"Hmm mulai dari mana ya berburu nya?" gumam Lin Lin.
Lin Lin saat ini berada di tengah-tengah hutan untuk mencari buruan untuk nya dan gurunya makan.
"Haruskah aku memburu kelinci itu?" gumam Lin Lin seraya melirik kelinci putih di balik pohon yang cukup besar.
"Tapi..."
"Kelinci itu terlalu imut," ya, di kehidupan nya dulu sebagai Irara, ia menyukai sesuatu yang imut. Tak salah bila ia kasihan terhadap kelinci itu.
"Huaaa tuh kan jadi ingat Kina," ucap Lin Lin dengan sedih.
Jadi dulu Irara itu pernah memelihara kelinci waktu kecil. Nah nama kelinci itu adalah Kina. Irara sering main bersama Kina semenjak ayah dan ibunya meninggal. Sayangnya Kina mati karena paman dan bibi nya membawa Kina untuk bermain dengan sepupu nya.
"Huh sudah deh. Kelinci, anggap saja aku sedang bermurah hati dan tidak mau makan kelinci. Hati-hati di bunuh pemburu," ucap Lin Lin lalu berbalik pergi.
Tiba-tiba ada yang menarik pakaian Lin Lin membuat langkah kaki Lin Lin terhenti.
"Siapa?"
Saat dilihat ternyata tidak ada siapa-siapa. Tapi ada yang menarik pakaian nya. Lalu pandangannya jatuh ke bawah. Ia melihat ternyata kelinci itu yang menariknya.
"Ha? Hei, aku sudah melepaskanmu. Kenapa kau malah seperti sedang menawarkan diri untuk dimakan? Tapi aku tidak merasa kalau daging kelinci itu enak," ucap Lin Lin bingung.
Muncul tiga guratan di dahi kelinci putih itu.
"Bagaimana bisa kau mengataiku tidak enak ha?!" ucap kelinci putih itu terlalu kesal sehingga melupakan tujuan utama menghentikan langkah kaki Lin Lin.
"Ya mana kutahu, aku saja tidak pernah makan daging kelinci. Bagaimana aku tau rasa daging kelinci itu enak atau tidak," ucap Lin Lin membalas dengan kesal.
"Lalu kalau kau tidak tau kena-" ucapan kelinci itu terhenti ketika suara teriakan memotong.
"KYAA, kau,, kau,, bagaimana kelinci putih ini bisa bicara? Apa aku sudah tidak waras? Matilah akuuu. Aku perlu ke psikolog sekarang," ucap Lin Lin frustasi. Saat ini dia benar-benar mirip seperti pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa. Maklum dia berada di dunia ini tidak sampai satu tahun.
"Ck, aku memang bisa bicara tau," ucap kelinci itu mencebik kesal.
"Kenapa kau menghentikan langkahku? Aku ingin berburu sekarang. Jika tidak guruku akan marah," ucap Lin Lin datar.
"Ayo kita melakukan kontrak hidup dan mati," ucap kelinci itu.
"Ha? Bukankah hewan spirit seperti kalian tidak akan ingin dijadikan peliharaan?" tanya Lin Lin.
Dia tidak ingin menjadi karakter jahat yang hanya memanfaatkan hewan spirit dengan mengekang kebebasan mereka.
"Entahlah, firasat ku mengatakan kalau kau itu tidak jahat. Bahkan disaat seperti tadi kau tidak ingin memburuku. Malahan kau membebaskan ku," ucap kelinci itu.
"Tidak mau. Silahkan cari tuan lain," ucap Lin Lin lalu berbalik pergi.
"Tuan, tolong terima aku,,, tolong lakukan kontrak denganku. Ayolah tuan~" kelinci itu memelas.
Lin Lin saat ini memiliki tiga guratan di dahi nya.
"Hais kau akan menyusahkan ku nantinya. Kau terlalu kecil dan lemah" ucap Lin Lin tapi tidak bermaksud untuk meremehkan.
"Tuan~ anda bahkan tidak tau kekuatanku. Bagaimana anda bisa mengatakan hal itu begitu saja?" ucap kelinci itu.
"Katakan lah apa kekuatanmu," ucap Lin Lin malas.
"Aku memiliki elemen angin tuan. Biar kutunjukkan," ucap kelinci itu.
Tiba-tiba sosok kelinci itu berubah menjadi agak besar sekitar 2-3 kali lebih besar daripada kelinci biasa.
Syuhh syuhh,
Angin kuat muncul dan membawa terbang beberapa pohon. Lin Lin tercengang. Kelinci imut imut begini kok bisa begitu kuat?
"Tuh tuan lihat kan aku ini kuat," ucap kelinci itu dengan sombong.
"Hah,,, baiklah mari buat kontrak," ucap Lin Lin.
Lin Lin kemudian menggigit jari telunjuk nya hingga mengeluarkan darah lalu meneteskan darah nya ke dahi kelinci putih itu.
"Kau kelinci angin?" tanya Lin Lin sedikit terkejut.
"Ya, tuan" jawab kelinci angin itu.
"Bu,, bukannya kelinci angin itu merupakan hewan ilahi yang konon katanya sudah punah?" tanya Lin Lin lagi.
"Itu benar, aku keturunan terakhir dari hewan ilahi itu. Karena sudah mencapai tingkat ilahi aku dapat bersembunyi di sini dengan baik tanpa ketahuan pemburu," ucap kelinci angin dengan sedih karena mengingat keluarga nya.
"Itu keren. Baiklah jangan bersedih lagi sekarang. Masuklah ke ruang dimensi ku. Aku harus lanjut berburu," ucap Lin Lin.
"Baik, tuan," walaupun kelinci itu sudah mengiyakan tuannya, tapi ia tetap tidak masuk ke ruang dimensi.
"Ada apa? Bukankah aku menyuruhmu masuk ke ruang dimensi ku?" Tanya Lin Lin.
"..." Kelinci itu diam dan menatap tuannya dengan lekat.
"Kenapa kau menatapku begitu?" Ucap Lin Lin bingung.
"Tuan, apa anda lupa sesuatu?" Kelinci itu malah balik bertanya.
"Apa sih? Aku gak berfikir kalau aku lupa sesuatu," ucap Lin Lin.
"Aish tuan benar benar tidak peka," ucap kelinci itu.
"Ha?" Lin Lin bingung.
"Tuan belum memberiku nama!" Ucap kelinci itu setengah berteriak,
"Ah, hanya karena itu?" Tanya Lin Lin santai.
"TUAN!" kelinci putih itu sedang merajuk pada tuannya.
Lin Lin terkekeh kecil, "baiklah namamu sekarang Fei, aku akan memanggilmu Fei'er."
"Terima kasih atas pemberian namanya tuan, Fei'er sangat senang. Baiklah Fei'er akan kembali ke ruang dimensi sekarang," ucap Fei lalu pergi begitu saja dari hadapan Lin Lin.
"Tiba-tiba aku menyesal mempunyai hewan kontrak seperti itu," ucap Lin Lin.
Lin Lin mulai melanjutkan perjalanan nya untuk berburu. Lalu ia mendengar suara pertarungan 'lagi'.
"Kenapa nasibku selalu melihat pertarungan sih?" Gumam Lin Lin kecil agar tidak terdengar oleh siapapun.
Lin Lin melompat ke arah pohon dekat pertarungan. Ia melihat dua orang pria, satu dengan hanfu merah dan yang lain hanfu hitam, melawan seekor harimau berwarna ungu gelap.
"Heh, akhirnya aku bisa mendapatkan mangsa" ucap Lin Lin girang.
Ia langsung melompat ke bawah dan masuk ke dalam pertarungan. Lin Lin menggunakan pedang yang diberikan oleh gurunya.
Pedang nya seolah menari-nari di udara. Menebas tubuh harimau itu. Harimau ungu tidak diam saja melihat musuh baru datang. Ia berusaha melawan, tetapi kesulitan. Gerakan lincah dari Lin Lin berasal dari dunia modern.
Sedangkan dua pria yang terluka tadi sedang menatap satu sama lain dengan tatapan bingung. Seorang gadis bercadar datang dan melawan harimau yang sempat mengejar mereka.
GROARR
Harimau ungu berteriak kesakitan dan akhirnya mati.
"Huh, harimau jelek membuatku kerepotan saja" ucap Lin Lin lalu menggendong tubuh harimau itu hendak pergi menuju gua.
"Tunggu, nona,"
_-----------------------------------------------------------------------_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 454 Episodes
Comments
uchichan
padahal ngomong Ama kelincinya udah dari tadi ko baru nyadar sekarang
2022-11-13
2
Purwanti Purwanti
barbeqiu macan
2022-05-09
0
Nur
berburu kelinci,rusa❌
berburu harimau✔️
2021-06-07
11