Berdiskusi

Sudah dua hari ini Kaila mulai memikirkan konsep yang akan di usung untuk kafe yang akan dia rintis, karena Brian mempercayakan semua padanya.

Setelah mendapatkan beberapa ide, Kaila memilih untuk menghubungi Brian guna meminta pendapat pria tersebut.

Satu dua kali panggilan terhubung namun tak terjawab, baru di panggilan ke tiga lah panggilan tersebut tersambung.

"Ya, ada apa?" tanya Brian secara to the poin dari seberang sana.

Pria rupawan itu saat ini tengah duduk di kursi kebesarannya dengan beberapa berkas dan laptop yang menyala di hadapannya.

"Apa kamu sibuk Bri? Aku ganggu ya?" tanya Kaila yang merasa tak enak sendiri mengingat siapa pria yang dia hubungi bukanlah pria yang memiliki pekerjaan tak sedikit.

"Enggak terlalu, kenapa?" jawab Brian di ujung sana. Di memang sedang bekerja tapi tak sesibuk itu hingga tak ada waktu untuk sekedar menjawab panggilan sebuah telpon yang masuk di ponsel pribadinya.

"Aku cuma mau mengajak kamu diskusi tentang kafe, walau bagaimanapun itukan punya kamu." jawab Kaila menyampaikan maksud dan tujuannya menghubungi Brian.

"Nanti sore setelah pulang kantor aku akan mampir ke rumahmu." sahut Brian.

Setelah mendengar jawaban dari Brian, Kaila memilih untuk mengakhiri panggilnya. Mereka belum seakrab itu untuk berbincang lebih banyak lagi ... jadi cukup berbicara seadanya saja.

❤️

Sore ini Kaila yang biasanya memilih untuk membuat mie instan atau telur ceplok memilih untuk memasak, tak ingin berharap tinggi tapi siapa atau aja Brian mau makan malam bersama di rumah sederhananya ini. Tak lupa pula Kaila membuat cemilan untuk menemani mereka berdiskusi.

Tepat pukul enam sore, Brian sampai di kediaman Kaila. Pemuda itu langsung turun dari mobilnya dan mengetuk pintu rumah Kaila.

"Ya sebentar." seru Kaila sambil berjalan ke arah pintu.

Cklek

"Hai." sapa Kaila saat melihat Brian berdiri dengan tegak di hadapannya. "Silahkan masuk." katanya sambil menggeser sedikit posisinya berdiri guna memberi ruang untuk Brian bisa masuk kedalam rumah.

Mata Brian langsung menatap sekeliling ketika baru saja masuk, seolah pemuda itu sedang menelisik setiap sudut ruangan tersebut.

"Silahkan duduk." kata Kaila lagi yang membuat Brian langsung mengentikan kegiatannya dan duduk di salah satu kursi yang ada.

Di ruang tamu yang tak terlihat besar, ada tiga kursi kayu single dan satu kursi kursi kayu pajang yang bisa menampung sekitar tiga sampai empat orang yang semuanya beralaskan busa.

"Aku ambilkan minum dulu Bri." kata Kaila.

"Em, Kai." panggil Brian yang membuat Kaila seketika langsung menghentikan pergerakan kakinya yang baru saja melangkah.

"Iya." sahut Kaila.

"Aku boleh numpang ke kamar mandi gak? Aku pengen bersih-bersih, soalnya lengket banget rasanya." kata Brian mengungkapkan apa yang di rasa.

Memang akhir-akhir ini cuaca sangat begitu panas. Jadi tubuh cepat merasa gerah dan berkeringat.

"Oh tentu saja, ayo aku kasih tau letak kamar mandinya." sahut Kaila.

"Aku ambil pakaian dulu di mobil." kata Brian sambil beranjak dari duduknya. Gak bakal nyaman juga kalau sudah mandi tapi tetap memakai pakaian yang sama, apalagi pakaian yang dia pakai adalah pakaian formal ... pasti bakal berasa gak nyaman.

Dengan sabar Kaila menunggu Brian, sampai akhirnya pria itu kembali masuk kedalam rumah dengan membawa paper bag di tangannya. Di mobil memang selalu ada beberapa pakaian gantinya baik untuk pakaian formal ataupun santai. Untuk berjaga-jaga saja, siapa tau di butuhkan.

Begitu Brian masuk kedalam kamar mandi, Kaila lebih memilih untuk menata hasil masakannya di meja makan.

❤️

"Khem." dehem Brian kala Kaila masih sibuk menata piring di meja hingga tal menyadari kehadirannya.

"Eh, sudah selesai ya?" tanya Kaila untuk sekedar berbasa-basi. "Em, kamu belum makankan Bri? Gimana kalau makan dulu." ajak Kaila.

"Hem, tapi aku taruh ini dulu di mobil." sahut Brian yang di angguki oleh Kaila.

Setelah beberapa menit, kini keduanya tengah duduk sambil menikmati makanan yang tersaji di atas meja.

"Ini semua kamu yang masak Kai?" tanya Brian di sela-sela makannya.

"He'em, memang siapa lagi." jawab Kaila.

"Ya siapa tau aja art atau kamu beli." kata Briana lagi.

"Aku yang hanya seorang asisten chef dengan penghasilan pas-pasan ... ya kali punya art Bri, kamu ini ada-ada saja." sahut Kaila dengan menggelengkan kepalanya.

Gajinya aja hanya cukup untuk hidupnya selama satu bulan, ada sih lebih sedikit tapi ya milih buat di tabunglah ketimbang untuk membayar art ... kan sayang uangnya.

Diam-diam Kaila tersenyum simpul kala melihat Brian yang begitu lahap menyantap masakannya. Ada rasa bahagia serta kepuasan tersendiri ketika apa yang kita buat itu di hargai, di nikmati dan di sukai sama orang lain dan itu pula yang membuat Kaila lebih memilih menjadi seorang asisten chef ketimbang kerja di kantoran.

❤️

"Jadi gimana?" tanya Brian dengan teh hangat di tangannya.

Tak hanya teh hangat, ada juga kue brownies yang Kaila buat untuk menemani mereka.

"Aku rencananya ingin mengusung konsep outdoor dan indoor sih Bri, gimana menurut kamu?" kata Kaila yang mulai mengemukakan idenya.

"Aku setuju sih, bagian depan di buat indoor dan belakang outdoor." sahut Brian. "Tapi gimana gak hanya bikin kafe aja?" tanyanya.

"Maksudnya?" tanya Kaila.

"Kita bikin kafe & resto." jawab Brian. "Masakan kamu enak tuh, sayang kalau gak di kembangin." sambungnya lagi.

"Apa gak terlalu terburu-buru Bri kalau di konsep kafe dan resto? aku takutnya nanti gak berhasil dan malah buat kamu rugi, gimana." kata Kaila. Walau bagaimanapun selama ini dirinya hanya bekerja pada orang, belum pernah merintis usaha sendiri jadi wajar jika ketakutan seperti itu ada dalam benaknya.

"Belum apa-apa sudah pesimis duluan, optimis dong Kai." kata Brian. "Lagian dalam usaha untung dan rugi itu sudah biasa." sambungnya.

"Tapi Bri ..." kata Kaila.

"Sudah tenang aja, aku juga gak akan bangkrut kok kalau misal usaha ini gak berjalan seperti yang kita harapkan." potong Brian.

"Ck, sombong." decak Kaila.

"So ... ?" tanya Brian.

"Oke, aku ikut apa kata kamu." jawab Kaila.

"Good, setelah ini kamu hanya perlu pikirin furniture yang akan di pakai, kamu pilih terus nanti kita beli, aku juga akan menyewa orang buat desain ruko jadi seperti yang kamu inginkan ... tinggal kamu mantengin aja tuh konsepnya." papar Brian. "Untuk masalah karyawan ... gak usah kamu pikirin, nanti biar aku minta sama Samuel untuk nyiapin orang-orang yang kamu butuhin." sambungnya lagi.

Mereka berdiskusi cukup lama, hingga tak terasa hari mulai larut dan Brian memutuskan untuk berpamitan pada Kaila. Gak enak juga di rumah seorang gadis hingga malam, ya walaupun di lingkungan itu orang-orangnya masa bodoh dan tak mau ikut campur urusan orang lain selama tak merugikan mereka.

Terpopuler

Comments

🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ

🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ

kaila beruntung banget nih dapat Brian

2025-01-11

5

Pasrah

Pasrah

semoga mereka berdua jadi jodoh idaman ya

2024-10-18

1

kaylla salsabella

kaylla salsabella

lanjut thor 🥰🥰

2024-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Nasehat Sahabat
3 Kembali ke Rumah
4 Pengkhianatan
5 Ide Gila
6 Kesepakatan
7 Memulai
8 Berdiskusi
9 Undangan
10 Kedatangan Kaila
11 Hancurnya Pesta
12 Grand opening
13 Bertemu Keluarga
14 Berlibur
15 Tak tau malu
16 Jatuh sakit
17 Masih sakit
18 Sweet
19 Sebutan untuk diri sendiri
20 Insiden
21 Emosi
22 Marah-marah
23 Kantin
24 Badmood
25 Ungkapan Perasaan
26 DTMC 26
27 DTMC 27
28 DTMC 28
29 DTMC 29
30 DTMC 30
31 DTMC 31
32 DTMC 32
33 DTMC 33
34 DTMC 34
35 DTMC 35
36 DTMC 36
37 DTMC 37
38 DTMC 38
39 DTMC 39
40 DTMC 40
41 DTMC 41
42 DTMC 42
43 DTMC 43
44 DTMC 44
45 DTMC 45
46 DTMC 46
47 DTMC 47
48 DTMC 48
49 DTMC 49
50 DTMC 50
51 DTMC 51
52 DTMC 52
53 DTMC 53
54 DTMC 54
55 DTMC 55
56 DTMC 56
57 DTMC 57
58 DTMC 58
59 DTMC 59
60 DTMC 60
61 DTMC 61
62 DTMC 62
63 DTMC 63
64 DTMC 64
65 DTMC 65
66 DTMC 66
67 DTMC 67
68 DTMC 68
69 DTMC 69
70 DTMC 70
71 DTMC 71
72 DTMC 72
73 DTMC 73
74 DTMC 74
75 DTMC 75
76 DTMC 76
77 DTMC 77
78 DTMC 78
79 DTMC 79
80 DTMC 80
81 DTMC 81
82 DTMC 82
83 DTMC 83
84 DTMC 84
85 DTMC 85
86 DTMC 86
87 DTMC 87
88 DTMC 88
89 DTMC 89
90 DTMC 90
91 DTMC 91
92 DTMC 92
93 DTMC 93
94 DTMC 94
95 DTMC 95
96 DTMC 96
97 DTMC 97
98 DTMC 98
99 DTMC 99
100 DTMC 100
101 Promo karya baru
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Awal mula
2
Nasehat Sahabat
3
Kembali ke Rumah
4
Pengkhianatan
5
Ide Gila
6
Kesepakatan
7
Memulai
8
Berdiskusi
9
Undangan
10
Kedatangan Kaila
11
Hancurnya Pesta
12
Grand opening
13
Bertemu Keluarga
14
Berlibur
15
Tak tau malu
16
Jatuh sakit
17
Masih sakit
18
Sweet
19
Sebutan untuk diri sendiri
20
Insiden
21
Emosi
22
Marah-marah
23
Kantin
24
Badmood
25
Ungkapan Perasaan
26
DTMC 26
27
DTMC 27
28
DTMC 28
29
DTMC 29
30
DTMC 30
31
DTMC 31
32
DTMC 32
33
DTMC 33
34
DTMC 34
35
DTMC 35
36
DTMC 36
37
DTMC 37
38
DTMC 38
39
DTMC 39
40
DTMC 40
41
DTMC 41
42
DTMC 42
43
DTMC 43
44
DTMC 44
45
DTMC 45
46
DTMC 46
47
DTMC 47
48
DTMC 48
49
DTMC 49
50
DTMC 50
51
DTMC 51
52
DTMC 52
53
DTMC 53
54
DTMC 54
55
DTMC 55
56
DTMC 56
57
DTMC 57
58
DTMC 58
59
DTMC 59
60
DTMC 60
61
DTMC 61
62
DTMC 62
63
DTMC 63
64
DTMC 64
65
DTMC 65
66
DTMC 66
67
DTMC 67
68
DTMC 68
69
DTMC 69
70
DTMC 70
71
DTMC 71
72
DTMC 72
73
DTMC 73
74
DTMC 74
75
DTMC 75
76
DTMC 76
77
DTMC 77
78
DTMC 78
79
DTMC 79
80
DTMC 80
81
DTMC 81
82
DTMC 82
83
DTMC 83
84
DTMC 84
85
DTMC 85
86
DTMC 86
87
DTMC 87
88
DTMC 88
89
DTMC 89
90
DTMC 90
91
DTMC 91
92
DTMC 92
93
DTMC 93
94
DTMC 94
95
DTMC 95
96
DTMC 96
97
DTMC 97
98
DTMC 98
99
DTMC 99
100
DTMC 100
101
Promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!