Akhirnya tangisan Sarah sudah semakin melemah dan perlahan menghilang. Ia mulai melepas pelukannya dan mengambil tisu dari tasnya untuk menyeka air mata Sarah.
"Aku mencari suamiku Nyonya. Kami berangkat ke sini dengan pesawat berbeda. Namun sejak kemarin dia tidak bisa dihubungi. Aku cemas dan takut terjadi sesuatu padanya. Makanya aku memutuskan kembali ke rumah kami di Macau untuk mencari petunjuk tentang keberadaannya."
Tuan Ferguson pun akhirnya angkat bicara. "Nanti kami akan bantu urus kepulanganmu ke Macau. Tapi kamu harus beristirahat dulu disini hingga kondisimu sudah pulih Total.
"Baik Tuan. Terima kasih banyak atas kebaikan hati Tuan dan Nyonya." Jawab Sarah yang masih mencoba menghentikan tangisnya.
Tiba-tiba perut Sarah menjadi sangat sakit. Sarah mengerang kesakitan.
Tuan Ferguson segera memanggil perawat dan meminta dokter untuk segera memeriksa kondisi Sarah. Ia dan istrinya menunggu dengan sabar di luar kamar perawatan. Setelah hampir 10 menit menunggu, akhirnya dokter ke luar dari ruangan tersebut.
"Apa Tuan dan Nyonya ini orang tua dari pasien?"
"Kami hanya orang yang menemukannya pingsan di jalan. Ada apa dokter? Dokter bisa menyampaikan kondisinya pada kami saat ini."
Dokter menghela nafasnya sejenak.
"Pasien baru saja mengalami keguguran. Usia kehamilannya sudah hampir memasuki bulan ke tiga. Dan kami harus segera mengambil tindakan untuk mengangkat jaringan dari dalam rahimnya dan untuk menghentikan pendarahan hebat yang dialami oleh pasien. Jika tidak nyawa pasien juga akan terancam."
"Lakukan saja yang terbaik dokter. Kami yang akan menanggung semua biaya yang dibutukan. Saat ini dia hanya sebatang kara dan sedang mencari suaminya, jadi untuk saat ini kami yang bertanggung jawab atas nya." Ucap Tuan Ferguson.
"Baik Tuan. Silahkan menuju ke bagian administrasi untuk menandatangani beberapa dokumen dan kami akan segera melakukan tindakan untuk pasien.
Tuan Ferguson mengangguk paham. Ia dan istrinya menuju ke bagian administrasi rumah sakit tersebut. Setelah selesai, mereka masih setia menunggu Sarah di depan ruang tindakan.
Setelah hampir 2 jam tindakan dilakukan, Sarah sudah berhasil melewati masa kritisnya. Tubuhnya masih belum sadarkan diri akibat pendarahan hebat dan pengaruh obat bius.
Tuan dan Nyonya Ferguson menengok Sarah di ruang perawatan.
"Sayang, kasihan sekali Sarah. Di usianya yang semuda ini, dia harus mengalami cobaan yang berat. Aku jadi teringat dengan diriku yang dulu. Kalau saja aku tidak ceroboh dan bisa menjaga kandunganku dengan baik. Mungkin kita sudah memiliki banyak anak sekarang."Ucapnya Nyonya Ferguson dengan sedih.
Tuan Ferguson merangkul erat istrinya.
"Sayang, jangan mengingat masa lalu yang sedih lagi. Bagiku tidak ada yang berubah, mau kita memiliki anak atau tidak. Yang terpenting adalah kamu tetap disisiku. Bukankah sekarang kita juga memiliki banyak anak asuh dari panti asuhan yang kita bantu."
"Aku beruntung bisa menikah dengan suami yang sangat mencintaiku dan mau menerima kekuranganku."
"Tidak sayang, Justru aku yang beruntung bisa menikahi istri yang ternyata adalah bidadari berhati lembut sepertimu. Jangan pernah memikirkan hal yang membuatmu sedih. Aku akan selalu ada disampingmu untuk membuatmu bahagia."
Keduanya saling tersenyum dan saling mengeratkan pelukan mereka.
***
Sementara itu,
Kelly baru terbangun dari tidurnya. Ia meraba ponselnya di nakas samping ranjang nya dengan mata yang masih terpejam. Tangannya merasakan ada benda lain selain ponselnya. Perlahan Ia membuka matanya dan meraih sebuah kertas yang ada disana.
"Kelly... Maafkan aku tidak sempat pamit. Aku akan pulang ke tempat tinggalku dan mencari suamiku. Terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku menyayangimu... Sarah."
Kelly yang kaget langsung turun dari ranjangnya. Ia menuju ke kamar Sarah dan mendapati kamar itu sudah kosong. Lalu Ia berlari ke luar rumah dan melihat sekeliling untuk mencari Sarah yang mungkin belum pergi jauh. Tapi hasilnya juga Nihil.
Tidak putus asa, Kelly bergegas mengambil kunci mobilnya. Dengan keadaan baru bangun tidur, Ia melajukan mobil sedan merah miliknya menyusuri setiap jalan di kota. Bahkan Ia menuju ke bandara untuk mencari Sarah. Namun hasilnya tetap nihil.
Dengan frustasi Kelly mengacak rambutnya. "Sarah, kenapa kamu nekat begini? Padahal kondisimu belum pulih total. Ya Tuhan aku harus mencarinya kemana? Tolong jaga dan lindungi dia Ya Tuhan. Aku sangat menyayangi sepupuku itu."
Akhirnya Ia memutuskan kembali ke rumahnya, karena sore ini Ia harus kembali bekerja.
***
Dor... Dor...Dor...
Suara tembakan konstan terdengar di sebuah ruangan yang berfungsi sebagai tempat latihan menembak.
Thomas mengalihkan pikirannya tentang Sarah dengan berlatih menembak. Namun Ia masih belum bisa mengalihkan fokusnya dari Sarah. Ia begitu rindu istri mungilnya.
Selama 2 tahun menikah, Ia tidak sanggup berpisah lama dengan Sarah. Jika ada jadwal bekerja yang mengharuskan Ia lembur, Ia bahkan akan mencuri waktu pulang sebentar hanya untuk memeluk Sarah.
Baginya tubuhnya dan Sarah bagai sebuah magnet yang akan selalu berdekatan dan tarik menarik jika berjauhan. Sudah hampir 2 hari Ia tidak dapat memeluk Sarah dan mencium aroma parfum lavender milik Sarah yang sangat disukainya.
Valery datang menghampiri Thomas yang sedang sibuk menembak ke arah sasaran.
"Ada apa denganmu Thomas? Kenapa tidak ada satupun tembakanmu yang tepat sasaran? Bukankah biasanya kau bisa menembak tepat sasaran dengan mata yang ditutup?"
Thomas melirik Valery yang juga sedang bersiap untuk menembak di sebelahnya.
"Apa dia baik-baik saja saat kau terakhir mengantarnya?"
Dor...
"Yes, bravo. Tepat sasaran." Seru Valery.
Thomas kesal karena Valery tidak menjawab pertanyaannya.
"Valery! Aku bertanya padamu."
Mendengar nada tinggi dari Thomas, Valery segera meletakan senjata yang dipegangnya.
"Kenapa? Aku tadi tidak dengar."
Thomas memasang tampang malas. Ia sangat tidak suka mengulangi ucapannya. Entah Valery benar tidak mendengar atau hanya berpura-pura tidak mendengar.
"Aku bertanya apa Sarah baik-baik saja saat kau mengantarnya kemarin?"
Sarah menghela nafasnya. "Apa kau tidak membuka pesanku kemarin?"
"Aku membukanya Valery. Aku hanya memastikan lagi padamu."
"Thomas, jujur saja sejak berangkat dari Macau Ia sudah terlihat sangat cemas. Mungkin dia memiliki firasat tersendiri. Aku tidak tega melihatnya Thomas. Ia begitu mencemaskanmu, aku yakin dia sangat tulus menyayangimu. Tapi..." Ucap Valery yang seketika menahan kalimatnya.
"Tapi apa? Tanya Thomas penasaran.
"Tapi bukankah aku sudah memperingatkanmu. Orang seperti kita tidak berhak atas cinta tulus dari orang biasa. Hidup kita bukan milik kita lagi sejak bergabung disini. Jika kita memaksa berada di samping orang yang kita sayangi, maka nyawa mereka akan terancam. Jadi, aku mohon jangan goyah dengan keputusanmu." Jawab Valery sambil menatap tajam pada Thomas.
...----------------...
Bersambung ke Bab Selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Shion Fujino
Mau baca terus, thor, jangan lama-lama hiatus ya!
2024-08-14
1