🍀🍀Melihat senyumnya kembali bersinar lagi sudah menjadi sesuatu yang membahagiakan buat ku. Setelah kini aku dan Hanum telah resmi menjadi sepasang suami isteri, aku telah bertekad akan menjaga dan mencintai Hanum sepenuh hati dan selamanya. Tentu tidak melebihi besarnya cintaku pada yang maha Esa tentunya, karena aku mencintai Hanum juga karena Alloh lah yang telah menumbuhkan benih cinta yang terbilang sangat singkat namun sudah melekat kuat.
🍀🍀Kondisi Hanum sendiri sepertinya sudah tak seburuk kali pertama aku menemuinya. Kini sudah jarang rasa nyeri menyerang tubuhnya.
🍀🍀Saat ini aku sedang menikmati saat-saat berdua bersama sang isteri tercinta ku. Aku tak puas-puasnya memandang wajahnya yang selalu terhiasi senyum manis nan menawan hati. "Sungguh indah luar biasa ciptaan mu ya Alloh." gumam ku dalam hati.
"Mas, Hanum ingin bertanya satu hal pada mas." ucap Hanum.
"Silahkan, tanya yang banyak juga boleh." timpal ku seraya tersenyum santai dan terus menatap mata indahnya yang amat meneduhkan hati.
Sebelum melontarkan pertanyaan Hanum sepertinya menghela nafas dalam-dalam dan membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman, lalu bertanya "mengapa Mas Arsyad berani menikahi ku secepat ini?"
Pertanyaan yang sangat mudah ku jawab. Namun sebelumnya aku meraih tangannya dan ku genggam erat dalam genggaman tangan ku.
"Mas tidak ingin menunda niat baik ini lebih lama lagi, dan juga karena hati Mas sudah sangat jatuh hati pada ketulusan cinta Hanum yang telah Hanum buktikan ketika seminggu di Surabaya. Dan dengan keadaan Hanum seperti ini Mas ingin selalu ada di dekat mu." jelas ku seraya terus menatapnya.
"Tapi pernikahan yang seharusnya dilangsungkan di masjid malah terjadi di Rumah Sakit. Mas Arsyad tak akan menyesali itu? Karena yang ku tahu pernikahan kan moment sakral yang mungkin terjadi sekali seumur hidup. Apa moment tadi pagi akan bisa menjadi kenangan indah dalam hidup kita nanti?" Hanum sepertinya merasa bersalah dengan kondisinya yang membuat ku menikahinya di Rumah Sakit.
"Hanum Stefanny, dengarkan suami mu ini!!" perintah ku dengan mendongkakkan pandangan Hanum yang sempat tertunduk tadi, lalu ku lanjutkan berkata "Mas tidak memerlukan kemewahan atau kemeriahan dalam pernikahan, yang Mas penting kan adalah sahnya sebuah pernikahan. Itu akan jauh lebih mendatangkan keberkahan dalam hidup yang akan dijalani setelah pernikahan tersebut."
Hanum terdiam dan mengangguk. Mata ku saling beradu pandang dengan matanya, dan tangan ku pun masih menggenggam erat tangannya. Sungguh ayu rupawan wajah isteri tercinta ku.
Aku berusaha mendekatkan wajah ku dengan wajah Hanum. Maksud hati ingin menciumnya terlebih ketika Hanum bersiap dengan memejamkan matanya. Namun aku mengendalikan diriku, aku memang sudah sah dengannya, tapi kan ini tempat umum. Tak seharusnya aku meluapkan hasrat ku di tempat ini. Terlebih jika nanti ada suster atau dokter yang tiba-tiba masuk, jadi ku plesetkan dengan mencium keningnya.
(Tok...tok..tok..) Suara pintu di ketuk dari luar, tak lama kemudian masuk Dokter Widya bersama susternya.
Setelah berada di samping Hanum dan aku, lalu Dokter Widya menyalami Hanum dan mengucapkan selamat kepada kami.
"Selamat Mba Hanum dan Mas Arsyad atas pernikahannya, semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawwadah dan warohmah."
"Terima kasih Dok, oh ya bagaimana perkembangan kondisi Hanum saat ini Dok?" jawab ku dengan berbuntut pertanyaan mengenai kondisi Hanum.
"Jika malam nanti Mba Hanum tidak kembali merasakan nyeri dan mual lagi, besok pagi sudah boleh pulang kok Mas, tapi ingat saran saya agar secepatnya mba Hanum melakukan test HBsAg untuk tindakan lebih lanjut." ujar Dokter Widya.
Mendengar jawaban Dokter Widya, aku dan Hanum tersenyum bahagia.
"Alhamdulillah.., terima kasih Dokter. Semoga besok Hanum beneran bisa pulang." jawabku penuh harap.
"Tapi Mas, tolong Mba Hanum dijaga dengan baik yah, tidak boleh kecapean dulu untuk beberapa minggu kedepan. Pasalnya ini kali ke tiganya dalam bulan ini. Jadi akan sangat buruk jika ini terulang lagi. Kita harus sama-sama meminimalisir faktor yang bisa membuat Mba Hanum drop lagi." tutur Dokter Widya sebelum meninggalkan ruang rawat Hanum.
🍀Rasanya semakin lengkap kebahagiaan hari ini, dengan kabar mengenai kondisi Hanum yang akan di izin kan untuk pulang ke rumah besok. Aku segera mengabari Ayah dan Bunda soal kabar ini. Tak lupa juga aku memberi kabar pada Abi dan Umi.
"Sayang, baik-baik yah malam ini. Biar besok bisa pulang." ujar ku pada Hanum yang sedari tadi anteng.
"Pulang ke mana Mas?" tanya Hanum seketika
Aku sedikit kaget mendengar pertanyaan Hanum, sedikit bingung untuk menjawab. Pasalnya aku belum membicarakan mengenai tempat tinggal kami nanti setelah sepulangnya Hanum dari Rumah Sakit.
"Kita tinggal sama Ayah Bunda dulu ga papa ya Mas?" pinta Hanum yang sepertinya tahu jika aku terdiam memikirkan kemana aku harus membawa isteri ku pulang.
Aku tersenyum simpul dan mengangguk mengiyakan permintaan Hanum. Karena aku rasa untuk sementara waktu Hanum lebih baik tinggal di Jakarta dulu, karena dirinya masih dalam proses pengobatan dan pemulihan. Jika ku bawa Hanum ke desa langsung mungkin akan memberatkan Hanum baik fisik maupun mentalnya.
"Iya sayang, kita tinggal bersama Ayah Bunda dulu untuk sementara. Mas berjanji secepatnya Mas akan membangunkan istana kecil untuk kita dan anak-anak kita nanti." ucap ku yang di balas senyum manis isteri ku.
"Nikah saja belum ada sehari, Mas sudah mikirin anak. Memangnya Mas Arsyad sudah siap jadi Abi?" tsnya Hanum yang sepertinya meledek kata-kata ku tadi.
"Eeeh, justru Mas menikahi mu secepat ini karena Mas sudah pengen jadi Abi." jawab ku tak mau kalah.
Hanum tercengang dan sepertinya salah tingkah karena ucapan ku tadi.
Aku mendekat lalu memeluk erat isteri ku yang tersipu malu.
"Kemaren malam Mas hanya bisa menatap mu sekejap, namun malam ini dan seterusnya Mas bisa memeluk mu dan memiliki mu sebagai kekasih halal. Terima kasih Hanum, kau telah datang dan membawakan cinta yang begitu indah. Hanum lah cinta pertama dan terakhir bagi Mas." tutur ku yang semakin membuat Hanum lebih tersipu malu dan tak kuasa menjawab perkataan ku lagi.
Hari ini dilalui penuh warna. Harapan ku untuk esok yang akan menjelang tentu kebaikan dan keberkahan untuk ku dan seluruh keluarga ku.
Termasuk untuk kekasih halal ku yang senantiasa menjadi peneduh kala panas ku, menjadi penghangat ketika dingin ku, dan akan selalu menjadi kawan setia ku mengarungi lika liku kehidupan. Semoga pernikahan ku dengan Hanum akan mendatangkan kebaikan bukan hanya untuk diriku dengan Hanum, melainkan untuk orang-orang disekitar ku.
"Ya Alloh, aku titipkan cinta ku pada Hanum kepada Mu. Karena aku takut cinta ini akan melebihi kadar besarnya cinta ku kepada Mu. Jaga dan lindungilah agar tetap pada posisi dan takarannya." pinta ku pada sang maha segalanya.
🍀
🍀
🍀🍀🍀Bersambung...🍀🍀🍀
#Sekian dulu episode kali ini. Untuk yang lagi nungguin update selanjutnya aku kasih love buat kalian.. mohon terus dukungannya yah😚😷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments