Hutan malam merupakan sebuah hutan yang cukup berbahaya bagi orang orang dengan tingkat kultivasi yang rendah. Hutan malam memiliki banyak sekali hewan spiritual yang kuat. Namun di hutan malam, terdapat banyak sekali herbal langka untuk mengobati berbagai penyakit.
~hutan malam~
Jangan datang lagi cinta
bagaimana aku bisa lupa
padahal kau tahu keadaannya
kau bukanlah untukku
Jangan lagi rindu cinta
ku tak mau ada yang terluka
bahagiakan dia aku tak apa
biar aku yang pura pura lupa
Irara mengambil beberapa herbal sambil bernyanyi dengan suara indah nya. Sedari tadi karena sibuk bernyanyi, Irara tidak sadar kalau ada yang memperhatikan nya dari jauh.
'Seorang gadis tanpa tingkat kultivasi pergi sendirian ke hutan malam yang berbahaya. Bahkan masih santai tanpa takut bahaya menimpanya. Menarik. Benar-benar menarik' batin seorang laki-laki tampan yang sedang bersembunyi di atas pohon sambil duduk. Senyum terlukis di bibir nya yang indah. Bukan, bila dilihat-lihat itu sebuah seringaian.
"Hmm? Aku merasakan ada yang sedang memperhatikan ku. Apa itu hanya perasaan ku saja ya?" ucap Irara bingung.
Sedangkan yang sedang dibicarakan hanya tersenyum manis melihat kelakuan gadis di bawah sana.
"Lupakanlah sudah, lagipula aku sudah mendapatkan herbal ini. Yah yang penting herbal ini sudah cukup untuk mengeluarkan racun dalam tubuhku," ucap Irara cuek. Tentu saja jikalau ada orang yang memperhatikan nya dengan niat menyerang pasti Irara dapat merasakan niat membunuhnya.
"Ya saatnya kembali," ucap Irara.
Kau diam diam aku jatuh cinta kepadamu
ku bosan sudah ku menyimpan rasa kepadamu
tapi tak mampu ku berkata di depanmu
aku tak mudah mencintai tak mudah bilang cinta
tapi mengapa kini denganmu aku jatuh cin--
"Eh tunggu kalau mau buat obat kan perlu tungku obat. Aaaaah aku lupa aku tidak punya tungku obat. Duh bagaimana ini?" ucap Irara.
Nyatanya sesosok pria tadi masih mengikuti Irara dengan hati hati agar tidak ketahuan sedang mengikuti gadis kecil itu. Melihat ekspresi Irara yang berubah-ubah membuat pria itu terkekeh kecil. Gadisnya selalu imut, fikirnya. Pria itu benar-benar tertarik pada gadis kecil itu. Sifatnya terlihat berbeda dari gadis gadis lainnya.
"Biarkan aku membantumu kali ini gadis kecil," ucap pria misterius itu.
Pria misterius itu mengeluarkan sebuah tungku tingkat suci dari cincin dimensinya*. Lalu dilemparkan nya tungku obat itu ke bawah berharap agar gadis nya dapat menggunakan tungku obat itu. Lalu setelah sepersekian detik ia menghilang dari pohon itu. Tentu tujuannya agar tidak diketahui gadis itu.
*cincin dimensi adalah tempat penyimpanan barang-barang yang memiliki ukuran tertentu. Cincin ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu, tingkat rendah,tingkat menengah dan tingkat tinggi.*
Dukk
"Aw sakit," ucap Irara sambil mengelus kepalanya yang sakit lantaran seperti ditimpa batu yang keras.
Irara mendengus dan melihat ke atas untuk mencari tahu siapa yang melemparkannya benda keras hingga mengenai kepalanya yang kecil itu. Setelah dilihat ternyata tidak ada orang sama sekali. Hanya ada hembusan angin yang menerpa rambut Irara. Lalu pandangannya jatuh pada sebuah tungku obat di tanah.
'Oh jadi tungku obat ini yang menimpa kepalaku,' batin Irara kesal. Rasanya saat ini ia ingin menghancurkan tungku itu. Tapi ketika dipikirkan ia harus mendapatkan tungku obat.
"Waah! Tungku obat ini memiliki energi spiritual yang cukup besar. Kurasa ada penjelasan tentang tungku obat di buku ini," ucap Irara sambil mengeluarkan sebuah buku dari kantong yang ia bawa. Buku itu memiliki penjelasan lengkap tentang dunia ini dan hal hal mendasar.
"Tung-tungku obat ini tingkat suci?!!" ucap Irara sedikit berteriak. Pasalnya ia benar-benar terkejut. Bagaimana tidak? Memangnya ada yang rela kehilangan tungku obat tingkat suci ini? Tapi gak mungkin juga sih.
'Duh kan bingung nih. Ambil tidak ya?? Kalau kuambil bagaimana kalau ada orang yang mencarinya lalu aku pasti akan dipanggil pencuri. Ck bodo amat la aku ambil saja,' batin Irara
Tiba tiba saat ingin mengambil tungku obat di tanah, sebuah dauh yang cukup lebar menampar wajah Irara.
"siapa yang melempar daun sial*n ini?!!" ucap Irara mengerang marah.
Saat dilihat daun itu memiliki energi spiritual, Daun itu adalah pengirim pesan yang biasa sering dipakai orang-orang dengan kekuatan cukup tinggi.
-Kita akan bertemu lagi manis. Anggap saja tungku itu sebagai hadiah perkenalan hehe-
Begitulah isi daun tersebut.
"Terserah," ucap Irara cuek setelah membaca surat daun tersebut.
Lalu langkah Irara dilanjutkan hingga sampai ke kediaman nya. Saat kembali ke kediaman nya, Weiwei langsung menghampiri nya.
"Rara kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka?" tanya Weiwei khawatir.
"Tenanglah Wei, aku baik baik saja. Lihatlah,tidak ada luka" ucap Irara dengan nada tenang agar Weiwei tidak lagi khawatir padanya.
"Syukurlah nona. emm.."
"Ada apa Wei? Wajah mu terlihat tidak nyaman," tanya Irara.
"Itu..." Weiwei ragu.
"Itu apa Wei?" tanya Irara. Masih dalam nada yang lembut.
"Itu... Ra..."
"Itu apa sih Wei?! Katakan saja ada apa?!" ucap Irara kesal. Sedari tadi ditanya malah bertele-tele. Wajar Irara kehilangan kesabaran nya.
"Ma-maaf Rara. Itu kita diundang ke kerajaan nanti malam" ucap Weiwei.
ha?! Lalu apa pula masalah nya? Diundang ke kerajaan bukannya hanya perlu hadir?
"Lalu? Apa yang salah dengan itu Wei? Bukannya hanya diundang untuk hadir saja? Lagipula keluarga ini tidak melakukan kesalahan pada anggota kerajaan kan?" tutur Irara.
"Aduh Rara, apa kau sungguh-sungguh tidak mengerti?" tanya Weiwei. Sifat nona nya sejak bangun selalu aneh. Seolah olah dia orang lain.
"Ha? Ada apa sih??" tanya Irara dengan wajah polos.
"Rara, menurut kabar dari pelayan yang lain, kata nya pertunangan mu dengan pangeran ketiga akan dibatalkan dan digantikan dengan adik anda nona Su Qing Yu." jelas Weiwei.
"Oh. Begitu. Baguslah" ucap Irara datar.
"Rara, apa kau sudah tidak mencintai pangeran ketiga lagi?" tanya Weiwei dengan hati hati. Ia tidak ingin menjadi korban kekesalan nona nya. Terlalu mengerikan.
"Mencintai? Mungkin itu karena dulu aku sangat bodoh hingga mencintai pangeran itu. Tapi sekarang aku sangat sangat membencinya." ucap Irara sinis.
"Oh yasudah lah jangan bahas lagi. Aku sedang tidak ingin diganggu. Weiwei jaga pintu dan jangan biarkan ada yang masuk kedalam kamarku" ucap Irara.
"Baik Rara," balas Weiwei.
Lalu Weiwei melangkah keluar dari kamar. Melaksanakan tugas dari nona nya.
Hng hng~~
"Ya mari kita mulai meracik obat," ucap Irara.
Irara mulai mengeluarkan tungku obat dan herbal dari kantong penyimpanan terbatas milik adiknya. Sebelumnya ia sempat meminjam*nya dari adiknya.
*itu bukan meminjam. Irara mengambil nya sendiri*
Ia mulai mengeluarkan elemen api nya lalu diarahkannya ke tungku obat itu. Lalu ia memasukkan herbal kemudian mulai meramu obat. Sesekali ia terbatuk darah karena racun dalam tubuhnya membuatnya lemah.
Setelah beberapa saat, wangi pil obat mulai menyebar dalam ruangan. Bahkan Weiwei yang berada di luar juga menghirupnya.
Didalam tungku, keluarlah 5 pil obat kelas 5. Irara yang melihat itu terkejut. Padahal itu adalah percobaan pertamanya dalam meracik obat. Ia bangga pada dirinya sendiri.
_-----------------------------------------------------------------------_
maaf baru bisa update sekarang:(
aku sibuk karena banyak tugas
ditambah mood yang naik turun kayak rollercoaster:(
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 454 Episodes
Comments
Machacy
Menulis memang bukanlah hal yg mudah, selain Riset penulis juga harusnya mengedit dan merevisi sebelum apload, membaca ulang memeriksa kesalahan agar pembaca menjadi tertarik dan mengikuti penulis. bukan hanya puebi dan typo yg harus diperhatikan tapi juga alurnya. seperti contoh dicerita ini tdk menjelaskan kapan Su lin lin mendapatkan kekuatan elementnya tiba-tiba saja menjadi alkemis.
2023-09-22
2
Xexiq
☕☕
2023-09-11
0
Owalah pernah juga baca novel ginian ,novel time travel putri jelek.
Terus putri jelek nya akan pergi ke hutan kegelapan buat nyari herbal² sambil bersenandung terus pasti ada orang yang liat ada gadis di hutan ,
jadi ceritanya ngikutin novel lain walaupun author kata ini novel hasil sendiri tapi dia nyontek
2022-11-18
0