12

Fattah mengeluarkan ponsel dari dalam kantong celananya dan melihat ada nama Anita. Ayda menoleh ke arah suaminya dengan raut penuh tanya, karena duduknya berseberangan dengannya.

" Siapa Pa?" tanyanya pada Fattah.

" Anita Ma", jawab Fattah.

" Ada apa ya, angkat saja Pa", pinta Ayda.

" Iya", jawabnya.

" Assalamualaikum, iya Nita ada apa", Fattah memulai percakapan di ponsel.

" Waalaikumsalam, maaf mas mengganggu waktunya", suara Anita di ujung ponsel.

" Memang ada apa?", Fattah menanyakan maksud Anita menelfonnya.

" Tadi pagi - pagi ada perempuan seusia ibuku datang ke rumah, dia marah - marah sama aku".

" Masalahnya apa, gak mungkin orang marah tanpa sebab, mungkin kamu berbuat salah sengaja atau gak sengaja mungkin ke ibu tadi".

Percakapan Anita dengan Fattah berlanjut, Ayda hanya terdiam mengamati dan menguping percakapan mereka sambil mengupas kulit kacang buat kedua putrinya.

" Ibu tadi memperingatkan aku supaya gak mengganggu menantunya", jelasnya.

" Emang kamu merasa mengganggu atau tidak", tanya Fattah pada Anita.

" Enggaklah Mas, mereka baru aja nikah, tapi memang si cowok suami Elin sering ke kios kebetulan yang jaga kios aku Mas", jelas Anita.

" Ya...aku ingat nama Elin dan suaminya namanya Jay kan?" ujar Fattah.

" Kok, Mas Fattah tau nama mereka?" tanya Anita terheran-heran.

" Iya, aku tahu sekitar 2 bulan yang lalu, kebetulan aku main di kios Bu Ratna", Fattah memberikan penjelasan.

Percakapan mereka masih berlanjut, tapi Anita minta ijin untuk main ke rumah, sekaligus silaturahmi dengan keluarga Fattah .

Ayda mendengar permintaan Anita yang hendak main ke rumah, ia mengijinkan Anita untuk ke rumah. Lagipula selama ini mereka belum saling kenal ataupun bertatap muka.

" Iya Pa, gak pa pa Anita main ke sini, suruh ajak anaknya sekalian ", ujar Ayda.

" Ya sudah, biar ngobrolnya nyaman, kamu diijinkan main ke rumah sama istriku tercinta", ucap Fattah pada Anita.

" Oke Mas, nanti habis magrib aku ajak Janet main ya, makasih Mas, assalamu'alaikum", suara Anita mengakhiri percakapan di ponsel.

" Waalaikumsalam wr .wb", jawab Fattah mengakhiri percakapan.

Percakapan Fattah dan Anita berakhir, sementara Ayda masih asyik membuka kulit kacang untuk Nissa dan Ana. Yono juga tak begitu memperhatikan percakapan Fattah dan Anita di handphone tadi, begitu menikmati kacang rebus yang empuk dan gurih.

Fattah menaruh ponselnya di atas meja dan ikut melanjutkan makan kacang rebusnya. Yono berhenti membuka kulit kacangnya, karena melihat porsinya tinggal sedikit.

" Buat kalian semuanya dech, aku sudah cukup kenyang", ucap Yono.

" Ya iya, emang tinggal sedikit kamu masih tega mau ikut habiskan", ucap Fattah sambil mengunyah kacang.

Yono tak berucap apapun hanya tartawa lirih. Nissa yang melihat Yono tak melanjutkan makan kacangnya menegur Yono dengan sopan.

" Gak pa pa Om ..., kita habiskan bareng - bareng aja kacang ini ".

" Masyaalloh , Nissa anak yang pintar dan Sholehah ", ucap Yono sambil mengelus rambut Nissa.

"Assalamu'alaikum".

Teguh pulang bermain dan masuk rumah dengan nafas terengah-engah. Pandangannya tertuju pada piring yang berisi kacang rebus yang tinggal tersisa beberapa biji saja.

" Kelihatannya enak kacangnya, kalau masih ada, Teguh mau dikasih", ucapnya dengan lembut.

" Masih Nak, Mama udah menyisakan buat Teguh di meja makan".

" Alhamdulillah", sahut Teguh dengan penuh keceriaan.

Teguh bergegas ke kamar mandi, mencuci kaki dan tangannya. Ayda dan Fattah saling berpandangan dan saling melempar senyum, melihat putra sulung mereka yang semakin mandiri diusianya yang menginjak 6 tahun.

Yono melihat ke arah jam, sudah menunjukkan jam 11.00 WIB, ia sedikit menggeliatkan punggungnya, kemudian menghabiskan sisa kopinya yang tinggal sedikit.

" Alhamdulillah, hari ini dapat rejeki kopi, kue juga tambahan kacang rebus, terimakasih buat Mas Fattah dan Mbak Ayda". Ucapan Yono mengundang tawa semua yang ada di ruang tamu.

" Om Yono lucu", ucap Nissa.

" Iya lucu", Ana menirukan ucapan Nissa sambil tertawa.

" Emang kamu belum sarapan?" tanya Fattah mengguraui Yono.

" He he he... belum", jawab Yono sambil tertawa.

" Mamaku belum masak, aku kesini tadi dia barusan pulang belanja", jelasnya agak malu.

" Ya sudah, ayo makan bareng aku ," ajak Fattah.

" Enggaklah, makasih udah kenyang aku".

" Iya, sana makan bareng ," ujar Ayda.

" Aku sudah kenyang, makannya nanti aja di rumah, kasihan mamaku ntar masakannya gak kemakan".

" Makanya cepat nikah, biar ada yang nyiapin sarapan juga merhatiin kamu," kata Fattah meledek Yono.

" Iya, biar ada yang bantuin mama kamu masak kan kasihan mama kamu Yon," Ayda ikut berkomentar.

" Doain aja ya, biar aku cepat ketemu jodohku, ini juga lagi nyari-nyari tapi belum ketemu yang pas ," jawab Yono tertunduk lesu.

" Iya ... , kita bantu doain yang terbaik buat kamu biar segera dipertemukan dengan jodoh sesuai kemauan kamu ," kata Ayda bijak.

Aamiin.

Yono mengaminkan perkataan Ayda, dan beranjak dari tempat duduknya.

" Sepertinya aku pulang dulu, ntar kalau gak ada kesibukan aku main sini lagi, boleh gak?" tanya Yono sambil mengedipkan kedua matanya.

" Meskipun gak dikasih ijin kamu mesti muncul tiba-tiba ," jawab Fattah sambil ketawa.

Yono meninggalkan ruangan dan menutup pintu, Ayda membereskan sampah dan cangkir juga piring bekas tempat kue maupun kacang di bantu kedua putrinya.

Sementara Teguh di dapur sendirian menikmati kacang rebus dengan lahapnya.

Jari jari tangannya begitu cepat dan cekatan.

Dia selalu memperhatikan dan mempraktekkan apa yang pernah diajarkan papanya. Selain itu, karena Teguh merupakan anak cowok dan kakak untuk kedua adiknya ia dididik lebih disiplin.

" Kak, boleh gak Nissa minta 2 biji, satu untuk Ana satu untuk aku?" tanya Nissa pada Teguh dengan wajah melas

" Karena Nissa dan Ana sudah bantuin mama, maka kakak kasih hadiah 6 biji ya tapi buat berdua, okey," kata Teguh pada Nissa dengan penuh sayang.

"Oke Kakak Teguh yang baik dan ganteng," ucap Nissa sambil memeluk tubuh kakaknya.

Teguh membalas pelukan adiknya dan memberikan 6 biji kacang rebus untuk kedua adiknya.

"Terimakasih Kak ... ," seru Nissa dan Ana dengan gembira.

Mereka berdua meninggalkan Teguh kembali sendirian di dapur. Ayda selesai membersihkan semuanya kembali menemani kedua putrinya.

" Ma, besok Papa berangkat ke tempat proyek agak awal ya," kata Fattah pada Ayda.

" Loh, kenapa Pa".

" Ada urusan sebentar dengan mandor proyek," jelas Fattah.

" Ya Pa ... ," jawab Ayda pelan.

" Ntar habis magrib Anita jadi kesini kah?" tanya Ayda.

" Gak jadi Ma, katanya dia udah berangkat dan mungkin bentar lagi sampai," ujar Fattah.

" Oh ..., ya udah gak pa pa," ucap Ayda.

Tak berapa lama selesai terdengar suara sepeda motor berhenti di depan rumah.

"Assalamu'alaikum," suara ucapan salam dari depan rumah.

Ayda bergegas membuka pintu dan bersalaman dengan wanita berparas cantik yang selama ini banyak diceritakan suaminya.

bersambung

Maaf beberapa hari gak up, tapi tetap mohon dukungannya tetap like ,komen dan kasih vote ya

Terimakasih

Terpopuler

Comments

Yuyunyun

Yuyunyun

yah Anita ada udang di balik tempurung nih.

2021-11-28

0

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

Anita segitu nya sama Fattah
apa2 laporan emang Fattsb siapa nyaaa

2021-06-15

0

Sulati Cus

Sulati Cus

knp di ganggu orang telpon ke suami orang bukan nya telpon ke suami sendiri.

2021-06-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!