Pengunjung hari ini cukup ramai, banyak muda mudi berpasangan yg datang untuk menghabiskan malam minggu mereka, karena meskipun kecil, restoran kami juga cukup terkenal dikalangan remaja, selain menyedikan menu menu yg tidak menguras kantong, kami juga menyediakan wifi gratis bagi setiap pengunjungnya.
"Nad, tolong antarkan ini ke meja 8 ya, perutku tiba tiba sakit, aku ke toilet dulu sebentar." Ujar Lia yg menyerahkan senampan makanan padaku.
"Emm ya pergilah." Kataku.
Aku pun bergegas mencari meja no 8, mengedarkan padanganku secermat mungkin karena nomor meja yg hampir tak terlihat tertutup banyaknya pelanggan yg datang.
Nah itu dia, akhirnya aku menemukannya.
"Permisi tuan nyonya, silahkan ini pesanan anda. Selamat menikmati." Ucapku menyerahkan pesanan sambil tersenyum seramah mungkin pada mereka.
Baru saja ingin melenggang pergi, langkahku terhenti karena ku dengar ada seseorang yg sepertinya memanggil namaku.
"Kau yg bernama Nadine?". Tanya orang itu begitu aku menoleh.
"Iya nyonya, ada yg bisa saya bantu?". Jawabku sopan.
"Jauhi putraku, seorang pelayan miskin sepertimu sama sekali tidak pantas bersanding dengannya. Zayn akan ku nikahkan dengan perempuan pilihanku, jadi mulai dari sekarang jangan pernah mencoba mendekatinya lagi, atau kau akan kehilangan semua yg kau miliki termasuk harga dirimu." Tutur orang itu mengancamku. Caranya menatapku pun begitu merendahkan, jadi inilah alasan mengapa Zayn tidak pernah membawaku menemui orang tuanya, dia selalu bilang bahwa mereka sibuk dan sedang di luar negeri.
Ya Tuhan betapa bodohnya aku, seharusnya aku cukup sadar diri, wanita miskin sepertiku sama sekali tidak akan pernah pantas untuk bersanding dengan sosok sempurna seperti dia. Dia tampan, pintar, juga terlahir dari keluarga pejabat. Sedangkan aku, tak ada yg bisa dibanggakan dariku hidupku yg pas pasan ini.
"Apa kau tuli, aku sedang berbicara denganmu." Umpat nyonya itu kemudian.
Karena suaranya yg sedikit keras, kami berdua jadi pusat perhatian disana, banyak pasang mata yg menatap ke arah kami dengan pandangan bingung sekaligus penasaran.
"Ta tapi nyonya sa saya sangat mencintai Zayn, selain dia saya sudah tidak punya siapapun lagi di dunia ini." Kataku mengiba sambil menahan air mataku.
"Cinta? Jangan bicara omong kosong!! Aku tau kau pasti ingin memanfaatkan anakku dan mengambil uangnya. Dan aku yakin kaulah yg menggoda Zayn terus menerus sehingga ia masih tetap bersamamu. Wanita jalaang sepertimu tidak akan pernah ku ijinkan masuk ke dalam keluargaku."
Umpatan, cacian, hinaan, terus saja keluar dari mulut wanita baya yg mengaku sebagai ibu Zayn. Aku tak menyangka akan seburuk itu penilaiannya kepadaku. Memang aku miskin, hidup pas pasan, bahkan sebatang kara. Tapi aku masih memiliki harga diri, dan siapapun pasti akan marah kala wanita lain mencemoohnya sebagai wanita jaalang yg suka menggoda pria seperti yg nyonya itu katakan.
Sebisa mungkin aku berusaha menahan air mataku, aku tak ingin dianggap lemah olehnya. Jika memang dengan menjauhi Zayn bisa membuat pria itu dan keluarganya bahagia, maka dengan ikhlas aku akan melakukannya.
"Baiklah nyonya, jika itu bisa membuat Zayn bahagia, saya akan pergi, saya akan menjauh darinya." Jawabku mengiyakan.
"Dan anda harus tau, saya tidak seburuk itu. Selama ini saya tulus mencintai putra anda, tidak pernah memanfaatkan bahkan mengambil sepeserpun uangnya. Meskipun saya miskin, saya masih memiliki harga diri. Jadi tolong jangan menjudge saya seperti itu." Sambungku.
"Berapa hargamu? Segini? Segini? Atau segini?". Sahutnya lagi sambil melemparkan puluhan mata uang tepat diwajahku. Cobaan apa ini Tuhan? Salahkah gadis miskin sepertiku ini jatuh cinta pada lelaki sesempurna Zayn? Apa aku berdosa jika mencintainya, berharap memilikinya?.
Kini banyak pasang mata memandang ke arah kami, dan dengan teganya nyonya besar itu melemparkan uangnya padaku, cukup, aku tak ingin diinjak lagi.
"Stop nyonya, saya sama sekali tak butuh uang anda. Seperti yg anda mau, saya akan pergi dari hidup Zayn. Kalau begitu saya permisi dulu, masih banyak pekerjaan." Ujarku lalu bergegas kembali ke meja kasirku.
Berlama lama disana hanya akan membuatku semakin sakit, tak pernah terpikirkan bahwa Zayn yg sangat baik dan lembut itu akan memiliki ibu sepertinya. Sangatlah jauh berbeda.
Jika pergi adalah jalan yg terbaik untuk kita, dengan berat hati aku akan melakukannya. Apapun itu, asal kamu bahagia.
TBC.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya man teman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Stefani Pandita
kasar bgt sh.
2022-07-26
0
Ndhieanhie C'chayu Lestarie
ksini dlu
biar nyambung pas bca lg yg brian
2021-02-20
0
Aini Malika
sdh biasa itu. bonyok jahat anaknya baik... next
2021-01-03
0