Setiap orang tua pasti berusaha memberikan yang terbaik untuk buah hatinya.
Terkadang seorang ibu yang memarahi anaknya, begitu melihat anaknya sakit pasti luluh hatinya.
Tak jarang berharap sakit anaknya pindah pada dirinya, tapi anggapan itu salah, karena bila ibu sakit siapa yang akan merawat anak-anak, juga anggota keluarga yang lain di rumah.
" Ma ... ayo temenin kita main".
Nissa meraih tangan Ayda dan menariknya ke tempatnya bermain bersama adeknya.
"Iya ... , tapi enggak lama ya ... ".
Ayda mengiyakan permintaan anaknya sambil ikut duduk di antara Nissa dan Ana.
Ayda terbiasa menemani anak - anaknya bermain, mereka bisa kompak saat bermain.
Ayda selalu bisa ikut suasana permainan mereka.
Saat asyik bermain bersama kedua anaknya, Bara datang menghampiri mereka.
" Mbak...," Bara memanggil Ayda.
" Iya Bar..., ada apa deek?" tanya Ayda.
" Nanti sore, teman - teman kuliahku mau datang ke sini, kira - kira bisa gak, ntar buatin camilan sama minuman gitu?" tanya Bara.
" Oke, gak usah kuatir Mbak ada stock camilan kok, emang ada berapa teman kamu yang datang nanti sore?, tanya Ayda.
" Sekitar 6 orang Mbak," jawab Bara.
" Makasih ya Mbak".
Bara merasa senang sekali, memang selama ini kakak iparnya selalu menjadi andalannya.
Semenjak ditinggal mamanya meninggal, Bara tinggal bersama Nenek Yati.
Namun usia Nenek Yati sudah 80 tahun lebih,
sudah banyak lupanya, bahkan gerakannya sudah tidak selincah dulu lagi.
Nenek yang pandai memasak maupun pandai membuat kue, kini harus banyak istirahat karena memang selain faktor usia, Nenek Yati punya keluhan Sakit Jantung, juga tekanan darah cenderung tinggi, punya riwayat kolesterol tinggi juga osteoporosis.
Hampir diborong segala macam jenis penyakit oleh Nenek Yati.
Sementara Ayda bergegas ke dapur menyiapkan segala keperluan untuk teman - teman Bara, Nissa dan Anna ditemani Bara.
" Om Bara, kita main kuda-kudaan yuk!" ajak Nissa sambil mengedipkan kedua matanya.
" Pliiisss ya Om...".
Bara yang sayang pada keponakannya tak bisa menolak permintaan mereka.
Bergantian Nissa dan Anna naik di punggung Bara, sambil tersenyum dari dapur Ayda mereka menikmati permainan.
" Assalamualaikum!!!" suara tegas salam Teguh.
" Waalaikumsalam," jawab semuanya.
" Dari mana Kak Teguh kok baru datang?" tanya Nissa pada kakaknya.
" Kakak, barusan main bola sama Doni," jawab Teguh dengan berlari menuju ke arah kamar mandi.
" Hemmm, baunya sedap sekali," ucap Teguh keluar dari kamar mandi.
" Mama buat camilan untuk tamu Om Bara hari ini", jelas Ayda pada Teguh.
" Kok, Mama buatnya banyak sekali, nanti Mama capek".
" Enggaklah Nak, ini nanti sebagian bisa untuk kita", jelas Ayda.
" Berarti, Teguh dan adik- adik boleh mencicipi Ma".
" Tentu boleh sayang".
" Enak kalau Mama yang buatin camilan sendiri kita bisa ngicipin dan makan sepuasnya," ujar Teguh.
" Kenapa Teguh bilang seperti itu Nak?" tanya Ayda sambil tangannya melanjutkan pembuatan camilannya.
Teguh duduk sambil memperhatikan mamanya yang gerakannya sangat cepat membuat kue.
" Itu lo Ma, pas Nenda (nenek muda) Vani di sini kalau buat kue, atau apapun aku sama adik - adik tak bisa makan sepuasnya. Jangankan sepuasnya mencicipi saja tak boleh", ucap Teguh dengan nada kesal.
" Mas Teguh yang ganteng dan sholeh, tak baik membicarakan kejelekan orang lain saat tak ada orangnya," jelas Ayda menasehati Teguh sambil tangannya tak berhenti melanjutkan tugasnya.
" Iya Ma, Teguh yang ganteng dan sholeh putranya Papa Fattah dan Mama Ayda siap melakukan pesan Mama," jawab Teguh sambil memberikan hormat pada Ayda.
Melihat kelakuan anaknya Ayda tersenyum lebar.Teguh meninggalkan mamanya sambil mengambil beberapa potong martabak yang ia letakkan di piring dan dibawa ke depan untuk dinikmati bersama adik - adikny, juga Om Bara.
Adik - adiknya menyambut dengan senangnya.
" Hore..., ada martabak !!!" sorak Nissa.
" Holee !!!" seru Ana yang ucapannya belum jelas.
Nissa langsung turun dari punggung Bara dan hendak mengambil kuenya.Namun dihentikan Teguh.
" Stop!!!" .
Nissa dan Ana kaget dan menarik tangannya ke belakang.
" Cuci tangan dulu adik - adikku sayang, biar kuman yang ada di tangan tak ikut masuk ke dalam perut kita," perintah Teguh pada adik - adiknya.
" Siap Boss!!! ".
Nissa dan Ana bergegas ke dapur meninggalkan Bara dan Teguh.
Sementara Teguh duduk nyaman menunggu kedua adiknya, untuk menikmati kue buatan Mama.
" Sudah Kak," kata Nissa.
" Aku juga udah," ucap Ana.
Teguh mengajak kedua adiknya duduk melingkari kue, sebelum makan Teguh memimpin doa sebelum makan.
Kedua adiknya menurut apa yang diperintahkan kakaknya.
" Selamat makan ," seru Teguh.
Mereka bertiga menikmati kue dengan lahap, tak tersisa sedikitpun di piring.
Melihat mereka makan dengan lahap, Bara datang membawakan minuman untuk mereka.Dengan wajah sumringahnya Bara meletakkan minuman itu di dekat mereka.
" Terimakasih Om Bara yang ganteng dan baik hati ," ucap Teguh sambil memeluk Bara.
Bara membalas pelukan keponakannya, sambil tersenyum lebar.
Sementara di dapur Ayda sudah selesai membuat camilannya.Ia berlanjut membersihkan ruangan dapur.
Selalu kinclong dimana-mana termasuk dapur meskipun selesai membuat camilan.
Ayda terbiasa bersih dimanapun.
Bara menuju ke dapur, melihat hasil persiapan Ayda.Dengan wajah senangnya dan senyum lebar di mulutnya,Bara memuji Ayda.
" Waw, luar biasa Mbak".
" Terimakasih banyak ya Mbak".
" Biasa aja Bara ... ," ucap Ayda dengan lembut.
Ayda selalu tulus dengan apa yang ia kerjakan, apalagi kalau ada yang mau datang ke rumah.
Ia berusaha mempersiapkan segala sesuatunya, untuk menjamu kedatangan tamu di rumah Nenek Yati.
Semua terlihat, rapi dan beres Ayda menyuruh ketiga anaknya untuk istirahat.
Teguhpun mengajak kedua adiknya untuk masuk ke kamar dan beristirahat.
Ana selalu minta dipeluk Nissa sebelum tidur.
Ayda juga ikut merebahkan tubuhnya sejenak di dekat anak - anaknya.
Ayda peduli dengan kesehatan dirinya, selalu menyempatkan diri untuk beristirahat, agar bisa mengerjakan aktivitas lainnya dengan maksimal.
Dalam sekejap Ayda dan ketiga anaknya terlelap. Terlalu capek hari ini buat Ayda, ada tambahan kegiatan yang harus dikerjakan.
Memang terkadang juga begitu.
Trettt...trettt...trettt.
Suara getaran hp membangunkan Ayda dari tidurnya.
" Assalamualaikum, iya Pa," ucap Ayda di hpnya.
" Waalaikumsalam, maaf Ma nanti Papa pulangnya terlambat, masih ada urusan," suara Fattah di hp.
" Iya Pa, gak papa..., hati - hati ya," kata Ayda.
Fattah mengakhiri percakapan di hpnya.Ayda beranjak dari tempat tidur, bercermin sebentar. Ayda menatap wajahnya sendiri di cermin.
" Mulai ada kerutan di wajahku," gumam Ayda.
Memang semenjak gadis Ayda jarang memakai make up, cukup baby powder. Bahkan sampai sekarang Ayda merasa risih dan tak nyaman kalau pakai bedak agak tebal.
Pernah juga mencoba mengoleskan lipstik di bibirnya, ia sendiri merasa risih. Ayda merasa lebih nyaman dengan penampilan natural.
- bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Kendarsih Keken
dandan Ayda buat suami jatuh nya ibadah biar suami juga ngga melirik wanita di luaran
2021-06-15
0
Ksandrawati San
bom like
2020-11-27
0
🇵🇸 Mia Rina 🇵🇸
lanjut...
semangat ya othor up nya
2020-09-23
0