Ep.3

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, itu artinya sudah saatnya pergantian sift, ketiga temanku yg lain pun sudah nampak bersiap menggantikan kami. Setelah ku rasa sudah menyelesaikan seluruh pekerjaanku dan merapikannya. Aku, Lia juga Reno berpamitan pulang.

Aku merasa lelah dan nyeri disekujur tubuhku, banyak sekali hal tak terduga yg terjadi hari ini. Pikiranku kembali berputar mengingat kecaman ibu Zayn. Aku tak tau apa yg harus ku lakukan, di satu sisi aku sangat mencintai Zayn, ingin selalu bersamanya. Namun disisi lain meskipun kami saling mencintai, keluarganya tidak akan pernah merestui hubungan kami, bahkan dengan terang terangan ibunya datang dan melabrakku, menginjak harga diriku di depan banyak orang.

Sepanjang perjalanan pulang aku hanya melamun, menatap kosong jalanan yg begitu ramai dengan lalu lalang kendaraan. Hingga tanpa sadar ada motor yg melaju kencang dari arah depan yg hampir saja menabrakku.

"Nadine!! Perhatikan jalanmu." Tegur seseorang lalu menarikku dalam pelukannya.

Aku sangat terkejut, jika saja tangan itu tak sigap menarikku, mungkin saat ini aku sudah masuk rumah sakit. Sedetik kemudian ku dongakkan kepalaku, penasaran dengan tangan familiar yg tengah memelukku ini.

"Zayn." Gumamku begitu mata kami bertemu.

"Ada apa sayang? Apa kamu sedang memikirkan sesuatu?." Tanyanya khawatir lalu mengendurkan pelukannya.

"Ah tidak, aku hanya rindu sama ayah ibu." Jawabku asal, aku tidak ingin dia tau bahwa ibunya mendatangiku dan memintaku pergi. Jika ia tau, mungkin saja ia akan melakukan hal nekat, seperti membawaku kawin lari seperti candaan yg biasa ia lakukan.

"Kamu nggak bohong kan? Kalau ada apa apa jangan sungkan memberitahuku, aku kekasihmu Nad, aku mau kamu bisa berbagi suka duka dan keluh kesahmu padaku." Tuturnya lagi sambil membelai lembut kepalaku.

Inilah yg aku suka darinya, selalu bisa membuatku tenang dan merasa nyaman.

Setelah kejadian itu, Zayn mengantarku pulang. Sesibuk apapun dia, ia akan selalu menyempatkan waktunya untuk datang menjemputku. Kami berjalan beriringan menikmati tiap detik kebersamaan kami yg mungkin tak akan terulang lagi.

Rasanya ingin sekali ku hentikan waktu sampai disini, hanya dengan melihatnya, menggenggam tangannya, jalan berdua seperti saat ini, sesederhana itu namun mampu membuatku bahagia. Kabahagiaan yg bisa ku rasakan di tengah pahitnya kehidupan ini.

"Nah udah sampai, maaf ya aku tidak bisa menemanimu lama lama, mama memintaku pulang cepat hari ini." Ucap Zayn begitu tiba di rumahku, ia nampak tidak rela harus meninggalkanku secepat ini, karena biasanya ia akan mampir terlebih dulu, memasak juga makan bersamaku.

"Tidak apa Zayn, sana pulang gih." Jawabku berusaha tersenyum.

"Kamu ngusir aku?". Tuduhnya kemudian.

"Iya, udah sana pergi. Aku mau istirahat." Candaku.

"Jahat banget sih, yauda aku pulang dulu ya sayang. Hati hati dirumah, jangan lupa makan, istirahat yg cukup, kalau ada apa apa cepat kabari aku."

Lagi ia menarikku kedalam pelukannya, hangat, nyaman, membuatku betah berlama lama disana.

Aku tak mau kehilanganmu Zayn, rasanya sakit, sangat sakit.

Tanpa sadar air mataku jatuh begitu saja, semakin lama semakin deras mengalir, membasahi baju Zayn yg nampak bagus dan mahal. Bagaimana bisa aku melepaskan cinta yg sudah ada lebih dari tiga tahun ini, tak bisakah aku sedikit saja egois dan membawanya kabur untukku sendiri?.

"Eh.. Kamu nangis?." Tegur Zayn yg sepertinya sadar akan isakanku. Ia melepaskan pelukannya, menangkup kedua pipiku agar mataku mau menatapnya.

"Sayang kamu kenapa? Kok nangis? Ada yg sakit?". Ucapnya cemas, lalu memeriksa beberapa bagian tubuhku.

"Zayn.."

"Jika ada yg memintamu untuk meninggalkanku apa yg akan kamu lakukan". Tanyaku berharap mendapatkan jawaban seperti apa yg ku inginkan.

"Kenapa menanyakan itu? Dengarkan aku Nad, apapun yg terjadi, sampai kapanpun itu, aku akan selalu disisimu. Kamu sudah menjadi bagian hidupku, separuh jiwaku, jika perpisahan itu terjadi, besar kemungkinan aku akan menjadi gila. Jadi dalam kehidupan ini hanya aku yg boleh bersamamu, kamu hanya bisa jadi milikku." Tutur Zayn lalu kembali memelukku erat, bisa ku rasakan detak jantungnya yg berpacu lebih cepat, sama seperti yg kurasakan.

"Terima kasih Zayn, terima kasih sudah mencintaiku. Sudah masuk ke dalam hidupku, menemani dan menjagaku. Aku sangat mencintaimu." Jawabku membalas pelukannya sama eratnya.

Tak ku sangka akan mendapatkan jawaban semanis ini dari Zayn, andai saja dia tau jika aku diharuskan pergi darinya, entah apa yg akan terjadi di kemudian hari.

**TBC

Mohon dukungannya ya man teman, jangan lupa like, komen n votenya

See you**.

Terpopuler

Comments

Tutun Imam

Tutun Imam

aduh blm apa apa udah kena bawang nih😪😪😪

2021-07-16

0

Aini Malika

Aini Malika

mewek..... next

2021-01-03

0

Mom's Safira

Mom's Safira

hiks hiks 😭

2021-01-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!