“Berapa lama undangan perjamuan presiden dikirim ke para undangan sebelum hari H?” tanya Andrea pada Brian.
“Aku tidak tahu, aku belum pernah diundang ke perjamuan kenegaraan.” Brian meringis. “Mari kita tanya kepada Sekretaris Sosial.” Brian memijit sebuah nomor, dan tak lama kemudian terhubung.
“Detektif Brian Eldridge dari MPD. Bisa bicara dengan Brooke Livingstone?” Brian berkata, lalu mendengarkan seseorang yang mungkin bertanya dari seberang.
“Tentang perjamuan presiden satu bulan lalu. Malam penghargaan untuk lima puluh pengusaha muda paling berpengaruh.” Brian menjawab. “Baiklah, terima kasih.”
Dia menoleh pada Andrea. “Sedang disambungkan.”
“Halo Nona Livingstone. Maaf mengganggu waktu Anda. Saya hanya ingin tahu, berapa lama undangan makan malam kenegaraan dikirim ke para undangan sebelum hari H?” Brian mengangguk-angguk, tanda sedang mendengarkan dengan saksama.
“Terima kasih atas informasinya. Kami sudah menemukan titik terang. Ya, akan kami kabari jika ada perkembangan yang lebih berarti. Selamat sore.” Brian menutup sambungan telepon.
Andrea menatapnya, dan Brian langsung menjelaskan tanpa perlu ditanya.
“Jika pesta skala kecil yang diselenggarakan di Sayap Timur Gedung Putih, biasanya undangan dikirim antara enam hingga delapan minggu sebelum hari H. Tetapi untuk perjamuan di hari itu, karena jumlah undangan mencapai seribu orang, itu dikirim jauh sebelumnya. Enam bulan.”
Andrea mengangkat alis, “Waktu yang sangat pas. Bertepatan dengan waktu Wanjiru dipecat. Mungkin dia sempat melihat undangan itu dan mengintip menunya. Kemudian timbul ide untuk menyusup dengan menyamar sebagai pelayan, sehingga bisa menyajikan oktopus langsung kepada Gandawasa dengan tangannya sendiri.”
“Jika benar demikian, dia sangat berani untuk menguji nyali. Selain berisiko ditangkap, juga sangat besar kemungkinan Gandawasa mengenalinya.” Ujar Brian.
“Itulah yang membuatku penasaran, apa yang membuatnya merasa harus datang sendiri ke perjamuan itu,” Andrea melipat satu tangan di depan dada, dan satu tangan lain menopang dagu. “Apa pendapatmu?”
Brian tampak berpikir. “Sebenarnya, bahkan tanpa meracuninya dengan tetrodotoxin, miliuner itu sudah pasti mati, bukan? Karena sudah terpapar thallium dalam waktu lama dan tidak diketahui. Malah itu sudah aman karena tidak akan dicurigai, akan dianggap sebagai kematian wajar dan tidak akan dilakukan otopsi.”
“Benar. Itulah yang aku tidak mengerti.” Ujar Andrea lagi. “Aku akan mendiskusikan ini dengan Anderson. Jika kau memiliki pemikiran, tolong sampaikan pada kami nanti.”
“Pasti,” kata Brian. “Sekarang, apa yang akan kita lakukan?”
“Kita harus menyebarkan foto Wanjiru berikut beberapa variasi penampilannya, ke polisi negara bagian lain.”
“Sementara tim digital bekerja, mari kita datangi alamat yang tertera di data… “ Brian melirik nama di bawah foto Kenneth, “Evan Toshiro. Di sini alamatnya di DC, meskipun aku yakin itu palsu, atau dia sudah tidak ada di sana. Tapi siapa tahu ada beberapa petunjuk yang bisa kita dapatkan.”
Sebelum seseorang ditetapkan sebagai tersangka, kepolisian tidak boleh merilis identitas orang tersebut ke media.
Biasanya mereka hanya akan membagikannya dalam buletin intelijen dan menyebut bahwa itu adalah wajah yang diduga pelaku pembunuhan kasus tertentu. Lalu meminta kerja sama mereka jika orang tersebut tertangkap kamera, agar menginformasikan kepada mereka.
Bahkan jika seseorang telah ditangkap, nama atau detail identitas orang yang ditangkap atau diduga melakukan kejahatan tidak boleh dirilis kepada pers atau publik, kecuali dalam keadaan luar biasa. Misalnya jika ada risiko langsung bagi publik, atau mengancam nyawa publik.
Namun, kepolisian dapat memberikan informasi yang tidak dapat diidentifikasi seperti usia, jenis kelamin, kejahatan yang dilakukan, dan lokasi umum penangkapan.
Akan tetapi, keputusan untuk merilis nama orang yang ditangkap harus dibuat di tingkat perwira kepala dan harus ada catatan mengenai alasan merilis informasi tersebut.
Ketika seseorang didakwa, informasi yang dirilis ke media dapat mencakup nama, alamat, pekerjaan, dan rincian dakwaan untuk orang dewasa dan harus dirilis jika tidak ada batasan hukum yang berlaku.
Andrea mengikuti Brian ke luar kantor, dan menaiki mobilnya untuk menuju ke alamat Kenneth. Sementara mobil melaju, Andrea menghubungi Max di San Francisco.
“Anderson,” kata Andrea begitu Max menjawab. “Aku sedang menuju alamat yang tertera di datanya ketika melamar sebagai pelayan kontrak. Dia menggunakan nama Evan Toshiro dan mengaku sebagai mahasiswa fakultas perhotelan berusia dua puluh dua. Dia sangat cermat, dan aku merasa kita tidak akan mudah menangkapnya. Apa yang kau temukan di sana?”
“Dia pengacara yang hebat, dan warga negara yang taat hukum. Tidak ada catatan kejahatan atas namanya. Sepertinya ini baru pertama kali dia melakukan kejahatan, dan sudah hampir sempurna. Bayangkan, jika tidak ada orang lain yang keracunan teh, mungkin kita akan berkutat di oktopus. Dia telah mengecoh kita. Dan tidak main-main, yang dipilih adalah perjamuan akbar presiden!” Max berkata panjang lebar.
Karena Andrea melakukan pembicaraan dengan memasang pengeras suara, Brian juga mendengar analisis Max.
“Ah, jadi itu tujuan dia. Untuk mengecoh kita! Supaya kita berkutat menyelidiki oktopus dan tetrodotoxin, sementara alat bukti, yaitu piring, telah pecah. Dan data-data dirinya, semua palsu. Sepertinya dia tidak menduga bahwa thallium di tubuh Gandawasa akan terdeteksi.” Brian menyampaikan buah pikirannya.
Andrea menatap Brian kaget. “Aku rasa kau benar. Jika waktu itu Gandawasa tidak diotopsi, hanya akan ditemukan bahwa kematiannya akibat keracunan tetrodotoxin. Tetrodotoxin bereaksi sangat cepat, dan sangat nyata terlihat, sehingga akan disimpulkan dia mati keracunan setelah makan oktopus. Sementara thallium dibutuhkan penelitian yang saksama, karena tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.”
“Kita bertemu lawan yang berotak. Kabari temuan apa pun yang kalian dapat.” Max mengakhiri telepon.
Andrea dan Brian telah tiba di alamat yang dituju.
Ternyata itu sebuah flat sederhana tiga lantai tanpa lift. Untuk naik ke lantai dua dan tiga hanya ada tangga manual dari besi di bagian luar gedung.
Mereka masuk ke ruangan penerima tamu dan menunjukkan lencana masing-masing.
“Satu bulan lalu, ada penyewa yang bernama Evan Toshiro di sini?” tanya Brian.
Penerima tamu, seorang anak muda pria dengan wajah penuh jerawat, mencari di buku tamu.
‘Ada, Sir.”
“Apakah kau mengingat orangnya? Bisa gambarkan ciri-cirinya?”
“Hm… waktu itu kebetulan hunian di sini sedang tidak penuh. Dan dia orang Asia, jadi aku cukup ingat. Dia tampak biasa, sepertinya orang Jepang, atau Korea, atau Cina?” Anak muda itu menggaruk kepala, lalu meringis. “Maaf, aku tidak bisa membedakan, mata mereka sama-sama seperti terpejam.”
“Apakah… dia melakukan kejahatan, Sir? Mam?” Dia bertanya, memandang bolak-balik Andrea dan Brian. “Sepertinya dia orang baik, dan tidak banyak bicara.”
“Berapa lama dia menyewa di sini?” Alih-alih menjawab, Brian balik bertanya.
“Dia membayar untuk satu bulan, tapi hanya menempati unitnya satu minggu.” Jawab anak muda itu.
“Apakah kami bisa melihat unit yang dia tempati?” kali ini Andrea yang bertanya.
Anak muda itu melihat buku tamu lagi.
“Maaf, Mam. Unit dia telah dihuni penyewa lain. Kecuali yang bersangkutan tidak keberatan, sepertinya Anda tidak bisa masuk.”
Andrea dan Brian saling berpandangan. Mereka tidak membawa surat perintah, tentu saja tidak bisa masuk dengan paksa.
Lagi pula, itu hanya ditempati Kenneth satu minggu, dan sekarang telah dihuni orang lain. Jika pun ada sesuatu yang mencurigakan, pasti telah dibersihkan.
Sekali lagi, mereka telah ketinggalan satu langkah.
Ketika kembali ke MPD, tim digital telah selesai membuat beberapa foto Kenneth dengan penampilan berbeda. Beberapa model rambut yang berbeda, dengan dan tanpa kaca mata, serta dengan dan tanpa kumis dan jenggot.
Foto Kenneth dalam berbagai versi, langsung disebarkan di kepolisian seluruh wilayah pesisir barat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
adi_nata
nah ini gimana caranya ni ? Wanjiru bawa masakan sendiri atau gimana ? kan susah menyusupkan satu piring menu fine dining kalau ga kerjasama dengan pihak dapur . karena Wanjiru harus menduplikat persis tampilan menunya.
2024-12-29
0
adi_nata
kalau analisanya begini malah lebih aman kalau Kenneth ga meracuni Ganda dengan oktopus. kematian Ganda mungkin akan dianggap sebagai kematian akibat penyakit Gastroenteritis akut.
2024-12-30
0
adi_nata
kalau terdaftar dengan nama Evan Toshiro, berarti waktu menyewa unit itu, Wanjiru menggunakan kartu identitas palsu.
2024-12-30
0