Di Rumah Shea

Kediaman Keluarga de Luca Jakarta

Nareswari memeluk erat Daisy saat tiba ke rumah dan gadis itu pun membalas pelukan tantenya. Nareswari lalu memegang wajah Daisy yang lebih tinggi darinya dan tersenyum menenangkan.

"Everything is gonna be okay ( semuanya akan baik-baik saja ), sayang. Tante tahu ini berat tapi setidaknya, Lucky mau bertanggungjawab."

Daisy hanya tersenyum tipis. "Terima kasih Tante Nyes..."

"Yuk makan siang dulu. Tante masak soto sama perkedelnya..." ajak Nareswari.

***

"Bukan salah mbak Daisy dan salah Oom Lucky sih kalau begini..." celetuk Seiya. "Eh... Kok manggilnya Oom ya. Harusnya Abang atau mas kan Shea ?"

Shea yang sedang makan perkedel buatannya dan Nareswari, tampak tertegun. "Iya ya ... Kan manggilnya jadi berubah ..."

Daisy hanya menatap dua adiknya. "Terserah kalian lah mau manggil gimana."

Shea dan Seiya saling berpandangan.

"Mbak, terlepas dari kalian nikah express, tapi satu yang mbak Daisy harus tahu. Oom ... Eh mas Lucky itu orangnya baik dan suka humor," ucap Seiya.

Daisy tidak merespon ucapan adiknya.

"Dash, Tante tahu sulit menerima tapi kamu coba dulu bersama Lucky." Nareswari menatap lembut ke Daisy.

"Iya Tante ..." jawab Daisy pelan.

***

"Seperti apa karakter Lucky ?" tanya Daisy ke Shea dan Seiya.

"Oom ... Eh Mas Lucky itu orangnya Membagongkan, bertanggung jawab dengan pasiennya dan setia kawan. Mas Lucky care dengan tim divisi kasus dingin apalagi tahu sendiri kan seleksi alam di timnya bokap," jawab Seiya.

"Jadi dia orang baik ? Apa dia memang belum menikah?"

Shea dan Seiya menggelengkan kepalanya. "Oom Lucky itu bujangan abadi. Oom Victor malah sering panggilnya bujang lapuk," jawab Shea.

Daisy hanya diam. Setidaknya dia bukan suami orang dan itu benar.

"Mbak Dash, apapun keputusan mbak nanti soal hubungan mbak dengan mas Lucky... Aku dan Shea akan selalu mendukungmu," jawab Seiya.

"Kami bilang begitu karena tahu mbak Dash yang menjalani," timpal Shea.

"Atau mbak Daisy belajar dari Tante Karina ? Kan dulu sebelumnya dengan Oom Ravi juga menikah tanpa cinta." Shea menatap Daisy. "Tapi sekarang sudah berbahagia." ( Baca Jodoh Pilihan Orangtuaku ).

"Tapi kan beda Shea. Tante Karina dijodohkan dengan Oom Ravi. Aku nikah lewat jalur ekspres," jawab Daisy.

"Tapi kan sama-sama belum saling cinta," ujar Seiya.

Daisy hanya diam saja.

"Kalian, biarkan Daisy istirahat. Pasti capek perjalanan dari Turin. Dash, istirahat di kamar tamu deh," ucap Nareswari.

"Baik Tante."

***

Di dalam kamar, Daisy tampak berpikir tentang pembicaraannya dengan Shea dan Seiya. Kedua adiknya adalah orang yang paling tahu siapa dokter Lucky karena mereka yang bersama pria itu setiap hari meskipun tidak sering bertemu.

Apa aku harus meniru Tante Karina ? Tapi Tante Karina butuh waktu juga kan?

Daisy merasa kepalanya sakit jadi memilih untuk tidur karena pengaruh jetleg mulai terasa.

***

Ruang Kerja Divisi Kasus Dingin

Dokter Lucky meletakkan kepalanya diatas meja kosong yang memang dipakai siapa saja yang hendak berdiskusi tentang kasus disana. Biasanya detektif tim kasus pembunuhan ataupun kekerasan dalam rumah tangga, jika memiliki kasus dingin berdiskusi di meja itu.

"Dok, bukan salah kamu juga sih ..." ucap Iptu Steven.

"Salahku juga Steven. Aku tidak hati-hati..." jawab Dokter Lucky.

"Ambil good side nya dok, kita jadi ipar dong..." kekeh Iptu Steven yang tahu dokter Lucky habis kena semprot dua atasannya.

"Lha ... Iya ya. Aku jadi ipar sama kamu ..." gumam Dokter Lucky.

"Jadi bersemangatlah !" senyum Iptu Steven.

Dokter Lucky hanya mengangguk.

***

Menjelang Maghrib, Iptu Steven dan Dokter Lucky tiba di kediaman keluarga de Luca. Dokter Lucky ikut karena hendak menjemput Daisy untuk dibawa ke apartemennya apalagi dia ingin istrinya bersama dirinya.

Lachlan dan Nareswari menyambut kedatangan kedua pria itu dengan hangat. Iptu Steven lalu memeluk Shea dan mencium keningnya seperti kebiasaannya. Iptu Steven mendapatkan hadiah dari Lachlan sebuah rumah di komplek itu juga agar tidak jauh dari kedua orangtua itu. Meskipun demikian, Shea dan Iptu Steven tetap sering ke rumah keluarga de Luca.

"Bu Nyes, dimana Daisy ?" tanya Dokter Lucky.

"Daisy masih tidur, Lucky. Kena jetlag dia ..." Nareswari menunjukkan kamar dimana Daisy tidur.

"Terima kasih." Dokter Lucky pun mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam kamar.

"Apakah mereka akan baik-baik saja, Papa ?" tanya Iptu Steven.

"Insya Allah akan baik-baik saja. Sekarang kita mandi dan bersiap untuk ibadah Maghrib berjamaah," ajak Lachlan.

***

Dokter Lucky berjalan mendekati tempat tidur Daisy dan duduk di pinggir nya. Tampak Daisy tidur dengan lelapnya dan Dokter Lucky menepuk tangan istrinya lembut.

"Jeng Daisy, ayo bangun. Sudah mau Maghrib ..." bisik Dokter Lucky. "Tidak patut tidur menjelang Maghrib."

Daisy pun membuka matanya. "Jam ... Berapa ini ?"

"Jam lima sore. Ayo bangun. Kita sholat Maghrib berjamaah dengan keluarga de Luca. Terus kita pulang ke rumah ... Oke ?" jawab Dokter Lucky.

Daisy hanya diam mendengarkan ucapan suaminya.

***

Yuhuuuu up malam Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***