10

Fattah yang dari tadi sibuk mengecek perlengkapan di gudang, cepat - cepat menuju ruang tengah seolah tak mau tertinggal dengan keseruan di pagi itu.

" Wah...seru sekali sampai terdengar di gudang sebelah, ada apa nich," ujar Fattah

" Mau tau aja ", sahut Teguh.

Diikuti tawa seluruh anggota keluarga di ruang tengah terasa sangat menyenangkan.

" Ngomong - ngomong udah pada sarapan belum semuanya?" tanya Nenek Yati.

" Kalau nasi belum...tapi teh hangat ditemani roti tawar sudah masuk ke perut kita Nek", sahut Ayda sambil tertawa kecil.

"Pantesan aku sedikit lapar, karena tawa pagi ini mengeluarkan banyak energi", ucap nenek.

Semuanya tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Nenek Yati.

Tanpa berucap sepatah katapun, Bara langsung beranjak dari tempat duduknya menuju dapur. Mengambil piring mengisinya nasi bagian tengah piring dan beberapa lauk dan sayur di bagian tepinya.

" Alhamdulillah, atas rejeki hari ini bisa sarapan dengan lengkap ada nasi, sayur dan juga lauk, oh sungguh nikmatnya...", ucap Bara sebelum memasukkan sesuap nasi ke mulutnya.

" Mudah - mudahan senantiasa diberikan kecukupan dalam segala hal ", tambah Fattah.

" Aamiin", seru semuanya sambil tersenyum lega.

" Ihh...bau asam", ujar Ayda saat mencium pipi Ana.

Ana yang dari tadi merasa nyaman duduk dalam pangkuan mamanya mendengar kata asam hanya tersenyum manja seolah tak mau pindah dari posisinya. Sedangkan Nissa beranjak dari tempat duduknya dan mengambil handuknya menuju kamar mandi.

Melihat kakaknya ke kamar mandi, Ana turun dari pangkuan mamanya dan menarik tangan Ayda.

" Ayo Ma, mandiin adik", pinta Ana.

" Ayo !" ajak Ayda.

Tak menunggu lama Ayda menggendong Ana ke kamar mandi, sementara Nissa sudah berada di dalam menunggu dimandikan.

Kalau mandinya bersamaan mereka pasti selalu minta waktu untuk bermain lebih dulu sebelum dimandikan.

Ayda selalu mengikuti kemauan anaknya tapi bukan tanpa syarat. Dia membatasi terutama waktu semua untuk membiasakan mereka tentang disiplin sejak dini.

Mungkin tidak semudah membalikkan telapak tangan, mengajari anak, mendidik anak yang masih di bawah umur butuh ketenangan juga ketlatenan juga kesabaran yang butuh lebih.

Tiap anak punya kepribadian yang berbeda - beda. Namun, sebagai orang tua Ayda senantiasa berusaha untuk tidak menuntut anak-anaknya untuk menjadi seperti kemauannya. Namun, senantiasa mengontrol dan mendampingi anak-anaknya agar tidak salah dalam mengambil keputusan.

" Sepertinya waktunya bermain di air sudah selesai dan sekarang waktunya untuk mandi ", Ayda mengajak kedua putrinya untuk menyudahi bermain.

" Aahh...ini kan masih seru Ma ", ucap Nissa.

" Iya Ma", Anna juga ikut bicara.

" Tapi, waktunya bermain di air sudah cukup, lagipula bentar lagi kakak Teguh juga mau mandi..., belum Om Bara yang juga mau mandi juga Papa", jelas Ayda pada kedua putrinya .

" Emm..., baiklah Ma, tapi besok-besok main lagi ya", ucap Nissa.

" Oke", sahut Ayda.

" Iya Ma, nanti kalau lama - lama di kamar mandi bisa - bisa gak jadi mainan Lego deh", kata Nissa.

" Iya kak", sahut Ana.

Mendengar jawaban kedua putrinya Ayda merasa sangat senang sekali, ternyata meskipun masih asyik bermain tetap bisa diingatkan untuk mengakhiri bermainnya.

Tok tok tok

Suara pintu kamar mandi diketuk saat Ayda memandikan putrinya. Ternyata suara Teguh yang ingin juga dimandiin mamanya.

" Ma... aku juga mau dimandiin mama".

" Iya sayang, tunggu sebentar ", sahut Ayda .

Tak berapa lama Ayda membuka pintu kamar mandi, dan mengeluarkan kedua putrinya bergantian. Teguh tak sabar mau masuk juga ternyata ia ingin main air juga sebelum mandi.

Sementara Teguh masih mau main, Ayda mendandani kedua putrinya, mereka berdua selalu memilih baju sesuai kesukaan masing-masing. Ayda mendampingi mereka yang berusaha mandiri dalam berpakaian, Ana yang usianya masih 2 tahun selalu menirukan kakaknya seolah tak mau kalah. Ayda hanya membantu sedikit saat kedua putrinya merasa kesulitan.

Setelah selesai kedua putrinya, Ayda beranjak ke kamar mandi mengawasi Teguh. Namun, Teguh minta dimandikan juga.Ia ingin seperti adik - adiknya. Ayda tak menolak keinginan putranya. Ia segera memandikan Teguh dengan penuh kasih sayang.

Ayda sayang mereka bertiga, tak pernah membandingkan satu sama lain, agar tidak ada rasa kecemburuan antara mereka. Namun terkadang rasa kecemburuan itu muncul saat ada yang sakit diantara ketiganya. Seringkali beranggapan kalau gak sakit gak diperhatikan. Tapi Ayda selalu memberikan pengertian kepada ketiga buah hatinya.

" Mama...", panggil Teguh.

" Iya sayang", jawab Ayda.

" Kenapa nak?" tanya Ayda pada Teguh sambil mengeringkan rambut putranya yang basah.

" Nanti sehabis mandi bolehkah Teguh main bersama teman - teman?" pertanyaan Teguh dengan tatapan iba pada mamanya.

" Iya boleh, tapi gak terlalu lama ya nak ", ucap Ayda pada putranya.

" Siap laksanakan", sahut Teguh penuh semangat.

" Sarapan dulu ya Nak ", ucap Ayda.

" Oke Mama sayang".

Teguh bergegas ke kamar dan mengenakan pakaian sendiri, ia sudah terampil dan cukup rapi mengenakan pakaian sendiri. Pilihan baju berkerah juga celana jeans pendek jadi pilihan Teguh hari ini. Sebelum menyisir rambutnya, ia mengoleskan sedikit minyak rambut, hingga tampak rapi dan keren penampilan rambutnya. Tak lupa sebelum keluar kamar ia bercermin terlebih dahulu.

" Waw, keren banget anak ganteng", seru Bara dari dapur.

" Ya, begitulah...", jawab Teguh sambil mengusap rambutnya dan tersenyum lebar.

" Mau kemana kamu Teguh?" tanya Bara.

" Main sama teman - teman aku lah", jawabnya.

" Keren banget jempol 2 untuk Teguh ganteng", puji Bara pada keponakannya yang berpenampilan keren.

Dari kejauhan Fattah hanya mengamati penampilan putranya yang mulai pandai bersolek. Sementara Ayda hanya senyum - senyum memperhatikan Teguh.

" Mama ambilkan nasinya juga sayur dan lauknya ," ucap Ayda.

" Iya ma".

Ayda beranjak ke dapur membuat 2 porsi nasi, satu untuk Teguh dan satunya porsi agak lebih untuk Ana dan Nissa.

" Ini sudah datang nasinya, mari makan " ajak Ayda.

" Untuk kak Teguh".

" Yang ini untuk Dik Nissa dan Ana disuapin mama".

" Yey ... " semua sorak senang Nissa ditirukan oleh Ana.

Sebelum makan Teguh memimpin berdoa, ditirukan kedua adiknya.

" Selamat makan," ucap Teguh setelah selesai berdoa.

"Silahkan ," sahut Ayda sambil memberikan suapan pertama untuk Nissa.

Ayda bergantian menyuapi Nissa dan Ana. Sementara Teguh makan sendiri dengan lahapnya. Tak butuh waktu lama Teguh menghabiskan nasinya. Saat melihat nasi kakaknya mau habis, Nissa berusaha gak mau kalah sama kakaknya.

" Yey, aku menang, aku menang," kata Teguh dengan riangnya sambil membawa piring kosong ke tempat cucian dan ia mencucinya sendiri.

" Aduh aku kalah deh sama kakak Nissa," sambil mengunyah suapan dari mamanya.

Ana yang tampak lucu saat makan hanya menikmati suapan - suapan sayang Ayda.

" Tinggal dua suap lagi," ucap Ayda.

" Satu adik satu aku," lanjut Nissa.

- bersambung-

Terimakasih yang sudah baca dan dukung karya aku, ikuti kisah selanjutnya ya... jangan lupa like, komen juga kasih vote ya.... terimakasih

Terpopuler

Comments

V⃝🌟Clara Vi@reX

V⃝🌟Clara Vi@reX

lanjut

2020-11-27

0

🍃🥀Fatymah🥀🍃

🍃🥀Fatymah🥀🍃

Nyicil cap jempol dulu kak 😍😍😍


Sukses selalu yah 🤗🤗

2020-11-26

0

🇵🇸 Mia Rina 🇵🇸

🇵🇸 Mia Rina 🇵🇸

keren

2020-09-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!