"Berhenti!" Teriak Lin Lin membuat perhatian para warga tertuju padanya.
"Siapa kau seenaknya memerintahku?" Ucap Mo Shu Yi dengan sombong.
"Apa nona satu ini sudah gila?"
"Iya, lihatlah pakaian nya saja sangat aneh,"
"Berani menyinggung nona muda Shu, sungguh tidak takut mati,"
"Habislah gadis itu,"
Bisik bisik para warga terdengar jelas. Mendengar hal itu, Mo Shu Yi tersenyum penuh kemenangan dan menatap rendah Lin Lin. Sedangkan Lin Lin memilih mengacuhkan omongan tidak jelas itu.
Lin Lin menatap pria yang terduduk di lantai lalu berjalan mendekati pria itu. Lin Lin berjongkok mensejajarkan diri nya dengan pria yang cukup tampan itu sedang menatap dirinya.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Lin Lin kepada pria itu.
"Ya, aku baik-baik saja. Terima kasih nona telah peduli pada saya tapi saya rasa tidak baik untuk nona," ucap pria itu tulus.
Lin Lin tersenyum manis menatap pria itu.
"Hei, kau gadis j*l*** beraninya mengabaikanku!" Ucap Mo Shu Yi marah.
"Hei nona kau terlalu berlebihan pada nya. Lagipula kau jatuh karena dirimu sendiri yang tidak melihat jalan. Apa hubungannya dengan pria itu?" Tanya Lin Lin sambil menunjuk pria yang terduduk di lantai dengan dagunya.
"Kau, APA KAU TIDAK TAHU SIAPA AYAHKU HAH?!" Teriak Mo Shu Yi dengan lantang.
Lin Lin terkekeh kecil, "bagaimana mungkin aku tidak tahu. Putri dari menteri keuangan yang sombong, arogan, serakah, dan licik," ucap Lin Lin.
"Sial*n kau, kalian lihat apa hah?! Cepat habisi gadis itu!" Teriak marah Mo Shu Yi kepada pengawalnya.
"Baik nona," ucap para pengawal.
Para pengawal itu mulai mengelilingi Lin Lin Dan pria asing itu. Mereka mengeluarkan sebilah pedang yang tajam bersiap diarahkan ke Lin Lin.
Lin Lin mencibir melihat pedang yang dipegang para pengawal itu.
'Pedang rongsokan. Bahkan tidak satu persen pun lebih bagus daripada pedang yang guru berikan,' batin Lin Lin.
Lin Lin menyeringai saat 3 dari 10 orang pengawal mulai menyerangnya menggunakan pedang. Lin Lin dengan sigap menghindari pedang yang berusaha mengenainya. Lin Lin mengumpulkan energi spiritual di tangannya lalu mengarahkan nya ke titik vital ketiga pengawal tersebut.
Ketiga pengawal itu langsung terpental dan mengeluarkan seteguk darah.
"Kalian adalah seorang pengawal tetapi begitu lemah," ejek Lin Lin.
Karena kesal, ketujuh pengawal yang tersisa mulai menyerang Lin Lin secara bersamaan.
Lin Lin menghindari semua hunusan pedang yang mengarah padanya dengan lincah.
Lin Lin membalas para pengawal itu dengan pukulan, tamparan, dan tendangan dengan energi spiritual membuat para pengawal itu ikut terpental.
Mo Shu Yi yang melihat itu tidak bisa untuk tidak gemetar.
"K-kau gadis j*l*** kalau kau membunuhku maka ayahku pasti tidak akan pernah mengampunimu. Ayahku pasti akan mencarimu dan akan membunuhku," ucap Mo Shu Yi dengan gemetar.
"Pftt lihatlah untuk bicara saja kau sangat gemetar apalagi untuk mengancam ku," ucap Lin Lin.
"Wah kekuatan nona itu sangat hebat,"
"Kau benar, bahkan dia bisa mengalahkan pengawal nona Mo dengan mudah,"
"Apakah nona itu adalah master dari kekaisaran Tengah?" Sahut seorang lelaki paruh baya disana yang menjadi perhatian orang di sekitarnya.
Banyak orang yang menduga Lin Lin merupakan orang dari kekaisaran Tengah karena tingkat kultivasi nya tidak terlihat oleh orang-orang.
Padahal Lin Lin hanya menggunakan salah satu kitab jurus yang ada di ruang dimensi nya.
"Pergilah sana. Beritahukan pada ayah kesayanganmu bahwa aku telah membuat masalah dengan kalian. Lihat kalian akan menemukanku atau tidak," ucap Lin Lin pada Mo Shu Yi.
Mo Shu Yi yang mendengar itu bahagia karena dapat membalaskan dendam nya nanti. Ia langsung pergi dari kerumunan.
"Terima kasih atas bantuan nona ini," ucap pria itu.
Para warga yang tadi berkerumun mulai kembali pada aktivitas nya masing-masing.
"Tidak masalah, aku hanya tidak suka makhluk-makhluk sombong dan arogan seperti itu," ucap Lin Lin.
Kyuruukk,
"Ekhem ekhem," Lin Lin sengaja terbatuk kecil agar tidak canggung karena suara perutnya bergemuruh.
Suara nya tidak terlalu keras tapi cukup untuk didengar oleh pria asing itu. Salahkan perutnya yang suka sekali kelaparan.
"Nona sepertinya sedang kelaparan," ucap pria itu.
"Haha ya begitulah," ucap Lin Lin sambil tersenyum canggung.
Pria asing itu tampak tersenyum tipis.
"Mari ikut saya. Saya sekalian akan pergi ke kedai untuk makan," ucap pria itu dengan ramah.
"Eh?"
"Ada apa? Apakah anda takut saya membawa anda ke kedai murahan," ucap pria itu.
"Eh eh tidak tidak bukan begitu. Aku tidak bermaksud begitu sungguh. Aku hanya berpikir kalau sebaiknya kau mengobati lukamu terlebih dahulu," ucap Lin Lin langsung merasa sungkan.
"Tidak masalah nona. Saya akan mengobati luka saya saat di kedai nanti. Mari nona," ucap pria itu mulai melangkah menuju ke arah kedai.
Lin Lin yang tidak mau tertinggal mengikuti pria itu dengan berjalan di belakangnya. Mereka sampai ke kedai makanan Sing yang merupakan kedai terbesar di kerajaan Utara.
"Mari nona," ucap pria itu tersenyum ramah.
"Em," Lin Lin hanya menganggukkan kepalanya mengikuti langkah kaki pria itu.
Mereka berjalan masuk menuju kedai dengan banyak nya tatapan sinis dari para pengunjung kedai yang beranggapan bahwa mereka merupakan orang miskin.
Pria itu terus berjalan menuju tangga lantai 2 tetapi dihentikan oleh seorang pelayan.
"Maaf tuan, lantai 2 merupakan tempat makan untuk para bangsawan. Saya tidak bisa mengizinkan anda berdua untuk naik," ucap pelayan itu.
Pria itu hanya diam lalu merogoh kantung yang berada di samping pinggangnya seolah mencari sesuatu. Lin Lin yang melihat perlakuan pelayan itu kesal.
Ia sedang sangat lapar sekarang. Walaupun ia membeli banyak tanghulu tetapi itu untuk persediaan camilan manis.
Lin Lin hendak mengeluarkan celotehannya namun dihentikan karena melihat pria di depannya mengeluarkan sebuah gantungan giok yang indah.
Pelayan yang melihat itu langsung melotot dan tiba-tiba gemetar. Ia segera berlutut.
"Mohon maafkan kesalahan yang rendah ini, yang m-" ucapan pelayan itu terhenti.
"Sudahlah tidak perlu dipermasalahkan. Aku akan naik sekarang. Bawakan aku semua makanan yang enak," ucap pria itu dengan tegas.
Sampailah mereka berdua di sebuah ruangan pribadi yang mewah.
Lin Lin menatap pria itu seolah meminta penjelasan. Pria itu hanya terkekeh melihat tatapan itu.
"Perlukah saya menjelaskannya pada anda nona?" Canda pria itu.
"Menurut anda, YANG MULIA?" ucap Lin Lin sambil menekankan kata 'yang mulia'.
Pria itu terkekeh lagi, "nona merupakan gadis yang pintar," ucap pria itu.
Saat hendak membalas perkataan pria itu, muncul seorang pria yang tampaknya merupakan pengawal bayangan pria yang disebut 'yang mulia' itu.
"Salam kepada yang mulia putra mahkota!!" Ucap pengawal bayangan itu dengan lantang.
---------------------------------------------------------------------------
**halo readers😄
author punya hal buat disampaikan kepada kalian yang pengen baca aja sih😂😂
pertama-tama author pengen bilang terima kasih buat semua readers yang udah nyempetin waktu kalian buat ngebaca cerita author
author juga mau bilang makasih buat kalian yang udah like, rate, vote, ataupun komen yang bikin semangat author naik
*ih author nya banyak basa basi deh😂
sebenarnya author pengen bilang kalau AUTHOR BAKAL HIATUS SELAMA 1 MINGGU DIKARENAKAN AUTHOR NYA ADA PTS. Jadinya author harus belajar dan GAK BAKAL SEMPAT buat nulis selama 1 Minggu
jadi buat para readers tersayang mohon bersabar yaaa🙂**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 454 Episodes
Comments
Andini_27
mc ceweknya terlalu emh lembek cerewet dan malas
2023-02-24
0
suzana
cek level
2022-03-12
1
Dh@ U Lee
hais... lepas dr pangeran ke 3, malah dapet putra mahkota🤣😂🤣😂🤣😂
2021-08-03
1