"Hanum Sayang,..." ku dengar sayu-sayu suara seorang laki-laki mengoyak-oyak tubuh ku perlahan dan mengelus pipiku.
Dengan bermalas-malasan aku pun memaksakan diri membuka mata ku perlahan.
Sungguh terkejut aku melihat kesekelilingku. Kamar ku telah disulap bak menjadi taman syurga. Penuh bunga dan hiasan yang indah dan menyejukan mata. Rangjangku pun dihias dengan kelopak mawar yang semerbak menabur bau harum yang menenangkan.
Yang tak kalah indahnya, ku lihat Mas Arsyad tengah berada di depan ku. Rupanya tadi yang membangunkan ku Mas Arsyad.
"Bangunlah Sayang..,sudah jam 4, Mas mau ngajak Hanum untuk sholat ashar berjama'ah." ajak Mas Arsyad penuh kelembutan. Tutur sapa dan ucapannya selalu membuat hati dan jiwa ku sejuk.
Aku tersenyum kepadanya dan merangkul Mas Arsyad. Mas Arsyad pun sepertinya sangat terkejut dengan tindakan ku. Tapi tak lama Mas Arsyad pun balas memeluk ku dan melingkarkan tangannya pula ke pinggang ku.
Rasanya sangat nyaman dan damai berada dalam pelukan Mas Arsyad seperti ini. Aku bisa merasakan deru jantungnya yang berdetak dan hati kami seakan terpaut semakin dekat. Aku bisa menghirup aroma tubuh Mas Arsyad yang wangi dan membuat ku tak ingin melepaskan rangkulan ku.
"Pandai sekali isteri ku ini, Mas ajak sholat malah ingin bermanja seperti ini, baiklah nanti malam kita lanjut lagi, sekarang ayo mandi dan mari kita sholat ashar sekaligus sholat sunah setelah menikah dua rakaat." ujar Mas Arsyad tanpa melepas pelukan ku.
"Pelukan ini sangatlah hangat dan membuat ku teramat nyaman Mas. Apalah daya ku, aku ingin sekali menuruti Mas untuk bergegas mandi dan sholat berjamaah, tapi tanganku ini sepertinya sulit sekali untuk melepaskan rangkulan ini." jawab ku masih ingin bermanja dengan suami ku. Maklum saja kita sebelumnya tak pernah berpacaran seperti yang pasangan muda mudi saat ini galakan.
Mas Arsyad lalu melakukan hal yang tak pernah ku duga sebelumnya. Dirinya seolah berubah bak monster yang siap menyerang musuhnya. Tangannya ia lepaskan dari pelukan ku dan mendorong tubuhku perlahan untuk merebahkan diri lagi ketempat tidur.
Pandangan mata ku pun beradu dengannya. Tatapan matanya pun seolah bergelora penuh cinta yang membara. Membuatku tak kuasa berkata-kata lagi.
Dalam hati aku bertanya-tanya, "akankah Mas Arsyad meminta haknya sekarang? Mungkinkah malam pertama ku akan segera tercapai? Apakah aku sudah siap?" segala macam rasa berkecamuk dalam hati.
Tak lama kemudian Mas Arsyad pun mendekatkan wajahnya ke wajah ku. Begitu sangat dekat dan hampir tak ada jarak lagi antara diriku dan Mas Arsyad. Kedua lengannya yang kekar menjaga disamping kiri dan kanan tubuhku. Posisi yang sangat membuat ku dag dig dug tak karuan.
Perlahan lalu Mas Arsyad mencium kening ku penuh rasa cinta. Lalu kemudian dirinya mencium kedua pipi ku. Entah apa lagi yang akan Mas Arsyad lakukan selanjutnya, aku tak bisa berfikir jernih lagi. Aku hanya pasrah dan berusaha memberikan haknya atas diriku.
Aku memejamkan mata saat bibir Mas Arsyad yang sangat lembut menyentuh dan menyesap bibir ku perlahan. Sungguh membuat ku hanyut dalam kemesraan. Selanjutnya Mas Arsyad mulai menaikan tekanan dalam ciuman kami, aku pun mulai meneguh kenikmatan demi kenikmatan yang Mas Arsyad curahkan kepada ku.
Hampir 10 menitan bibir kami berkaitan dan saling menyesap. Lalu Mas Arsyad melakukan aksi selanjutnya dengan membuka kerudung yang sedari tadi masih melekat di kepala ku. Aku hanya tertunduk dan tak berkutik di buatnya.
Setelah kerudung ku terlepas Mas Arsyad mencoba membuka ikat rambut yang mengikat rambut panjang ku.
"Sayang, jika berada dikamar berdua dengan Mas, lepaslah kerudung dan hijab mu. Mas ingin puas memandang anugrah terindah yang Alloh berikan untuk Mas. Seorang isteri yang cantik dan rupawan." ucapnya seraya terus menatap ku.
Aku hanya mengangguk dan tak berani menatapnya karena tertunduk malu dan tersipu.
"Hanum, jangan buat Mas lebih tergoda dengan sikap malu-malu itu, rasanya ingin sekali Mas menerkam mu." ledek Mas Arsyad dengan melakukan hal selanjutnya. Yaitu membuka kancing baju gamis ku satu persatu.
Sungguh malu aku diperlakukan seperti ini. Ini kali pertamanya aku melihat sisi lain dari Mas Arsyad yang selama ini ku kenal sebagai pemuda yang sangat menjaga pandangannya.
"Hanum mau mandi sendiri atau perlu Mas yang mandi kan?" mendengar itu aku pun sontak langsung bergegas menuju kamar mandi.
Diriku lupa bahwa aku masih dalam masa pemulihan, belum sepenuhnya tenaga ku pulih. Aku pun yang berdiri dari ranjang tiba-tiba oleng dan hilang keseimbagan, sebab itulah aku terjatuh tepat diatas tubuh Mas Arsyad yang kala itu masih duduk di ranjang ku. Adegan romantis pun kembali terulang. Posisi ku yang menindihi tubuh Mas Arsyad membuat lebih leluasa memandang wajah tampan suami ku.
Seperti tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, Mas Arsyad pun melancarkan aksinya lagi. Dia menekan tengkukku dan menariknya dengan tangannya mendekat ke wajahnya. Lalu ciuman ke dua pun tak terelakkan lagi. Aku dan dirinya lagi-lagi terbuai dalam kemesraan yang sungguh memabukkan. Tangan Mas Arsyad masih menekan ku seolah semakin dalam dirinya ******* bibirku.
Ciuman kali ini berdurasi 15 menit kira-kira. Lebih lama dari ciuman yang pertama tadi. Setelah puas, barulah aku bangun dari atas tubuh Mas Arsyad. Aku merapihkan baju lalu bergegas mencoba lebih berhati-hati dalam berpijak. Tapi ketika aku hendak melangkah tangan Mas Arsyad menggenggam lengan bawah ku, seakan menghalangi ku untuk beranjak pergi.
"Terima kasih Sayang, Terima kasih atas apa yang telah kau beri untuk Mas." ucapnya seraya tersenyum manis kepadaku.
"Aku sudah menjadi hak dan milik mu Mas, akan ku berikan segala yang Mas mau nanti." Balas ku dan karena malu aku pun ngeloyor pergi ke dalam kamar mandi yang berada di sudut kiri kamar ku.
Kamar mandi pun ternyata telah di hias dengan bunga-bunga juga. "Siapa yang mempersiapkan semua ini? Apakah Mas Arsyad yang melakukannya? Aku tak menduga jika Mas Arsyad memiliki sisi romantis." pikir ku dalam hati.
Usai mandi, diriku melilitkan handuk putih di tubuhku, lalu aku keluar dan terkejut Mas Arsyad sudah berada di depan pintu kamar mandi. Aku berusaha menutupi sekitar dadaku dengan kedua tangan ku. Melihat aku yang terkejut dan tertunduk malu Mas Arsyad hanya tersenyum kecil padaku.
"Tenanglah Sayang, Mas tidak akan menerkam mu sekarang. Tapi entah dirimu bisa selamat atau tidak nanti malam." ledek Mas Arsyad.
(Blush.... pipiku langsung memerah)
"Minggirlah,..! Mas hendak berwudhu dan bersiaplah..! kita akan sholat berjama'ah!" ujar dan pinta Mas Arsyad padaku. Aku pun tersenyum dan mengangguk.
Usai bersiap mengenakan muknah, aku pun menggelar sejadah, dan setelah Mas Arsyad siap mengimami, aku dan Mas Arsyad pun melaksanakan sholat ashar yang nanti akan dilanjutkan dengan sholat sunah setelah pernikahan.
🌺
🌺
🌺🌺🌺 Bersambung...!!🌺🌺🌺
#Stop dulu episode kali ini. Episode selanjutnya akan ada malam pertama Arsyad dan Hanum. Jangan sampai ketinggalan update selanjutnya yag... jangan lupa juga mohon dukungannya selalu kawan..😎😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Santy Isnawan
lanjut thorr😊😊😊
2020-10-27
1