, Kaisar mengutus tuan untuk menyelesaikan masalah disana," jelas Weiwei.
"Hmm.. berapa lama ayah akan pergi Wei?" tanya Lin Lin.
"Tuan akan pergi selama dua bulan," ucap Wei.
"Aku mengerti, makanlah," ajak Lin Lin.
🍃🍃🍃
*P*agi harinya,
"Nona, bangun ini sudah pagi," ucap Weiwei berusaha membangunkan nona nya.
"Hmm sebentar lagi Wei. Aku masih mengantuk," ucap Lin Lin malas.
"Nona, tuan akan berangkat hari ini. Anda harus mengantarnya," ucap Weiwei.
Mendengar ucapan Weiwei, Lin Lin langsung bangun dari tidur nya dan duduk di atas ranjang dengan spontan sambil melotot.
"Siapkan air mandiku, Wei," ucap Lin Lin.
"Sudah nona," ucap Wei.
"Ya, tunggu aku bersiap-siap dulu," ucap Lin Lin langsung pergi menuju bak mandinya.
🍃🍃🍃
"Tuan, jaga diri anda," ucap selir Xiao.
"Ayah, jaga diri ayah. Jangan lupa membawa hadiah untukku jika ayah pulang," ucap Su Qing Yu.
"tentu sayangku, Yu'er. Tolong kalian jaga Mei'er" ucap Jendral Su
"Tentu tuan/ayah," ucap selir Xiao dan Su Qing Yu serempak.
"Ayah," panggil Lin Lin.
"Lin'er kau disini," ucap Jendral Su.
"Ayah jaga diri ayah disana. Berhati-hatilah dan jangan sampai terluka ayah," ucap Lin Lin dengan tulus.
"Tentu Lin'er. Apa yang Lin'er inginkan setelah ayah pulang dari tugas ayah?" tanya Jendral Su.
"Ayah, Lin'er hanya ingin ayah baik-baik saja. Itu sudah lebih dari cukup ayah," ucap Lin Lin.
"Ayah berjanji nak," ucap Jendral Su sambil mengelus kepala Lin Lin.
'Cih, si j*l*** itu berani merebut perhatian ayah. Lihat saja nanti saat ayah pergi,' batin Su Qing Yu.
🍃🍃🍃
"Wei, aku ingin ke hutan malam" ucap Lin Lin
"Ha? Nona, Jangan kesana. Hutan malam sangat berbahaya nona. Bagaimana bila nona terluka?" ucap Weiwei cemas.
"Kau sedang mendoakan ku terluka Wei?" tanya Lin Lin
"Eh bukan begitu nona. Saya sangat khawatir pada nona," ucap Weiwei panik.
Irara terkekeh sebentar, "aku tau, tenanglah. Bukankah ini bukan pertama kalinya aku kesana?" tanya Irara.
"Tapi, nona..." ucapan Weiwei terhenti.
"Nona Lin Lin" panggil sebuah suara.
"Masuklah," ucap Lin Lin.
Seorang pelayan masuk dan membungkuk sebentar lalu bersuara, "Nona, tuan muda berada di ruang utama."
"Ha?! Bagaimana bisa kalian tidak memberitahuku bahwa kakak sudah pulang?!" ucap Lin Lin sedikit membentak.
Pelayan itu hanya menunduk dan gemetar.
"Hah, Aku akan ke ruang utama sekarang," ucap Lin Lin.
Wei juga melangkah keluar dan mengikuti langkah nona nya. Sebelum keluar ruangan, Wei sempat menepuk pundak pelayan itu dan berbisik padanya, "nona sedang emosi. Jangan dimasukkan ke hati ya," ucap Wei tersenyum.
Pelayan itu hanya mengangguk kecil.
*R*uang utama,
"Liu Jin kamu sudah pulang nak," ucap Selir Xiao ramah.
"Kakak sudah pulang, bagaimana kabar kakak?" ucap Su Qing Yu.
"Aku baik baik saja ibu selir, Yu'er," ucap Su Liu Jin, tuan muda keluarga Su.
"Iya kak, apa kakak mem--" ucapan Su Qing Yu terhenti ketika mendengar teriakan pengawal.
"Nona Su Lin Lin tiba" teriak pengawal.
'Paman pengawal satu ini gak ada bedanya dengan si Kasim di kekaisaran kemarin. Gendang telinga ku bisa rusak karena teriakan mereka,' batin Lin Lin.
"Kakak selamat datang kembali," ucap Lin Lin gembira dan segera berlari memeluk kakak kesayangan nya itu. Liu Jin pun juga membalas pelukan adiknya.
"Lin'er apa kau baik-baik saja selama ini?" tanya Liu Jin.
"Tentu kakak, banyak hal yang ingin ku ceritakan pada kakak," ucap Lin Lin manja.
"Ya, tentu kita bahas nanti," ucap Liu Jin sambil tersenyum hangat.
"Apakah Lin'er sekarang sudah tidak ingat salam lagi kepada ibundanya?" sindir selir Xiao.
"Ah, maafkan saya ibu SELIR, saya lupa," ucap Lin Lin santai seraya menekankan kata selir.
'Lagian ngapain salam ke mama Kunti heheh,' batin Lin Lin.
"Kakak, bagaimana bisa kakak melupakan tata krama?" ucap Su Qing Yu dramatis.
"Yu'er benar, pengawal bawa nona pertama Su dan cambuk sebanyak 20 kali" ucap selir Xiao.
"Ibunda selir, Lin'er hanya terlalu senang karena bertemu dengan kakaknya sehingga melupakan salam. Ibunda tidak perlu menghukum Lin'er begitu," ucap Liu Jin membela Lin Lin. Lin Lin yang merasa dibela oleh Liu Jin langsung tertawa senang. Tentunya tawa itu tak dia tunjukkan.
"Baiklah nak, ibunda tidak akan mempersalahkan nya demimu," ucap selir Xiao menahan kesal.
'Cih kalau saja aku punya anak laki-laki kau tidak akan kuperlukan lagi Liu Jin. Kau hanya alat untuk ku dan Qing Yu mendapatkan warisan,' batin selir Xiao.
"Terima kasih ibunda selir. Terima kasih kakak," ucap Lin Lin.
"Ya, sama sama adikku," ucap Liu Jin.
---------------------------------------------------------------------------
author mau ngucapin terima kasih sebanyak banyaknya atas dukungan kalian semua yang bikin author semangat nulis hehe😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 454 Episodes
Comments
Linda Samudin 88
lho kok selir aja minta hormat sama anak sah ya
2023-11-26
1
Ayunda Abdullah
ngakak🤭
2022-05-30
0
Lee Fay
Pembalasan dendam Lin Lin tapi gadak arah mau balas dendam, terkesan cuma menjalankan hidup sperti sungai yg mengalir doang. Lin lin nya jga baik bgt sma si selir dan anak nya. Keknya judul sma isi ga sesuai deh thor, saran ku ganti aja judul nya "Transmigrasi ke tubuh putri sampah" gausah ada balas2 dendam krna klo ada kata pembalasan itu bakal kejam ini lembek bgt
2022-04-28
1