'Ukh sialan, kepala ku sakit sekali. Apa yang terjadi? Bukankah aku sudah mati? Apa ini? Apakah saat sudah mati masih merasa sakit? Sial. Eh tunggu masa cuma kepala sih yang sakit. Perasaan tadi aku kena ledakan deh kok badan ku gak sakit tuh' batin ku.
"hai... ehmm namamu...."
Tampak seorang gadis cantik di seberang Irara. Wajah mereka terdapat banyak kesamaan bahkan boleh dikatakan mereka layaknya saudara kembar.
Kening Irara mengernyit, ia bingung siapa wanita di depannya.
"Irara" ucap Irara dengan datar. Padahal sejak tadi dia sedang kebingungan melihat sosok yang mirip dengan dirinya sendiri.
"Ah ya Irara, halo Irara. Nama di dunia kalian benar benar berbeda ya" ucap gadis manis di seberang Irara. Wajah gadis itu kini menampilkan senyuman manis yang dapat membuat kaum pria meleleh.
Sesaat kening Irara mengernyit lagi lalu kembali menjawab,
"Apa maksud perkataanmu itu?" tanya Irara.
Irara sendiri bukanlah gadis yang benar benar dingin. Irara selalu bertindak sesuai keadaan. Misalnya dia menjadi dingin ketika menjalankan misinya atau ada yang membuatnya tidak senang. Tetapi selain dari keadaan itu dia tidak terlalu dingin.
"Kau sudah mati dan aku juga. Aku sudah harus pergi dari sini waktuku tak banyak tapi kau masih bisa hidup." ucap gadis itu sambil tersenyum manis.
"Maksudmu aku masih bisa hidup kembali????"
Tak dapat dipungkiri Irara sangat senang mendengar nya. Bagaimana tidak? Siapa orang yang tidak senang jika diberikan kesempatan hidup lagi. Tetapi rasa senang itu tiba tiba sirna. Raut wajah Irara yang tadinya bahagia berubah menjadi penuh selidik.
"Katakan, apa syaratnya?"
"Wah Ira..ra, kau benar benar gadis pintar tak salah aku memilih mu" gadis itu benar benar tak bisa berhenti tersenyum.
"Kau akan hidup di tubuhku tetapi kau harus membalaskan dendam ku setelah dendam ku hilang aku sendiri juga akan tenang"
Irara berfikir sejenak. Kalau aku bisa hidup kembali memang bagus. Tapi untuk balas dendam... Hah sudahlah balas dendam sendiri tidak sulit yah sudahlah setujui saja fikirnya.
"Baik aku se..."
ucapan Irara tiba tiba terpotong karena teriakan gadis itu.
"Ah iya! aku lupa mengatakan kalau kau bukan hidup di dunia mu lagi setelah ini. Tubuhku berada pada zaman kekaisaran. Fikirkan lagi aku tak mau dibilang penipu" ucap gadis itu sambil mengerucutkan bibirnya.
Irara terdiam. Apakah ini nyata? Time travel. Oh ayolah kisah kisah Time travel ini sering ia lihat di novel novel fantasi. Dan sekarang dia malah mengalaminya. Irara menampar wajahnya sendiri. Membuat gadis di seberang nya sedikit menjerit. Tidak sakit heh? Mimpi? Hah? Irara benar benar bingung sekarang.
"Ehm, Irara"
Suara gadis itu membuat perhatian Irara kembali padanya.
"Sekalipun kau menampar dirimu seribu kali kau juga tidak akan merasakan sakit" ucap gadis manis itu.
"mak..sudmu?"
Jujur sekarang jika bisa dia ingin berteriak bingung akan keadaan ini.
Melihat ekspresi Irara yang terlihat linglung, gadis di seberang tertawa keras. Ekspresi Irara benar benar sangat lucu sekarang.
"hahahaha baiklah baiklah aku tidak tertawa lagi" gadis itu segera berhenti tertawa melihat tatapan tajam dari Irara.
"hah.. ini bukan mimpi. Ini kenyataan. Sekarang kita dalam bentuk jiwa tanpa tubuh yang pasti karena kita sedang berada di tubuh yang sama. karena itulah kau tidak bisa merasakan sakit karena luka fisik tidak akan melukai sebuah jiwa. Sebuah jiwa dapat terluka karena serangan jiwa. Yah kau nanti akan paham sendiri kok" jelas gadis itu.
Irara hanya diam tanpa membalas. Tampaknya dia sedang mencerna semua penjelasan gadis itu..
"Jadi kau setuju?" tanya gadis itu
"Hahhh baiklah aku setuju" pasrah Irara.
"Terima kasih sungguh. Aku pikir kau akan menolak karena dunia ini yang berbeda dari dunia mu dan juga untuk apa repot repot membantu ku membalaskan dendam. Nyatanya kau menerima syaratku. Sungguh aku benar benar bersyukur. Terima kasih banyak Irara" ucap gadis itu sambil menangis.
Tak dapat disangkal bahwa penderitaan yang dialami gadis itu sangat sulit dan pada akhirnya ia memilih menyerah pada hidupnya. Tapi gadis itu tidak boleh menyerah tanpa mendapat keadilan. Dan pada akhirnya ia meminta pertolongan pada Irara. Katakanlah kalau ia egois. Ia tak peduli. Ia hanya butuh keadilan untuk hidupnya.
"tidak perlu berterima kasih. Simpan saja dulu kata kata terima kasih itu. Aku belum memulai pembalasan dendam mu" ucap Irara
"tidak masalah, aku berterima kasih padamu karena kau menerima keinginan egois ku" ucap gadis itu sambil tersenyum manis.
"Setelah sekian panjang kita berbicara aku belum mengetahui siapa namamu?"
Ya, Irara sendiri belum mengetahui nama gadis itu. Irara baru bertanya sekarang karena dia sendiri baru selesai mencerna semua ini.
"Hahahaha kamu orang yang unik Irara. Namaku Su Lin Lin"
"Aku mengerti Su Lin Lin"
"Ya kurasa waktuku sudah habis. Sampai jumpa Irara."
Irara tidak menjawab. Ia hanya tersenyum alakadarnya pada Su Lin Lin
"Oh ya, aku lupa memberi tahu mu satu hal. Sesaat setelah kau sadar di tubuh ku nanti, kau akan mendapatkan ingatan ku secara otomatis. Jadi persiapkan dirimu" ucap Lin Lin seraya tersenyum sebelum pada akhirnya ia menghilang secara perlahan
🍃🍃🍃
"Bagaimana keadaannya tabib?" ucap seorang pria dengan garis wajah yang keras dan tegas bertanya pada seorang pria tua namun masih sehat tersebut.
"Tuan, nona pertama Su..."
Belum selesai perkataan yang meluncur dari mulut si tabib, tiba tiba dipotong oleh erangan Su Lin Lin atau lebih tepatnya adalah Irara.
"Enghh kepala ku sakit sekali,"
Si tabib langsung terkejut. Bagaimana bisa?!! Jelas jelas tadi saat ia periksa detak nadi milik nona pertama Su sudah tidak ada lalu bagaimana bisa nona pertama Su ini sadar?!!
"i--ini,"
Si tabib ingin mengatakan yang sebenarnya tetapi tiba tiba dia mengingat kejadian yang pernah dialami keluarga nya uang juga merupakan tabib. Pasien nya yang dinyatakan meninggal sesaat yang lalu tiba tiba sadar dan menyebabkan kehebohan. Tentu saja itu wajar dalam.ilmu pengobatan. Pada akhirnya masalah itu hanya berakhir sampai disana dan tidak di lanjutkan.
"Akkh!"
Kepala Irara benar benar mengalami sakit yang sangat melebihi perkiraan nya. Ia pikir sakit nya hanya sedikit lantaran ingatan yang akan ia lihat. Rasa sakit itu seperti menusuk kepalanya menggunakan jarum beribu ribu kali dan kepalanya terhantam batu besar.
Pada akhirnya sakit pada kepala nya berkurang. Namun rasa sedih, dendam, marah, kesal, dan kecewa semuanya bercampur menjadi satu.
Melihat ingatan itu jelas membuatnya kesal bagaimana tidak?! Su Lin Lin selalu dibully dan difitnah padahal dia tidak pernah melakukan kesalahan. Dalam hati Irara mengutuk bagaimana bisa gadis ini diam saja saat dikucilkan. Ia bertekad untuk memberikan pembalasan yang puluhan bahkan ratusan kali lebih kejam pada mereka.
"Tuan jendral, nona pertama Su mengalami lupa ingatan karena benda keras yang mengenai kepalanya. Jadi nona pertama Su tidak bisa mengingat beberapa ingatan dan menyebabkan sakit di kepalanya. Saya akan memberikan obat pada nona untuk meredakan sakit di kepalanya" ucap tabib.
"baiklah aku mengerti. Terima kasih tabib. Dan Su Lin Lin kau beristirahat lah" ucap jendral Su.
Jendral Su dan tabib pun segera meninggalkan kediaman Su Lin Lin.
_-----------------------------------------------------------------------_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 454 Episodes
Comments
Welda Arsy❤
hadir ya thooorrr..
2023-12-18
2
Kiki Amelia
Halo kak mampir juga dong di novel ku.
2023-01-10
0
NetizenPedas
Secara teori menampar diri sendiri juga serangan jiwa, kecuali kalo sudah dapet fisik baru beda lagi
2022-09-24
0