5

" Bu, snack kentang sama jus jambu 1 ya," suara seorang gadis kecil dari luar.

" Iya deek, tunggu sebentar ya ... ," balas Bu Ratna.

Bu Ratna yang dari tadi tak bergeser dari tempat duduknya, sekarang harus meninggalkan sebentar obrolan dengan Fattah dan Yono, untuk melayani pembeli yang datang ke kiosnya.

" Ini deek ... ," kata Bu Ratna sambil menyerahkan jus dan snack pesanan gadis kecil tersebut.

" Terimakasih, berapa uangnya?," tanya gadis kecil itu.

" Sepuluh ribu deek," jawab Bu Ratna.

Gadis kecil itu memberikan uangnya untuk Bu Ratna, dan bergegas meninggalkan kios Bu Ratna.

Bu Ratna bergegas duduk dan ikut obrolan bersama Fattah dan Yono.

"Waw!!!," berarti habis terjadi tragedi seru tadi," ucap Yono kagum.

" Iya Mas Yon, saya ketakutan dan segera menjauh Mas Yon," kata Bu Ratna.

" Tapi, yang saya heran dan dari tadi terpikir oleh saya dan ingin saya tanyakan kok bisa, pemuda berambut gondrong tadi takluk segitunya pada Mas Fattah," kata Bu Ratna.

"Iya, padahal kamu tadi cerita udah sampai dia bentak - bentak kamu Fat," sahut Yono.

Sambil tersenyum Fattah menjelaskan keheranan Bu Ratna.Pemuda berambut gondrong tadi mengira Fattah adalah seorang anggota aparat kepolisian.Karena saat perdebatan memang Fattah memakai topi,begitu Fattah melepaskan topinya, banyak orang mengira dengan model rambutnya yang cepak juga postur tubuhnya seperti seorang aparat.

Ditambah Fattah berpura-pura mengangkat telfon seolah - olah sedang menerima telfon dari atasan. Ide itu muncul secara tiba-tiba saat suasana mulai keruh.Cara yang cerdas tanpa perlu keributan juga kekerasan.

" Luar biasa, memang Mas Fattah ini," puji Bu Ratna.

" Iya Lo, sekilas orang tak kenal begitu lihat penampilan juga gaya kamu pasti ngiranya kamu anggota aparat," sambung Yono sambil tersenyum.

" Sekeras-kerasnya orang, juga segalak - galaknya orang jangan dihadapi dengan keras atau galak juga, tapi hadapilah dengan ketenangan," kata Fattah.

Waktu sudah mendekati sore, Fattah dan Yono berpamitan mau pulang setelah membayar semua uang snack juga minuman.

***

"Ma ...," panggil Teguh.

Ayda kaget,karena ia begitu serius mendengarkan cerita Fattah juga Yono yang pernah menolong keluarga Ibunya Anita, ya Ibu Ratna namanya.

" Iya Nak ...," jawab Ayda sambil mengelus rambut Teguh.

" Gini lo Ma, tadi di sekolah ada tugas untuk mengumpulkan ikan ******," kata Teguh.

" Terus, dikumpulkan minggu depan," lanjut Teguh.

" Iya Nak, biar ikannya Papa yang belikan ya," sahut Fattah mendengar perkataan Teguh.

" Oke Pa, terimakasih ... sayang Papa!!!," seru Teguh sambil mencium pipi Fattah.

" Buat Mama mana?," tanya Ayda pada Teguh sambil tersenyum.

" Emmmuuuaaaccchhh ... ,sayang Mama".

Teguh mencium kedua pipi Ayda dan keningnya Ayda lalu berjalan menuju ke adek - adeknya yang sedang bermain puzzle.

Ayda melanjutkan obrolan dengan Fattah juga Yono, yang sempat terputus karena panggilan Teguh.

Yono juga menceritakan masih banyak kebaikan Fattah yang dilakukan untuk keluarga Anita.

Ayda merasa sangat senang mendengar cerita tentang semua kebaikan suaminya.

Selalu menolong kesulitan orang lain sampai tuntas.

Waktu sudah semakin larut, Yono pamit mau pulang.Fattah mengantarkan sampai ke depan pintu.

" Wahh, Papa luar biasa ya menolong orang sampai keluarganya akrab sama Papa Fattah," ucap Ayda memuji Fattah.

" Biasa saja Ma, kita dalam kehidupan sehari-hari, jadi orang baik jangan tanggung," kata Fattah.

" Maksudnya, " tanya Ayda.

" Maksudnya adalah...," kata-kata Fattah terpotong.

Sungguh pemandangan yang indah dalam sebuah keluarga.Begitu mau masuk kamar Fattah dan Ayda melihat ketiga buah hatinya tidur terlelap.

Teguh tidur sendirian sambil mendekap guling kesayangannya.Sementara Anna tidur dalam dekapan Nissa.Nissa sangat sayang pada Anna begitu sebaliknya.

"Sssssttt, jangan terlalu keras suaranya Pa, " kata Ayda sambil meletakkan jari telunjuk di mulutnya.

" Maksudnya, Mama kalau mau berbuat baik sama siapapun atau kapanpun itu yang tulus,ikhlas jangan setengah-setengah," jelas Fattah.

" Karena, setiap kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain, semuanya akan kembali ke diri kita sendiri," jelas Fattah.

" Iya Papa sayang,cintaku, kasihku ," jawab Ayda sambil memuji suaminya tak lupa menghadiahkan ciuman hangat di bibir Fattah.

Malam sudah semakin larut Ayda mengingatkan Fattah untuk segera tidur,karena besok pagi-pagi harus sudah bangun untuk melanjutkan pekerjaannya.

Ayda juga yang harus bangun lebih awal lagi.

Nenek Yati sudah tertidur di kamarnya,sementara Bara masih duduk di depan laptopnya mengerjakan tugas kampusnya.

Sebelum beranjak ke kamar Fattah dan Ayda memastikan semua pintu dan jendela terkunci .

Setelah semuanya terkunci baik Ayda dan Fattah beranjak ke kamar dan segera merebahkan tubuh mereka di ranjang tempat tidur.

Ayda selalu tidur dalam dekapan Fattah, dalam sekejap mereka terlelap.

" Kringgg ... suara alarm yang tidak terlalu keras membangunkan Ayda.

Ayda terbangun dan duduk di ranjang terlebih dahulu.Ayda memandangi suami dan ketiga buah hatinya sambil tersenyum.

Dalam hatinya selalu mengucapkan syukur atas nikmat dan karunia Allah SWT, yang selama ini telah diberikan rejeki yang luar biasa.

Saat hendak ke kamar mandi, Ayda dikejutkan dengan Nenek Yati yang sudah terbangun dan duduk di ruang tengah sambil mengaji.

" Loch, Nenek kok sudah bangun," tanya Ayda.

" Sebentar Nek, Ayda tebak dulu ya," ucap Ayda.

" Pasti Nenek tidurnya terganggu karena bermimpi sesuatu ya kan !," kata Ayda .

Mendengar kata Ayda, wanita lanjut usia tersebut hanya tersenyum.

" Enggak Nak," kata nenek sambil mencubit hidung Ayda.

Cubitan sayang, Nenek Yati sangat sabar dan sayang pada Ayda dan anak - anaknya.

Nenek bercerita semalam ia tidur nyenyak tapi saat ia terbangun dan mau ke kamar mandi, ia terkejut.Ternyata jendela kamar Nenek Yati belum terkunci hanya tertutup saja.

" Padahal semalam sebelum tidur saya dan Mas Fattah udah ngecek lo Nek," kata Ayda.

" Iya,tapi tidak ngecek kamar Nenek kan ?" tanya wanita lanjut usia tersebut.

" He he, iya Nek, maaf ya ... ,untung saja Nenek tidak diculik semalam," kata Ayda mengguraui Nenek Yati.

" Siapa coba yang mau culik aku, diculikpun buat apa, percuma ntar malah bikin yang menculik aku kerepotan ," sahut Nenek Yati.

" He he ... ," Ayda tertawa kecil mendengar perkataan Nenek Yati.

" Ya udah Nek, aku ke kamar mandi duluan," Ayda menyudahi obrolan dengan Nenek Yati.

" Iya sana, buruan !," perintah Nenek.

Tanpa menjawab Ayda beranjak meninggalkan Nenek Yati menuju kamar mandi karena ia melirik jarum jam sudah hampir menunjukkan jam 4 lebih .

Bagi Ayda waktu yang sangat berharga di pagi hari, karena ia harus menyiapkan segala sesuatunya lebil awal hingga ia punya waktu menemani anak-anak bermain atau selalu bisa bersama mereka saat mereka butuhkan.

Yah, memang usia anak-anak Ayda masih perlu pengawasan.

- bersambung-

Terpopuler

Comments

Dima Lasky

Dima Lasky

semangat

2020-08-29

2

Varend😉

Varend😉

pertama ..

2020-08-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!