Daisy dan Lucky mengikuti shalat Maghrib berjamaah bersama dengan keluarga de Luca dengan Lachlan sebagai imamnya. Dalam hati dokter Lucky, dirinya merasa senang bisa beribadah bersama dengan istrinya meskipun berjamaah dengan keluarga.
Senang aku ! - batin Dokter Lucky sambil berdoa agar pernikahan ekspress mereka bisa langgeng dan Daisy bisa menerima dirinya sebagai suami.
Usai beribadah, Dokter Lucky melihat bagaimana Nareswari mencium punggung tangan Lachlan, disusul oleh Shea dan Steven lalu pasangan muda itu juga mencium punggung tangan Nareswari dan Shea mencium punggung tangan Steven. Sementara Daisy hanya mencium punggung tangan Lachlan dan Nareswari.
"Kamu nggak cium punggung tangannya Lucky ?" tanya Lachlan ke Daisy yang hanya melewati suaminya.
Daisy tampak ragu.
"Lucky sudah jadi suami kamu, Dash... Cuma cium punggung tangan kok," bujuk Nareswari.
Duh maturnuwun Bu Nyes .. Eh apa Tante Nyes ya harusnya sekarang manggilnya? Dokter Lucky memasang wajah datar dan memberikan punggung tangannya ke Daisy yang sedikit ragu tapi tetap melakukan kegiatan rutin usai sholat. Rasanya Dokter Lucky ingin jejingkrakan karena Daisy mau melakukannya. Pria itu lalu membalasnya dengan mencium punggung tangan Daisy membuat istrinya mendelik sementara Shea dan Steven cekikikan melihat pasangan pengantin baru itu.
"Kok kamu cium tangannya Daisy Dok?" goda Lachlan.
"Biar adil dan merata pak Lachlan. Eh .. Apa aku harus panggil Oom Lachlan ya sekarang?" senyum Dokter Lucky.
"Terserah kamu asal jangan Pakdhe ..." jawab Lachlan cuek.
"Yuk makan malam dulu baru nanti Lucky dan Daisy pulang ke apartemen. Kan enak perut kenyang. Apa Daisy mau bawa makanan dari sini?" tawar Nareswari. "Tante kok nggak yakin kulkas Lucky ada makanan."
Dokter Lucky tersenyum manis. "Matur nuwun, Tante tapi memang kulkas aku kosong sih ..."
Shea dan Iptu Steven terbahak. "Jujur kali !" ejek Shea.
"Lebih baik jujur daripada munafikun?" balas Dokter Lucky kalem.
Daisy hanya diam saja melihat keributan suaminya dengan keluarganya. Ketiga pasangan itu pun keluar dari mushola yang dibangun dari jaman Adrian Pratomo dan tetap dipakai sebagai tempat ibadah para anggota keluarga di rumah itu hingga sekarang.
***
Menu malam ini adalah sop sayuran dengan empal serta paru goreng. Nareswari memang suka memasak masakan Jawa dibandingkan masakan barat apalagi sebagai ahli gizi, ibu cantik itu sangat memperhatikan menu keluarganya. Shea sendiri juga suka memasak semenjak menikah bahkan tak jarang jika tidak ke rumah orangtuanya, dia memanjakan Iptu Steven dengan masakan hasil karyanya.
Dokter Lucky berusaha menarik perhatian Daisy dengan memberikan potongan empal di atas piringnya.
"Jeng Daisy mau diambilkan apa lagi ?" tawar Dokter Lucky.
"Sudah cukup," jawab Daisy pelan.
"Oh ya Dash, tadi Oom L berdiskusi dengan Oom Rayyan dan Oom Dean. Kamu kan memang sedang cuti terus pasti kamu gabut kan karena biasa bekerja..." ucap Lachlan.
Mata hijau Daisy tampak berbinar. "Apakah Oom L ada ide ?"
"Kebetulan nih, asisten Dokter Wayan, dokter forensik Polda Metro Jaya, sedang cuti akibat kecelakaan saat panjat tebing. Bagaimana kalau..."
"Aku mau !" potong Daisy.
"Tapi tidak digaji... Hanya honorer..."
"Tidak apa-apa! Uang aku banyak !" jawab Daisy seolah lupa kalau suaminya tidak sekaya dirinya dan duduk di sebelahnya.
Dokter Lucky sedikit terkejut mendengar istrinya mengatakan demikian karena bagaimanapun menyenggol egonya.
Iya... Aku tahu aku bukan orang kaya.
Shea, Iptu Steven dan Nareswari saling berpandangan saat Daisy bilang seperti itu.
"Dash, tidak patut bilang seperti itu apalagi di depan suami..." tegur Nareswari.
Daisy melongo dan menoleh ke arah Dokter Lucky yang hanya tersenyum tipis seolah bukan masalah. Gadis itu mengedikkan bahunya karena suaminya seperti biasa saja.
"Jangan diulangi ya Dash..." pinta Nareswari.
"Iya Tante." Daisy menoleh ke arah Dokter Lucky. "Maaf."
Dokter Lucky tersenyum menenangkan. "Tidak apa-apa."
Lachlan menepuk tangan Nareswari. "Sudah, sudah. Kita makan dulu ya. Tapi kamu mau kan berkerja bersama dengan Dokter Wayan?"
"Mau Oom daripada ilmu aku nganggur."
"Kamu bisa pergi bareng aku Jeng Daisy ke kantor forensik." Dokter Lucky tersenyum ke arah istrinya. "Kan mobilku sudah jadi mas kawin ..."
Semua orang melongo.
"Beemer kamu jadi mas kawin ?" seru Iptu Steven.
"Lha habis yang aku ingat Beemer aku. Tidak mungkin kan aku cuma kasih mas kawin seribu euro di dompet ? Malu-maluin..." jawab Dokter Lucky.
"Yang penting ikhlas, Lucky," senyum Lachlan.
***
Dokter Lucky dan Daisy pun pulang menuju apartemen milik pria itu menggunakan BMW hitam nya. Sepanjang perjalanan, tidak ada pembicaraan diantara keduanya membuat Dokter Lucky bingung karena dia termasuk orang yang tidak bisa diam lama.
"Jeng Daisy..."
"Maaf tadi aku ngomong tanpa dipikir," potong Daisy.
"Eh? Bukan itu. Aku tahu kamu anak orang kaya kok jadi wajar jika pamer ... " jawab Dokter Lucky membuat Daisy melirik tajam.
"Iya memang !" balas Daisy judes.
Dokter Lucky menghela nafas panjang. Sabar Lucky, sabaaaarrrr yang banyak.
"Nanti kita jangan tidur terpisah ya ? Tapi kalau kamu tetap kekeuh mau tidur di sofa, aku juga tidak tega..."
"Tidak masalah !"
"Aku saja yang tidur di sofa. Kamu di kamar aku saja. Tenang, seprainya bersih kok. Soalnya sebelum ke Turin sudah aku ganti yang baru karena aku berpikir jika pulang nanti kan enak istirahat pakai seprai baru dan bersih. Eh, tidak disangka malah sekalian bawa istri ..."
Daisy hanya menatap datar ke depan seolah tidak mengindahkan ucapan Dokter Lucky.
Pria itu lalu menyetel lagu-lagu favoritnya dan salah satunya adalah Yogyakarta dari KLa Project.
"Tahu nggak Jeng, waktu aku dan Piktor tahun lalu ke Jogja, dua polwan di tim divisi kasus dingin, nitip belanjaan dengan daftar yang panjang. Macam di Jakarta tidak ada saja ... Terus di bawah nota mereka, aku tulis parkir. Tahu sendiri kan di Indonesia parkir itu dimana-mana..." cerita Dokter Lucky. "Kasus yang kita selidiki saat itu adalah kasus paling menyebalkan!"
Daisy hanya menyandarkan kepalanya di kursi.
"Aku sampai tahu istilah dari Seiya kalau orang-orang psikopat itu dibilang otak kuwalik oleh Ogan buyutnya. Pertama aku tidak paham Ogan itu apa terus Seiya bilang..."
"Opa Ganteng," ucap Daisy. "Tapi memang Ogan Seiya ganteng."
Dokter Lucky mengangguk. "Aku sudah lihat fotonya. Memang ganteng ... Aku saja kalah ..."
Daisy diam saja.
"Jeng Daisy. Boleh aku tanya sesuatu?"
"Apa itu ?"
"Apa kamu sudah punya pacar ?" tanya Dokter Lucky.
Daisy hanya diam.
"Duh ... Sudah punya pacar ya ? Aku jadi pebinor dong !" Dokter Lucky menepuk jidatnya.
"Aku baru putus... Dua bulan lalu."
Dokter Lucky melongo. "Kenapa ?"
"Karena dia g@y ... "
Dokter Lucky terkejut. Whaaaatttt?
***
Yuhuuuu up Sore Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
awesome moment
lho? daisy pacaran sma gay? ajibun bnr
2024-09-12
1
Tri Yoga Pratiwi
witing tresno jalaran soko kulino 🤭
2024-09-10
2
Meeta Baggio
Jalani sajah dl jeng Daisy , siapa tau kedepan nya akan lebih baik bersama dr lucky.
2024-09-10
2