Satu minggu telah berlalu, kondisi Nadine terus membaik di setiap harinya. Awalnya ia takut sewaktu waktu paman dan bibinya akan menemukannya, namun karena ketenangan dan rasa aman yg pria bernama Sam itu berikan, Nadine merasa sedikit lega, setidaknya untuk sementara ini dirinya aman, Sam selalu menjaga dan menemaninya di rumah sakit, meski kadang harus membawa serta pekerjaan dan kesibukannya kemari.
Pagi ini Nadine bangun seperti biasa, setelah bangun ia dibantu salah satu suster untuk membersihkan diri, lalu segera menyantap sarapan pagi yg telah disiapkan.
Nadine makan dengan tenang sambil melihat tv di ruang rawat inapnya. Karena tak ada acara yg cukup menarik, Nadine terus saja mengganti saluran tv, mengulanginya hingga lima kali degan remot yg dipegangnya.
Namun tiba tiba gerakan Nadine terhenti kala melihat salah satu acara gosip di stasiun tv swasta. Dua host disana tengah membicarakan seorang pejabat dan pebisnis, dua orang berpengaruh itu sedang mengumumkan pesta pertunangan anaknya yg akan diselenggarakan tiga hari lagi.
Dan betapa terkejutnya Nadine, matanya menangkap gambar pria tampan dengan stelan jasnya berduaan dengan wanita cantik sosialita. Mereka terekam kamera wartawan tengah berada di salah satu toko perhiasan di negara B. Dari punggungnya saja Nadine sudah bisa menebak siapa pria yg ada didalam acara gosip itu.
"Iya benar itu memang putra saya, sebentar lagi dia akan bertunangan dengan keluarga Aditama rekan bisnis saya." Tutur wanita paruh baya yg tak lain adalah nyonya Alvarendra ibu Zayn.
"Mereka memang terlihat sangat cocok satu sama lain. Jadi kami sebagai orang tua tentu akan merestui asal mereka bahagia." Sahut wanita lainnya.
Bagai luka disiram air garam, sesakit itu yg dirasakan oleh Nadine. Pria yg beberapa hari ini selalu dinantinya ternyata pergi untuk menikah dengan gadis lain. Bahkan tanpa mengatakan satu kata pun, tidak ada kepastian juga kata perpisahan diantara mereka.
Ia tak menyangka Zayn akan sejahat ini padanya, dimana janji janji manisnya dulu? Dimana sumpahnya yg akan selalu mencintai dirinya hingga akhir waktu? Apa semua hanya angan Nadine seorang diri? Apa karena ia gadis miskin lantas siapapun bisa menindasnya sesuka hati?
Air mata sudah tak bisa dibendung lagi, hatinya hancur, perjuangannya sia sia. Doa dan harapannya selalu saja tak pernah dikabulkan sang Kuasa.
Untuk apa lagi aku hidup sekarang? Semua sudah benar benar meninggalkanku, tak ada lagi yg menyayangiku didunia ini. Ambil aku saja Tuhan, bawa aku bersamamu, aku lelah. Aku benci sendirian.
Pagi ini menjadi pagi yg memilukan bagi Nadine, sarapan yg semula ia makan sudah tak disentuhnya lagi. Ia kembali meringkuk ke dalam selimut sambil menyembunyikan isak tangisnya. Setelah semua ini apa lagi yg bisa ia lakukan? Kuliah, hutang, biaya hidup, bagaimana dengan semua itu? Tidak ada yg akan menerima orang sakit sepertinya untuk bekerja, ia juga tidak bisa terus berada dirumah sakit ini dan merepotkan pria asing itu.
*****
Kadang kala cobaan memang Tuhan hadirkan secara bertubi tubi, bukan karena benci, melainkan karena Tuhan yakin bahwa hambanya itu akan mampu mengatasi ujian yg diberikanNya. Seperti pelangi, ia selalu datang setelah badai. Percayalah kebahagiaan yg sempurna akan datang dengan sendirinya saat kamu mampu menghadapi segala kesulitan dan kesusahan dalam setiap perjalanan hidupmu.
**Tbc.
Maap authornya sok puitis, hehe Ambil hikmahnya aja.
Jangan lupa like, komen, n votenya ya. Author butuh dukungan kalian biar selalu semangat.
See you.
Bonus
Nadine & Zayn.
Cocok yg mana hayo**?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Stefani Pandita
Cock bgt
2022-07-26
0
Eunwo ku
Suho😍😍
2020-11-20
1
Indri Yanti
nyesek banget nadine..
2020-11-18
1