Berbagi Suami
Ayda seorang gadis desa yang cantik dan sederhana menikah dengan Fattah pemuda kota yang bisa mengambil hatinya.Ya...mereka saling mencintai dan saling melengkapi satu sama lain hingga mereka memutuskan untuk membina hubungan ke jenjang pernikahan.
Ayda harus ikut Fattah tinggal di kota karena pekerjaan Fattah tak bisa ditinggalkan, bos Fattah sudah sangat senang dengan hasil kerja Fattah selama ini.
Memang hanya kerja di proyek tapi hasilnya menjanjikan karena sering sistem kerja borong.
Tak hanya satu proyek yang dimiliki bos Fattah lebih dari lima proyek karena masing - masing proyek jangka waktunya lama , Fattah tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Begitu satu proyek selesai akan pindah ke proyek yang lain, jangka waktu perproyek lebih dari setahun, jadi bisa dijadikan penghasilan tetap.
Ayda gadis yang cantik dan ramah,sikapnya juga tingkah lakunya mampu memberikan kenyamanan bagi keluarga Fattah.Pernikahan yang mereka jalani penuh lika liku namun tetap bisa mereka lewati bersama.
Betapa kebahagiaan itu bertambah lengkap dengan kehadiran buah hati.
Sampai saat ini pernikahan Ayda dan Fattah sudah dikaruniai 3 orang anak. Teguh 6 tahun,Nissa 4 tahun,dan Ana 2 tahun. Sampai saat ini Ayda dan Fattah juga anak-anaknya masih tinggal bersama nenek Fattah yaitu nenek Yati. Juga Bara adik kandung Fattah yang sekarang masih duduk di bangku kuliah.
"Ma,bangun ...." suara gadis kecil itu berbisik di dekat telinga Ayda.
"Ehm ... ya sayang ... kamu kok sudah bangun," sahut Ayda pada Nissa putrinya yang selalu bangun pagi.
"Iya ma,aku kan mau bantuin mama jaga adik," jawab Nissa pada Ayda tiap kali ditanya kenapa bangun pagi.
Nissa masih umur 4 tahun tapi ia mampu membuat Ayda tenang karena selain ia cerdas ia mampu menyelesaikan kesulitan yang ia hadapi. Begitu Ayda terbangun dari tidurnya, Nissa dengan senang hati bermain sendirian sambil menunggu adiknya Ana terbangun. Sementara kakak Teguh masih tidur dalam pelukan sang ayah.
Ayda dengan cekatan menyelesaikan pekerjaannya, selalu berusaha sebelum Ana terbangun perkerjaan rumahnya sudah beres. Ayda selalu menyiapkan keperluan anak-anaknya juga suami.
Ayda memasak untuk semua anggota keluarga yang ada di rumah nenek Yati. Rumah nenek merupakan rumah yang sering dikunjungi sanak saudara yang jauh, bahkan mereka sering menginap dan menghabiskan waktunya beberapa hari di rumah nenek Yati.
Terkadang Ayda merasa lelah dengan keadaan demikian, namun berkat semangat dan dukungan dari Fattah, Ayda senantiasa mengerjakan segala sesuatunya dengan senang hati.
"Pagi ma, emmuachh," sapa hangat Fattah sambil mencium pipi Ayda.
"Pagi juga papa sayang," balas Ayda sambil memeluk erat Fattah.
"Ini Pa ... teh hangatnya sama jajan kesukaan papa, onde-onde," kata Ayda.
"Hmmm ... alhamdulillah terimakasih ya Ma, Mama memang juara di hati Papa", kata Fattah yang selalu memuji Ayda.
Selesai bebenah, Fattah berangkat kerja tak lupa Ayda mencium tangan Fattah dan Fattah selalu mencium kening Ayda sebelum berangkat kerja.
Begitu Fattah berangkat kerja, Ayda mengerjakan tugas rumahnya yang belum terselesaikan, sambil menunggu Teguh dan Ana bangun.
Nissa yang bangun lebih awal tentunya sudah selesai mandi dan sarapan pagi.
Teguh bangun sambil menggendong Ana yang juga ikut bangun. Sungguh pemandangan yang indah,kakak beradik yang tampak rukun.
Begitu ketiga anaknya sudah beres, Ayda tetap melanjutkan aktivitas nya yang belum selesai.Di rumah nenek Yati, Ayda selalu sibuk dengan banyak kegiatan. Sadar Ayda masih menumpang hampir seluruh pekerjaan rumah ia kerjakan sendirian.
"Ayda ... hari ini Tante Vani mau datang dan menginap di sini bersama suami dan anak -anaknya," kata nenek Yati pada Ayda.
"Oh ...iya nek," kata Ayda pada Nenek Yati.
Pemberitahuan dari nenek Yati kepada Ayda sudah cukup jelas. Ayda harus menyiapkan segala sesuatunya terutama kebersihan tempat tidur.
Tante Vani adalah anak nenek Yati yang paling bontot, sering kali menginap di rumah nenek dengan suami juga kedua anaknya.
Tibalah mereka berempat di rumah nenek Yati, suasana yang semula tenang, perlengkapan ataupun mainan yang semula rapi dalam hitungan detik berubah jadi berantakan.
Oh, ini tidak, juga bukan yang pertama kalinya. Sering kali ini terjadi tiap mereka berada di rumah nenek Yati. Tante Vani selalu cuek dengan keadaan tersebut.
Ayda tetap sabar dan telaten membereskan semuanya,dibantu ketiga anaknya.Mungkin semua sudah dibiasakan Ayda pada ketiga anaknya untuk selalu membereskan mainan tiap selesai mainan.
Suasana rumah terasa sangat berisik, kedua anak Tante Vani terbiasa berbicara dengan nada tinggi. Tak jarang pula jawaban ketus keluar dari mulut Tante Vani ketika ia tidak sepaham dengan Nenek Yati.
Sungguh tak enak didengar saat kata pedas keluar dari mulut seorang anak yang ia tujukan pada ibunya. Itulah kenapa Nenek Yati tak kerasan tinggal bersama Tante Vani.
Hampir tiap hari selalu ada lontaran kata pedas dari Tante Vani untuk Nenek Yati.
Uhh ... sungguh menyakitkan hati nenek Yati. Bara adik Fattah juga memberikan penilaian yang sama kalau setiap Tante Vani di rumah Nenek Yati, pastilah terjadi keributan.
Rasa nyaman di rumah sangat terganggu karena Tante Vani dan kedua anaknya.Baju kotor anaknya tak pernah ia bereskan selalu berantakan.
Dimana mana cucian piring kotor menumpuk tak pernah ia pedulikan.
Baginya, ada Ayda yang selalu membereskan semuanya. Entahlah,apa anggapan Tante Vani pada Ayda. Sampai ia segitunya pada Ayda.
Ayda hanya bisa bersabar melewati hari-hari nya saat bersama Tante Vani.
Ayda bisa menempatkan dirinya di mana ia berada,Ayda sadar dirinya dan keluarganya masih menumpang di rumah ibu Tante Vani,yaitu Nenek Yati.
"Eh,jangan dimakan terus ,nanti habis,aku belum selasai menggorengnya",kata Tante Vani pada Teguh anakku yang ketahuan ambil kue yang baru dibuat Tante Vani.
Teguh pun tak jadi memakan kue tersebut ,karena teguran dari Tante Vani.
Ayda yang tak sengaja mendengar perkataan tersebut,hanya diam seolah ia tak tau.Begitu Teguh mendekat ke arahnya bergegas Ayda mengajak Teguh masuk kamar dan menutup pintunya.
"Maafkan,mama ya nak,"kata Ayda kepada Teguh sambil memeluknya erat-erat.
Airmata Ayda menetes tak tertahankan karena perkataan Tante Vani pada anaknya Teguh.
"Kenapa mama minta maaf pada Teguh,Mama kan g salah sama Teguh", jawab teguh pada Ayda sambil bertanya padanya.
Dengan pelan Ayda menjelaskan pada Teguh,"Nak,tadi Nenek Vani melarang kamu ambil kue buatannya,apakah Teguh merasa sedih dengar larangan tersebut?",.
"Iya ma, Teguh sedih banget, padahal Teguh gak ambil banyak, cuma pengen icip 1 lo ma," jawab Teguh pada Ayda.
-bersambung-
Mohon dukungan buat karya pertama aku ya ... jangan lupa like dan kasih komentar ya ....
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Endang Purwinarti
memang sifat orang berbeda2,ada yg keras ada yg lemah lembut
2021-11-26
0
Kendarsih Keken
pertama hadirrr
nyimakkkk
2021-06-15
0
Yusneli Usman
Bagus jalan ceritanya kayaknya banyak konflik... mampir aku Thor...
2021-06-04
0