Memulai

Kaila yang sudah berhenti bekerja hari ini karena sudah mendapatkan ganti, di ajak oleh Brian untuk pergi berdua.

Sebenarnya bukan hari libur hanya Brian sengaja untuk datang ke perusahaan setelah makan siang dan urusan kantor di titipkan pada Samuel selama dirinya tak berada di tempat.

"Kita mau kemana tuan?" tanya Kaila ketika mereka berdua sudah berada di dalam mobil yang di kendarai langsung oleh Brian

"Nanti kamu juga akan tau dan stop memanggil saya dengan panggilan tuan." kata Brian. "Kamu bukan berkerja sebagai pembantu saya melainkan calon istri saya." sambungnya lagi yang membuat Kaila mencebikkan bibirnya.

"Mana ada sepasang calon suami istri yang ngomongnya formal." cibir Kaila menanggapi perkataan Brian.

Brian menghela nafasnya sebentar sebelum kembali buka suara.

"Oke, mulai saat ini kita harus terbiasa untuk bicara tak formal dan berlaku selayaknya sepasang kekasih." putus Brian.

Setelah itu tak ada lagi pembicaraan di antara keduanya. Kaila lebih memilih untuk melihat keluar melalui kaca pintu mobil, menikmati pemandangan yang dia lalui. Sedangkan Brian kembali fokus mengemudi hingga mereka berdua sampai di tempat tujuan.

Keduanya langsung turun ketika Brian sudah memarkirkan kendaraannya di depan sebuah bangunan yang masih tertutup rapat.

Pria itu mengeluarkan kunci yang ada di saku celananya dan membuka pintu yang kini ada di hadapannya.

"Ini adalah ruko yang aku beli karena membantu teman yang lagi butuh uang, lumayanlah untuk investasi." kata Brian memberi tahu. "Tapi sekarang aku mau buat kafe di sini mengingat letaknya yang sangat strategis dan aku mau kamu yang mengelolanya sebagai ganti dirimu yang telah resign dari tempatmu bekerja." sambungannya yang tentu saja langsung membuat mata Kaila membuat saking kagetnya.

"Tu - tuan serius?" tanya Kaila untuk memastikan pendengarnya.

"Tentu saja dan stop panggil aku tuan." sahut Brian dengan nada tegas tapi sudah tidak terlalu formal, terbukti dengan sudah menggunakan kata aku, bukan saya untuk memanggil dirinya sendiri.

"Apa kamu gak terlalu gegabah jika menyerahkan semua ini padaku? Aku hanya seorang asisten chef yang belum mempunyai pengalaman apa-apa untuk mengelola sebuah kafe." kata Kaila yang takut jika nantinya malah membuat Brian bangkrut yang berujung kekecewaan.

"Kamu memang hanya seorang asisten chef, tapi jangan kira aku gak tau jika kamu adalah lulusan management bisnis." kata Brian.

"Da - dari mana kamu tau?" tanya Kaila. Karena hanya orang-orang terdekatnya sajalah yang tau akan hal ini.

"Sangat mudah untukku mencari tau segalanya tentangmu, termasuk tentang dirimu yang di khianati oleh tunangan serta saudari sepupumu." jawab Brian. "Lagian aku heran sama kamu, lulusan management bisnis tapi kok malah kerja jadi asisten chef." sambungnya.

"Aku lebih suka memasak di bandingkan dengan bekerja di perusahaan yang pekerjaannya menguras otak." jawab Kaila.

"Kalau gitu kenapa kamu dulu gak ambil jurusan tata boga saja." sahut Brian.

"Karena kedua orangtuaku yang menginginkan aku untuk mengambil jurusan itu." kata Kaila.

Keduanya kemudian berkeliling melihat-lihat kedalaman ruko sambil sesekali berdiskusi tentang kafe yang akan di buat. Karena akhirnya Kaila menerima kepuasan Brian dan akan mencoba peruntungannya untuk mengembangkan sebuah bisnis.

❤️

Brian mengajak Kaila untuk pergi ke perusahaannya, pemuda itu ingin di temani Kaila hari ini dengan dalih agar mereka lebih akrab dan tak canggung lagi. Brian juga mengatakan ingin membahas tentang kafe lebih matang lagi agar bisa langsung di eksekusi.

"Ini beneran gak apa-apa?" tanya Kaila yang ragu untuk turun ketika mobil sudah berhenti di depan lobi.

"Ck, bukannya ini sudah kita bahas tadi." decak Brian. Brian kemudian turun dan membukakan pintu untuk Kaila.

Perlakuan Brian tersebut mengundang beberapa pasang mata mencuri pandang ke arah keduanya.

Apalagi saat Brian tak segan-segan menautkan jarinya di tangan jari Kaila sehingga mereka masuk kedalam perusahaan dengan saling bergandengan tangan. Gugup dan cukup deg-degan melingkupi hati keduanya.

"Tegakkan kepalamu." bisik Brian ketika ekor matanya menangkap kepala Kaila yang tertunduk.

Mendengar perkataan Brian, sontak saja Kaila langsung mengangkat kepalanya.

Brian menghentikan langkahnya dan membalikkan badan ketika sampai di depan pintu lift khusus.

"Perhatian semuanya!" seru pria itu yang membuat beberapa karyawan langsung menoleh kearahnya. "Perkenalkan, ini adalah calon istri saya ... namanya Kaila, jadi saya harap kalian bisa menghormatinya seperti kalian menghormati saya." sambungnya.

Kaila terkejut ... tentu saja, namun dirinya memaksakan diri untuk tersenyum sambil menatap ke arah karyawan Brian.

"Ayo sayang." kata pria itu dengan lembut mengajak Kaila untuk masuk ke dalam lift menuju ke ruangannya.

"Khem, Bri ... apa yang tadi tidak terlalu berlebihan ya?" tanya Kaila begitu keduanya sudah berada di dalam lift.

"Enggak, lagian ini untuk menunjang hubungan kita supaya lebih nyata." jawab Brian.

Lift membawa keduanya hingga sampai ke lantai dua puluh lima yang mana di sana adalah lantai khusus. Hanya ada ruangan Brian serta sekretaris dan asistennya saja di lantai tersebut.

"Selamat siang pak, bu." sapa Agnes dan Samuel bersamaan saat melihat Brian dan Kaila melangkah bersama keluarga dari lift. Kebetulan keduanya juga baru kembali dari makan siang.

Kaila pun membalas sapaan keduanya, berbeda dengan Brian yang hanya mengeluarkan deheman saja untuk menanggapinya.

"Ini Agnes, sekretaris aku dan itu Samuel ... asistenku." kata Brian memperkenalkan Agnes dan Samuel pada Kaila. "Dan kalian, ini adalah Kaila ... calon istri saya." sambungnya.

Berbeda dengan Agnes yang masih syok dengan peryataan sang atasan, Samuel justru mengulum senyumnya karena sudah tau semua itu ... hanya kepura-puraan, tapi selama hatinya sangat berharap kepura-puraan ini akan menjadi kenyataan mengingat dari hasil penyelidikannya Kaila adalah gadis yang sangat baik. Mata Samuel pun sesekali melirik ke arah tangan kedua tangan orang yang ada di hadapannya, karena sampai saat ini tangan mereka masih saja bertaut.

"Hai, saya Kaila ... senang bisa berkenalan dengan kalian berdua." sapa Kaila dengan ramah dan tersenyum manis.

❤️

Malam ini Anto dan istrinya Rika akan datang berkunjung ke kediaman Rafa. Mereka ingin mengatakan tentang keputusan keponakannya yang membatalkan pernikahan secara sepihak. Bahkan saat ini Kaila sangat susah atau lebih tepatnya tidak dapat di hubungi, pergi ke rumahnya pun sudah beberapa kali namun sama sekali tak bertemu. Hari ini pun pak Anto datang ke restoran tempat Kaila bekerja, namun mereka mengatakan jika Kaila telah resign.

"Selamat malam pak Anto, jeng Rika, Dea, ayo silahkan masuk." sambut sang nyonya rumah yang tak lain adalah ibu Lena, ibu dari Rafa.

"Selamat malam jeng." sapa balik ibu Rika.

Mereka semua duduk di ruang tamu termasuk ada Rafa dan ayahnya.

"Jadi begini pak Johan, sebenarnya ada hal penting yang ingin kami sampaikan." kata pak Anto setelah berbasa-basi sebentar. "Em bagaimana ya sebenarnya saya gak enak, jadi bingung gimana ngomongnya." sambungnya lagi.

"Ini masalah pernikahan Rafa dan Kaila pak." kata ibu Rika yang menyerobot pembicaraan.

"Iya, bagaimana Bu?" tanya pak Johan.

"Kaila memutuskan untuk membatalkan pernikahannya dengan Rafa, bahkan juga memutuskan hubungan mereka." jawab Bu Rika.

"Benar begitu Rafa?" tanya pak Johan yang menatap putranya, begitu pula bu Lena.

"Iya yah." cicit Rafa.

"Kenapa bisa begitu? Apa dia sudah gila, padahal pernikahan kalian hanya tinggal menunggu hari." sahut ibu Lena. "Mau di taruh di mana muka keluarga kita Raf jika pernikahan kamu sampai gagal." sambungnya lagi dengan nada frustasi.

"Ya mau bagaimana lagi bu, mempelai wanitanya gak ada." jawab Rafa.

"Sebenarnya apa yang terjadi hingga hubungan kalian putus? Gak mungkin ada asap kalau tak ada api." tanya pak Johan.

"Kaila salah paham yah, dia nuduh Rafa selingkuh sama Dea, padahal kami gak ada hubungan apa-apa." jawab Rafa menutupi kebusukannya.

"I - iya om, padahal yang terakhir Rafa ngajak saya bertemu untuk berdiskusi, karena Rafa ingin memberikan kejutan agar malam pengantin mereka berkesan dan tak terlupakan, tapi Kaila justru salah paham serta tak ingin mendengarkan penjelasan kami." sahut Dea yang ikut memuluskan perkataan Rafa.

"Terus ini bagiamana pak?" tanya ibu Lena lagi.

"Entahlah Bu, bapak juga bingung." sahut pak Johan dengan hari mengurut keningnya, kepala pria paruh baya itu rasanya mau pecah memikirkan masalah ini.

"De, kamu belum punya pacarkan ... Gimana kalau kamu nikah sama aku?" tanya Rafa. "Demi menyelamatkan nama baik keluarga kita." sambungnya yang membuat semua orang langsung menatap ke arah Rafa juga Dea.

"Tapi memang gak apa-apa?" tanya Dea yang sok bingung padahal aslinya dalam hati bersorak kegirangan. "Em kalau begitu aku mau dan semua ini demi keluarga." sambungnya. Dengan mengatasnamakan keluarga untuk menutupi kebusukan mereka berdua, jadi Dea bisa di anggap seorang gadis yang baik hati bak malaikat penyelamat.

Terpopuler

Comments

MPit Mpit MPit

MPit Mpit MPit

cocok yg satu Kunti yg satu potong...cucok meongg..kelurga drama marimar...diiih 😄

2025-02-27

1

Jetty Eva

Jetty Eva

sorry..kebalik Thor..jari tangan bukan tangan jari😊🙏

2025-03-04

0

Fitri Yah

Fitri Yah

cocok dah Rafa & Dhea biar tdk mengusik Kaila lagi

2025-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Nasehat Sahabat
3 Kembali ke Rumah
4 Pengkhianatan
5 Ide Gila
6 Kesepakatan
7 Memulai
8 Berdiskusi
9 Undangan
10 Kedatangan Kaila
11 Hancurnya Pesta
12 Grand opening
13 Bertemu Keluarga
14 Berlibur
15 Tak tau malu
16 Jatuh sakit
17 Masih sakit
18 Sweet
19 Sebutan untuk diri sendiri
20 Insiden
21 Emosi
22 Marah-marah
23 Kantin
24 Badmood
25 Ungkapan Perasaan
26 DTMC 26
27 DTMC 27
28 DTMC 28
29 DTMC 29
30 DTMC 30
31 DTMC 31
32 DTMC 32
33 DTMC 33
34 DTMC 34
35 DTMC 35
36 DTMC 36
37 DTMC 37
38 DTMC 38
39 DTMC 39
40 DTMC 40
41 DTMC 41
42 DTMC 42
43 DTMC 43
44 DTMC 44
45 DTMC 45
46 DTMC 46
47 DTMC 47
48 DTMC 48
49 DTMC 49
50 DTMC 50
51 DTMC 51
52 DTMC 52
53 DTMC 53
54 DTMC 54
55 DTMC 55
56 DTMC 56
57 DTMC 57
58 DTMC 58
59 DTMC 59
60 DTMC 60
61 DTMC 61
62 DTMC 62
63 DTMC 63
64 DTMC 64
65 DTMC 65
66 DTMC 66
67 DTMC 67
68 DTMC 68
69 DTMC 69
70 DTMC 70
71 DTMC 71
72 DTMC 72
73 DTMC 73
74 DTMC 74
75 DTMC 75
76 DTMC 76
77 DTMC 77
78 DTMC 78
79 DTMC 79
80 DTMC 80
81 DTMC 81
82 DTMC 82
83 DTMC 83
84 DTMC 84
85 DTMC 85
86 DTMC 86
87 DTMC 87
88 DTMC 88
89 DTMC 89
90 DTMC 90
91 DTMC 91
92 DTMC 92
93 DTMC 93
94 DTMC 94
95 DTMC 95
96 DTMC 96
97 DTMC 97
98 DTMC 98
99 DTMC 99
100 DTMC 100
101 Promo karya baru
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Awal mula
2
Nasehat Sahabat
3
Kembali ke Rumah
4
Pengkhianatan
5
Ide Gila
6
Kesepakatan
7
Memulai
8
Berdiskusi
9
Undangan
10
Kedatangan Kaila
11
Hancurnya Pesta
12
Grand opening
13
Bertemu Keluarga
14
Berlibur
15
Tak tau malu
16
Jatuh sakit
17
Masih sakit
18
Sweet
19
Sebutan untuk diri sendiri
20
Insiden
21
Emosi
22
Marah-marah
23
Kantin
24
Badmood
25
Ungkapan Perasaan
26
DTMC 26
27
DTMC 27
28
DTMC 28
29
DTMC 29
30
DTMC 30
31
DTMC 31
32
DTMC 32
33
DTMC 33
34
DTMC 34
35
DTMC 35
36
DTMC 36
37
DTMC 37
38
DTMC 38
39
DTMC 39
40
DTMC 40
41
DTMC 41
42
DTMC 42
43
DTMC 43
44
DTMC 44
45
DTMC 45
46
DTMC 46
47
DTMC 47
48
DTMC 48
49
DTMC 49
50
DTMC 50
51
DTMC 51
52
DTMC 52
53
DTMC 53
54
DTMC 54
55
DTMC 55
56
DTMC 56
57
DTMC 57
58
DTMC 58
59
DTMC 59
60
DTMC 60
61
DTMC 61
62
DTMC 62
63
DTMC 63
64
DTMC 64
65
DTMC 65
66
DTMC 66
67
DTMC 67
68
DTMC 68
69
DTMC 69
70
DTMC 70
71
DTMC 71
72
DTMC 72
73
DTMC 73
74
DTMC 74
75
DTMC 75
76
DTMC 76
77
DTMC 77
78
DTMC 78
79
DTMC 79
80
DTMC 80
81
DTMC 81
82
DTMC 82
83
DTMC 83
84
DTMC 84
85
DTMC 85
86
DTMC 86
87
DTMC 87
88
DTMC 88
89
DTMC 89
90
DTMC 90
91
DTMC 91
92
DTMC 92
93
DTMC 93
94
DTMC 94
95
DTMC 95
96
DTMC 96
97
DTMC 97
98
DTMC 98
99
DTMC 99
100
DTMC 100
101
Promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!