"Baiklah, jin'er kamu harus istirahat," ucap selir Xiao.
"Iya kakak, ibu benar," ucap Su Qing Yu menimpali.
"Baiklah aku akan istirahat, mohon pamit ibunda selir, adik Qing Yu," ucap Liu Jin.
"Ibunda SELIR saya mohon pamit," ucap Lin Lin masih dengan menekankan kata selir.
'Sialan j*l*** itu beraninya mengejek ku. Jika saja tidak ada kakakmu itu kau benar-benar akan ku bunuh,' batin selir Xiao.
"Tentu Lin'er," ucap selir Xiao menahan amarahnya dengan cara mengepalkan tangannya.
'Hihi nikmatnya ngejek orang lain,' batin Lin Lin.
"Kakak bagaimana kabar kakak selama ini?" Tanya Lin Lin.
"Kakak baik baik saja, Lin'er," ucap Liu Jin sambil mengacak rambut Lin Lin membuat empunya menggembungkan pipinya
Entahlah kenapa, Lin Lin hanya merasa nyaman saat berada di dekat kakaknya. Biasanya ia jarang bermanja-manja dengan orang asing. mungkinkah itu perasaan dari tubuh ini?
"Berhenti mengacak rambutku kak" ucap Lin Lin dengan kesal.
Melihat Lin Lin kesal, Liu Jin hanya terkekeh senang. Bahkan rasa lelah yang sedari tadi ia rasakan seolah melayang hilang kemana hanya karena melihat ekspresi adiknya ini.
"Baiklah baiklah aku berhenti," ucap Liu Jin gemas.
"Hmm, kakak beristirahat lah di kamar kakak. Kakak baru saja pulang. Lin'er khawatir kakak akan kelelahan," ucap Lin Lin.
"Baiklah kakak akan beristirahat sekarang," ucap Liu Jin lalu melangkah pergi ke kediaman nya.
"Huft kakak sudah pergi, kurasa aku harus ke hutan malam sekarang. Aku perlu mengembangkan kekuatan ku agar dapat menyembuhkan ibu," batin Lin Lin.
"Wei, aku akan ke hutan malam sekarang. Bila ada orang yang mencariku katakan saja kalau aku sedang beristirahat, mengerti?" Ucap Lin Lin.
"Mengerti Rara," tegas Weiwei.
"Aku akan ke kamar dulu. Aku perlu menggunakan cadar," gumam Lin Lin.
Setelah mengenakan cadar, Lin Lin segera meninggalkan kediaman Jendral Su dengan jurus peringan diri nya dan segera menuju hutan malam.
Tujuan Lin Lin pergi ke hutan malam adalah untuk mencari herbal agar dapat membuat pil peningkat kultivasi.
Hutan malam,
"Wah lihat ini, banyak sekali herbal-herbal langka. Aku harus mengambilnya," gumam Lin Lin seraya mencabut tanaman herbal di hadapannya.
BRUKH
GROARR
SRINGG
"Suara apaan sih itu? Ganggu deh. Orang lagi cabutin ni herbal," gumam Lin Lin kesal.
Lin Lin melangkah menuju arah suara yang tadi ia dengar. Sesampainya disana, ia melihat ada seorang pria tua sedang bertarung dengan beberapa hewan spirit.
Terlihat bahwa si kakek ini memiliki tingkatan yang lebih kuat daripada hewan spirit itu. Tapi sepertinya kakek itu sedang diracuni. Makanya banyak hewan spirit yang mengambil kesempatan untuk menyerang kakek itu.
"Haih, biar kubantu deh," putus Lin Lin.
Lin Lin mulai menggunakan elemen es nya untuk menyerang. Ia membuat elemen es nya berbentuk panah-panah yang banyak lalu diarahkan ke hewan spirit itu.
Hewan spirit itu perlahan-lahan mulai membeku dan mati.
"Apa anda baik baik saja?" Tanya Lin Lin memastikan.
"Oh aku tidak apa-apa. Terima kasih atas pertolongan mu," ucap si kakek sambil tersenyum.
"Tidak masalah kek, kalau begitu saya permisi," ucap Lin Lin ramah.
Apa tadi katanya? 'kek' apa dia tidak mengenalku sehingga dia memanggilku kakek begitu?, fikir si kakek.
"Nak, apa kau ingin menjadi murid ku?" Tanya si kakek tiba tiba.
"Eh?" Lin Lin bingung harus menjawab apa.
Kakek di depannya saat ini sedang menatap dirinya dengan mata berbinar penuh harap. Sebenarnya ia tidak masalah tidak memiliki guru. Lagipula, ia memiliki ruang dimensinya.
"Hah, baiklah guru, murid ini bersedia," ucap Lin Lin sambil berlutut hormat.
"Haih nak berdiri lah, kau tidak perlu berlutut padaku. Kau hanya boleh berlutut kepada orang-orang yang pantas," ucap si kakek.
"Oh ya perkenalkan nama ku Zhou Tian Meng. Panggil aku guru Zhou" ucap guru Zhou.
"Salam kepada guru Zhou nama murid ini adalah Su Lin Lin," ucap Lin Lin.
"Aih kau terlalu formal. Sudahlah bangun. Ayo kita cari gua di sekitar sini. Aku harus mengobati racun sial*n ini,"ucap guru Zhou.
"Baik guru," ucap Lin Lin.
"Guru, disana ada gua," sahut Lin Lin.
"Kau benar, aku akan mengeluarkan racunku dulu dan kau bersihkan gua itu," ucap guru Zhou.
"Baik guru," ucap Lin Lin mematuhi gurunya.
"Eits tunggu dulu aku lupa satu hal. Gunakan sapu ini untuk membersihkan gua itu," ucap guru Zhou memberikan sebuah sapu kepada Lin Lin.
Lin Lin menerima sapu itu dan mulai membersihkan gua dan membersihkan daun daun kering di sekitar gua. Saat membersihkan, Lin Lin agak bingung. Ada perasaan nyaman saat sedang membersihkan daun daun itu. Sejenak ia perhatikan daun itu namun itu hanya daun biasa. Lalu perasaan nyaman apa ini?
Sedangkan Min Xiang didalam ruang dimensi terkejut bukan main. Apakah tuan nya ini benar-benar tidak tau? Lupakanlah biarkan tuannya tau sendiri. Ia sedang bermalas-malasan saat ini.
Lin Lin menghela napas kecewa. Ia sangat penasaran dengan perasaan nyaman ini. Saat asik melamun gurunya memanggil.
"Sedang apa kau melamun? Cepat bersihkan gua itu. Lihatlah betapa banyak daun yang berguguran," ucap guru Zhou.
Sifat gurunya saat ini benar benar terbalik saat gurunya meminta Lin Lin menjadi muridnya. Dan sekarang ia malah menjadi sangat menyebalkan. Sedari tadi daun terus berjatuhan sehingga tiada habis ia menyapu.
"Guru, muridmu ini sudah membersihkan bagian dalam gua. Guru bisa beristirahat disana. Dan untuk bagian luar gua, murid ini sudah lelah menyapu daun yang sedari tadi berjatuhan," ucap Lin Lin mengeluh tetapi tetap menyapu.
"Baru segitu saja kau sudah mengeluh ya. Baiklah baiklah berikan sapu itu padaku. Sekarang lebih baik kau mencari daging untuk kita makan," ucap guru Zhou.
Lin Lin begitu senang karena bisa bebas dari tugas yang tak ada habisnya ini. Saat hendak mencari daging, guru Zhou memanggil.
"Jangan menggunakan elemen es mu. Aku tidak ingin memakan daging beku. Gunakan pedang ini," ucap guru Zhou lalu memberikan sebuah pedang pada Lin Lin.
"Wah guru, pedang apa ini? Pedang ini sangat indah," ucap Lin Lin tak bisa untuk tak kagum.
"Nama pedang ini adalah pedang kilat ungu. Walaupun pedang ini merupakan pedang elemen petir, kau juga tetap bisa menggunakan nya. Tidak perlu khawatir," ucap guru Zhou.
"Baiklah guru, terima kasih. Aku akan pergi berburu sekarang," ucap Lin Lin.
_----------------------------------------------------------------------_
author gak maksa kalian buat ngelike kok
cuma sebisa mungkin tolong jangan jadi hidden readers😁
sudah ya segitu aja buat hari ini
teruntuk kalian yang like, komen, dan vote cerita ini author mau mengucapkan terima kasih banyak😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 454 Episodes
Comments
Solekah
aq baca sampe 3kali loh gak tanggung2. 3hp tak pake semua gantian.😍
2024-03-08
0
auL
bener" nich cerita tanpa ada basabasi sma skli ya,lgsang to the point,sampe bingunk n kirank ngeeeh sm jln critax...
ttp semangaaaaat thooor
2023-05-23
1
Yessi Kenzie
Aku emank jarang comment, tp tiap karya yg aku baca pasti aku ksh like tiap partnya & ksh hadiah jg..
2022-04-23
1