"Kau lama sekali, Wei'er."Ucap Ming Xiao memulai pembicaraan antaranya dengan Fang Wei. Sekilas perkataan tersebut seperti ejekan bagi Fang Wei tetapi sebenarnya itu adalah motivasi bagi Fang Wei agar dapat berlatih dengan sungguh-sungguh.
"Guru... kau... mengejekku..."Ucap Fang Wei terputus putus. Wajar saja jika ia begitu, mengingat ia berlari selama satu jam penuh ditambah dengan kenyataan bahwa area ia berlari sangat terjal, karena dipenuhi oleh bebatuan serta akar akar yang menonjol. Hal itulah yang membuat lari Fang Wei sangat lambat.
"Lagipula, Guru tahulah bahwa murid mu ini hanya manusia biasa, bukan kultivator seperti kalian. Jadi wajar saja."Lanjut Fang Wei mengelak dari ejekan gurunya.
"Huh... Kau hanya mencari-cari alasan saja. Ya sudah... kemari dan makan ini."Ajak Ming Xiao sambil menyodorkan sepotong daging.
Mata Fang Wei bersinar. Ia memang sangat kelaparan saat berlari tadi. Maka dari itu daging didepannya adalah obat dari penyakitnya itu.
"Terimakasih, Guru. Kau memang yang terbaik."Ucap Fang Wei menerima daging yang disodorkan oleh Ming Xiao itu.
"Makan yang lahap. Setelah itu kau istirahat."Ucap Ming Xiao sambil mengelus kepala Fang Wei penuh kasih.
"Baik, Guru."Jawab Fang Wei semangat. Tentu ia mengira gurunya akan melatih dirinya hingga pagi tanpa istirahat sedikitpun. Tetapi kenyataannya berbeda, Gurunya malah meminta dirinya untuk beristirahat. Baginya ini membingungkan. Tetapi ia juga senang, karena akhir nya ia ada waktu untuk istirahat.
Ketika ia selesai makan, Fang Wei pun mengambil posisi untuk tidur. Ia menyandarkan tubuhnya pada sebuah pohon besar.
Ia memejamkan matanya, mencoba untuk tidur. Tetapi anehnya Ia sama sekali tak bisa tidur. Lalu ia membuka matanya perlahan. Ia menemukan Ming Xiao tidur disalah satu pohon juga.
Fang Wei bangkit dari posisi tidur nya. Ia melihat kearah sekeliling. Pandangannya lalu jatuh pada api unggun yang Ming Xiao buat. Ia merenungi kejadian kejadian masa lalunya. Mulai dari hidupnya di Klan Chu sebagai seorang budak yang selalu disiksa. Lalu pertemuannya dengan Ming Xiao yang bersedia menjadi gurunya. Semua itu terjadi begitu cepat. Seolah-olah baru kemarin ia berada di Klan Chu.
Lamunannya menghilang ketika sebuah suara memanggilnya. "Fang Wei..."Suara tersebut menggema ditelinga Fang Wei. Tetapi entah kenapa suara tersebut tidak mengganggu Ming Xiao yang tertidur lelap.
Fang Wei celingukan mencari asal suara. Tetapi yang ia temui hanya rimbunan pohon yang sesekali bergoyang mengikuti arah angin yang berhembus.
"Fang Wei..."
Suara itu kembali terdengar. Fang Wei semakin gelisah. Ia mengira itu semua perbuatan dari para hantu yang berkeliaran.
"Fang Wei..."
Suara tersebut semakin jelas terdengar. Perasaan Fang Wei semakin tidak enak, sesekali ia melirik Ming Xiao yang sedang terlelap. Fang Wei menelan ludahnya dengan kasar, jiwanya teruji oleh sesuatu yang sejak dulu menjadi momok menakutkan baginya.
"Fang Wei... kemari lah..."Suara tersebut menggema sekali lagi. Tetapi kali ini lebih panjang dari yang terakhir kali.
Fang Wei tersentak kaget mendengar kata 'Kemari lah' yang tentu mengandung arti ia harus kesana. Tetapi pertanyaan adalah dimana 'makhluk' tersebut...?
Sebuah energi yang tak terlihat masuk secara paksa kedalam tubuh Fang Wei. Hal tersebut membuat kesadaran Fang Wei menghilang. Ia terjatuh ke tanah tepat pada posisi tidurnya tadi.
Tetapi yang mengherankan adalah mata Fang Wei tidak tertutup melainkan berubah warna menjadi warna hitam pekat secara keseluruhan.
Tubuh Fang Wei perlahan kembali berdiri. Lalu secara tak terduga berjalan kesebuah arah didalam hutan.
Fang Wei terus berjalan hingga sampailah ia didepan sebuah gua. Gua tersebut seperti memancarkan aura yang menakutkan. Fang Wei yang dirasuki sebuah energi tersebut memasuki gua yang memiliki aura mengerikan tersebut.
Gua yang awalnya gelap gulita tersebut tiba-tiba mengeluarkan sebuah cahaya berwarna biru laut dari seluruh dinding-dinding gua tersebut. Ternyata, sinar tersebut muncul karena di setiap sisi dinding tersebut dilapisi oleh api berwarna biru langit yang terus menerus hidup, tanpa ada tanda tanda akan mati.
Fan Wei terus memasuki gua tersebut dengan perlahan. Jika dari luar aura yang dipancarkan oleh gua adalah aura yang menakutkan, ternyata didalam gua itu tidak ada aura yang menakutkan, melainkan memancarkan aura yang bersahabat.
Fang Wei terus berjalan hingga mencapai ujung gua. Ternyata diujung gua tersebut ada sebuah api berwarna biru langit yang terus berkobar. Api tersebut berukuran kecil dengan menduduki sebuah singgasana. Disekelilingnya juga terlihat banyak sekali koin mas, sumber daya serta pusaka tingkat tinggi.
"Hormat pada yang mulia raja Api Langit."Ucap Fang Wei sambil menangkup kan kedua tangannya seraya menekuk salah satu lututnya hingga menyentuh lantai gua tersebut.
"Bangkit lah."Jawab Api tersebut dengan suara yang sama dengan suara yang memanggil Fang Wei tadi.
Api tersebut lalu perlahan mendekat kearah Fang Wei. Ia lalu bergerak melayang kearah dahi Fang Wei.
Suara desisan terdengar yang bersamaan dengan masuknya Api tersebut kedalam dahi Fang Wei.
"Argghh..."Teriak Fang Wei kesakitan. Wajar saja, Api Langit merupakan satu dari tiga api abadi, yaitu Api Teratai Biru, Api Langit serta Api Setan. Api Langit yang merupakan urutan kedua terkuat memiliki kekuatan yang luar biasa. Ia bisa membumihanguskan dunia kultivator dengan kekuatannya. Namun setelah ia mengalami sebuah pertarungan besar, dirinya menjadi lebih lemah dari biasanya, bahkan 100 kali lebih lemah dari yang terakhir kali.
Tiga jam kemudian...
"Aaarrrghh..."Teriakan terus berlanjut hingga tanpa disadari tiga jam telah berlalu. Secara perlahan tubuh Fang Wei mulai stabil. Kini tubuhnya memancarkan aura berwarna biru langit serta menambah ketampanan Fang Wei.
Juga tanpa disadari tampak sebuah tanda biru di dahi Fang Wei. Kini Api Langit telah menyatu secara sempurna ditubuh Fang Wei.
Mata Fang Wei perlahan membuka, mata dengan warna biru langit yang menawan terlihat. Mata tersebut menambah ketampanan Fang Wei hingga ketingkat yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
"Aku... aku dimana ini...?"Tanya Fang Wei kebingungan. Ia melihat ke seluruh gua, yang ia lihat hanya sinar biru laut yang menyilaukan serta tumpukan harta benda didepannya.
"Hmmmm... aku dimana ini...?"Tanya Fang Wei yang perlahan mendekat lalu menyentuh sebuah koin mas.
Secara mengejutkan koin emas tersebut tersedot kedalam tangannya. Fang Wei tentu terkejut hingga ia menyentuh telapak tangannnya serta membayangkan koin emas tersebut.
Secara mengejutkan juga muncul sekeping emas yang membuat Fang Wei terkejut bukan kepalang. Tetapi disisi lain ia senang akan hal tersebut sambil terus mencoba nya berkali kali lagi.
Fang Wei tersenyum penuh makna. Ia lalu menghampiri tumpukan-tumpukan emas tersebut dan memasukkannya kedalam kemampuannya itu. Tawa jahat terdengar. Ia sudah menjadi kaya, tak ada yang akan bisa menindas nya lagi.
"Sudahlah... sudah cukup kau bersikap seperti orang bodoh seperti itu."Sebuah suara terdengar dari samping telinga Fang Wei.
Fang Wei tentu terkejut lalu berbalik menatap arah suara tersebut. Fang Wei kembali terkejut melihat sesosok Api berwarna biru laut terbang disisinya.
"Kau..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Nanik S
Mantap
2025-04-16
0
Aries Setia Varash
kereeeenn 👍
2021-05-23
0
Jeky
kaya raya😘😘😘👍👍👍👍🌹🌹🌹🌹
2021-03-21
0