Begitu selesai mencuci piring dan minum segelas air putih, Teguh pamit mau main bersama teman - teman.
Nissa yang melihat kakaknya keluar rumah seolah-olah ingin ikut, tapi Ana lebih suka kalau Nissa menemaninya bermain di rumah saja. Sungguh di usianya yang masih 4 tahun tapi ia mampu memberikan perhatian lebih pada adiknya.
" Ma...boleh gak nanti aku ajak adik Ana main ke rumah teman aku?" tanya Nissa pada mamanya.
" Memang Nissa bisa jaga adik?" tanya Ayda meyakinkan Nissa.
" Bisa Ma, kan mainnya cuma sebentar saja gak lama kok", ucap Nissa sehabis menelan suapan terakhir.
" Ikut kak", rengek Ana sambil menarik baju Nissa.
" Nanti kalau Ana main sama kakak gak boleh jauh dari kakak ya", pesan Ayda.
" Iya mama", sahut Ana dengan raut wajah gembira.
" Ya sudah minum air putih dulu baru boleh main".
Nissa segera menuangkan air minum digelasnya tak begitu penuh dan menghabiskannya, ia juga menuangkan setengah gelas buat adiknya.
" Makasih Kak", ucap Ana.
Ana menghabiskan setengah gelas air putih tadi pelan - pelan. Sesuai kesepakatan selesai minum boleh bermain, Nissa menggandeng tangan Ana dan mengajaknya bermain di luar.
Rumah terasa sunyi saat ketiga anak-anaknya bermain di luar rumah. Ayda beranjak ke dapur sementara Fattah kembali ke gudang, sedangkan Bara menemani nenek di kamar sambil mendengarkan musik.
Tok tok tok
Terdengar suara pintu diketuk, Ayda bergegas membuka pintu ternyata Yono sedang menunggu di depan pintu.
" Fattahnya ada gak?" tanya Yono sambil memperhatikan sepeda motor yang biasa digunakan Fattah untuk alat transportasi terparkir di teras.
" Ada kok", jawab Ayda sambil mempersilahkan Yono masuk.
" Silahkan masuk, Mas Fattah lagi di gudang lagi mengecek peralatan ", jelas Ayda.
Ayda berlalu meninggalkan ruang tamu, sementara nenek dan Bara masih di kamar.
" Siapa yang datang Ayda?" tanya Nenek Yati dari dalam kamar.
" Yono Nek", sahut Ayda sambil berlalu ke dapur membuat secangkir kopi hitam untuk Yono.
Sambil menunggu air mendidih, Ayda memanggil suaminya. Dan Fattah bergegas ke dapur mencuci tangan, dan berlalu ke ruang tamu menemui Yono.
Sementara Ayda menyeduh kopi hitam untuk Yono dan menyeduh kopi susu untuk suaminya. Tak lupa Ayda mengeluarkan camilan dari rak makanan sebagai teman kopi.
" Gak usah repot-repot Mbak Ayda, tapi kalau bisa keluarkan semuanya ya, biar ada pilihannya", canda Yono ditujukan pada istri temannya sambil tertawa lirih.
" Gak usah kuatir, sekalian aja ma potongan kayu di gudang bisa dibawa kemari lumayan kalau buat teman kopi gak bakalan habis", sahut Fattah sambil tertawa kecil.
" Dasar kamu, kenapa gak batu aja sekalian", ujar Yono.
Dan tak sadar candaan itu membuat mereka terbahak-bahak.
" Makasih ya Mbak", ucap Yono
" Sama - sama".
" Ya udah, aku masih ada beberapa potong pakaian yang mau dijemur juga mau membersihkan halaman belakang rumah", jelas Ayda saat mau meninggalkan ruang tamu.
" Iya Mbak, silahkan".
" Kalau sekiranya berat gak perlu dikerjakan, biar nanti Papa yang selesaikan ya", perkataan Fattah untuk istrinya sebelum meninggalkan ruangan.
" Oke", sambil berlalu tanpa menoleh sedikitpun Ayda sudah tak tampak di dalam ruangan rumah.
Sementara Ayda menjemur pakaian, Fattah dan Yono melanjutkan obrolan mereka.
" Udah dengar kabar belum?" Yono memulai percakapan sambil mengambil sepotong kue yang disudah disuguhkan.
" Kabar apa lagi", sahut Fattah.
" Anita sempat jadi omongan orang di warung sebelahnya, tadi aku sempat mampir ke warung sebelahnya Bu Ratna.
" Emang kenapa?" tanya Fattah pada Yono.
" Bu Lasmi bilang, Anita Sabtu malam kemarin dibonceng laki - laki", Yono mulai menjelaskan pada Fattah.
" Tumben kamu gak ke warung Bu Ratna", ujar Fattah.
" Sebenarnya tujuan utama ya ke warung Bu Ratna, karena tutup jadi aku mampir aja ke warung Bu Lasmi, terus dapat kabar itu".
Fattah hanya tersenyum mendengar apa yang disampaikan Yono.
" Kamu tau gak?".
" Gak tau ".
" Yang membonceng dan mengantar pulang Anita dan anaknya, itu aku".
" Yang benar aja Fat", ucap Yono seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan Fattah.
" Bener Yon, sampai hari Sabtu kemarin aku tiba di rumah pas jam 23.00 WIB ", Fattah menjelaskan pada Yono sambil meneguk kopi susu.
" Kok, Bu Lasmi gak kenal kamu," tanya Yono sambil mengernyitkan keningnya.
" Yon ... Yono ... seperti gak tau Bu Lasmi aja kamu, dia kan dari awal memang gak suka sama Bu Ratna, biasa saingan usaha ," jelas Fattah.
" Baru nyadar aku Fat, bener juga omongan kamu makanya Bu Lasmi membuat omongan seolah - olah Anita, anaknya Bu Ratna berbuat hal yang tak sepantasnya saat gak ada suaminya di rumah", ucap Yono.
Fattah mengiyakan ucapan Yono sambil mengunyah kue marie yang disuguhkan istrinya.
" Makanya... kita orang laki - laki gak usah ikutan nimbrung omongan orang perempuan," ujar Fattah.
" Gak perlu menanggapi omongan orang lain, sekiranya itu berbau gosip," tambahnya.
" Sip Pak, masuk omongan anda," tegas Yono sambil mengambil kue marie.
Memang Fattah bukan tipe orang yang mudah dipengaruhi orang lain termasuk istrinya sendiri. Setiap omongan yang ia dengar tak langsung ia terima begitu aja mesti ia juga mendengarkan dari berbagai sumber. Apalagi urusan menggosip ia sama sekali tak suka dan memang tak ingin terlibat.
Lain lagi kalau urusan tolong menolong, Fattah selalu tak ketinggalan, hampir setiap kesulitan teman ataupun tetangga bahkan orang yang tak dikenal suami Ayda dikenal namanya oleh banyak orang.
Sampai Ayda sendiri, terkadang tak mengenal orang yang pernah ditolong suaminya. Fattah dan Yono asyik ngobrol sementara Ayda sudah menyelesaikan pekerjaannya di halaman belakang. Ayda segera membersihkan dirinya.
Tak lama kemudian Nissa dan Ana pulang dari rumah temannya.
"Assalamualaikum", ucap keduanya bersamaan sambil membuka pintu.
"Waalaikumsalam", Fattah dan Yono menjawab salam mereka.
Melihat ada Yono bersama papanya, mereka bersalaman dengan Yono bergantian keduanya. Sementara Teguh masih belum pulang, masih asyik bermain bersama teman-temannya.
" Kakak Teguh mana Nak?" tanya Fattah pada Nissa.
" Masih asyik main Pa, tadi masih belum mau diajak pulang Pa", jawab Nissa.
Dari arah dapur terdengar langkah kaki menuju ruang tamu, Ayda datang sambil membawa sepiring kacang rebus yang barusan dikasih tetangga sebelah, masih hangat.
" Kacang rebusnya ... mari ... mari ... dimakan," seru Ayda sambil meletakkan sepiring kacang rebus, juga wadah kosong disampingnya untuk tempat kulit bekas kacang.
" Wah, enak banget ini ... ," seru Nissa.
"Ayo cuci tangan dulu baru boleh makan," ujar Ayda pada kedua putrinya.
Tanpa berlama-lama Nissa mengajak adiknya ke dapur dan segera mencuci tangan juga membersihkan tangan Ana.
Tak berapa lama Nissa dan Ana sudah ngumpul bersama menikmati kacang rebus bersama-sama. Ana duduk dekat mamanya sementara Nissa duduk antara papanya dan Yono. Tiba- tiba terdengar getaran ponsel dari kantong celana Fattah.
- bersambung-
Jangan lupa ikuti kisah selanjutnya ya, like dan kasih komentar yang banyak ya juga kasih vote ya, terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Sulati Cus
dr chap 1 sp sini udah kena jempol beracunku
2021-06-04
0
🍃🥀Fatymah🥀🍃
Hadir lagi kak 😍😍😍
2020-11-28
0
V⃝🌟Clara Vi@reX
bunda sitirah... mksh rekom bacaannya ya... bagus novelnya
2020-11-27
0