Cewek Kaku

Daisy terbangun dengan merasa mendapatkan pelukan erat dan bau parfum Giorgio Armani di hidung mancungnya. Perlahan mata hijaunya melihat sumber penciumannya dan terkejut saat melihat leher suaminya. Daisy mulai menyadari jika Dokter Lucky memeluk tubuhnya seperti takut dia gelinding lagi.

Dia merasa bersalah sepertinya.

Daisy hendak melepaskan dirinya tapi sepertinya Dokter Lucky enggan melepaskan pelukannya. Daisy pun ingin membangunkan pria itu tapi melihat wajah Dokter Lucky tampak lelah, dia mengurungkan niatnya.

Daisy menjadi leluasa memperhatikan struktur wajah suaminya. Dokter Lucky tidak tampan tapi memiliki struktur pipi yang bagus, rahang yang tegas, hidung mancung dan Daisy melihat ada tahi lalat di sudut mata kanannya. Bibir suaminya tidak tebal tidak juga tipis, entah kenapa pas semuanya.

Wajah Dokter Lucky juga termasuk mulus untuk ukuran pria dan Daisy tidak heran dengan peralatan tempur pria itu untuk menjaga penampilannya.

Selain menyebalkan, dia juga centil.

Daisy berusaha untuk bangun namun tangan Dokter Lucky mengukungnya erat hingga membuat istrinya semakin masuk dalam pelukannya.

"Sudah melihat side profile aku?" gumam Dokter Lucky sambil merem membuat Daisy mendelik. "Aku tampan kan ?"

"Narsistik !" balas Daisy.

Dokter Lucky membuka matanya dan menatap mata hijau Daisy. "Warna mata kamu itu cantik lho Jeng Daisy. Bagaimana pelipis kamu ? Masih senut-senut? Pusing nggak ? Tangan kamu gimana?" Dokter Lucky melepaskan pelukannya dan terduduk sambil memeriksa tangan Daisy dan pelipis istrinya. "Duh, biru Jeng ... Bisa dihajar Pak eh... Oom Rayyan ini aku kalau tahu bikin kamu terluka ..."

Daisy mengerjap-ngerjapkan matanya karena Dokter Lucky sangat dekat dengan wajahnya.

"Jeng Daisy? Mata kamu kelilipen ? Duh ada debu ya ? Sini aku lihat ..." Dokter Lucky mengukung istrinya.

"Nggak ! Nggak kelilipen !" jawab Daisy judes. "Bisakah kamu minggir ?"

Dokter Lucky menggelengkan kepalanya. "Nggak bisa. Panggil mas dulu tho..."

"Apa?"

"Panggil mas dulu baru aku bisa menyingkir..." senyum dokter Lucky yang membuat Daisy terasa sesak dengan tubuh suaminya diatasnya.

"Minggir !" Daisy mendorong tubuh Dokter Lucky hingga nyaris gelundung namun sedetik kemudian gadis itu meringis kesakitan dan memegang pergelangan tangan kanannya yang diperban semalam.

Dokter Lucky yang bisa menahan dirinya langsung menghampiri istrinya. "Tangan kamu sakit lagi? Ke rumah sakit ya ? Biar di Rontgen..."

Daisy menggelengkan kepalanya. "Jangan bikin aku kesal sehari saja!" hardik gadis itu yang kemudian turun dari tempat tidur menuju kamar mandi.

Dokter Lucky mengacak-acak rambutnya. "Duuuuhh angélé cedhaki bojoku dhewe ( susahnya mendekati istriku sendiri )."

***

Usai mandi semuanya, Dokter Lucky kembali memeriksa tangan istrinya dan mengganti perban elastis nya karena tadi kena air akibat mandi.

"Memar Jeng Daisy... Kita ke rumah sakit ya?" ajak Dokter Lucky.

Daisy menggelengkan kepalanya. "Aku mau istirahat saja."

Dokter Lucky menghela nafas panjang. "Jeng, daripada dari nanti ..."

Mata hijau Daisy menatap tajam ke Dokter Lucky. "Yang bikin aku begini siapa ?" bentaknya.

"Iya, aku yang salah ! Aku sudah minta maaf ! Aku sudah ajak kamu ke rumah sakit tapi kamu tidak mau ! Kurang apa coba Dash !" balas Dokter Lucky dengan nada tinggi.

Daisy tetap memasang wajah dingin. "Tidak ada tidur bersama lagi !"

"Jeng Daisy ..."

"Mulai nanti malam, aku tidur di sofa kalau kamu tidak mau !"

Dokter Lucky memandang wajah galak istrinya. "Jangan gitu, Jeng Daisy..."

"Kita... tidak cocok ..."

"Jeng, kita baru menikah seminggu ! Bagaimana bisa tahu kita tidak cocok ? Bahkan ada yang menikah bertahun-tahun akhirnya pisah karena tidak cocok ! Itu bertahun-tahun ! Tidak masuk akal !"

Daisy diam saja.

Dokter Lucky mengusap wajahnya pertanda dia bingung menghadapi istrinya.

"Aku tahu kita tidak mengenal sebelumnya, lalu tidur bersama dan ayahmu tidak mau anak gadisnya dirusak begitu saja olehku tanpa bertanggung jawab. Tapi aku bertekad, pernikahan ini akan berhasil, mbuh piye carane! Aku mohon, maukan kamu berusaha bersama-sama aku ? Kita memang belum ada cinta ... Kamu yang belum ada tapi aku sudah ada sayang sama kamu..." Mata hitam Dokter Lucky menatap serius. "Please?"

"Bukankah kita hanya menikah enam bulan ? Dan aku hanya sebulan disini ?" jawab Daisy mengacuhkan ucapan suaminya.

"Tidak bisa kah selamanya... Sampai maut memisahkan?" pinta Dokter Lucky.

Daisy diam saja.

Suara bel apartemen Dokter Lucky berbunyi dan percakapan mereka pun terhenti.

"Aku belikan sarapan. Ada soto Betawi dan ketoprak... Semoga kamu suka." Dokter Lucky pun berdiri dan berjalan menuju pintu untuk mengambil pesanannya.

***

Daisy makan soto Betawinya dengan tangan kiri membuat Dokter Lucky semakin merasa tidak enak karena setahunya tangan dominannya adalah kanan meskipun Daisy adalah ambidextrous.

"Kita ke rumah sakit ya? Aku khawatir dengan pergelangan tangan kamu ..."

Daisy menggelengkan kepalanya. "Paling hanya memar."

Dokter Lucky memilih diam daripada nanti mereka ribut lagi dan bisa kemana-mana. Sejujurnya dirinya agak menyesal membentak Daisy tapi tadi emosinya terpancing dan Dokter Lucky agak terkejut juga Daisy tidak menangis.

Padahal kemarin nangis kayak gitu. Memang istriku itu antik deh ...

"Kamu tidak ke Dokter Wayan ?"

Daisy menggelengkan kepalanya. "Di rumah saja."

"Ya sudah ..."

Keduanya diam lagi sambil menghabiskan makan paginya.

"Maaf aku tidak terlalu bisa masak ... hanya yang simpel-simpel saja, macam goreng nugget, bikin ceplok atau dadar, nasi goreng ... Sayur sop..." ucap Dokter Lucky.

"Tidak apa-apa. Masih bagus bisa masak nasi goreng dan sop," jawab Daisy.

"Aku tidak bisa masak masakan Italia ..."

Daisy menatap datar. "Masak spaghetti tidak bisa ?"

"Ya bisa sih tapi pasti rasanya enak aslinya ..." senyum Dokter Lucky.

Daisy pun berdiri hendak membereskan meja makan namun dicegah suaminya.

"Eh tidak usah ... Biar aku saja. Kamu duduk manis saja di sofa," ucap Dokter Lucky sambil membereskan mangkok dan piring bekas makan.

Daisy menatap suaminya. "Tidak apa-apa. Aku bantu ..." jawab Daisy sambil membawa sendok dan garpu ke bak cuci piring. "Selama bukan yang beling kan?"

Dokter Lucky tersenyum. "Terima kasih..."

Daisy pun duduk di sofa sementara Dokter Lucky membersihkan peralatan makan mereka. Suara ponsel Daisy berbunyi membuat suaminya menoleh, menunggu siapa yang menelpon istrinya.

"Selamat pagi..." sapa Daisy ramah membuat Dokter Lucky penasaran siapa yang menghubungi istrinya.

Wah nggak benar nih ! Mana Jeng Daisy sapanya ramah banget.

"Oh ? Aku harus kesana, Dokter Wayan ?" Daisy menoleh ke Dokter Lucky.

"Nanti aku antar," jawab suaminya.

"Nanti saya kesana Dok... Iya. Laporan sudah selesai... Sudah saya email juga kan?" ucap Daisy. "Baik Dok, sampai ketemu di ruang autopsi."

"Jeng Daisy... Kenapa sih memilih forensik?" tanya Dokter Lucky sambil mengelap tangannya.

"Karena aku tidak bisa berkomunikasi yang baik ke keluarga pasien... Aku memang memiliki kelemahan sering tidak memikirkan baik buruknya saat berbicara... jika berhadapan dengan pasien atau keluarga pasien, aku tidak bisa basa basi. Kamu sakit ini ya kemungkinan sembuh sekian persen. Langsung to the point. Kalau forensik, tidak ada yang perlu aku berikan bahasa kalbu ... Keluarga kamu matinya begini ya sudah," jawab Daisy.

Dokter Lucky melongo mendengar ucapan istrinya. "Kamu itu memang tidak bisa basa basi sama pasien ya ?"

Daisy mengedikkan bahunya. "Ngapain basa basi sama pasien ? Kelamaan !"

***

Yuhuuuu up Sore Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️

Terpopuler

Comments

ꍏꋪꀤ_💜❄

ꍏꋪꀤ_💜❄

daisy lebih apa yakkk bahasanya....
pokoknya jauh melebihi oma nya yg dingin2 serem itu😅😅😅
sabar pak dokter akuu mendukung muu

2024-09-17

3

awesome moment

awesome moment

kode tu. jd...to the point. g ush grusa grusu. ikuti alur. mintol semesta utk mendukung

2024-09-17

3

Jenong Nong

Jenong Nong

melas men dr lucky ...tal bantu doa wis dr lucky semoga lnggeng sm daisy ...🤣🤣❤❤🙏🙏

2024-09-17

3

lihat semua
Episodes
1 Daisy Bianchi Mancini
2 Dokter Lucky Buwono
3 Awal Pertemuan
4 Baju Ganti
5 Enam Bulan
6 Si Pelaku
7 Mas Lucky
8 Wedding Day
9 Mas dan Jeng
10 Perjalanan ke Jakarta
11 Di Jakarta
12 Di Rumah Shea
13 Perjalanan ke Apartemen Dokter Lucky
14 Apartment Dokter Lucky
15 Bukan Hati Buatan Wakanda
16 Pelukan Pertama
17 Manyun
18 Mbati
19 Tak Bisa Ke Lain Hati
20 Cewek Kaku
21 Salah Paham
22 Sisi Lain Dokter Lucky
23 Hari Nano Nano
24 Saturday
25 Salah Paham Lagi
26 Bawang Merah
27 Gimbab
28 Galau Maning
29 Tersedak
30 Berbunga - bunga
31 Putri Mafioso
32 Keren kan?
33 Hana Akihiro
34 Dinda, Dimana Kau ?
35 Belahan Jiwa
36 Aku Bukan Pilihan
37 Halo Jeng Daisy
38 Manusia Purba
39 Di Pengadilan Turin
40 Kamu Ingat ?
41 Edisi Spesial Perkenalan Hana dan Madhava
42 Dokter Lucky dan Dylan
43 Ulang Tahun Daisy
44 Madhava Sankara
45 Daisy Ke Jakarta Tidak Sendiri
46 Harus Beli Rumah Lebih Besar
47 Pindah
48 Disandera
49 Mana Organnya?
50 Kamu Hamil Kan?
51 Aftermath
52 Morning Sick
53 Ngidam Melokal
54 Madhava dan Ayahnya
55 Mood swings Bumil
56 Madhava dan Aizen
57 Capeeekkk
58 Hana Marah
59 Eduardo Oliviera
60 Dokter Lucky
61 Sling Arms
62 Minta Organ
63 Pedekate
64 Tidak Bisa Tidur
65 Cicitnya Hoshi Reeves
66 Wibu
67 Dokter Lucky Ngamuk
68 Rule Number One
69 Nasi Padang
70 The Reeves Family
71 Aizen Reeves Akihiro
72 Rencana
73 Aizen as Kento Nanami
74 Gelut Juga
75 Fahd Al Jasir
76 Taruhan
77 Dokter Lucky Cemburu
78 Dokter Lucky dan Daisy Tahu
79 Ngidam Dadakan
80 Dua Bumil
81 Hana Lelah
82 Hana dan Aizen
83 Kabar dari Jakarta
84 Sidang Kode Etik Pt 1
85 Sidang Kode Etik Pt 2
86 Dendam Mada Mada Dane
87 Di Tempat Gym
88 Kencan... Or Not?
89 Kencan Juga Akhirnya
90 Serum Kejujuran
91 Hana dan Madhava... lagi
92 AKP Nana Emosi
93 Ipar Adalah Maut
94 Hana v Chandira
95 Rubbish
96 Let It Go
97 Dokter Lucky Sebal
98 Mood Swing Berlanjut
99 Dokter Lucky dan Madhava
100 Raynard Giandra Baskara
101 Keributan di Klinik
102 Hukuman Mental
103 Kangen Gegeran
104 Ke Bali
105 Tega Kamu!
106 Pria Tsundere
107 Ucapan Pedas Madhava
108 Madhava Kaget
109 Rencana Madhava
110 Cincin Oh Cincin
111 Kupinang Kau Dengan KLa Project
112 Jangan Sentil Ginjal!
113 No and Big NO!
114 Hana Tidak Perduli
115 Drama
116 Double Bancaan
117 Duh Ada Bonyok
118 Dokter Lucky Manyun
119 Rusuh di Ruang Bersalin
120 Lucky Daisy ( END )
121 Bonchap - Kamu Pilih Yang Mana
122 Bonchap - Tauziah Hana
123 Bonchap - Hana Bertengkar Dengan Madhava
124 Bonchap - Madhava Kena Amuk
125 Bonchap - AKBP Victor Opname
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Daisy Bianchi Mancini
2
Dokter Lucky Buwono
3
Awal Pertemuan
4
Baju Ganti
5
Enam Bulan
6
Si Pelaku
7
Mas Lucky
8
Wedding Day
9
Mas dan Jeng
10
Perjalanan ke Jakarta
11
Di Jakarta
12
Di Rumah Shea
13
Perjalanan ke Apartemen Dokter Lucky
14
Apartment Dokter Lucky
15
Bukan Hati Buatan Wakanda
16
Pelukan Pertama
17
Manyun
18
Mbati
19
Tak Bisa Ke Lain Hati
20
Cewek Kaku
21
Salah Paham
22
Sisi Lain Dokter Lucky
23
Hari Nano Nano
24
Saturday
25
Salah Paham Lagi
26
Bawang Merah
27
Gimbab
28
Galau Maning
29
Tersedak
30
Berbunga - bunga
31
Putri Mafioso
32
Keren kan?
33
Hana Akihiro
34
Dinda, Dimana Kau ?
35
Belahan Jiwa
36
Aku Bukan Pilihan
37
Halo Jeng Daisy
38
Manusia Purba
39
Di Pengadilan Turin
40
Kamu Ingat ?
41
Edisi Spesial Perkenalan Hana dan Madhava
42
Dokter Lucky dan Dylan
43
Ulang Tahun Daisy
44
Madhava Sankara
45
Daisy Ke Jakarta Tidak Sendiri
46
Harus Beli Rumah Lebih Besar
47
Pindah
48
Disandera
49
Mana Organnya?
50
Kamu Hamil Kan?
51
Aftermath
52
Morning Sick
53
Ngidam Melokal
54
Madhava dan Ayahnya
55
Mood swings Bumil
56
Madhava dan Aizen
57
Capeeekkk
58
Hana Marah
59
Eduardo Oliviera
60
Dokter Lucky
61
Sling Arms
62
Minta Organ
63
Pedekate
64
Tidak Bisa Tidur
65
Cicitnya Hoshi Reeves
66
Wibu
67
Dokter Lucky Ngamuk
68
Rule Number One
69
Nasi Padang
70
The Reeves Family
71
Aizen Reeves Akihiro
72
Rencana
73
Aizen as Kento Nanami
74
Gelut Juga
75
Fahd Al Jasir
76
Taruhan
77
Dokter Lucky Cemburu
78
Dokter Lucky dan Daisy Tahu
79
Ngidam Dadakan
80
Dua Bumil
81
Hana Lelah
82
Hana dan Aizen
83
Kabar dari Jakarta
84
Sidang Kode Etik Pt 1
85
Sidang Kode Etik Pt 2
86
Dendam Mada Mada Dane
87
Di Tempat Gym
88
Kencan... Or Not?
89
Kencan Juga Akhirnya
90
Serum Kejujuran
91
Hana dan Madhava... lagi
92
AKP Nana Emosi
93
Ipar Adalah Maut
94
Hana v Chandira
95
Rubbish
96
Let It Go
97
Dokter Lucky Sebal
98
Mood Swing Berlanjut
99
Dokter Lucky dan Madhava
100
Raynard Giandra Baskara
101
Keributan di Klinik
102
Hukuman Mental
103
Kangen Gegeran
104
Ke Bali
105
Tega Kamu!
106
Pria Tsundere
107
Ucapan Pedas Madhava
108
Madhava Kaget
109
Rencana Madhava
110
Cincin Oh Cincin
111
Kupinang Kau Dengan KLa Project
112
Jangan Sentil Ginjal!
113
No and Big NO!
114
Hana Tidak Perduli
115
Drama
116
Double Bancaan
117
Duh Ada Bonyok
118
Dokter Lucky Manyun
119
Rusuh di Ruang Bersalin
120
Lucky Daisy ( END )
121
Bonchap - Kamu Pilih Yang Mana
122
Bonchap - Tauziah Hana
123
Bonchap - Hana Bertengkar Dengan Madhava
124
Bonchap - Madhava Kena Amuk
125
Bonchap - AKBP Victor Opname

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!