Bab 6. Lepas dari Sekapan Bandit

Ki Gendut Ireng dan Anan sudah berhasil masuk ke dalam kamar Juragan Basri. Dari sinar lampu kamar yang redup terlihat lelaki paruh baya berbadan agak gemuk dan berkulit putih itu sedang mendengkur pulas sekali. Ki Gendut Ireng memberikan isyarat pada Si Codet yang sudah berada di belakangnya untuk mendekati nakas dan juga lemari.

Secepat kilat Si Codet sudah membuka lemari dengan hati-hati.

Ki Gendut Ireng menoleh ke Anan, yang tampak sedikit ragu menjalankan aksi. Ki Gendut Ireng langsung mendekat dan berbisik ketelinga kiri Anan.

"Kamu nunggu apalagi, Bodoh..!!? Cepet seret dan bawa keluar langsung tangannya diikat, tutup mulutnya dengan lakban. Cepeet!!"

Mendengar suara Ki Gendut Ireng yang terasa menggelegar, Anan langsung terkesiap gugup, degup dadanya terasa kencang. Beruntung, ia langsung cepat bisa menguasai dirinya.

"Si...si..siap Bos..!" Anan menimpali.

"Ya Tuhaaaan... ampunilah hambaMu yang keji ini.!!" Pekik Anan dalam hati. Sempat-sempatnya Anan meminta pada Tuhan, padahal ia sadar dengan apa yang sedang dilakukannya.

(Hmmm ada ada saja si Anan. "Thor apa yang harus gue lakukan nih. Bantu berfikir dong jangan diem aja luh..!!" Anan merengek ke Author. " Pala Lu... Pe ak... Ngapain bawa-bawa gue, nggak mau ah. Dosa tahu...!!! Author kan orang baik. Ada -ada ajah Lu Nan..!!")

Anan melangkah mendekati Juragan Basri yang masih mendengkur. Tali dan lakban sudah ia siapkan. Beberapa detik Anan malah tertegun ragu. Membuat Ki Gendut Ireng murka. Dan langsung mendekati Anan lagi.

"Gunakan golok atau belati, brengsek. Gimana sih..!!??" Bisik Ki Gendut Ireng.

"A..aku kan lagi pegang tali dan lakban.. su...sulit Bos..!" Bela Anan. "Bos saja atuh.... ntar aku yang membekap dan memborgolnya..!" Tawar Anan sedikit mendengus.

Ki Gendut Ireng tidak mau berdebat dengan Anan. Dia tidak mau menyiakan waktu dan kesempatan. Walau dalam hati merasa dongkol dan marah pada Anan yang malah balik perintah.

Tanpa ba bi bu lagi. Ki Gendut Ireng langsung melompat ke ranjang yang ada Juragan Basri nya. Hingga ranjang itu bergoyang dan berkeret.

"Kreet ... Brugh ." terdengar keras suara ranjang yang saat itu dilompatin Ki Gendut Ireng. Bersamaan itu Juragan Basri spontan terbangun dari tidurnya, nya. Ia pikir ada gempa dahsyat. Kedua bola mata nya hampir lepas. Ia sangat syok dan kaget ketika melihat ada tiga orang laki-laki kekar dengan pakaian serba hitam serta kepalanya tertutup bak ninja saja yang berada dalam kamarnya.

Belum juga kesadarannya pulih seratus persen dari lelapnya, tiba-tiba Ki Gendut Ireng langsung menodongkan pisau belati ke arah leher Juragan Basri yang membuat jantung lelaki agak gemukan itu terasa mau copot. Matanya membelalak dan mulutnya menganga. Sekilas dalam benak nya ia berfikir pasti kawanan orang jahat. "A...apa Aku sedang mimpi!?" Gumam Juragan Basri, yang terdengar jelas oleh Ki Gendut Ireng dan Anan.

"Hahahaha... makanya, kalau tidur jangan terlelap kayak kebo, Juragan...!!" Ki Gendut Ireng mengolok Juragan Basri.

"Berteriak sekali saja. Mati luh juragan..!! Bentak Ki Gendut Ireng lagi.

Dalam keadaan seperti itu, bagi Juragan Basri alih-alih berteriak minta tolong, merasakan dadanya pun terasa berat. Walau demikian, ia memberanikan diri untuk bertanya pada Ki Gendut Ireng dengan terbata.

"Si...si... Siapa kalian. Ke..kenapa a...ada di kamarku..!?." tanya Juragan Basri, pandangannya di bagi dua ke Ki Gendut Ireng dan pada Anan.

"Hahahaha siapa dan bagaimana kami, kamu nggak usah kepo, Juragan..! Jika kamu sayang pada nyawamu dan juga isterimu, maka diamlah...dan jangan macam-macam. !!" Bentak Ki Gendut Ireng, membuat hati Juragan Basri menjadi ciut.

"Ma...mana isteriku apa kalian me.. .me.. menodainya ..a..atau..!?"

"Hahahah bisa jadi...isterimu juga kayaknya masih enak loh jadi sasaran kami. Lumayan... !! Hahahaha. Tapi kalau kamu tidak berulah dan tidak berteriak. Aku pastikan akan aman-aman saja.!!" Jawab Ki Gendut Ireng merasa puas melihat Juragan Basri yang gemetar ketakutan.

"Cepat bodoh. Seret dan borgol tangannya.!!" Ki Gendut Ireng langsung memberi perintah pada Anan yang masih terpaku seperti patung.

Mendengar Ki Gendut Ireng membentaknya, tanpa pikir dua kali lagi, Anan mendekati Juragan Basri, dan akhirnya ia berhasil menyeret Juragan Basri keluar dari kamar.

Sementara itu Ki Gendut Ireng dan Si Codet terus menggasak barang-barang berharga milik Juragan Basri, mulai dari uang dan juga perhiasan tanpa tersisa.

Beberapa saat kemudian, setelah berhasil menyeret tubuh Juragan Basri. Anan langsung memborgol kedua tangan Juragan Basri dengan tali tambang yang sudah disiapkan. Serta tidak lupa membekap mulut Juragan Basri dengan lakban. Membuat Juragan Basri tidak bisa berdaya apa-apa.

Namun dengan spontan, Anan mempunyai ide, perasaannya mendadak ingin menggagalkan misi keji itu.

Anan mendekatkan wajahnya ke wajah Juragan Basri dan langsung berbisik.

" Juragan . .. Ini tali sengaja tidak saya patenkan. Juragan bisa melepasnya, tapi nanti, nunggu aku keluar, aku ingin lepas dari dua orang bandit itu, dan maaf jika aku berbuat kasar pada juragan. Aku hanya menjalankan tugas dari bandit brengsek itu. Dan istri Juragan berada di pojok ruang makan, bantu dia melepaskan tali dan lakbannya. Bukan aku yang melakukannya."

Mendengar penuturan Anan yang sambil berbisik, Juragan Basri tertegun. Rasa percaya dan tidak percaya berkecamuk di dadanya dengan perkataan Anan, sehingga Juragan Basri masih sedikit ragu.

"Jangan kebanyakan berfikir. Gan. Aku orang jahat yang akan bertaubat. Percayalah. Juragan bisa pura-pura meronta melepas talinya dan berhasil. Kemudian pura-pura memukul saya. Tapi jangan keras-keras yah...hehe" Kata Anan lagi.

Juragan Basri akhirnya faham dengan apa yang dikatakan Anan. Lagi pula Juragan Basri merasakan tali yang mengikat tangannya tidak terlalu kencang dan dengan gerakan yang sengaja agak melambat, Juragan Basri sudah bisa melepas tali yang mengikatnya.

Setelah tali terlepas kemudian ia membuka lakban yang membungkam mulutnya. Dia sedikit meringis karena kumisnya terasa tercerabut. Setelah lakban dibuka, dan tali yang sudah dilepas, sekilat Juragan Basri berali ke arah pintu depan dan langsung membukanya.

Pintu depan terbuka. Juragan Basri langsung berhambur ke depan rumah. Tiba-tiba terdengar pekik dan teriakan Juragan Basri.

"Toloooong.... Ada rampoook... Tolooong...!!" teriak Juragan Basri.

Mendengar Juragan Basri berteriak, Ki Gendut Ireng mendadak kaget. Begitu pun Anan dan si codet yang seketika panik. Apalagi suara teriakan Juragan Basri sangat keras sekali, di malam hari lagi.

Diwaktu yang sama, Anan sedang siap-siap untuk kabur lewat pintu depan, dalam pikirnya, kalau lewat pintu belakang, ia harus melompati pagar belakang.

Namun...

"Bugh...Bugh.."

"Aduuuuh, sakiiit Gan...!!".

Jerit Anan karena mendapat tendangan mendadak dari Juragan Basri. Anan tidak menyangka Juragan Basri akan menendang pantat dan pinggangnya dengan keras membuat dirinya merasakan sakit yang lumayan. Sejenak Anan meringis. Merasakan sakit dari tendangan Juragan Basri.

Beruntung ia masih bisa menahannya dan tidak sampai terkapar.

Sementara itu, Juragan Basri langsung memburu isterinya, dan berusaha melepas tali yang mengikat tangan isterinya. Juga tidak lupa, setelah melepas tali, Juragan Basri mengambil golok miliknya yang tersimpan di atas lemari di ruang tengah. Ia tidak akan membiarkan kawanan perampok itu bisa lolos begitu saja.

Terpopuler

Comments

dede rohimah

dede rohimah

seruuuu euy... lanjut ah

2024-09-14

0

Rina Mes

Rina Mes

sumpah jadi tegang niiih...

2024-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Komplotan Perampok Dimalam Hari
2 Bab 2. Mulai Menjalankan Aksi
3 Bab 3. Hampir Kepergok Tuanrumah
4 Bab 4. Rencana hampir gagal.
5 Bab 5. Berhasil Disekap
6 Bab 6. Lepas dari Sekapan Bandit
7 Bab 7. Di Pos Ronda
8 Bab 8. Kabur
9 Bab. 9. Suasana Lemburasri Rame dan Gaduh.
10 Bab 10. Pengejaran
11 Bab 11. Anan, Jadi Sasaran Amarah
12 Bab 12. Siaga Satu
13 Bab.13. Pertarungan lawan Warga.
14 Bab. 14. Malah Bertemu Siluman
15 Bab 15. Ki Gendut Ireng dan Si Codet berusaha kabur lagi.
16 Bab 16. Anan Ketangkap
17 Bab 17. Anan diboyong ke Rumah Juragan Basri
18 Bab. 18. Anan Dibawa Kepada Pihak Berwajib.
19 Bab.19. Pindah Markas
20 Bab. 20. Informasi di Kedai Kopi
21 Bab 20. Sobarna, Penjual Nasi Goreng
22 Bab 22. Bertemu Dengan Kawan Lama di Club.
23 Bab. 23. Bergabung
24 Bab. 24. Isi Celengan Sobarna
25 Bab. 25. Nggak Jadi Kirim Uang
26 Bab 26. Penjahat Dijahati
27 Bab 27. Ki Gendut Ireng dan si Codet Terlelap
28 Bab 28. "Mana Dompetku, Mir?"
29 Bab 29. Di Toko Perhiasan ( POV: Gardi ).
30 Bab. 30. Masih POV Gardi
31 Bab 31. Diajak Kerjasama
32 Bab. 32 Sebelas Duabelas.
33 Bab. 33. "Harus bisa Petak Umpet dengan Pihak Yang Berwajib.
34 Bab 34. Sistem Kerjasama dengan Kang Dudung
35 Bab 35. Aksi di Angkot
36 Bab 36. Serasa Makan Buah Simalakama
37 Bab 37. "Masa Preman ngebahas Sholat,!?".
38 Bab. 38. Lanjut Beraksi
39 Bab. 39. Firasat Seorang Isteri.
40 Bab. 40. Mimpi Buruk.
41 Bab. 41. AWAL PETAKA SOBARNA. ( Part. 1 )
42 Bab 42. AWAL PETAKA SOBARNA ( Part 2 ).
43 Bab 43. Malam yang Malang
44 Bab. 44. Bagi-bagi Hasil
45 Bab. 45. Ditolong Teman.
46 Bab. 46. Lapor Polisi, diantar Anan.
47 Bab. 47.
48 Bab. 48. Berniat Pulang Kampung.
49 Bab. 49. Pulang dengan Bimbang.
50 Bab. 50. Larsih, Sosok Isteri Penyabar.
51 Bab. 51. Desa Lemburasri, Desa Terpencil.
52 Bab. 52. Pengamanan Diperketat di Kampung Lemburasri.
53 Bab. 53. Gelagat Orang yang Mencurigakan
54 Bab. 54. Sobarna Dicurigai
55 Bab. 55 Hampir Jadi Korban Salah Tangkap.
56 Bab. 56 Pulang ke Rumah tengah Malam.
57 Bab 57. Bertemu Isteri
58 Bab. 58.
59 Bab. 59. Cari Solusi
60 Bab. 60. Kecopetan.
61 Bab. 61. Rencana Pinjam Uang ke Juragan Basri.
62 Bab. 62. Bertamu ke Rumah Juragan Basri
63 Bab. 63. Pinjaman Bersyarat.
64 Bab. 64. Syarat Di Luar Nalar.
65 Bab. 65. Sebuah Janji Suci Sobarna dan Larsih.
66 Bab. 66. Keraguan pada Sobarna.
67 Bab 67. Kekhawatiran Larsih
68 Bab. 68. Tamu Tak Diundang, Minta Jaminan
69 Bab. 69. Naluri Lintah Darat
70 Bab. 70. Codet Beraksi Lagi disambut dengan Perlawanan Sobarna
71 Bab. 71. Kekuatan Do'a Sang Isteri
72 Bab. 72. Mencoba Kabur, Cari Selamat.
73 Bab. 73. Si Codet Tertangkap.
74 Bab. 74. Bertemu Lagi dengan Anan.
75 Bab. 75. Akhirnya, Sertifikat Rumah Sebagai Jaminan.
76 Bab 76. Lapak Jualan Yang Terancam Gusuran
77 Bab. 77. Larsih Melahirkan
78 Bab. 78. Jatuh Tempo
79 Bab. 79. Sebuah Pertanda dalam Mimpi
80 Bab. 80. Nyi Sumarti Mulai Menagih.
81 Bab. 81. Mencari Solusi Lain.
82 Bab. 82. Berniat menjual Lapak Dagangan
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 Komplotan Perampok Dimalam Hari
2
Bab 2. Mulai Menjalankan Aksi
3
Bab 3. Hampir Kepergok Tuanrumah
4
Bab 4. Rencana hampir gagal.
5
Bab 5. Berhasil Disekap
6
Bab 6. Lepas dari Sekapan Bandit
7
Bab 7. Di Pos Ronda
8
Bab 8. Kabur
9
Bab. 9. Suasana Lemburasri Rame dan Gaduh.
10
Bab 10. Pengejaran
11
Bab 11. Anan, Jadi Sasaran Amarah
12
Bab 12. Siaga Satu
13
Bab.13. Pertarungan lawan Warga.
14
Bab. 14. Malah Bertemu Siluman
15
Bab 15. Ki Gendut Ireng dan Si Codet berusaha kabur lagi.
16
Bab 16. Anan Ketangkap
17
Bab 17. Anan diboyong ke Rumah Juragan Basri
18
Bab. 18. Anan Dibawa Kepada Pihak Berwajib.
19
Bab.19. Pindah Markas
20
Bab. 20. Informasi di Kedai Kopi
21
Bab 20. Sobarna, Penjual Nasi Goreng
22
Bab 22. Bertemu Dengan Kawan Lama di Club.
23
Bab. 23. Bergabung
24
Bab. 24. Isi Celengan Sobarna
25
Bab. 25. Nggak Jadi Kirim Uang
26
Bab 26. Penjahat Dijahati
27
Bab 27. Ki Gendut Ireng dan si Codet Terlelap
28
Bab 28. "Mana Dompetku, Mir?"
29
Bab 29. Di Toko Perhiasan ( POV: Gardi ).
30
Bab. 30. Masih POV Gardi
31
Bab 31. Diajak Kerjasama
32
Bab. 32 Sebelas Duabelas.
33
Bab. 33. "Harus bisa Petak Umpet dengan Pihak Yang Berwajib.
34
Bab 34. Sistem Kerjasama dengan Kang Dudung
35
Bab 35. Aksi di Angkot
36
Bab 36. Serasa Makan Buah Simalakama
37
Bab 37. "Masa Preman ngebahas Sholat,!?".
38
Bab. 38. Lanjut Beraksi
39
Bab. 39. Firasat Seorang Isteri.
40
Bab. 40. Mimpi Buruk.
41
Bab. 41. AWAL PETAKA SOBARNA. ( Part. 1 )
42
Bab 42. AWAL PETAKA SOBARNA ( Part 2 ).
43
Bab 43. Malam yang Malang
44
Bab. 44. Bagi-bagi Hasil
45
Bab. 45. Ditolong Teman.
46
Bab. 46. Lapor Polisi, diantar Anan.
47
Bab. 47.
48
Bab. 48. Berniat Pulang Kampung.
49
Bab. 49. Pulang dengan Bimbang.
50
Bab. 50. Larsih, Sosok Isteri Penyabar.
51
Bab. 51. Desa Lemburasri, Desa Terpencil.
52
Bab. 52. Pengamanan Diperketat di Kampung Lemburasri.
53
Bab. 53. Gelagat Orang yang Mencurigakan
54
Bab. 54. Sobarna Dicurigai
55
Bab. 55 Hampir Jadi Korban Salah Tangkap.
56
Bab. 56 Pulang ke Rumah tengah Malam.
57
Bab 57. Bertemu Isteri
58
Bab. 58.
59
Bab. 59. Cari Solusi
60
Bab. 60. Kecopetan.
61
Bab. 61. Rencana Pinjam Uang ke Juragan Basri.
62
Bab. 62. Bertamu ke Rumah Juragan Basri
63
Bab. 63. Pinjaman Bersyarat.
64
Bab. 64. Syarat Di Luar Nalar.
65
Bab. 65. Sebuah Janji Suci Sobarna dan Larsih.
66
Bab. 66. Keraguan pada Sobarna.
67
Bab 67. Kekhawatiran Larsih
68
Bab. 68. Tamu Tak Diundang, Minta Jaminan
69
Bab. 69. Naluri Lintah Darat
70
Bab. 70. Codet Beraksi Lagi disambut dengan Perlawanan Sobarna
71
Bab. 71. Kekuatan Do'a Sang Isteri
72
Bab. 72. Mencoba Kabur, Cari Selamat.
73
Bab. 73. Si Codet Tertangkap.
74
Bab. 74. Bertemu Lagi dengan Anan.
75
Bab. 75. Akhirnya, Sertifikat Rumah Sebagai Jaminan.
76
Bab 76. Lapak Jualan Yang Terancam Gusuran
77
Bab. 77. Larsih Melahirkan
78
Bab. 78. Jatuh Tempo
79
Bab. 79. Sebuah Pertanda dalam Mimpi
80
Bab. 80. Nyi Sumarti Mulai Menagih.
81
Bab. 81. Mencari Solusi Lain.
82
Bab. 82. Berniat menjual Lapak Dagangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!