Bu Semah memanggil putri nya yang paling tua karena ada yang ingin ia bahas, andini menurut saja duduk di depan Ibu nya sambil makan puding buatan Salsa, adik nya yang satu itu sangat pandai membuat kue dan juga membuat masakan lezat. Andini tidak mahir dalam bidang itu karena dia memang jarang berada di dapur, sudah menjadi bagian nya Salsa karena tugas Andini adalah mencari uang yang banyak agar bisa beli kebutuhan dapur, soal masak memasak maka Salsa lah ahli nya, mungkin karena sejak kecil sudah di suruh kedapur terus membuat Salsa jadi ahli dalam bidang tersebut, karena terbiasa lalu kemudian menjadi pandai.
Kelihatan nya masalah serius karena Bu Semah juga tak memasang wajah bercanda, namun Andini cuek saja karena dia agak kesal dengan Ibu nya yang selalu membela Yogi, seolah apa yang sudah Andini lakukan dan cari selama ini sungguh tidak ada arti nya. padahal Andini rela melakukan apa saja agar keluarga nya hidup enak, dan bila saja Yogi tidak merusak hidup nya, maka Andini tidak akan jatuh kedalam lembah nista. tidak bisa bila Bu Semah mau menyalahkan Andini sepenuh nya karena anak kesayangan dia pun juga membuat ulah dalam hal ini, bila Bu Semah masih saja membela Yogi maka pasti nya Andini akan meledak.
Kadang Bu Semah tidak adil karena dia selalu memenangkan Yogi, tak pernah sekali pun Andini di bela bila mereka sedang adu mulut, selalu saja Yogi dan meminta Andini mengalah sebagai Kakak. padalah fungsi nya Kakak itu bukan untuk kalahan atau pun mengalah, sebagai orang tua harus bisa bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar, jangan mentang mentang Kakak maka harus mengalah terus pada sang adik, bila hukum nya begitu maka tak ada satu orang pun yang mau menjadi Kakak karena mereka lelah harus selalu mengalah, lebih baik jadi adik selalu di bela dan di manjakan.
"Apa yang mau Ibu bicarakan?" tanya Andini cuek.
"Sebelum nya Ibu ingin minta maaf sama kamu, karena Ibu tidak bisa merawat mu dan malah kamu yang harus merawat Ibu." ujar Bu Semah.
"Ya wajar lah yang nama nya anak merawat orang tua, Bu." Andini menaruh sendok nya.
"Ibu juga senang karena kamu punya hidung yang bagus, mungkin karena allah kasihan padamu yang merawat dua adik dan satu Ibu penyakitan." ujar Bu Semah.
"Tidak baik bicara begitu, soal rezeki sudah di atur sama Allah." peringat Andini memegang tangan Ibu nya yang keriput karena sudah tua dan juga penyakit yang ia alami.
Bu Semah menangis karena dia juga tahu bahwa Andini pasti sangat tersiksa mengurus dia dan adik adik nya, lidah yang tadi sudah mau bertanya pun mendadak urung karena tidak tega melihat wajah sang anak yang begitu polos saat menatap Ibu nya yang penyakitan ini, Andini memang sangat sayang dengan keluarga.
"Ibu mau tanya apa?" Andini bertanya penasaran dengan pertanyaan Ibu nya.
"Maaf bila pertanyaan Ibu menyinggung mu, tapi Ibu hanya tidak tenang saja sebelum mendengar dari mulut mu sendiri." ucap Bu Semah.
Firasat nya Andini sudah tidak bagus karena Ibu nya pasti mau bertanya tentang masalah pekerjaan, mungkin saja dia sudah curiga karena harta Andini kian banyak saja setiap hari nya.
"Ibu ingin tahu dari mana aku dapat uang kan?" tebak Andini langsung.
"Benar, Ibu takut kamu salah jalan dan tergoda untuk mengambil pesugihan." lirih bu Semah.
"Mana mungkin aku begitu, kalau aku mengambil pesugihan siapa yang mau ku jadikan tumbal." sangkal Andini cepat.
Bu Semah mengangguk karena semua nya mungkin benar karena pesugihan memang butuh nyawa nya untuk tumbal, selama ini belum ada nyawa yang hilang di rumah ini. Andini mengambil nafas lega karena dia belum jadi membunuh Yogi, bila itu sampai terjadi maka Bu Semah pasti akan menuduh nya langsung apa lagi mati nya Yogi tidak wajar.
"Ibu jangan mikir macam macam dong, aku kerja keras setiap hari dan malam nya jadi biduan! apa masih kurang kelihatan kerja keras ku, walau harta yang ku dapat banyak tapi bukan berarti ini pesugihan, Bu!" Andini mulai kesal sendiri.
"Maafkan Ibu ya, Nak! Ibu cuma takut bila kamu gelap mata dan menempuh jalan sesat." ujar Bu Semah meraih kepala anak nya dan mencium lembut.
"Ibu selalu saja begitu, perjuangan ku selalu di anggap remeh dan bahkan juga di salah sangkai! aku juga punya perasaan seperti Yogi, Bu." Andini mengeluarkan keluh kesah nya sekalian.
"Maafkan Ibu, sungguh bukan begitu maksud nya. Bu Semah panik juga bila yang sulung menangis.
Baru saja dia mau menghibur putri sulung nya, Yogi sudah datang dengan tubuh yang sangat bau, Andini mencium nya agak aneh karena ini bukan bau alkohol. entah apa yang sudah adik nya ini lakukan, Andini juga tam banyak tanya pada dia karena hati ini masih sakit atas perbuatan buruk itu.
"Aku mau kekamar dulu." pamit Andini karena Ibu nya pasti memperhatikan Yogi.
"Sini saja dulu, mari kita ngobrol." tahan Bu Semah.
"Nanti malam aku mau manggung, Bu! jadi harus istirahat dulu sekarang." kilah Andini.
Bu Semah tidak bisa lagi mau mencegah putri nya, mungkin dia memang butuh istirahat karena nanti malam bakal nyanyi lagi dengan sangat lincah. Syukur syukur ada yang menawar nya, maka Andini akan dapat cuan lagi, walau tadi sudah dapat uang sebanyak tujuh puluh juta dari Bupati yang sangat royal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
V3
bau daging bakar kah ❓❓
2025-02-11
0
Fariza Cantya Ramadhani
salam kenal kk
2024-10-15
1
Amcas Ganjur Amcas
sangat iba
2024-10-12
0