Dokter Lucky tidak bertanya lebih lanjut tentang mantan Daisy karena merasa cukup dulu untuk mengorek informasi tentang istrinya. Mobil BMW hitam itu tiba di sebuah gedung apartemen yang ada di area Kebayoran Lama. Apartemen yang sudah ditinggali dokter Lucky sejak awal tinggal di Jakarta itu memang berada di tempat yang strategis karena dekat di RS Bhayangkara dan Polda Metro Jaya.
Dokter Lucky memarkirkan mobilnya di area parkir miliknya dan mengajak Daisy turun. Pria itu membuka pintu bagasinya dan menarik dua koper besar sementara Daisy membawa duffle bag serta barang-barang lainnya. Mereka pun masuk ke dalam lift usai Dokter Lucky mengunci mobilnya.
Keduanya tidak saling berbicara di dalam lift hingga keluar saat tiba di lantai unit apartemen dokter Lucky. Pria itu menempelkan ponselnya di kunci apartemen dan mereka pun masuk. Daisy melihat bahwa apartemen satu kamar milik suaminya, tampak bersih dan bernuansa abu-abu putih sangat khas pria.
"Maaf, apartemen aku kecil, tidak sebanding dengan mansion keluarga kamu ..." jawab Dokter Lucky sambil membawa koper-koper mereka ke dalam kamar.
Daisy melihat-lihat apartemen itu yang memang hanya sebesar kamar tidur orang tuanya di Turin namun dia mengakui penataan dokter Lucky membuat terlihat tidak sempit.
"Kamu kalau kamu tidur, sudah aku bersihkan."
Daisy menoleh ke arah Dokter Lucky.
"Ayo, masuk sini... Ada kamar mandi dalam juga kok. Biarpun ini satu kamar apartemen, tapi kamar mandinya ada dua. Jadi ada yang khusus tamu dan khusus pribadi," ajak Dokter Lucky ke Daisy.
Gadis itu pun mengikuti suaminya masuk ke dalam kamar. Lagi-lagi dirinya terkejut melihat bersihnya kamar suaminya dan harum Jasmine tea menyeruak di dalam sana. Harumnya membuat relaks.
"Ini dekat mall?" tanya Daisy.
"Kamu mau ke mall ? Malam-malam begini? Mau ngapain ? Bantu pak Satpam jaga ? Atau jangan-jangan, kamu punya jubah tidak kasat mata Harry Potter terus kamu mau mengambil sesuatu tanpa bayar ?" Dokter Lucky menatap horor ke Daisy.
"Stupefy!" bisik Daisy.
"Expecto Patronum," balas Dokter Lucky sambil nyengir.
Daisy hendak mengatakan sesuatu tapi dipotong oleh suaminya.
"Jangan bilang Avada Kedavra, Okay ? Kamu nanti akan repot saat ditanya polisi. Sebenarnya kamu itu penyihir atau muggle? Bisa-bisa Hagworth akan ketahuan ... " ujar Dokter Lucky sambil menaikkan jari telunjuknya ke bibir Daisy.
Daisy memicingkan matanya. "Kamu ternyata Potterhead ( sebutan fans Harry Potter ) ya ?"
"Siapa yang tidak suka ? Aku juga suka baca Percy Jackson, J.R.R Tolkien, Hunger Games tapi aku tidak suka Twilight," jawab Dokter Lucky. "Masih mending baca Bram Stoker's Dracula deh."
Daisy menggelengkan kepalanya. "Aku mau tidur !"
"Kamu tidur sini saja, aku tidur sofa. Lihat, aku sudah mempersiapkan piyama dan selimut meskipun aku tidak suka tidur pakai baju sih ..." Dokter Lucky memperlihatkan barang-barang yang akan dipakainya tidur. "Oh, di kamar mandi ada lengkap. Sikat gigi baru, sabun, shampoo dan conditioner tapi kalau kamu bawa sendiri ya taruh saja disana. Masih ada tempat kok."
Daisy hanya mengangguk.
"Selamat tidur dan selamat malam, Jeng Daisy..." Dokter Lucky pun keluar dari kamar sambil menutup pintu dengan membawa piyama serta selimut.
Ditinggal suaminya, Daisy mulai melihat-lihat isi kamar itu. Ada meja rias kecil dimana Dokter Lucky meletakkan berbagai macam koleksi parfumnya, pembersih muka, pelembab dan sun screen. Daisy memajukan bibirnya, mengakui selera suaminya tinggi juga soal parfum.
Katanya gajinya habis buat baju aku, tapi ini untuk ukuran orang Indonesia yang bukan dokter spesialis, cukup mewah. Apakah dia ada praktek di tempat lain? Tidak mungkin jika hanya di RS Bhayangkara saja bisa mendapatkan Luxury seperti ini.
Daisy ingin bertanya besok karena dia penasaran.
***
Dokter Lucky menepuk-nepuk bantal Sofanya dan bersyukur Sofanya cukup lebar, panjang dan empuk untuk dia buat tidur. Sebenarnya dia ingin memaksa Daisy untuk tidur berdua di kamar tapi dirinya menahan emosinya karena tahu, bisa-bisa Daisy marah dan Dokter Lucky bisa mendapatkan bogem lagi.
Dokter Lucky meletakkan tubuhnya yang lelah diatas sofa dan tak lama matanya pun terpejam. Dirinya mulai terasa jet lag sebenarnya dan tanpa sadar, dirinya mengorok.
***
Daisy merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk itu sambil memeluk guling yang diletakkan di kursi pinggir jendela untuk melihat pemandangan kota Jakarta disana. Apartemen Dokter Lucky berada di lantai tiga jadi tidak terlalu diatas sekali.
Mungkin dia memilih lantai ini agar tidak terlalu lama turun dari lift jika ada pasien darurat.
Disaat Daisy hendak memejamkan matanya, telinganya seperti mendengar sayup-sayup suara dengkuran keras. Daisy pun turun dari tempat tidur dan membuka pintu kamar.
Dilihatnya, dokter Lucky tidur dengan mendengkur lumayan keras dan Daisy menutup kembali pintunya. Dia tahu pasti suaminya lelah sekali usai dari perjalanan 18 jam Turin ke Jakarta ditambah belum sempat istirahat sama sekali.
Daisy pun naik ke atas tempat tidur dan mulai memejamkan matanya. Harum teh di kamar serta kondisi tubuhnya yang juga lelah, membuat Daisy dengan segera terbawa ke alam mimpi.
***
Yuhuuuu up pagi yaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Ita Xiaomi
Jd ingat Harry Potter 😁.
2024-12-28
1
Yuli Budi
sabar duyu ya dok ...
2024-09-12
1
Noey Aprilia
Sbr y dktr gabut....spa tau daisy nnti khilaf,trs ngjak bbo bareng....
🤭🤭🤭
2024-09-12
2