13. Motif

“Aku memiliki reasonable doubt -keraguan yang wajar. Belum ada bukti yang jelas.”

Max dan Andrea masih duduk berhadapan di kantor Max. Berdiskusi tentang kasus yang sedang mereka tangani, yang belum juga berkembang ke arah yang signifikan.

“Keraguan yang wajar tidak boleh berdasarkan simpati,” ujar Andrea.

“Juga tidak boleh berdasarkan prasangka,” balas Max. “Kau menuduhku bersimpati, tapi kau sudah berprasangka.”

Andrea terdiam.

“Presumption of Innocence, Davis.” Lanjut Max, “Dan ingat, no motive no crime -Tidak ada motif, tidak ada kejahatan. Semua tindakan ada motifnya. Bahkan yang sepele seperti membunuh nyamuk, motifnya adalah karena kita tidak ingin digigit dan menjadi gatal, atau tidak ingin nyamuk itu terus berdengung di dekat telinga. Apalagi membunuh manusia, pasti ada sesuatu yang mendasarinya.”

Andrea semakin bungkam. Harus diakui, perkataan Max ada benarnya.

Namun, entah mengapa ia tetap tidak dapat mengenyahkan perasaan, bahwa Lily tidaklah setidak berdosa itu. Tetapi agar tidak memperpanjang perdebatan, ia tidak mengatakan apa-apa lagi.

Tidak dapat dipungkiri, Andrea benar-benar khawatir, kali ini pengamatan Max tidak akan setajam biasanya. Dalam hati ia berpikir, atasannya ini telah dikaburkan penilaiannya.

Memang baru pertama kali ini mereka menemui orang yang terlibat kasus pembunuhan, secantik, seberkelas dan seanggun Lily. Andrea tidak menyalahkan rasa ketertarikan Max. Apalagi ia tahu rekannya itu sudah lama tidak berkencan dengan wanita, bahkan hanya bercinta satu malam pun tidak.

Sudah bertahun-tahun mereka bekerja bersama. Selain secara profesional, mereka juga berteman di luar pekerjaan, sehingga Andrea sangat mengenal Max. Mereka juga saling mengenal pasangan kencan masing-masing, sering double date -kencan ganda di akhir pekan jika sedang tidak ada kasus.

Andrea bisa melihat bagaimana cara Max memandang Lily. Itu sorot yang dipenuhi hasrat, meskipun atasannya itu berusaha menekannya, dan janda miliuner itu tidak menyadarinya.

Tetapi tertarik pada orang yang bisa menjadi terduga kasus pembunuhan, apalagi menginginkannya, itu melanggar etika.

Karena itulah Andrea bertekad akan terus menyelidiki wanita itu. Latar belakangnya sebelum menikah dengan Gandawasa, telah ia sampaikan kepada Max.

Lily memang tampak bersih. Wanita itu sepertinya tidak memiliki motif, mungkin dia benar-benar jatuh cinta pada lelaki yang hampir dua kali lipat umurnya. Meskipun Andrea yakin, uang tetap menjadi pertimbangan utama.

Pertimbangan seorang wanita untuk menerima cinta seorang lelaki itu hanya didasarkan pada dua hal: rupa, atau isi dompetnya.

Jika rupa lelaki itu tampan, maka dompetnya kosong pun seorang wanita mungkin mau menerimanya. Ini jika wanita itu bodoh.

Jika rupa lelaki itu buruk, maka pertimbangannya pasti isi dompetnya. Itu jika sang wanita mempunyai otak. Dan Lily, jelas sangat pintar.

Jika Gandawasa tidak kaya raya, misalnya, jika ia hanya seorang staf IT di sebuah perusahaan, dengan penampilannya yang seperti itu, tidak mungkin Lily menerimanya.

Ayolah, jangan munafik, tidak ada yang tidak menyukai uang. Andrea mendecih dalam hati.

Bagaimana dengan hati? Atau permainannya di ranjang? Itu hanya bonus, sebab itu baru bisa diketahui setelah bersama sekian lama. Apalagi hati bisa berubah. Dan ranjang, sepanas apa pun, akan mendingin seiring waktu.

Ia juga menyelidiki kehidupan pasangan miliuner itu setelah pernikahan. Untuk melihat kemungkinan bau amis yang mencurigakan, sekecil apa pun.

Karena jika yang dicari adalah motif, sebenarnya itu mudah. Motif pembunuhan, jika bukan uang, adalah cinta.

Uang dan cinta adalah akar kejahatan. Itu bisa berkembang ke arah keserakahan, kecemburuan, kemarahan, dendam.

Kecuali, pembunuhnya adalah psikopat gila seperti para pembunuh berantai yang tidak mendasarkan tindakannya pada uang atau cinta. Mereka hanya membunuh untuk eksistensi diri, hanya mencari pengakuan dan kepuasan. Bahkan korbannya acapkali acak.

"Bagaimana dengan kehidupan mereka setelah pernikahan?" Tanya Max, membuyarkan diskusi tunggal yang berlangsung di benak Andrea.

“Aku juga sudah mendapatkannya. Tapi tidak banyak.”

“Aku siap mendengar.” Max menatapnya dengan sorot ingin tahu.

“Sepertinya mereka sangat harmonis. Jarang ada pemberitaan aneh-aneh. Tapi aku menemukan satu skandal.” Ujar Andrea.

“Skandal?” Max mengerutkan kening.

“Ya. Rupanya Gandawasa pernah dituntut seorang wanita yang menuduh dia telah melecehkannya.” Andrea menggulir tabletnya untuk menunjukkan berita yang dimaksud.

“Hm… itu sangat di luar karakternya yang beberapa hari ini kita dengar, bahwa dia seperti sosok setengah dewa.” Max merenung, menerima tablet yang disodorkan Andrea, “Bagaimana akhir skandal itu?”

“Damai.” Jawab Andrea singkat.

Max yang sedang menunduk baru akan membaca halaman terbuka di tablet, langsung mengangkat kepala, alisnya naik.

“Baca sendiri,” Andrea menunjuk tabletnya yang ada di tangan Max.

Max membaca sekilas, kemudian bergumam menyimpulkan.

“Tuduhan itu dicabut. Wanita yang menuduh mengatakan bahwa itu hanya salah paham? Setelah dengan bersemangat menuduhnya? Apakah ada uang yang dilibatkan di sini? Gandawasa membayar wanita itu untuk mencabut tuntutan?” Max bertanya-tanya sendiri.

“Aku tidak tahu. Tidak ada pemberitaan lebih lanjut, hanya itu berita yang kutemukan tentang tuduhan itu.” Ujar Andrea.

“Bukankah ini agak aneh? Apa motif wanita itu?” Max mengernyit.

Lagi-lagi motif. Setiap tindakan memang seharusnya ada motif yang melatarbelakanginya.

“Bagaimana tanggapan Lily? Apakah ada media yang meliput atau bertanya padanya?”

“Mungkin banyak yang bertanya, tetapi tidak ada yang menaikkannya menjadi berita. Satu-satunya jawaban mereka atas tuduhan itu adalah kemunculan mereka berdua di pernikahan Putri Eugenie, putri sepupu Pangeran Charles di London. Mereka tampil mesra, bahkan berpose untuk media. Itu hal yang jarang terjadi, dan telah menjadi jawaban telak yang mematahkan tuduhan skandal itu.” Andrea menjelaskan, lalu menunjukkan foto mereka yang ada di media.

Dalam foto itu, Gandawasa berpegangan tangan dengan Lily di taman istana, di antara para undangan lain di latar belakang. Gandawasa mengenakan jas tuksedo berwarna abu-abu tua.

Sementara Lily memakai gaun selutut berwarna kuning dilengkapi fascinator, topi yang dipadukan dengan bulu dan dipakai agak miring di kepala, yang biasadipakai para wanita saat menghadiri acara resmi dan formal di Inggris, misalnya ke pernikahan atau ke gereja.

“Ada baiknya aku bertanya langsung pada Lily.” Max memandang sekilas foto pasangan yang tersenyum itu, dan mengembalikan tablet kepada Andrea. "Sebab skandal itu bisa menjadi salah satu motif."

“Bagaimana dengan surat izin untuk menghubungi Gedung Putih, apakah kau sudah mendapatkannya?” Tanya Max kemudian, ingat bahwa mereka masih harus menyelidiki tentang oktopus beracun itu.

“Sudah, baru tadi pagi. Aku akan berangkat ke DC besok. Bagaimana denganmu, Max? Apa yang akan kau selidiki?”

“Aku akan ke kantor Gandawasa untuk menanyai orang-orang di sana.”

Mereka membagi tugas untuk efisiensi waktu dan biaya, sebab San Francisco Police Department hanya bersedia membiayai satu orang untuk terbang ke Washington DC. Karena itu, Andrea yang akan pergi, sementara Max akan melanjutkan penyelidikan di San Francisco.

Terpopuler

Comments

adi_nata

adi_nata

bukankah ada saksi yang mengatakan kalau pasangan ini sering bertengkar ?

2024-12-29

0

Minartie

Minartie

cerita yg menarik penuh intrik ....luar biasa .

2024-12-26

0

Reksa Nanta

Reksa Nanta

penilaian yang realistis, tapi jangan lupakan kemungkinan bahwa perempuan cerdas bisa mendadak bodoh jika berurusan dengan cinta karena sejatinya perasaan itu lebih mendominasi jiwa perempuan.

2024-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 1. Sang Miliuner Telah Mati
2 2. Istri Sang Miliuner
3 3. Presumption of Innocence
4 4. Di Ruang Interogasi
5 5. Siapakah Gandawasa Natadharma?
6 6. Pemakaman
7 7. Menyelidiki Racun
8 8. Kembali Ke Mansion
9 9. Pertemuan Pertama
10 10. That Winter In Manhattan
11 11. The Sparks
12 12. Gadis Teh Botol
13 13. Motif
14 14. Penyelidikan Andrea
15 15. Di Hotel
16 16. Tuduhan Pelecehan
17 17. Korban Kedua
18 18. Penyelidikan Max di Kantor Gandawasa
19 19. Profil Sang Pembunuh
20 20. Perburuan Dimulai
21 21. Adu Pintar
22 22. Lily Membantu Penyelidikan
23 23. Bisnis Baru Sang Miliuner
24 24. Pertemuan Rahasia
25 25. Penyamaran Yang Sempurna
26 26. Menyembunyikan Jejak
27 27. Penyesalan Lily
28 28. Tangkap Aku Jika Kau Bisa
29 29. Awal Semuanya Bermula
30 30. Sang Investor
31 31. Harga Diri Yang Terluka
32 32. Kemarahan Kenneth
33 33. Menesuluri Jejak Sang Pembunuh
34 34. Jejak Yang Tertinggal
35 35. Lily Bebas Dari Segala Praduga
36 36. Hidup Kembali Normal
37 37. Kencan Makan Siang
38 38. Hasil Otopsi
39 39. Penyelidikan Lanjutan
40 40. Perbedaan Pendapat
41 41. Informasi Penting
42 42. Max Menggertak Lily
43 43. Keraguan Andrea
44 44. Kebimbangan Max
45 45. Pengungkapan
46 46. Aku Akan Melindungimu
47 47. Melacak
48 48. Pameran Lukisan
49 49. Percobaan Pembunuhan
50 50. Max Membawa Lily Tinggal di Rumahnya
51 51. Pagi Yang Panas
52 52. Titik Terang
53 53. Sebuah Teori
54 54. Kebenaran Mulai Terungkap
55 55. Kasus Kembali Dibuka
56 56. Surat Misterius
57 57. Odette dan Odilia
58 58. Informasi Berguna
59 59. Fake It Til You Make It
60 60. Penangkapan
61 61. Kehidupan Si Angsa Hitam
62 62. White Lily
63 63. Nolo Contendere
64 64. Motif Sebenarnya
65 65. Rencana Yang Sempurna
66 66. Perjamuan Presiden
67 67. Membungkam "Saksi"
68 68. Eksekusi
69 69. Sang Detektif
70 70. Peluru Hampa
71 71. Jane Doe
72 72. Bangun
73 73. Pengirim Tiket
74 74. Face to Face
75 75. Epilog
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1. Sang Miliuner Telah Mati
2
2. Istri Sang Miliuner
3
3. Presumption of Innocence
4
4. Di Ruang Interogasi
5
5. Siapakah Gandawasa Natadharma?
6
6. Pemakaman
7
7. Menyelidiki Racun
8
8. Kembali Ke Mansion
9
9. Pertemuan Pertama
10
10. That Winter In Manhattan
11
11. The Sparks
12
12. Gadis Teh Botol
13
13. Motif
14
14. Penyelidikan Andrea
15
15. Di Hotel
16
16. Tuduhan Pelecehan
17
17. Korban Kedua
18
18. Penyelidikan Max di Kantor Gandawasa
19
19. Profil Sang Pembunuh
20
20. Perburuan Dimulai
21
21. Adu Pintar
22
22. Lily Membantu Penyelidikan
23
23. Bisnis Baru Sang Miliuner
24
24. Pertemuan Rahasia
25
25. Penyamaran Yang Sempurna
26
26. Menyembunyikan Jejak
27
27. Penyesalan Lily
28
28. Tangkap Aku Jika Kau Bisa
29
29. Awal Semuanya Bermula
30
30. Sang Investor
31
31. Harga Diri Yang Terluka
32
32. Kemarahan Kenneth
33
33. Menesuluri Jejak Sang Pembunuh
34
34. Jejak Yang Tertinggal
35
35. Lily Bebas Dari Segala Praduga
36
36. Hidup Kembali Normal
37
37. Kencan Makan Siang
38
38. Hasil Otopsi
39
39. Penyelidikan Lanjutan
40
40. Perbedaan Pendapat
41
41. Informasi Penting
42
42. Max Menggertak Lily
43
43. Keraguan Andrea
44
44. Kebimbangan Max
45
45. Pengungkapan
46
46. Aku Akan Melindungimu
47
47. Melacak
48
48. Pameran Lukisan
49
49. Percobaan Pembunuhan
50
50. Max Membawa Lily Tinggal di Rumahnya
51
51. Pagi Yang Panas
52
52. Titik Terang
53
53. Sebuah Teori
54
54. Kebenaran Mulai Terungkap
55
55. Kasus Kembali Dibuka
56
56. Surat Misterius
57
57. Odette dan Odilia
58
58. Informasi Berguna
59
59. Fake It Til You Make It
60
60. Penangkapan
61
61. Kehidupan Si Angsa Hitam
62
62. White Lily
63
63. Nolo Contendere
64
64. Motif Sebenarnya
65
65. Rencana Yang Sempurna
66
66. Perjamuan Presiden
67
67. Membungkam "Saksi"
68
68. Eksekusi
69
69. Sang Detektif
70
70. Peluru Hampa
71
71. Jane Doe
72
72. Bangun
73
73. Pengirim Tiket
74
74. Face to Face
75
75. Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!