Sungguh keterlaluan memang Tante Vani pada anak Ayda. Namun Ayda tetap menghibur Teguh, agar tak sedih lagi.
Ayda memang mengajarkan pada anaknya agar tetap sopan pada siapapun meski telah disakiti, namun anak seusia Teguh terkadang masih belum sekuat hati orang dewasa.
"Gak pa pa ya nak, lain waktu Mama bisa buatkan untuk Teguh dan adik - adik ya," kata Ayda menenangkan Teguh sambil mengelus pundak Teguh dan Ayda langsung mendekap erat tubuh putranya erat - erat.
"Iya ma, terimakasih ...," jawab Teguh tanpa merengek-rengek.
Sungguh dalam hati Ayda menangis padahal hanya sepotong kue aja mau dimakan tak dikasihkan pada anaknya.
Tante Vani sungguh tega pada Teguh, tak hanya pada Ayda saja. Perlakuan juga sikapnya sering kasar pada anak - ansk Ayda. Entah sudah berapa kali Teguh dibuatnya hampir menangis.
Namun, namanya juga anak-anak terkadang saat hatinya tersakiti pasti menangislah ia.
Ayda tak pernah menceritakan kejadian pahitnya pada Fattah ataupun anggota keluarga yang lain,Ayda memilih menyimpan sendiri. Hari terasa sangat tak begitu nyaman bila Tante Vani masih tinggal di rumah Nenek Yati.
Banyak kejadian yang selalu membuat Ayda sedih, sindiran pedas sering keluar dari mulut Tante Vani.
" Anaknya suka jajan, penghasilan suami segitu-gitu aja, hidup numpang, kok bisa ya", kata Tante Vani sambil melirik ke Ayda.
"Hust,,, ngomong apaan kamu gak enak didengar", sahut Nenek Yati pada Tante Vani. Seketika itu Tante Vani diam.
Bergegas melangkah menuju ke kamar langsung menutup pintu kamar.
Bukan yang pertama kalinya ucapan itu keluar dari mulut Tante Vani.
Sabar Ayda kamu harus sabar dengan keadaan ini, dalam hati Ayda menenangkan dirinya sendiri.
Memang tiap kejadian Fattah masih bekerja dan belum pulang, kesempatan itu selalu dimanfaatkan Tante Vani untuk melampiaskan kekesalannya pada Ayda.Tak pernah ada perkataan yang enak didengar dari mulutnya untuk Ayda dan anak-anaknya. Entah seberapa benci atau kesalnya Tante Vani pada Ayda.
Bahkan tak pernah ada senyuman Tante Vani buat Ayda.
Sampai anak Tante Vani juga sering kasar pada anak Ayda, tapi anak Ayda lebih sering menjauh dan cari teman bermain yang lain. Meskipun ada anak Tante Vani yang sedang di rumah nenek Yati.
Yah,menghindar jauh lebih baik daripada dekat tapi sakit. Ayda sering menasehati anak-anaknya,agar tidak ribut dengan siapapun. Meskipun terkadang mereka ribut bertiga,Teguh,Nissa dan Ana. Namun keributan 3 bersaudara cepat damai tanpa saling menyakiti.
Ajaran Ayda untuk anak-anaknya selalu ia terapkan sejak ini, sampai Ayda mengeluarkan jurus kerasnya saat anak mulai sulit diarahkan.
Beruntung anak-anak Ayda pengertian,"Mama marah sama kita, karena mama sayang sama kita, " kata bijak Teguh yang sering diucapkan pada adikny saat melihat Ayda memarahi Nissa, hingga redamlah rasa amarah Ayda pada Nissa. Seketika itu Nissa memeluk Ayda dan mengucapkan maaf atas kesalahannya.
"Ayda, nanti siang Tante Vani mau pulang,jadi sebagian kue kering ini dibungkus saja agar bisa dibawa pulang dia," kata nenek Yati pada Ayda.
Serasa mendapatkan kabar kemerdekaan, mendengar Tante Vani mau pulang. Dengan cepat pesan dari nenek Yati ia kerjakan dan berharap siang cepat tiba. Sambil melirik ke arah jam Ayda membereskan pekerjaannya menyapu lantai.
Hmm,masih jam 09.00, dalam hatinya menggerutu, karena siang yang ia tunggu masih kurang 2 jam lagi. Sambil menyelesaikan pekerjaan tibalah waktunya Tante Vani dan suami juga anaknya pulang.
Tante Vani hanya berpamitan pada nenek Yati, tak menghiraukan Ayda.
Namun Ayda sangat senang serasa menghirup udara segar saat kepulangan Tante Vani. Pulang juga akhirnya Tante Vani sekeluarga.
Bergegas Ayda membereskan kamar
yang beberapa hari ini ditempati Tante Vani dan keluarga. Waw ... luar biasa kotornya, beberapa hari ini mereka tidur dengan sampah -sampah. Bekas kue makanan berserakan di dekat tempat tidur, bekas botol minuman juga berserakan dimana-mana.
Tanpa banyak ucap Ayda bergegas
membersihkan semuanya, sekejap kamar menjadi bersih dan rapi.
Seperti biasa Fattah pulang kerja jam 16.00, sebagai kuli bangunan Fattah kerjanya sangat rajin dan bersemangat demi istri juga ketiga anak-anaknya.
Yono seorang teman dekat Fattah di kampung, Ayda juga sudah mengenal siapapun teman dekat Fattah maupun teman kerja.
Sungguh diluar dugaan Ayda mendapat sebuah pesan WhatsApp, " Tess...," pesan dari nomor tak dikenal.
Berlanjut," Apakah,ini nomor hp Ayda pribadi atau nomor Fattah," pertanyaan dari nomor tak dikenal.
"Maaf, dengan nomor siapakah ini," balas tanya Ayda pada nomor tak dikenal tersebut.
Ini Om Tyo, " balas nomor tak dikenal tersebut.
"Oh ... Om Tyo ... kirain siapa, " balas Ayda .
Om Tyo adalah suami Tante Vani.
Tak pernah terpikirkan kalau Om Tyo menghubungi Ayda, pikiran Ayda Om Tyo ada perlu dengan Fattah, tapi ternyata tidak seperti itu.
Semenjak kepulangannya kemaren dari rumah nenek Yati, Om Tyo sering mengirim pesan pendek, Ayda merasa pesan yang disampaikan Om Tyo lewat WhatsApp tak sepantasnya ia kirimkan buat Ayda.
Om Tyo sempat menyampaikan pada Ayda sebenarnya setiap datang ke rumah nenek Yati, Om Tyo ingin ngobrol banyak pada Ayda, namun Om Tyo merasa tak enak dengan Tante Vani juga yang lain. Ayda tak pernah menanggapi pesan Om Tyo,karena Om Tyo berharap Ayda mau meluangkan waktunya untuk mengobrol dengan Om Tyo lewat Hp.
Sungguh permintaan Om Tyo,sangat menyinggung perasaan Ayda, karena Om Tyo pernah juga mengirimkan sebuah pesan tentang rasa salutnya pada Ayda selama ini.
Sebagai istri dari keponakannya,Ayda
seolah diremehkan, pernah suatu hari Om Tyo saat datang ke rumah Nenek Yati menawarkan untuk membelikan hp baru buat Ayda, namun....Ayda bukan perempuan juga istri yang mudah terbawa suasana.
Ayda tak pernah menanggapi tawaran Om Tyo, Ayda selalu berusaha mengalihkan perhatian Om Tyo agar tidak bisa dekat dengan Ayda.
Saat Ayda merasakan tidak nyaman dengan sikap ataupun perlakuan Om Tyo,Ayda mulai menceritakan semuanya pada Fattah.
Tak banyak bicara Fattah cukup bilang
" Jangan ditanggapi,lebih baik menghindar," kata Fattah pada Ayda.
Sesuai pesan suami Ayda tak pernah membalas setiap pesan dari Om Tyo.
Ayda sama sekali tak pernah memberikan kesempatan pada Om Tyo untuk bisa masuk dalam kehidupan Ayda.
Setiap kedatangan Om Tyo ke rumah Nenek Yati, akhir - akhir ini tidak pernah bersama Tante Vani atau dengan anaknya.
Berbagai alasan ia sampaikan kepada Nenek Yati saat ditanya perihal kedatangannya ke rumah.Memang usia Nenek terbilang lanjut makanya tak pernah ada sedikitpun rasa curiga juga karena Nenek Yati memang orang yang sangat baik.
bersambung....nantikan kelanjutan kisahnya jangan lupa kadh like , komentar juga Vote nya buat karya aku
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Endang Purwinarti
smg tokoh ayda tetap jadi orang baik dan teguh pendirian
2021-11-26
0
Kendarsih Keken
ujung nya Ayda terzholimiii kasihannn
2021-06-15
0
☾•🌭[ʀᴇʏ]🍙
keren kak
2021-04-01
0