Anan terus meringis. Merasakan rasa nyeri akibat tendangan keras dari Si Codet. Nafasnya tersengal-sengal. Beruntung Si Codet tidak terus menghajarnya.
Beberapa saat, ketiganya berdiam. Ki Gendut Ireng masih fokus pada barang hasil curiannya. Si Codet nampak sekali-kali mencuri pandang pada Ki Gendut Ireng yang masih asyik melihat-lihat barang hasil yang curiannya.
"Hmmmmm mudah-mudahan si Gendut nggak curiga ke Gue, aku menyelipkan sedikit perhiasan dan uang. Hahaha enak saja, Gue yang ngambil. Si Gendut yang untung, tinggal tahu nya menerima hasil. Emang dia siapa. Kalau saja gue tidak berhutang nyawa, aku bawa semua uang dan perhiasannya itu." si Codet terus membatin.
Tak berselang lama, terdengar suara bariton Ki Gendut Ireng memanggil Si Codet.
"Codet,.."
"Iya, Bos. Ini bagian kamu. Sesuai kesepakatan. Kita bagi 70, 30. Gue 70. Lu 30.
( 70. 30 di sini persentase ya. Guys. Jika dapat Rp. 1000, berarti, Rp. 700 buat si Gendut. Rp.300 buat Si Codet).
"Bu..bukankah kesepakatan nya 50:50, Bos.? Kok tiba berubah.?." Si Codet heran dalam hatinya sedikit kesal.
"Hmmm dasar bandit licik. Beruntung Gue nya pinter duluan. Bisa menyelipkan uang dan perhiasan dalam CD gue...Kalau tidak, waaaah... enak di si Gendut yang dapat banyak. Padahal cuman hanya berdiri doang. Mau makan apa. Gue.." Si Codet langsung membatin.
Mendengar pertanyaan Si Codet yang sedikit memprotes, Ki Gendut Ireng tersenyum menyeringai. Kemudian mendekat ke Si Codet.
"Misi ini gue anggap gagal. Karena tidak mendapatkan hasil sesuai keinginan kita. Kita. Kita hanya mendapatkan sedikit. Lu tahu kan Codet, ada dua lemari lagi yang belum dibuka. Gue yakin, isi kedua lemari itu pastinya lebih banyak lagi. Makanya. Dalam hal ini, sebagai pimpinan, gue yang menentukan pembagian hasil. Kalau ingin dibagi 50/50, dengan syarat kita berhasil seratus persen. Lu mengerti...??!!.. Tapi.. Kalau Lu nggak mau, ya sudah, sinih...Gue ambil lagi dan mutlak jadi milik Gue." Ucap Ki Gendut Ireng panjang lebar, sebagai penjelasan pada Si Codet.
"Ja.. jangan Bbos.. nggak apa-apa, a...aku manut-manut saja." kata Si Codet sedikit gugup ketika tangan Ki Gendut Ireng mau merebut lagi pembagian hasil curian dari tangannya.
"Naaah...begitu.. Hahahaha." Ki Gendut Ireng terbahak melihat tingkah Si Codet.
Mendengar percakapan Ki Gendut Ireng dan Si Codet. Anan yang masih merasakan sakitnya tendangan Si Codet, memberanikan bertanya pada Ki Gendut Ireng.
"Ba..bagian A..aku mana, Bbos..? Aku juga kan ikut andil..?."
Mendengar tanya Anan, seketika Ki Gendut Ireng menekuk wajahnya. Kedua bola matanya seperti mau merobek wajah Anan. Ki Gendut Ireng mendekati Anan dan langsung menarik rambut Anan ke belakang, hingga wajah Pemuda 17 tahunan itu mendongak ke atas sambil meringis.
Ki Gendut Ireng mendekatkan wajahnya pada wajah Anan. Kemudia ia berkata, suaranya bergetar bersamaan dengan suara gemertak gigi-giginya.
"Apaaa...apa Lu bilang barusan... Bagian...Apa Gue nggak salah dengar, haaah...!!."
"A..aampun Bos.. A..aku hanya mminta hak a..aku.." Ucap Anan lagi membela dirinya.
"Plak... Plak.. Bugh.."
"Aaduuuuh ampuun Boooos. Sakiiit...!!"
Tamparan dan pukulan dari tangan kekar Ki Gendut Ireng mendarat sempurna. Saat Anan meminta hak Anan, yakni jatah bagian hasil curian.
Ki Gendut Ireng bukannya merasa iba atau kasihan mendengar pekikan Anan yang kesakitan akibat tamparan dan pukulan nya. Ia bahkan menggeram dengan tatapan kebencian pada Anan. Ki Gendut Ireng mencengkram kerah baju Anan, sehingga tubuh Anan sedikit terangkat.
"Dengarkan Bodoh..!!, Gara-gara Lu yah.. Misi Gue malam ini gagal. Karena Gue tidak mendapatkan semua barang berharga, perhiasan dan juga uang juragan Basri. Dan perlu Lu tahu, kalau saja Gue tidak gesit kabur dari rumah Juragan Basri, pasti Gue, si Codet dan Lu juga pasti sudah mampus di tangan warga. Ngertii.. Ngerti nggak hah..!? Juga Lu harus sadar, ini gara-gara kesalahan Lu. Anan Koplok... !!" Ki Gendut Ireng semakin murka. Cacian dan makian pada Anan terus ia lontarkan.
"Tapiiii... Kalau Lu ingin bagian Lu.. Baiklah. Gue pasti memberi apa yang harus Gue berikan pada Lu.." Ki Gendut Ireng melanjutkan perkataanya lagi.
"Codet..!!"
"Siap, Bos..!"
"Ikat tangan dan kakinya si Anan penghianat Bodoh ini. O iya, tuh ada karung, ambil. Masukan bajingan keparat ini dalam karung.!" Perintah Ki Gendut Ireng pada Si Codet.
"Siap Bos, laksanakan...!"
Sungguh biadab dan tidak berprikemanusiaan sama sekali. Dasar manusia serakah berhati Iblis, tega-teganya Ki Gendut Ireng dan Si Codet mengikat tangan dan kaki Anan dan kemudian dimasukannya ke dalam karung yang kebetulan tergeletak di bawah pohon Pisang.
Anan hanya bisa pasrah mau meronta sekalipun Dia rasa percuma. Merasakan nyeri, ngilu dan sakit di sekujur badannya saja sangat repot. Dalam hati nya Anan berdoa siapa tahu Tuhan masih memaafkan segala dosa-dosanya selama ini.
"Ya Alloh. Ampuni Aku, Makhluk yang keji dan kotor ini. Jika Engkau mau mengambil nyawaku, ambillah. Aku ikhlas. Asal Engkau ampuni segala dosa-dosaku." Pinta Anan dalam batinnya. Tak terasa bulir cairan bening sudah membasahi kedua pipinya, hingga bercampur dengan warna merah yang keluar dari mulutnya. Matanya terpejam. Tiba-tiba ia teringat semua teman-teman yang telah membersamainya selama ini. Ia teringat jasa Ibu panti yang mengurusnya dari kecil. Makin deraslah air mata, hingga terdengar terisak.
"Huahahaha..." Terdengar si Codet terbahak. Membuat Ki Gendut Ireng heran.
"Ada apa Codet. ketawa-ketawa sendirian. Lu udah gila apa?"
"Hahaha.. Nggak, Bos. Aku mendengar si penghianat ini terisak. Kayak anak kecil 5 tahun. Hahaha. " Jawab Si Codet sambil terus terbahak.
Ki Gendut Ireng pun ikutan terbahak mendengar kata dari Si Codet.
"Lu buang aja manusia tidak berguna ini. O iya. Kalau lakban nya habis, sumpal mulutnya dengan kain. Robek aja bajunya. Biar nggak bersuara." Ki Gendut Ireng memberi perintah nya lagi pada si Codet.
"Siap. Bos. Tapi mau dibuang kemana. Air sungai kan sedang surut.?"
"Dasar Bodoh. Cari sungai yang dalam. Tolol.!!Tenggelamkan. Lama-lama juga dia pasti kehabisan nafas." Ucap Ki Gendut Ireng lagi. Rupanya kedua bandit yang bengis itu sudah tidak ada rasa belas kasihan pada Anan.
Si Codet langsung merobek pakaian Anan. Maksudnya mau menyumpal mulut Anan agar tidak bersuara. Setelah itu mau dilempar ke sungai yang airnya dalam.
Mendengar kedua bandit akan menyumpal mulut Anan. Pupuslah sudah harapan Anan untuk hidup. Namun, tanpa Ki Gendut Ireng dan Si Codet sadari, Anan mendengar bisik-bisik orang tidak jauh dari tempatnya. Tepatnya di kebun jagung beberapa meter dari Anan.
Anan tersenyum, tiba-tiba ia berteriak histeris. Ia pikir sebelum mulutnya disumpal Si Codet, ia akan mencoba minta pertolongan warga.
"Toloooong... Woiii... Malingnya di siniii... tolooong.!!!"
Ki Gendut Ireng dan Si Codet gugup. Dengan spontan, Ki Gendut Ireng nyuruh Si Codet sambil membentak untuk segera menyumpal mulut Anan.
"Brengsek... Tunggu apa lagi, Hah...cepat sumpal. langsung kita gotong tubuhnya.
"Bbaik.. Bos..!!"
"Tolooong.. Malingnya di siniii...!"
"Diaaaam toloool..!!" Si Codet murka. Langsung menyumpal mulut Anan. Anan tidak bisa berkutik, hanya badanya saja yang ia mampu gerakkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
dede rohimah
Ya Alloooh... kasihan banget si Anan
2024-09-14
0
dede rohimah
bandit liciiik... cari rejeki halal ajah, bang anan
2024-09-14
0
Rina Mes
gilaaaaa tuh si codet. dasar bandiiit.. jadi keseeel gue...
2024-09-14
0