18

Ayda bangun perlahan menggeser posisinya ke tepi, meraih dasternya yang tergeletak di ujung tempat tidur. Fattah memperhatikan istrinya dengan senyum kepuasan.

"Pa ... aku ke kamar mandi dulu ya ... " kata Ayda pelan.

" Iya sayang ..., hati - hati ".

Perlahan Ayda meninggalkan Fattah yang masih terbaring berselimut setengah badan. Ayda melewati kamar anak - anak tampak sunyi, sementara di kamar nenek juga sunyi begitu juga kamar Bara.

Ayda mengambil handuk di tempat penjemuran. Bergegas ia mandi mensucikan diri. Suara gemericik air kamar mandi tak mampu membangunkan anggota keluarga yang tertidur lelap.

Dinginnya air malam itu tak mengurungkan niatnya untuk bersuci, ketika hendak keluar dari kamar mandi, tampak Fattah sudah menunggunya di depan kamar mandi.

" Aku juga kepengen mandi...lengket semua rasanya tubuh ini," ucap Fattah begitu tampak Ayda sudah keluar kamar mandi.

Ayda tak membalas ucapan Fattah, pandangannya tertuju pada kain sprei bergambar bunga mawar berwarna merah sudah ada di tempat pakaian kotor.

" Terimakasih ..., " ucap Ayda sumringah dan mendaratkan sebuah ciuman di pipi Fattah.

" Asyik ... gak jadi mandi ... ," ujar Fattah merasa senang karena ciuman itu.

" Loh, kenapa?" tanya Ayda.

" Kan , kita mau itu lagi, " ujar Fattah dengan tersenyum genit.

" Kan Mama, masih pengen lagi," ucap Fattah menggoda istrinya.

" Enggak sekarang Pa, ini sudah malam, besok Mama harus bangun pagi ...". Jawaban Ayda sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk .

" Kirain mau nambah, he he he ...".

" Terus maksud ciuman barusan tadi?" tanya Fattah.

" Ciuman tanda terimakasih udah mengganti kain spreinya ... ," jawab Ayda pelan.

Fattah garuk - garuk kepala sambil tertawa kecil.

" Oh ...biasa aja Ma ...," ujar Fattah.

Ayda menuju ke kamar dan mengganti dasternya dengan baju tidur bercelana pendek. Sedangkan Fattah masuk kamar mandi untuk membersihkan diri.

***

Pagi yang dingin, Ayda sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk sarapan pagi. Teguh yang masuk sekolah TK B, sedangkan Bara masuk kuliah pagi dan Fattah hari ini harus datang ke tempat proyek sehubungan dengan pengangkatannya menjadi pengawas proyek.

Boleh dibilang hari Senin, hari yang sibuk bagi kebanyakan emak - emak.

Namun, selama bisa mengatur waktu, insyaallah bisa dilalui dengan lancar.

" Ma... Teguh berangkat bareng teman - teman ya", ucap Teguh setelah menghabiskan sarapannya.

" Iya ... tapi hati - hati di jalan tidak usah lari, jalan biasa aja ," pesan Ayda pada putranya.

Jam sudah menunjukkan 07.15 WIB, Bara masih mandi terdengar suaranya bernyanyi di dalam kamar mandi sambil menyalakan kran air.

Nenek yang sudah kebelet pipis tak tertahankan, sambil meneriaki dari luar. Namun karena terlalu asyiknya Bara tak mendengar teriakan Nenek Yati.

Karena sudah terlalu kebelet meneteslah pipis nenek ke lantai. Ayda yang hendak ke belakang melihatnya, dan ia juga mendengar teriakan nenek.

" Maafin Nenek ya Ayda ...," ujar nenek.

" Gak pa pa Nek," ucap Ayda lirih saat melihat nenek merasa malu karena ngompol di lantai.

" Bara ... Bara ... ," Ayda memanggil sambil megetuk pintu kamar mandi berulang kali.

" Iya Mbak ... bentar lagi tinggal pakai handuk," sahut Bara dari dalam kamar mandi.

" Cepetan Nenek kebelet pipis ... ," kata Ayda.

Pintu kamar mandi terbuka dan Bara segera keluar dari kamar mandi. Langkah kakinya terhenti saat pandangan matanya tertuju pada genangan air berwarna kekuningan.

"Ihh ...apaan itu Mbak," tanya Bara merasa jijik.

"Pipis Nenek ...," jawab Ayda sambil membersihkannya perlahan menggunakan kain pel.

" Kebiasaan deh, Nenek sering nahan pipis, dan akhirnya kececeran di lantai ," ujar Bara sambil berjalan berjinjit menuju kamarnya.

" Hey ... kamu gak boleh bilang seperti itu ke nenek, namanya juga sudah tua jadi harus dimaklumi, kasihan Deek". Perkataan Ayda bermaksud menasehati Bara yang terkadang ucapannya bisa menyinggung perasaan nenek.

Bara tak menghiraukan perkataan Ayda, ia bergegas masuk kamarnya karena hari ini memang ada jam kelas pagi di kampusnya.

Nenek yang sempat mendengar ucapan Bara kemudian mengatakan sesuatu pada Ayda.

" Kalau sudah tua, aku jadi bikin repot kalian ya ... terutama kamu Ayda".

" Enggak Nek ... ,sama sekali tak merepotkan, aku banyak - banyak terimakasih pada Nenek, bisa tinggal bersama Nenek, " ucap Ayda setelah mengeringkan bekas pipis nenek.

Nenek berjalan menuju kamar, sementara Ayda masih melayani Fattah yang mau sarapan pagi. Fattah juga sempat mendengar perkataan nenek.

" Ma, sekali - kali harus ditegur itu Bara terkadang ucapan yang keluar dari mulutnya gak sopan dan gak seharusnya disampaikan pada orang tua," kata Fattah pada Ayda.

" Iya Pa, sudahlah ... tak usah diperpanjang kejadian ini," pinta Ayda pada Fattah.

" Kau, terlalu memanjakan Bara ...".

Ayda tak membalas ulang perkataan suaminya, karena tampak kekesalan diwajahnya setelah mendengar perkataan dari Bara.

Sebenarnya, sering terjadi nenek kebelet pipis, dan pipisnya tercecer di lantai. Ayda dengan sabar membersihkannya dan ia tak pernah bercerita perihal itu pada siapapun juga termasuk pada Fattah.

" Ini minuman apa Ma?", tanya Fattah yang merasa tertarik dengan secangkir minuman yang ada di meja makan .

" Itu ... minuman lemon madu yang diseduh dengan air hangat," jawab Ayda.

"Hmmm ... enak Ma," ucap Fattah setelah meminumnya.

" Mau sarapan nasi goreng atau nasi pakai sayur dan lauk Pa?" tanya Ayda sambil memegang piring untuk mengambil sarapan buat suaminya.

" Nasi pakai sayur aja Ma, kelihatannya sayurnya seger , " jawab Fattah sambil memperhatikan sepanci kecil sayur daun kelor bercampur potongan jagung manis.

Ayda dengan cepat menyajikan permintaan suaminya, dan segera duduk di samping suaminya menemaninya sarapan.

" Makasih Ma ... ," ucap Fattah sebelum menikmati sarapan.

" Sama - sama," balas Ayda sambil tersenyum manis.

" Mama gak ikut sarapan bareng Papa," tanya Fattah ulang sambil mengunyah nasi.

" Nanti aja Pa, masih belum kepengen makan," jawab Ayda.

" Harus jaga kondisi Ma ... , ingat makan juga istirahat yang cukup," pesan Fattah pada Ayda setelah menelan kunyahan nasinya.

" Iya ... Pa ... ," jawab Ayda meyakinkan suaminya hingga suaminya tersenyum lega sambil menikmati sarapan paginya.

Setelah selesai sarapan, Fattah bergegas ke gudang mengeluarkan sepeda motornya dan memarkirnya di teras. Ia menyalakan mesin kendaraan untuk memanasi mesin sepeda motornya sebelum digunakan.

Melihat sepeda motor Bara yang masih terparkir di gudang, Fattah tak segan juga mengeluarkannya dan memarkirnya di teras karena dia juga tahu hari ini adik satu-satunya masuk kuliah pagi.

Fattah sayang dan perhatian pada adiknya, apalagi semenjak mamanya meninggal dan papanya menikah lagi dengan orang lain.

" Bara ...!" teriak Fattah memanggil adiknya.

" Iya Kak ... ," sahutnya dari dalam dan berlari ke arah panggilan kakaknya.

" Mana kunci sepeda motor kamu, sebelum digunakan sebaiknya mesinnya dipanaskan terlebih dahulu".

" Di kamar Kak, aku ambil dulu dan nanti biar aku aja yang memanaskan mesin sepeda motor aku, " jawab Bara dan bergegas meninggalkan Fattah di teras sendirian.

- Bersambung...

Tetap ikuti kisahnya ya... terimakasih banyak atas kunjungan semuanya apalagi yang sudah kasih like juga komentar, berharap ada yang ngasih vote juga...mudah mudahan-mudahan.

Terpopuler

Comments

Adolvin Tangka

Adolvin Tangka

semangat thor lanjut

2021-09-11

0

❤️YennyAzzahra🍒

❤️YennyAzzahra🍒

lanjuttt

2020-09-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!