Ep.16

Kondisi Nadine berangsur angsur pulih di setiap harinya. Bahkan dokter mengatakan jika ia terus membaik, besok atau lusa ia sudah bisa pulang. Nadine tentu senang mendengar hal itu, namun disisi lain ia juga sedih, setelah ini apa yg akan dilakukannya? Ia sudah tak memiliki tujuan hidup, bahkan untuk dirinya sendiri.

Saat ia tengah melamun dan tenggelam dalam pikirannya sendiri, ia mendengar derap langkah kaki mendekat ke arahnya. Dan beberapa detik kemudian pintu kamarnya pun terbuka, menampilkan sosok tampan nan gagah yg menenteng tas laptop dan beberapa map ditangannya.

"Kak..Bukannya tadi kau bilang sedang sibuk? Mengapa malah kemari?". Sapa Nadine begitu melihat siapa yg datang.

"Sudah selesai kok, gimana kabarmu? Sudah lebih baik?". Ucap pria itu lalu duduk disofa tak jauh dari Nadine.

"Sudah sangat baik, dokter bilang aku sudah bisa pulang besok." Jawab Nadine antusias.

"Syukurlah, aku juga sudah menemukan rumah untukmu. Besok aku akan mengantarmu kesana." Ucap Sam tersenyum ramah lalu memulai kembali kesibukan yg sempat ia tunda.

"Em.. Terima kasih kak. Aku janji akan mencicilnya nanti." Ujar Nadine sambil menatap Sam lembut, memberikan senyum terbaiknya. Ia semakin merasa tak enak hati karena selalu merepotkan pria itu.

"Terserahmu saja. Ini sudah malam lebih baik kau istirahat." Pinta Sam, lalu kembali mengotak atik laptopnya sembari memeriksa beberapa tumpuk berkas di depannya.

Tak butuh waktu lama, Nadine sudah tertidur pulas di ranjang. Meninggalkan Sam yg masih terlihat sibuk dengan pekerjaan yg ia bawa dari kantor. Di sela kesibukannya itu Sam sempat menatap ke arah Nadine, menatapnya sedikit lama dengan pandangan yg sulit diartikan, namun sedetik kemudian ia berpaling, dan melanjutkan aktifitasnya.

Satu jam dua jam tiga jam, rasa lelah dan kantuk akhirnya berhasil mengalahkan Sam. Ia tertidur di sofa ruang rawat Nadine dengan posisi duduk sambil memangku laptopnya yg masih menyala.

Namun semua itu tak berlangsung lama,

"Gadis sialan, berani sekali kau kabur hah!!". Terdengar teriakan seorang wanita yg cukup keras di dalam ruangan itu.

Keributan itu semakin lama terdengar semakin keras, hingga akhirnya memaksa Sam membuka matanya dan mencari tau apa yg sebenarnya terjadi.

"Sekarang ikut aku!!." Teriak salah seorang pria disana sambil berusaha menggapai tangan Nadine.

"Lepaskan aku!!." Nadine tak tinggal diam, ia melawan, berusaha memberontak dan melepaskan tarikan pria itu hingga ia sendiri jatuh dari atas brankar.

Merasa keadaan sudah tidak kondusif lagi, Sam pun berinisiatif menengahi mereka dan berusaha melindungi Nadine.

"Stop!! Apa yg kalian lakukan?". Bentak Sam yg kemudian berhasil membuat mereka terdiam dan nampak terkejut.

"Siapa kau? Jangan ikut campur urusan keluargaku!!." Perintah pria itu dengan nada mengancam.

"Kau menganggap gadis ini keluargamu? Haha.. Jangan becanda!! Mana ada keluarga yg tega menjual keponakannya sendiri? Bahkan seokor anjing saja akan marah saat anak mereka disakiti." Ucap Sam sambil menatap tajam pria itu.

"Kau sama sekali tidak berhak ikut campur pria muda, dia keponakanku, jadi apapun yg ku lakukan kau tidak bisa menghentikannya." Sahut si wanita.

"Dia calon istriku, jadi aku tidak akan membiarkan kalian membawanya lagi. Dan ya, harus kalian tau aku pria berkuasa dikota ini, jadi akan sangat mudah bagiku untuk menangkap dan memenjarakan kalian." Ancam Sam setengah berteriak. Ia sudah muak mendengar penuturan dari dua orang gila di depannya ini.

"Selama dia masih berhutang padaku, aku tidak akan pernah melepaskannya." Sambung si wanita itu lagi.

"Berapa hutangnya?". Tanya Sam kemudian.

"50 juta." Jawab si pria.

"Baiklah tulis nomor rekening kalian disini. Aku yg akan melunasinya. Setelah itu pergi jauh dan jangan pernah menemuinya lagi, atau kalian berdua akan habis ditanganku." Ucap Sam lalu menyerahkan ponsel pintarnya pada wanita itu.

"Hmm.. Baguslah. Mulai sekarang aku tidak akan mengganggunya lagi. Ayo suamiku, kita pergi." Kata si wanita tersenyum senang, lalu menarik pria itu bersamanya.

"Hiks.. Hiks.. Terima kasih, terima kasih lagi lagi kau membantuku. Aku tidak tau bagaimana aku bisa membalasmu sekarang". Nadine menangis terisak setelah kepergian pasangan suami istri itu. Ia senang bisa terlepas dari beban hutang yg selama ini menguras habis tenaga dan emosinya, namun di satu sisi ia juga merasa malu, mengapa dalam kehidupan ini ia selalu saja menyusahkan orang lain, bahkan pria asing seperti Sam.

"Sssttt... Sudah ya jangan menangis lagi. Aku ikhlas membantumu. Aku berharap setelah ini kau bisa memulai lagi hidupmu tanpa gangguan. Dengan kau hidup bahagia, itu sama saja kau sudah membalasku. Jadi ingat ya, tersenyumlah mulai sekarang. Kau pantas bahagia." Tutur Sam lalu menarik Nadine dalam pelukannya.

Terpopuler

Comments

Aini Malika

Aini Malika

hmm

2021-02-21

0

Aiiuni Yuni

Aiiuni Yuni

bukanya nadin kuliah ambil jurusan disaner yah ko ditanya sam bilangya g. perna sekola disain sih ngaur nih

2020-11-21

5

Zefa Lee

Zefa Lee

dia pria yg baik, yg akan membuat nadin bingung pilih zayn atau sam 🤔

2020-10-20

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!