Undangan

Selama beberapa hari ini Kaila sudah di sibukkan dengan segala kegiatannya di ruko yang akan di gunakan menjadi cafe dan resto. Tepat sudah di buat seperti konsep yang di inginkan, furniture dan barang-barang penunjang lainnya pun juga sudah di kirimkan bahkan sudah mulai di tata pada tempat yang seharusnya. Calon karyawan pun sudah di pilih oleh Samuel selaku asisten Brian yang menerima mandat langsung dari sang bos. Dan rencananya dalam waktu tiga sampai empat hari, tempat usaha itu sudah akan di buka.

Dari pagi hingga sore Kaila begitu sibuk di tempat yang akan menjadi tempatnya mengais rezeki yang baru. Dia memastikan semuanya akan sesuai dengan apa yang sudah dia rencanakan.

"Lelah juga ternyata." gumam Kaila begitu baru saja sampai di kediamannya.

Gadis itu meletakkan tas selempangnya di salah satu kursi yang ada di ruang makan dan langsung bergegas ke kamar mandi untuk sekedar mencuci tangan dan kakinya.

Baru setelah itu Kaila mengambil gelas dan menuangkan air mineral ke dalamnya. Tenggorokannya terasa begitu sangat kering jadi dia membutuhkan itu untuk menghilangkan dahaganya.

"Masak apa ya?" tanya Kaila pada dirinya sendiri kala mendengar perutnya sudah berbunyi nyaring minta di isi. "Capek, males banget mau masak." gumamnya. "Tapi kalau harus delivery, sayang uangnya ... apa lagi aku sama sekali belum punya penghasilan." imbuhnya.

Dia yang hanya tinggal sendiri dan belum mempunyai penghasilan harus membuat dia pandai-pandai dalam mengatur keuangan, jangan sampai dirinya tak punya uang untuk makan nantinya.

"Taulah, mending aku mandi dulu nanti baru pikirin lagi mau masak apa." kata Kaila pada akhirnya dan memilih untuk langsung berlalu pergi menuju ke kamarnya.

❤️

Kaila yang ingin segera menyantap mie instan harus tertunda dengan kehadiran tamu tak di undang yang bertandang ke rumahnya.

Tok

Tok

Tok

"Baru juga mau menyeruput nih kuah, ada aja gangguan." katanya dengan mengedumel seraya meletakkan sendok yang sudah berisi dengan kuah mie tersebut kembali ke mangkuk.

Walaupun kesal, tak ayal Kaila tetap berjalan menuju ke arah pintu utama untuk melihat siapa gerangan yang malam-malam datang ke rumahnya.

Cklek

"Hai sepupu." sapa seorang wanita muda yang berdiri di depan pintu bersama satu wanita paruh baya.

Melihat siapa yang datang dan mendengar sapaan tersebut membuat Kaila memutar kedua bola matanya dengan begitu malas.

"Ada apa?" tanya Kaila langsung tanpa berbasa-basi pada dua orang di depannya tersebut.

"Apa begini caramu menyambut tamu?" tanya tante Rika dengan nada kesal. "Gak ada sopan-sopannya sama sekali." sambungnya lagi.

"Heh, aku akan sopan pada mereka yang pantas dan yang jelas itu bukan kalian berdua." sahut Kaila yang tak takut akan kemurkaan istri dari omnya tersebut.

"Kamu ... " kata Tante Rika dengan begitu geram.

"Sudahlah ma." kata Dea.

Gadis bukan perawan itu kemudian berjalan santai untuk masuk kedalam rumah tanpa di persilahkan oleh sang tuan rumah, bahkan bahunya sengaja menyenggol bahu Kaila karena memang Kaila berdiri sedikit di tengah pintu.

Mau tak mau Kaila pun akhirnya masuk ke dalam rumah mengikuti kedua orang tersebut.

Mata Dea tak hentinya menatap ke sekeliling seolah sedang menilai keadaan Kaila saat ini.

"Ternyata rumah ini masih saja sama dengan waktu di tempati bersama kedua orangtuamu Kai." kata Dea.

"Gak usah basa-basi, sebenarnya apa tujuan kalian datang ke sini? tak mungkin kalian datang untuk melihat keadaanku baik-baik saja atau tidak, karena kalian tak sebaik itu aku rasa." ucap Kaila dengan sarkas.

"Ya kamu benar, sebenarnya aku juga malas untuk datang ke rumahmu yang lebih mirip dengan gubuk ini." sahut Dea tak kalah pedas.

"Sudahlah De, cepat kasih ... mama sudah gak betah di sini." kata Tante Rika pada putrinya.

Dea pun mengangguk dan tangannya mulai merogoh sesuatu yang berada di dalam tas yang dia bawa.

"Ini, aku cuma mau mengantarkan ini saja dan aku harap kamu akan datang." kata Dea dengan tangan mengulurkan kertas yang merupakan sebuah undangan mewah. "Aku akan menikah dengan kak Rafa, pastikan dirimu tak akan menangis darah melihat kebahagiaan kamu di pelaminan." sambung Dea yang jelas dari kata-katanya mengejek Kaila.

"Heh, tak akan." sahut Kaila dengan mengambil undangan tersebut. "Air mataku terlalu berharga untuk menangisi para pengkhianat seperti kalian berdua." sambungnya dengan sangat percaya diri.

"Kita lihat saja apa kamu bisa membuktikan perkataan kamu itu Kaila." kata Dea yang tak suka dengan kepercayaan diri yang Kaila miliki. " "Ayo ma." ajaknya pada sang ibu.

Tanpa berpamitan kedua orang tersebut pun langsung pergi meninggalkan kediaman Kaila.

"Dasar br****ek." kata Kaila begitu geram dengan tangan meremas undangan yang masih merasa di tangannya tersebut.

Bukan sakit hati karena masih cinta dengan Rafa, melainkan lebih ke rasa kecewa pada dirinya sendiri yang dengan begitu bodohnya mudah di kelabui sehingga baru tau perselingkuhan mereka berdua di saat dia dan pria tersebut sudah akan menikah.

"Hei, ada apa ini?" tanya Brian yang baru saja datang namun Kaila malah berbalik dan langsung melempar undangan tersebut ke depan.

Niat hati mau melemparnya keluar rumah, malah di tangkap oleh Brian karena akan mengenai pria tersebut.

"Eh Bri, maaf - maaf ... aku gak tau kalau ada kamu." kata Kaila yang merasa tidak enek pada Brian. "Tumben datang gak kasih kabar dulu?" tanyanya lagi.

"Aku sudah kirim pesan bahkan hubungi kamu berkali-kali tapi tak ada respon." jawab Brian dengan melangkah masuk dan meletakkan undangan tersebut di atas meja ruang tamu.

"Ah aku gak tau, soalnya gak pegang ponsel dari tadi, ponselnya ada di kamar." sahut Kaila.

"Tapi ada untungnya sih, jadi aku bisa lihat gimana kalau kamu lagi emosi." kata Brian.

"Gak usah ngeledek." sahut Kaila dengan ikut duduk di kursi yang tak jauh dari Brian duduk.

"Jadi apa yang membuatmu marah?" tanya pemuda itu dengan rasa penasaran yang tinggi.

"Tadi ada sepupu aku dan mamanya datang buat nganterin undangan pernikahan dia sama mantan tunangan aku." jawab Kaila apa adanya, toh Brian juga sudah tau bagaimana kisahnya jadi untuk apa di tutup-tutupi.

"Jadi, mau datang atau enggak?" tanya Brian kembali untuk mengetahui keputusan apa yang akan gadis itu ambil.

"Tentu saja datang, aku akan buktikan pada mereka jika aku tetap baik-baik saja setelah pengkhianatan tersebut dan setelah diriku di usir dari rumah mereka." jawab Kaila dengan mantap dan bahkan kedua tangannya terkepal erat di atas pangkuan.

"Oke, aku temani." kata Brian dengan enteng yang membuat Kaila langsung menoleh ke arahnya.

Terpopuler

Comments

Fitri Yah

Fitri Yah

pasti Dea & Rafa panas dingin lihat kebersamaan Kaila & Brian 😊😊😊

2025-02-15

0

Yunia Titin

Yunia Titin

𝚔𝚕𝚘 𝚔𝚊𝚒𝚕𝚊 𝚍𝚝𝚐 𝚜𝚖 𝙱𝚛𝚒𝚊𝚗, 𝚁𝚊𝚏𝚊 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚙𝚊𝚗𝚊𝚜 𝚍𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚙𝚒𝚗𝚜𝚊𝚗.
𝙱𝚛𝚒𝚊𝚗 𝚔𝚗 𝚙𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚞𝚜𝚊𝚑𝚊𝚊𝚗 𝚍 𝚝𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝 𝚁𝚊𝚏𝚊 𝚔𝚛𝚓

2024-12-12

1

Neno Arya

Neno Arya

boleh bri...temani kaila yach..biar merka tahu dan gk meremehkan kaila..dgn siapa kaila hidir di pernikahan dea

2024-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Nasehat Sahabat
3 Kembali ke Rumah
4 Pengkhianatan
5 Ide Gila
6 Kesepakatan
7 Memulai
8 Berdiskusi
9 Undangan
10 Kedatangan Kaila
11 Hancurnya Pesta
12 Grand opening
13 Bertemu Keluarga
14 Berlibur
15 Tak tau malu
16 Jatuh sakit
17 Masih sakit
18 Sweet
19 Sebutan untuk diri sendiri
20 Insiden
21 Emosi
22 Marah-marah
23 Kantin
24 Badmood
25 Ungkapan Perasaan
26 DTMC 26
27 DTMC 27
28 DTMC 28
29 DTMC 29
30 DTMC 30
31 DTMC 31
32 DTMC 32
33 DTMC 33
34 DTMC 34
35 DTMC 35
36 DTMC 36
37 DTMC 37
38 DTMC 38
39 DTMC 39
40 DTMC 40
41 DTMC 41
42 DTMC 42
43 DTMC 43
44 DTMC 44
45 DTMC 45
46 DTMC 46
47 DTMC 47
48 DTMC 48
49 DTMC 49
50 DTMC 50
51 DTMC 51
52 DTMC 52
53 DTMC 53
54 DTMC 54
55 DTMC 55
56 DTMC 56
57 DTMC 57
58 DTMC 58
59 DTMC 59
60 DTMC 60
61 DTMC 61
62 DTMC 62
63 DTMC 63
64 DTMC 64
65 DTMC 65
66 DTMC 66
67 DTMC 67
68 DTMC 68
69 DTMC 69
70 DTMC 70
71 DTMC 71
72 DTMC 72
73 DTMC 73
74 DTMC 74
75 DTMC 75
76 DTMC 76
77 DTMC 77
78 DTMC 78
79 DTMC 79
80 DTMC 80
81 DTMC 81
82 DTMC 82
83 DTMC 83
84 DTMC 84
85 DTMC 85
86 DTMC 86
87 DTMC 87
88 DTMC 88
89 DTMC 89
90 DTMC 90
91 DTMC 91
92 DTMC 92
93 DTMC 93
94 DTMC 94
95 DTMC 95
96 DTMC 96
97 DTMC 97
98 DTMC 98
99 DTMC 99
100 DTMC 100
101 Promo karya baru
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Awal mula
2
Nasehat Sahabat
3
Kembali ke Rumah
4
Pengkhianatan
5
Ide Gila
6
Kesepakatan
7
Memulai
8
Berdiskusi
9
Undangan
10
Kedatangan Kaila
11
Hancurnya Pesta
12
Grand opening
13
Bertemu Keluarga
14
Berlibur
15
Tak tau malu
16
Jatuh sakit
17
Masih sakit
18
Sweet
19
Sebutan untuk diri sendiri
20
Insiden
21
Emosi
22
Marah-marah
23
Kantin
24
Badmood
25
Ungkapan Perasaan
26
DTMC 26
27
DTMC 27
28
DTMC 28
29
DTMC 29
30
DTMC 30
31
DTMC 31
32
DTMC 32
33
DTMC 33
34
DTMC 34
35
DTMC 35
36
DTMC 36
37
DTMC 37
38
DTMC 38
39
DTMC 39
40
DTMC 40
41
DTMC 41
42
DTMC 42
43
DTMC 43
44
DTMC 44
45
DTMC 45
46
DTMC 46
47
DTMC 47
48
DTMC 48
49
DTMC 49
50
DTMC 50
51
DTMC 51
52
DTMC 52
53
DTMC 53
54
DTMC 54
55
DTMC 55
56
DTMC 56
57
DTMC 57
58
DTMC 58
59
DTMC 59
60
DTMC 60
61
DTMC 61
62
DTMC 62
63
DTMC 63
64
DTMC 64
65
DTMC 65
66
DTMC 66
67
DTMC 67
68
DTMC 68
69
DTMC 69
70
DTMC 70
71
DTMC 71
72
DTMC 72
73
DTMC 73
74
DTMC 74
75
DTMC 75
76
DTMC 76
77
DTMC 77
78
DTMC 78
79
DTMC 79
80
DTMC 80
81
DTMC 81
82
DTMC 82
83
DTMC 83
84
DTMC 84
85
DTMC 85
86
DTMC 86
87
DTMC 87
88
DTMC 88
89
DTMC 89
90
DTMC 90
91
DTMC 91
92
DTMC 92
93
DTMC 93
94
DTMC 94
95
DTMC 95
96
DTMC 96
97
DTMC 97
98
DTMC 98
99
DTMC 99
100
DTMC 100
101
Promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!