4

Di keluarga Anita jasa Fattah sangat besar, memang sebelumnya Fattah tak pernah bercerita tentang hal ini pada Ayda.

Tidak ada istilah terlambat menceritakan suatu hal yang memang itu baik.

Fattah dan Yono bergantian menceritakan tentang kebaikan Fattah di keluarga Anita.

Suatu hari saat keluarga Anita diganggu segerombolan pemuda kota yang berusaha untuk mengusir mereka dari tempat tinggal mereka.

Saat itu Fattah memang lagi duduk di kios Ibunya Anita, sambil makan snack kesukaannya.Tiba-tiba komplotan pemuda mendatangi kios Ibunya Anita. Salah seorang dari mereka mendekati Ibunya Anita.

" Tinggalkan, kota ini!," bentak pemuda berambut gondrong tersebut, ia adalah pimpinan dari komplotan tersebut.

" Salah saya apa, atas dasar apa kamu mengusir saya dari sini," balas Ibunya Anita.

" Brakkk ... ," suara keras pemuda gondrong memukul meja.

" Tak perlu, banyak tanya, apapun alasannya tak penting segera kosongkan kios ini dan tinggalkan kota ini !!!," suara keras pemuda berambut gondrong itu.

" Hey...!!!," suara keras Fattah

" Apa - apaan kalian ini, bentak perempuan yang sudah lanjut usia, dasar tak punya rasa malu kalian," kata Fattah pada komplotan pemuda tersebut.

Seorang dari mereka datang ke arah Fattah, dia adalah pimpinan dari komplotan tersebut, pemuda berambut gondrong.

" Kamu siapa hah!," bentak pemuda tersebut.

" Berani - beraninya kamu ikut campur urusan ini," kata pemuda berambut gondrong tersebut.

" Siapapun aku, tak penting, yang jelas kelakuan kalian sangat memalukan, beraninya sama perempuan, sudah lanjut usia pula, " sahut Fattah.

Suasana mulai memanas, pemuda berambut gondrong adu mulut dengan Fattah.

Melihat keadaan tersebut Ibunya Anita ketakutan.Tetangga di sekitar kios tak ada yang berani menolong, mendekatpun mereka tak berani.

Semua sudah tau akan kekejaman komplotan pemuda yang diketuai pemuda berambut gondrong tersebut.Saat kejadian tersebut Anita dan anaknya belum datang ke kios.

Fattah diancam pemuda berambut gondrong tersebut, namun ia tak gentar sedikitpun.

Fattah sudah terbiasa berhadapan dengan orang macam tersebut.

Fattah langsung membuka topinya dan mengambil hp android dari kantong bajunya.

Ia menekan nomor telepon yang ada di hpnya.

" Siap Pak, masih istirahat Pak ," ucap Fattah di hpnya.

Dalam sekejap pemuda berambut gondrong tersebut minta maaf kepada Fattah dan juga menyuruh anak buahnya untuk melakukan hal yang sama,minta maaf pada Fattah.

"Maaf Pak, kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi, Pak, " kata pemuda berambut gondrong tersebut.

" Sebenarnya kalian semua ini ada masalah apa, sampai mau mengusir Ibunya Anita dari kios ini," kata Fattah.

" Maaf Pak, Anda kenal dengan Anita?," tanya pemuda gondrong tersebut.

" Ya, saya kenal, " jawab Fattah tegas.

Suasana mulai mereda, Ibunya Anita terheran dengan keadaan ini, berawal keributan sekarang berganti suasana damai.

Fattah mempersilahkan mereka semua duduk dan memesankan minuman juga beberapa snack untuk mereka.

Semakin terheran Ibunya Anita melihat semuanya, namun ia juga tetap melayani pesanan Fattah.

Fattah mempersilahkan mereka semua menikmati snack dan minuman yang sudah ia pesankan ke Ibunya Anita.

Mereka sangat menikmati snack juga minumannya.Fattah memang cerdas dengan situasi bagaimanapun ia tetap bisa menempatkan diri.

Ternyata obrolan Fattah dengan ketua komplotan yang berambut gondrong itu,membuahkan hasil.

Usut punya usut ternyata mereka sebenarnya tidak ada masalah pribadi dengan Anita ataupun Ibunya Anita.

Ternyata mereka adalah orang suruhan, mereka dibayar untuk membuat suasana di kios Ibunya Anita tidak tidak nyaman.

Ada seorang perempuan yang sakit hati pada Anita karena terlalu dekat dengan calon suaminya. Anita sering pergi bersama dengan calon suami perempuan tersebut.

Fattah juga menanyakan siapa nama perempuan yang sakit hati tersebut juga nama calon suami dari perempuan itu.

Perempuan tersebut bernama Elin dan calon suaminya bernama Jay.

" Hmmm ... ," Fattah bergumam.

Sungguh tambah terheran-heran Ibunya Anita melihat obrolan Fattah dengan ketua komplotan yang berambut gondrong tersebut.

Namun, Ibunya Anita cukup terdiam dan memperhatikan dari jarak jauh.

Setelah mengobrol cukup lama, akhirnya komplotan pemuda yang diketuai pemuda berambut gondrong tersebut berpamitan.Tak lupa mereka minta maaf pada Ibunya Anita dan berjanji tidak akan pernah mengusik ketenangan usaha Ibunya Anita.

Sebelum meninggalkan kios Ibunya Anita, pemuda berambut gondrong tersebut juga mengucapkan banyak terimakasih atas traktiran Fattah.

" Pak, terimakasih banyak atas traktirannya hari ini, dan sekali maaf atas sikap kasar saya tadi, juga selamat bertugas Pak," kata pemuda berambut gondrong tersebut.

Semakin terheran Ibunya Anita dengan semua kejadian yang ia lihat hari ini.

Gerombolan pemuda telah meninggalkan kios Ibunya Anita. Dan bergegas Ibunya Anita memberikan bekas bungkus snack yang berserakan juga membereskan gelas bekas minuman komplotan pemuda tadi.

Begitu semuanya beres, Ibunya Anita bergerak cepat mendekati Fattah.

Tatapan matanya penuh tanya yang ingin ia sampaikan pada Fattah.

" Mas ...," panggil Ibunya Anita pada Fattah.

" Iya Bu ... ," jawab Fattah santai.

" Pasti, Ibu ingin bertanya kok bisa ya?, suasana setegang tadi berubah damai," kata Fattah ditujukan pada Ibunya Anita.

" Yap!!!, betul sekali. Seratus buat anda, ha ha ha," jawab Ibunya Anita.

" Kok cuma seratus Bu," kata Fattah menambah gurauan.

" Ya udah, hari ini saya diskon 50 persen special untuk Mas Fattah," kata Ibunya Anita dengan serius.

" Enggak Bu, saya cuma bercanda ... ," kata Fattah tegas.

Ketika Fattah asyik ngobrol mau menceritakan tentang kejadian yang barusan terjadi di kios tadi.Datanglah Yono ke kios dan segera memesan minuman segar pada Ibunya Anita.

" Bu, jus jeruk 1 ya, esnya banyakin ya," pesan Yono.

" Oke Mas, " kata Ibunya Anita.

" Ini Mas jusnya, silahkan," kata Ibunya Anita.

" Makasih Bu Ratna yang cantik dan baik hati," kata Yono yang selalu merayu Ibunya Anita.

" Tadi ,aku lihat kalian serius ngobrol tapi sempat kepotong karena kedatanganku tadi," kata Yono sambil meminum jus jeruk pesanan nya tadi.

" Segernya ... luar biasa, tenggorokan kering jadi berasa ademmm banget," kata Yono.

" Saya juga mau satu Bu, tapi esnya dikit ya," Fattah juga merasa tenggorokannya kering.

" Oke Mas," sahut Bu Ratna.

Dalam sekejap minuman pesanan Fattah selesai.

" Ini Mas, minumannya," kata Bu Ratna sambil meletakkan minuman pesanan Fattah.

" Makasih Bu," ucap Fattah.

Sambil meneguk minuman pesanannya

Fattah menceritakan kejadian yang baru terjadi di kios Bu Ratna.

Yono mendengarkan dengan serius tak bergeming sedikitpun.Begitupun Bu Ratna tak bergeser dari tempat duduknya.

Kebetulan waktu itu tak ada pembeli datang.Sehingga obrolan berlanjut semakin seru.

Sampai akhirnya pertanyaan - pertanyaan yang muncul di benak Bu Ratna mulai terjawab.Bu Ratna sangat serius menunggu pertanyaan di benaknya terjawab.

Sungguh sangat di luar dugaan, alasan komplotan pemuda tadi takluk segitunya pada Fattah.

- bersambung dulu ya...ikuti cerita selanjutnya

Terpopuler

Comments

Sukliang

Sukliang

msh nyimak

2021-12-08

0

miqaela_isqa

miqaela_isqa

Yono kalo mendengar terlalu serius ntar kerasukan 😂

Semangat kakak othor, mari saling dukung

2020-10-15

0

Dima Lasky

Dima Lasky

like for you Thor 🤗🤗🤗

2020-08-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!