Sejak semalam hingga hari ini rasanya nano-nano sekali buat ku. Pasalnya setelah aku memutuskan untuk menikahi Hanum secepatnya tanpa menunggu lama lagi, aku langsung mengurus semuanya.
Setelah malam itu aku memastikan bahwa Hanum telah tertidur lelap aku bergegas menemui Ayah dan Bunda Hanum untuk mengutarakan niat dan alasan ku mengenai keputusan ku itu. Sedangkan saat ku tinggal pergi Hanum ku titipkan pada Umi yang berada di rumah sakit kala itu.
Alhamdulillah segala urusan ku sangat dipermudah oleh Alloh. Orang tua Hanum lekas setuju dengan keputusan ku, karena mereka juga yakin Hanum membutuhkan aku berada disampingnya untuk membantunya melawan penyakit yang entah apa belum diketahui secara pasti.
Dan setelah hari ini Hanum syah menjadi isteri ku, hal yang akan pertama kali ku minta darinya adalah bersedia melakukan test HBsAg sesuai anjuran Dokter Widya. Hanum tak perlu merasa takut lagi jika nanti hasil tetsnya tidak sesuai dengan harapannya, maka aku akan pergi meninggalkannya.
Aku datang ke ruang rawat Hanum setelah menunggu penghulu yang akan menikahkan ku datang ke rumah sakit. Beliau datang tak sendirian, entah siapa aku tak begitu memperdulikannya. Aku bergegas masuk bersama dua orang yang akan menikahkan ku dengan Hanum. Tapi ku rasa Hanum tak akan menduga jika hari ini aku akan menikahinya. Aku berharap hal yang ku lakukan ini bisa membuatnya lebih bersemangat untuk melawan apapun penyakit yang menyerang tubuhnya.
Sebelumnya aku pun telah mengurus izin terhadap pihak rumah sakit untuk melakukan pernikahan yang sangat mendadak ini. Mahar pun juga telah aku siapkan. Abi dan keluarga ku di Surabaya sudah ku telfon semalam, dan mereka sudah tiba di hotel yang telah Ayah Surya siapkan.
Mendengar diriku akan melaksanakan ijab qobul secepatnya Abi beserta anggota keluargaku langsung bergegas ke Jakarta. Mereka berangkat mengenakan mobil yang telah ku sewakan berikut dengan Pak sopirnya. Dari surabaya berangkat pukul 10 malam dan pukul setengah 7 pagi semuanya sudah datang. Aku sempat menemui Abi dan yang lainnya. Aku menceritakan kondisi Hanum saat ini yang membuatku mantap untuk segera menikahinya. Dan diriku pun mendapatkan restu sepenuhnya dari Abi. Setelah berbincang tak begitu lama mereka bersiap untuk menghadiri ijab qobulku di rumah sakit. Tepatnya di ruang rawat di mana Hanum saat ini menjalani perawatan.
Sengaja aku tak menunggu dan berangkat bersama keluargaku yang dari Surabaya, karena aku harus menemui pak penghulu untuk membawanya ke ruang rawat Hanum.
Saat ku ketuk lalu ku buka pintu, aku lagi-lagi terpesona akan kecantikan Hanum. Dengan memakai seragam pasien rumah sakit dan kerudung yang sengaja ku belikan untuknya, Hanum terlihat sangat cantik walau saat ini dirinya tengah sakit. Dia tersenyum manis begitu melihatku. Senyumnya selalu membuat sejuk hati dan jiwa ku. "Hanum sayang, bersiaplah untuk menjadi bidadari surgaku untuk selamanya." bisik ku dalam hati.
Hanum sepertinya tak mengetahui apa-apa soal pernikahan ini. Aku sengaja tidak mengatakan apapun kepadanya. Biarlah nanti perasaan yang ada dihatinya tercurahkan nanti, setelah aku sah menikahinya.
Tak selang beberapa saat kemudian datang rombongan Abi dan keluarga ku yang lain. Kedatangan mereka membuat Hanum kaget dan sangat terharu. Dirinya mengira bahwa keluargaku datang hanya untuk menjenguk dirinya yang tengah sakit.
Ruangan Hanum kini penuh oleh orang-orang yang akan menyaksikan pernikahan ku dengan Hanum. Sekitar ada 11 orang yang berada di kamar rawat Hanum.
Setelah berkumpul dan saling bersalaman akhirnya semua duduk di sofa yang berada di depan ranjang Hanum.
"Arsyad, apa kah bisa di mulai sekarang acaranya?" tanya Ayah Surya tiba-tiba. Membuat ku sedikit lebih grogi. Pasalnya ini adalah pernikahan yang suci dan sakral dalam hidup. Jadi tak khayal diriku merasakan grogi dengan semua ini.
"Ayah, acara apa yang dimulai?" tanya Hanum pada Ayah Surya.
"Acara kejutan buat kamu sayang!" jawab Bunda seraya merangkul bahu Hanum.
Hanum terlihat sangat kebingungan dengan apa yang dirinya saksikan saat ini.
"Insyaalloh Yah, Arsyad siap!" jawabku mantap seraya berdiri dan maju mendekati Hanum dan sebelum aku meneruskan langkah ku, aku berhenti tepat di hadapan Hanum dan berkata "Hanum, mas tresno karo sliramu."
Tanpa menunggu respon dari Hanum, setelah itu ku lanjutkan langkah ku dan duduk berhadapan dengan Pak penghulu yang sedari tadi sudah duduk di sofa yang berada di samping ranjang Hanum.
"Silahkan mulai acaranya Pak." ucapku pada Pak penghulu.
"Baiklah, untuk menyingkat waktu kita mulai saja acara ijab qobul Mas Arsyad dengan Mba Hanum sekarang." jawab Pak penghulu dengan mengulurkan tangan kearah ku dan ku sambut uluran tangannya.
Ku sempatkan untuk melihat ekspresi calon kekasih halalku yang melotot kaget namun dirinya terlihat senang dan haru dengan kejutan ini.
Pak penghulu pun memulai membaca doa sebelum melantunkan ijabnya. Semua orang terlihat sangat khusuk dalam mengaminkan doa pak penghulu. Termasuk Hanum yang ki lihat sempat meneteskan air mata harunya.
Tiba saatnya ijabpun terucap "ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Hanum Stefanny Soebandi Binti Surya Soebandi akal mahri cincin berlian seberat 7 gram hallan". Setelah kalimat terakhir pak penghulu sedikit menghentakan tangannya memberi sebagai tanda untuk ku menjawab qobul ku.
🌷🌷Dalam hati ku mengucap "Dengan izin Alloh aku akan menikahi mu" dan dengan tegas ku jawab qobul ku atas diri Hanum "qobiltu nikahaha wa tazwijaha akal mahri madzkur wa radhiitu bihi wallahu waliyu taufiq".
🌷🌷 Setelah kalimat qobulku yang terakhir ku terucap pak penghulu lantas menanyakan kepada seluruh yang hadir "Bagaimana Pak, Bu? saaah??"
"Saaaaaah......" jawab semua yang hadir.
Serentak semua berucap "Alhamdulillah..."
Di lanjut pak penghulu lalu membacakan doa untuk pasangan pengantin baru.
Lega rasanya telah melewati babak yang sangat menegangkan bagi laki-laki. Dan hati ku tak berhenti bersyukur kepada sang Khaliq atas karunia terindahnya saat ini. Karena detik ini aku telah diberikan isteri yang sangat ku cinta.
Usai sudah Pak penghulu mendoakan aku dan Hanum sebagai pasangan pengantin baru. Kini aku mendekati Abi dan Umi untuk sungkem kepadanya, dan tak lupa juga ku lakukan hal yang sama pada Ayah dan Bunda. Semua nampak begitu terharu dan bahagia menyaksikan acara yang tak biasa ku ini.
Lalu ku lanjutkan mendekati wanita yang bersandar di ranjang pasien saat itu. Yang terus menangis dan terkadang menundukkan kepalanya.
Namun ketika ku dekati dirinya langsung mengulurkan tangan dan ketika ku salami tangannya untuk pertama kali Hanum langsung mencium tangan ku penuh rasa haru dan bahagia. Dirinya menangis seraya masih mencium tangan ku. Melihatnya seperti itu membuat perasaan ku bercampur aduk.
Belum ada satu katapun yang terucap dari bibir Hanum. Aku pun membiarkannya karena tahu saat ini mungkin yang diperlukan hanya bahasa hati, bahasa yang tak terucap namun bisa didengar dan dirasakan oleh hati pula.
🌷
🌷
🌷🌷🌷Bersambung....🌷🌷🌷
#Kejutan dari Arsyad ternyata sebuah Qobul yang dijawab setelah ijab dari pak penghulu. Lantas selanjutnya apa yang bisa di berikan oleh Hanum untung sang suami tercintanya?
Terus nantikan episode selanjutnya ya guys... Mohon dukung terus karya ini. 😁😎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Bundaku
Awalnya q kira cincin emas setelah q pahami 😱😱cincin berlian thor??
keren buanget buat wong ndesso.
sebaik"nya mahar yang tidak memberatkan serta tanpa ada campur tangan dari pihak perempuan yakan thor??
hmmm next dah tak nyimak dulu😁🙏🙏
2020-11-22
1