7

Ayda memang punya paras yang cantik dan kulit putih alami.Tanpa make up ia tetap terlihat cantik.

" Assalamualaikum...".

Terdengar suara salam banyak orang.

" Waalaikumsalam...", balas Ayda sambil bergegas ke depan pintu dan membukanya.

"Mbak Ayda...", panggil teman - teman Bara.

" Ayo masuk, Bara masih Sholat Ashar , " jelas Ayda.

" Oke Mbak, makasih ".

Mereka berenam masuk dan duduk, sementara menunggu Bara selesai sholat , Ayda mengeluarkan semua camilan dan minuman untuk mereka. Semuanya menikmati beraneka macam camilan yang disuguhkan juga minuman buatan Ayda.

Ketika Bara selesai sholat dan menemui mereka, hampir separuh dari camilan disantap mereka dengan lahap.Semua bilang terlalu enak.

Ayda menemui Nenek Yati, " Nek, mau dibuatkan minuman apa,Nek ?.

" Jeruk hangat saja, gulanya sedikit ya", jawab nenek.

Tak perlu lama-lama Ayda bergegas ke dapur segera membuatkan permintaan Nenek Yati.

Kebetulan di kulkas masih ada 3 buah jeruk.

" Ini Nek, minumannya", ucap Ayda.

" Makasih ya, taruh di meja dulu" , kata Nenek Yati.

Ayda menaruh minumannya di atas meja, dan bergegas ke anak - anak. Hampir jam 5 sore, Fattah belum pulang. Biasanya jam 4 sudah pulang dan sudah beristirahat di rumah bersama anak - anak. Sebelumnya siang tadi sudah kasih kabar ke Ayda kalau sepulang kerja ada urusan.

Kira - kira Papa ada urusan apa ya , pertanyaan itu muncul dalam hati Ayda.

Suara Adzan Maghrib berkumandang, Teguh bergegas ambil kopyah dan memakainya, dan bergegas ke masjid untuk sholat berjamaah.

Sementara kedua adiknya membereskan mainan. Ayda mengambil air wudhu diikuti Nissa dan Ana. Mereka hendak berjamaah di rumah.

Ayda membiasakan anak-anaknya berjamaah sejak dini.Sehabis berjamaah Ayda mengajari keduanya mengaji. Sementara Teguh belajar sambil menggambar. Yach, Teguh suka menggambar.

Sampai jam 7 malam, Fattah belum datang juga. Ayda mulai resah dan kepikiran.

Kemudian mengambil hpnya dan menelfon nomor Fattah. Dan tidak ada jawaban, nomor Fattah sulit dihubungi.

Ayda mencoba menghubungi nomor Fattah sekali lagi, dan benar - benar tak bisa menghubungi Fattah, karena kemungkinan jaringan di tempat Fattah berada saat itu kurang baik.

Waktupun begitu cepatnya, sudah jam 8 malam. Ayda menyiapkan makan malam untuk Nenek Yati juga anak - anak.

Teguh dan Nissa makan sendiri, sementara Ana masih disuapin.

" Loch, Mama kok gak makan?" tanya Teguh pada Ayda.

" Nanti saja Nak," jawab Ayda.

" Pasti Mama mau makan bersama Papa ya," kata Nissa menggoda Ayda.

Ayda tersenyum manis, dan melanjutkan menyuap Anna yang rupanya merasa lapar hingga begitu cepat ia mau menghabiskan makanannya.

Bara masih asyik dengan teman - temannya, memang sudah terbiasa sampai malam, mereka menghabiskan waktu bersama.

Ayda membereskan bekas makan anak - anak dibantu Nissa. Nissa selalu ringan tangan tiap melihat Mamanya mengerjakan pekerjaan rumah. Sementara Teguh menemani adiknya bermain sebentar sebelum tidur.

Ayda dibantu Nissa sudah membereskan bekas makan malam, dan masih menyisakan porsi untuk Fattah juga Bara.

Hari ini Nenek tidur lebih awal, karena merasa kecapekan, maklum orang tua, meskipun tidak mengerjakan apapun kadang kecapekan.

Jam sudah jam 9 malam, anak - anak sudah mengantuk dan pergi ke kamar dan tidur di tempat masing - masing. Ana selalu bersama Nissa dan tidur dalam pelukan kakaknya.

Sementara Ayda menunggu Fattah yang tak kunjung pulang, sambil terus mencoba untuk menghubunginya. Dan hasilnya tetap nihil, nomor Fattah tak bisa dihubungi.

Tepat pukul 10 malam, teman - teman Bara berpamitan pulang.

" Mbak, kok belum tidur ?" tanya Bara.

" Belum, Bar..., nungguin Mas Fattah," jawabnya .

" Sini aku bantuin beresin tempat camilannya, " tawaran Ayda untuk Bara.

" Gak usah Mbak...,tadi udah dibuatkan camilannya sekarang biar aku sendiri aja yang beres - beres. Mbak Ayda istirahat saja sambil nungguin Mas Fattah.

" Beneran nich?" tanya Ayda lagi.

" Bener Mbak Ayda yang baik hati dan tidak sombong ". Jawaban Bara membuat Ayda tersenyum lebar.

" Terimakasih udah dibuatin camilannya semua temanku suka, nich... buktinya tak bersisa sama sekali, memang enak banget ".

Bara memuji kakak iparnya sambil membereskan tempat camilan juga gelas tempat minuman, sekaligus membersihkan meja.

Bara menuju dapur dan mencuci semuanya.

Sementara Ayda mencoba menghubungi nomor Fattah berkali - kali, hasilnya tetap nihil.

Bara selesai mencuci semuanya langsung makan malam dengan lahapnya. Rupanya camilan tadi tidak mengenyangkan perutnya.

" Alhamdulillah," ucap Bara.

" Kenyang juga perut aku Mbak," lanjutnya.

" Jadi ngantuk dech".

Mendengar ucapan Bara, Ayda tertawa kecil sedikit terhibur meskipun kekhawatiran masih membayangi pikirannya.

" Kok, sampai jam segini sich Mbak, tumben Mas Fattah belum pulang?" ujar Bara.

" Inikan sudah hampir jam sebelas malam Mbak ".

" Iya, tadi siang Mas Fattah sudah telfon Mbak, dan kasih tau kalau pulang kerja ada urusan, " jelas Ayda.

" Ya udah, aku tidur duluan ya Mbak, mataku udah gak bisa kompromi lagi, he he he ," kata Bara sambil tertawa kecil.

" Iya, tidur aja, aku nungguin Mas Fattah sambil lihat acara televisi," jawab Ayda.

Baru masuk ke kamar dan mengunci pintunya. Sementara Ayda duduk di ruang tengah sambil melihat acara televisi dengan suara kecil banget, hampir tak ada suara hanya melihat adegan-adegan acara tersebut.

Tepat jam sebelas malam lewat lima belas menit, suara pintu terbuka dengan diiringi ucapan salam.

" Assalamualaikum".

" Wa'alaikumsalam ," balas Ayda.

" Kok, belum tidur Ma, " tegur Fattah.

" Sengaja nungguin Papa pulang," kata Ayda.

" Maaf Ma, sampai larut malam tadi ada urusan," kata Fattah.

" Sudah makan atau belum Pa?" tanya Ayda.

" Sudah Ma, " jawab Fattah.

" Anak - anak pasti udah tidur," ucap Fattah sambil melepas jaket dan menaruhnya di kursi.

" Ya sudahlah Pa, tadi juga nanyain Papa kok belum datang ," jelas Ayda.

" Ya sudah, Papa langsung ke kamar mandi bersihkan diri dan istirahat," tegas Ayda.

Fattah nurut apa kata istrinya dan mengerjakan apa yang disampaikan istrinya.

Sementara Fattah ke kamar mandi Ayda mengambil jaket Fattah dan hendak menggantungnya di tempat jemuran.

Loch, kok bisa jaket Papa wangi parfum, dan baunya ini parfum perempuan.

Dalam hati Ayda muncul tanda tanya besar, dan ingin menanyakan segera pada Fattah.

Begitu Fattah keluar kamar mandi, Ayda ingin membahas tentang jaket tersebut.

Namun, ia mengurungkan niatnya karena waktu sudah larut.

Ayda, tahu suaminya kalau kurang tidur di malam hari akan sulit bangun esok paginya.

Ayda menahan keinginannya, ia pasti akan membahas dengan Fattah di waktu yang tepat.

Sebenarnya, sebagai seorang istri Ayda berhak menanyakan kepada Fattah.

Namun, Ayda selalu bisa menempatkan dirinya dalam kondisi dan situasi, meskipun dengan suaminya sendiri.

Emosi tentu ada, namun demikian tak serta merta diluapkan tanpa kejelasan.

- bersambung-

Ikutin kisah selanjutnya ya... mohon dukungan nya untuk karya ini, terimakasih

Terpopuler

Comments

Endang Purwinarti

Endang Purwinarti

ayda memang pintar menahan diri

2021-11-26

0

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

waduhhh bakal ada pelakorrr

2021-06-15

0

Sulati Cus

Sulati Cus

bukan bau parfum tp bau2 perselingkuhan

2021-06-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!