Ting...
Sebuah pesan masuk di ponsel Thomas.
Ia meraih ponsel itu dengan segera. Seketika itu juga Thomas mengambil kopernya. Dengan tergesa-gesa, Ia langsung bergegas meninggalkan hotel yang di tempatinya saat itu juga.
Valery: Segera menuju bandara sekarang, Aku sudah menyiapkan pesawat yang akan membawamu ke Macau malam ini.
Sebuah pesan dari Valery mampu membuat Thomas mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi seperti orang yang sedang kesetanan. Dalam waktu singkat, Ia sudah tiba dibandara dan masuk ke dalam pesawat jet pribadi yang disiapkan oleh Valery.
"Sarah, tunggu aku sayang. Malam ini juga kita akan berjumpa." Gumam Thomas dalam hati.
Ia sudah berniat akan menemui Sarah secara terang-terangan. Ia ingin memeluk Sarah dan meluapkan semua kerinduan yang kini membuat dadanya terasa sangat sesak.
Setelah beberapa jam, pesawat jet yang membawa Thomas telah mendarat di Macau. Ia bergegas menuju ke rumah mereka dengan menggunakan mobil taxi.
Dari luar suasana rumahnya tampak gelap dan sunyi saat Ia tiba. Dengan segera Ia menekan password dan masuk ke dalam rumahnya tanpa ragu.
"Sarah... Sayang.... Kamu dimana? Aku pulang sayang..."
Namun tidak ada jawaban sama sekali. Ia mencari Sarah di sekeliling ruangan dan hasilnya tetap nihil.
"Kamu dimana sayang? Kenapa tidak ada dirumah? Aku ingin bertemu kamu. Aku tidak kuat menahan rindu." Ucap Thomas frustasi sambil mengacak rambutnya.
Belum putus asa, Ia mengambil kunci motor sport miliknya dan memutuskan untuk mencari Sarah di kota itu. Dinginnya angin malam itu tidak Ia hiraukan, pandangannya mengedar ke seluruh penjuru kota untuk mencari Sarah.
Berjam-jam Ia berkeliling namun hasilnya nihil. Ia memutuskan kembali ke rumahnya untuk menunggu Sarah di sana. Akibat kelelahan, Ia tertidur di sofa ruang tamu tanpa mengganti pakaiannya.
Sekitar jam 9 pagi waktu setempat, Ia terbangun karena ponselnya berdering. Ia melihat nama Valery sebagai kontak yang memanggil.
Valery : Kau sudah tiba sejak tadi malam namun tidak mengabariku. Apakah kau sudah menemukan Sarah?
Thomas : Aku lupa mengabarimu, aku panik karena semalam aku langsung mencari Sarah. Hingga sekarang aku belum menemukan Sarah. Aku sangat frustasi Valery. Ke mana lagi aku harus mencari Sarah.
Valery : Apa kau yakin Sarah kembali ke Macau? Atau dia masih di Singapura?
Thomas : Aku sendiri yang menanyakan pada sepupunya. Tidak mungkin sepupunya berbohong. Ia bahkan menunjukan surat tulisan tangan Sarah dan nampak frustasi juga mencari Sarah.
Valery : Ya mungkin saja, Sarah mengalami kendala saat akan kembali ke Macau. Tapi jangan lupakan misimu. Hari ini kau harus memasang alat itu di 12 titik yang sudah ku kirimkan koordinatnya padamu. Charlie ingin selesai sebelum Ia menghadiri rapat bulanan jam 10 malam waktu Hongkong.
Thomas : Baik Valery. Aku akan berangkat sekarang.
Valery : Bagus, aku yakin kau akan cepat menyelesaikannya. Semakin cepat selesai, makin cepat kau mencari Sarah lagi.
Panggilan telepon itu berakhir.
Thomas segera bersiap untuk menjalankan misinya. Ia pergi dengan hati yang kecewa.
Sementara itu.
Sarah dan Nyonya Ferguson sudah berada di dalam pesawat yang akan membawa mereka menuju ke Macau. Dalam perjalanan Sarah Nampak sangat gugup.
Nyonya Ferguson menggenggam tangan Sarah dan berusaha menenangkannya. "Tenanglah Sarah. Kita pasti akan menemukan titik terang tentang keberadaan suamimu di sana."
"Iya Nyonya. Aku hanya sangat merindukannya. Biasanya kami tidak pernah terpisah lebih dari satu hari. Aku sangat mencemaskannya."
"Jangan berpikir hal yang macam-macam. Aku yakin suamimu akan baik-baik saja."
Sarah pun mengukir seutas senyum diwajahnya.
Setelah menempuh perjalanan udara selama 2 jam, mereka tiba di Macau. Mereka segera memesan taxi dan menuju ke rumah Sarah.
Setibanya di rumah, Sarah mendapati keadaan rumahnya masih kosong. Semua masih sama persis seperti saat mereka tinggalkan. Ia mencari ke setiap penjuru rumah, namun tidak juga menemukan keberadaan Thomas.
Sarah tersungkur lemas di lantai. Ia kembali menangis sejadi-jadinya.
"Kamu dimana sayang. Kenapa di sini juga tidak ada? Aku sangat merindukanmu. Tolong kembalilah, temui aku."
Nyonya Ferguson kembali iba melihat kesedihan Sarah.
"Jangan bersedih Sarah. Apakah suamimu mempunyai teman disini? Mungkin kita bisa bertanya pada temannya tentang keberadaan suamimu."
Sarah menggelengkan kepala. "Aku tidak tau kontak mereka Nyonya, memang suamiku mempunyai beberapa teman dekat. Tapi aku tidak terlalu mengenal mereka. Aku lebih banyak menghabiskan waktu berdua dengan suamiku, jadi aku tidak berfikir untuk mengenal mereka lebih dekat."
"Atau kita coba ke tempat kerjanya. Mungkin ada petunjuk dari rekan kerjanya." Saran Nyonya Ferguson.
Keduanya pun menuju ke pusat perbelanjaan tempat Thomas bekerja sebagai security. Mereka bertanya pada rekan kerja Thomas disana. Dan lagi-lagi tidak ada yang tau tentang keberadaan Thomas.
"Sarah, sebaiknya kita makan siang dulu. Sehabis ini kita lanjutkan mencari suamimu." Ajak Nyonya ferguson.
Sarah pun setuju dengan usulan Nyonya Ferguson. Mereka makan di sebuah cafe yang ada di lantai dasar pusat perbelanjaan tersebut.
Tidak memiliki nafsu makan sama sekali, Sarah terlihat hanya mengaduk-aduk makanan yang ada di piringnya.
"Kamu tetap harus makan Sarah, agar kamu punya tenaga lebih untuk mencari suamimu." Bujuk Nyonya Ferguson.
"Aku merindukannya Nyonya. Aku selalu teringat saat terakhir sebelum kami terpisah karena menaiki pesawat jet yang berbeda menuju Singapura." Jawab Sarah.
"Pesawat Jet..." Pekik Sarah tiba-tiba.
"Ada apa dengan pesawat jet Sarah?"
"Nyonya kita harus ke bandara sekarang."
"Ada apa dengan bandara Sarah? Kamu mau kemana? Kita baru sampai disini tadi."
"Aku dan suamiku naik pesawat jet milik teman suamiku. Mungkin petugas bandara tau informasi tentang teman suamiku itu."
"Baiklah. Tapi habiskan dulu makananmu. Setelah itu kita ke bandara."
Sarah mengangguk. Ia dengan lahap menghabiskan pasta carbonara yang ada di piringnya hingga ludes.
Mereka pun bergegas meninggalkan pusat perbelanjaan. Bertepatan dengan weekend, pusat perbelanjaan tersebut cukup ramai. Mereka berjalan diantara padatnya pengunjung.
Tanpa sengaja, Sarah ditabrak oleh seorang laki-laki yang menggunakan pakaian serba hitam,masker dan kacamata. Laki-laki tersebut langsung berlari tanpa meminta maaf pada Sarah yang terjatuh.
"Awww..." Pekik Sarah yang saat ini tergeletak di lantai.
Nyonya Ferguson pun membantunya berdiri.
"Kamu tidak apa-apa kan Sarah?"
"Saya baik-baik saja Nyonya."
Sarah menyadari ada sesuatu yang familiar dengan laki-laki yang tadi menabraknya.
"Tunggu, Aroma parfum ini. Thomas..." Ucap Sarah tiba-tiba.
Ia berlari mengejar laki-laki tadi. Namun laki-laki itu telah menghilang.
Dengan tertatih, Nyonya Ferguson menyusul Sarah.
"Siapa yang kau kejar Sarah?"
"Laki-laki tadi memiliki aroma parfum seperti suamiku Nyonya, aku ingin mencarinya, tapi dia sudah menghilang."
"Tenanglah Sarah, mungkin laki-laki itu hanya kebetulan memakai parfum yang sama dengan suamimu."
"Tidak Nyonya. Tidak mungkin ada yang sama dengan aroma parfum milik suamiku. Aku sendiri yang meraciknya dan aku paham sekali aromanya."
Sementara itu,
Dor...
Suara tembakan menggelegar di sebuah gang yang cukup sempit.
Lelaki yang terkena peluru dibagian bahunya mencoba untuk bersembunyi di sebuah kotak penampungan sampah.
Ia merogoh ponselnya.
"Halo misi berhasil. Tapi aku tertembak di bahu. Tolong kirim orang untuk menjemput aku di sini. Aku bersembunyi di sebuah kotak penampungan sampah. Aku akan kirim lokasinya."
Tak lama setelah menelpon, pria itu pun tak sadarkan diri karena kehilangan banyak darah.
...----------------...
Bersambung ke Bab Selanjutnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments