"Ada apa...? Apakah ada sesuatu ditubuh ku hingga membuat bocah seperti mu kebingungan...?"Tanya Api Langit tersebut sambil memandangi wajah Fang Wei dan seraya terbang mengelilingi Fang Wei.
"Hantu...!"Histeris Fang Wei sambil menutup kedua matanya.
Melihat hal itu sontak saja Api Langit kesal. Secepat kilat ia membentuk sebuah tangan menggunakan apinya lalu memukul kepala Fang Wei hingga terlihat benjolan besar di kepalanya.
Fang Wei berhenti histeris, lalu ia membuka kedua matanya. Ia melihat sebuah benda berwarna biru laut sedang terbang mengitarinya.
Sebuah pukulan kembali melayang ke kepala Fang Wei, membuat sebuah benjolan lagi. Fang Wei melirik kembali kearah Api Langit. "Kau...!"Ucapnya kesal.
"Siapa...?"Suara Fang Wei mereda ketika melihat Api Langit dalam dalam dan ternyata ia menemukan bahwa Api Langit bukanlah hantu.
"Perkenalkan namaku adalah Api Langit, tetapi aku saat ini hanyalah rohnya. Jadi kekuatan ku hanya satu per seribu dari kekuatan asliku."Jawab Api Langit tersebut dengan nada sendu serta tertunduk lemas.
"Hmmm...? Api Langit...? Apa itu...? Apa bisa dimakan...?" Tanya Fang Wei penasaran. Tentu ia tidak pernah mendengar tentang Api Langit.
"Api Langit adalah salah satu dari tiga api abadi yang ada di Dimensi Teratai Biru, jadi bisa dikatakan aku juga berasal dari Dimensi yang sama denganmu, yaitu Dimensi Teratai Biru."
Fang Wei sebenarnya kebingungan, tetapi mengingat bahwa gurunya akan curiga ketika mengetahui dia pergi sendirian ditengah hutan, akhirnya ia memutuskan untuk kembali.
"Ya, sudah. Aku ingin kembali."Jawab Fang Wei ketus sambil berlalu pergi.
"Tuan... tunggu aku...!"Ucap Api Langit memanggil Fang Wei yang sudah berlalu pergi.
"Tuan...? Kau panggil aku Tuan...?"Tanya Fang Wei penasaran dengan apa yang dikatakan Api Langit.
"Astaga...! Kau tak mengerti...? Tadi aku masuk kedalam tubuhmu dan menanamkan Akar Roh Spiritual ku kedalam jiwa mu. Jadi, secara tidak langsung kau adalah tuanku. Mengerti...?"Jelas Api Langit dengan kerutan di dahi nya menandakan bahwa ia sangat kesal pada Fang Wei yang sangat bodoh itu.
"Benarkah...? Ya sudah. Kau silahkan masuk kedalam tubuhku, jika aku bertemu dengan guruku, ia akan curiga denganmu."Ucap Fang Wei seraya menyuruh Api Langit untuk masuk kedalam tubuhnya.
"Baiklah. Tetapi ingat, tiada yang bisa melihatku, kecuali orang yang sudah ku izinkan." Jawab Api Langit ketus disertai penjelasan pada Fang Wei.
Api Langit langsung masuk kedalam tubuh Fang Wei. Bersamaan dengan itu tanda di dahi Fang Wei menghilang, tetapi tidak dengan warna mata Fang Wei yang berwarna biru laut.
Setelah itu Fang Wei keluar dari gua tersebut dan menuju tempat Ming Xiao yang sedang tidur. Terlihat hari sudah hampir pagi, tetapi matahari belum muncul keluar dari sarangnya.
***
"Wei'er, kenapa dengan matamu...?"Tanya Ming Xiao pada Fang Wei. Jelas ia menyadari bahwa ada perubahan pada mata Fang Wei.
"Benarkah guru...? Lupakanlah guru, mungkin terakhir kali kau salah lihat. Dan... bagaimana tidurmu guru...? Apakah nyaman...?"Fang Wei balik bertanya. Ming Xiao menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil menjawab bahwa ia menikmati tidurnya.
"Baiklah, guru... Guru... aku lapar...!"Ucap Fang Wei polos. Ya, sudah jelas ia lapar, karena hari sudah pagi dan sudah waktunya untuk sarapan.
Melihat ekspresi wajah Fang Wei yang terlihat polos membuat Ming Xiao terkekeh pelan sambil menyentuh pundak Fang Wei. "Baiklah, Wei'er sekarang gurumu ini memerintahkan mu untuk pergi berburu."Ucap Ming Xiao memberi arahan pada muridnya untuk pergi berburu.
"Eh, guru. Murid mu ini sedang lapar. Apakah kau ingin menyiksaku guru...?"Tanya Fang Wei menolak perintah dari Ming Xiao.
"Kau pergilah berburu. Nanti setelah dapat buruan, baru makan. Mengerti...?"Jelas Ming Xiao pada Fang Wei.
"Guru... sepertinya kau tidak lebih dari keluarga Chu yang selalu menyiksaku."Ucap Fang Wei dengan berpura pura sedih dan tertunduk lesu. Sebenarnya, ia sedang berpura-pura untuk terlihat sedih. Jika diperhatikan lagi, ia seperti rubah yang menipu seekor ayam.
"Baiklah, baiklah. Tapi kita hanya bisa makan roti dan daging kering saja. Apakah tidak masalah...?"Tanya Ming Xiao setelah mengiyakan tuntutan dari Fang Wei.
Mendengar hal itu membuat Fang Wei kembali bersemangat. "Terimakasih, guru..." Ucap Fang Wei berterima kasih pada Ming Xiao.
"Eh...?"Ming Xiao terkejut melihat perubahan dari raut wajah serta perilaku yang awalnya memelas sekarang sangat bersemangat. Ia lalu hanya menggelengkan kepalanya pelan.
Mereka berdua makan roti dan daging kering dengan lahap sambil sesekali bercanda dengan gembira.
"Guru... kapan kita sampai di sekte Cahaya Api Ilahi...?"Tanya Fang Wei penasaran dengan letak dimana sekte Cahaya Api Ilahi berdiri.
"Sudah dekat. Didalam hutan ini ada sebuah pegunungan dengan lima puncak. Dan kelima puncak itulah tempat para murid berlatih. Puncak pertama tempat Patriarch serta murid muridnya, puncak kedua untuk Tetua Pertama dan muridnya dan begitu seterusnya. Tetapi ada juga beberapa Tetua yang mendiami satu puncak yang sama. "Jawab Ming Xiao dengan antusias."Seperti misalnya Tetua Ke-dua yang mendiami Puncak Pertama bersama dengan Patriarch."
"Jadi begitu. Guru... guru dari puncak berapa... dan apakah guru termasuk salah satu tetua sekte...?"Tanya Fang Wei penasaran.
"Guru...? Guru dari Puncak Ketiga. Guru merupakan Tetua ketiga. Meskipun begitu, guru merupakan yang termuda serta yang terkuat diantara Tetua lainnya."Jawab Ming Xiao dengan membanggakan diri pada Fang Wei.
"Benarkah, Guru...? Woah..."Ucap Fang Wei terkagum kagum dengan ungkapan dari Ming Xiao tersebut.
***
"Ah... akhirnya sampai...!"Ucap Ming Xiao memandang jejeran gunung dengan pemandangan yang luar biasa.
Sekte Cahaya Api Ilahi sendiri dapat di gambarkan dengan pegunungan yang melingkari sebuah dataran yang lebih rendah daripada gunung-gunung tersebut. Sebenarnya gunung tersebut bukanlah alami, tetapi Patriarch terdahulu yang membuatnya, dengan tujuan sebagai lima benteng pertahanan. Setiap gunung ada satu Tetua utama, tetapi masih ada Tetua pendamping lainnya tanpa membedakan tingkat kultivasi dan Tetua ke berapa mereka.
"Wooaahh... Besar sekali guru...!"Ucap Fang Wei kagum dengan kebesaran gunung tersebut.
"Tentu saja. Sekte Cahaya Api ilahi ini merupakan Sekte Aliran Putih terbesar di Benua Liuha."Jawa Ming Xiao dengan semangat yang membara.
"Hm... benarkah begitu, guru...?"Tanya Fang Wei pada Ming Xiao. Selama ia menjadi budak, tak pernah sedikitpun ia mengetahui informasi dari Dunia Kultivator. Jadi wajar saja jika Fang Wei sangat penasaran.
"Benar, Wei'er."Jawab Ming Xiao sekali lagi. Ia sungguh tidak menyangka bahwa Fang Wei tidak mengetahui informasi yang sudah umum Dunia Kultivator.
"Mungkin karena aku tak pernah keluar, jadi aku tak mengetahui nya." Batin Fang Wei dengan nada datar. Ia tentu sangat mengingat dengan jelas dengan apa yang terjadi padanya sejak menjadi budak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Nanik S
Alurnya mudah dimengerti
2025-04-16
0
Aries Setia Varash
bagus, ceritanya mengalir bagus dan enak dinikmati. penulis nya kereeeenn 👍👍👍
2021-05-23
1
Jeky
👍👍👍👍👍👍🌹🌹🌹🌹🌹🌹
2021-03-21
0