Andrea tiba di bandara Dulles Washington, DC. dan segera menuju kantor polisi negara bagian District Columbia yang disebut Metropolitan Police Department (MPD) atau DC Police.
Tentu saja, sebagai polisi dari negara bagian California, Andrea tidak bisa begitu saja langsung melakukan investigasi di negara bagian lain.
Petugas penegak hukum biasanya memiliki yurisdiksi atas semua tindakan kriminal, dalam batas-batas lembaga atau badan pemerintah yang mereka layani ditambah satu mil di luarnya. Sementara agen negara bagian biasanya memiliki yurisdiksi di seluruh negara bagian.
Cakupan yurisdiksi ini mengacu pada pelanggaran yang dapat diselidiki dan dituntut oleh petugas penegak hukum. Sebagian besar petugas penegak hukum memiliki yurisdiksi atas semua pelanggaran pidana dan pelanggaran menurut hukum setempat, terlepas dari apakah petugas tersebut ditugaskan ke unit departemen tertentu, seperti investigasi narkotika atau pembunuhan.
Misalnya, jika ada seseorang yang diduga membunuh di California dan melarikan diri ke Virginia, maka baik polisi California maupun Virginia dapat menyelidiki kejahatan tersebut.
Karena itu, Andrea harus berkomunikasi dengan yurisdiksi setempat, untuk berunding mengenai kasus yang diduga berlangsung di negara bagian mereka atau melibatkan seseorang dari negara bagian mereka.
Selain bekerja sama dengan kepolisian setempat, mereka juga akan dibantu oleh CSI, Crime Scene Investigator, atau penyelidik tempat kejadian perkara.
Bersama penyelidik TKP, mereka akan mendatangi TKP untuk mengumpulkan bukti, mulai dari sidik jari, sampel darah, tapak kaki, hingga jejak dan bukti fisik lainnya, jika masih ada.
Andrea sadar, penyelidikan ini tidak akan memakan waktu sebentar, karena bisa jadi melibatkan nama Gedung Putih. Bayangkan, seorang miliuner diracun di perjamuan resmi yang diselenggarakan Presiden Amerika Serikat.
Bukan hanya Amerika yang akan geger, tetapi seluruh dunia akan tercengang. Itu juga bisa mencoreng wajah negara, sebab tim keamanan seolah tidak becus bekerja.
Andrea disambut Brian Eldridge, detektif MPD, yang ternyata telah bekerja cepat menghubungi penyelenggara perjamuan waktu itu, dan meminta bertemu dengan tim F&B, mulai dari staf dapur, hingga penyaji, mulai dari pemasok bahan makanan, hingga perusahaan yang mengantar ke venue -tempat acara diselenggarakan, yaitu di aula besar sebuah hotel tujuh bintang.
Brian memaparkan hasil penyelidikannya tentang perjamuan itu pada Andrea, sambil menjelaskan dengan rinci.
“Aku sudah mendapatkan detail tentang perjamuan itu, siapa yang bertanggung jawab atas perencanaan, berikut daftar tamu, undangan dan menu yang disajikan.” Brian membuka pembicaraan.
“Ah sempurna! Terima kasih, Eldridge. Kalau begini, semoga kita bisa menghemat waktu.” Ujar Andrea, menerima berkas yang disodorkan Brian, membuka halaman demi halaman, dan mulai membaca.
“Jadi ini tidak diselenggarakan di Gedung Putih, melainkan di hotel tujuh bintang. Yang bertanggung jawab atas perencanaan yang rumit dan cermat adalah ibu negara?” Tanya Andrea.
Brian mengangguk. “Ya, beliau bekerja sama erat dengan sekretaris sosialnya, staf kediaman eksekutif, dan kepala keamanan kepresidenan, untuk mengoordinasikan setiap detail acara besar itu. Mulai dari pembuatan undangan dan daftar tamu, menu, bunga, pengaturan meja, pengaturan tempat duduk, dan hiburan untuk malam itu. Perjamuan itu bukan sekadar suasana sosial, tetapi menyangkut keberlanjutan urusan penting pemerintahan— pengumpulan informasi, pertukaran pendapat, dan koneksi yang kuat.”
“Sepertinya terlalu detail untuk dapat disusupi pembunuh,” Andrea agak merenung.
“Terkadang kita tidak bisa tahu dari mana pembunuh akan masuk. Buktinya, sepanjang sejarah, banyak presiden kita yang mati konyol di tempat umum. Padahal didampingi Secret Service sepanjang waktu.”
“Ah, benar juga.” Andrea membenarkan, lalu melanjutkan melihat undangan dan menu.
Undangan perjamuan kepresidenan sangat tebal. Bukan hanya selembar dengan informasi tanggal dan waktu serta tempat berlangsungnya acara.
Satu amplop berisi kartu undangan; kartu masuk yang harus ditunjukkan di pintu masuk; kartu tanggapan beserta amplop dengan stempel presiden yang akan dikembalikan ke Sekretaris Sosial; kartu penempatan meja dengan stempel presiden di bagian belakang, yaitu informasi dimana tamu harus duduk, beserta nama-nama yang akan duduk di meja yang sama; amplop luar dengan cap Gedung Putih yang ditujukan kepada individu tersebut; dan kartu menu makan malam dengan stempel presiden.
Kartu menu disertakan, untuk menjaga jika ada undangan yang alergi terhadap makanan tertentu. Dengan demikian, orang tersebut bisa menginformasikan ketika menyatakan kesediaan untuk hadir, sehingga tidak ada kemungkinan dia akan keracunan atau berisiko kehilangan nyawa karena alerginya.
“Tampaknya ini sangat komprehensif. Teliti dan menyeluruh. Sangat kecil kemungkinan ada ‘kecelakaan’ makanan beracun di perjamuan.” Andrea setengah bergumam.
Brian menanggapi, “Well… ya, seperti yang kukatakan tadi, jika sudah berniat, pembunuh bisa memiliki seribu cara, bahkan di tempat terbuka atau di tengah kerumunan orang banyak.”
Andrea membaca menu yang disajikan di malam perjamuan itu.
Menu Makanan
- Ikan Bass Commodore Bergaris Terbaik
- Abalon Direbus dengan Tomat dan Farinata
- Gurita dengan Wortel Ungu yang Diasinkan
- Lobster dalam Mentega Vanila dengan Tomat Kembang dan Alpukat
- Salad Jantung Pohon Palem dalam Saus Vinaigrette dengan Keju Porte de Salut
*-*Mousse Sorrel dengan Krim Lemon dan Kaviar
Menu Minuman
- Johannisberger Klaus 1969
- Louis Martini Cabernet Sauvignon
- Louis Rederer Cristal 1964
Membaca menu makanannya saja membuat kepala Andrea pening, nama-nama rumit yang bahkan melihat tampilannya saja ia belum pernah, apalagi mencicipinya. Belum lagi minumannya, pasti anggur dan sampanye dari jenis termahal.
Menu makanan hampir semuanya hidangan laut. Apakah makanan laut identik dengan harga mahal? Satu yang disadari Andrea, yang dikatakan dan diingat Lily tentang makanan yang dihidangkan, semua benar.
“Apakah kau sudah mencari tahu tentang pemasok makanan dan minuman yang disajikan di perjamuan ini?” Andrea menyudahi membaca, mengangkat kepala ke arah Brian.
“Ya, aku sudah memeriksa tentang itu. Pemasok makanan adalah langganan tetap hotel itu, begitu juga untuk minuman keras. Jadi, tidak ada celah untuk disusupi.”
“Bagaimana dengan para koki dan para pelayan? Bagaimana makanan itu disajikan? Apakah kau sudah bertanya juga?”
“Untuk itu, kita harus pergi ke hotel untuk berbicara langsung dengan kepala koki dan kepala pelayan yang bertugas di malam itu. Aku sudah menghubungi CSI juga, untuk membantu penyelidikan, mereka akan menemui kita di sana.”
“Kalau begitu, kita pergi ke TKP sekarang?”
“Ya, mari kita pergi.” Brian mengambil kunci mobil, dan Andrea mengikutinya.
Tak lama setelah itu, sebuah mobil polisi meluncur di jalanan padat Washington DC, ibu kota dan distrik federal Amerika Serikat, menuju hotel tujuh bintang tempat perjamuan malam itu diadakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
adi_nata
tidak ada appetizer dan dessertnya. ini kan set menu fine dining ?
2024-12-29
0
N Wage
berasa nonton film detektif😁
2024-10-28
0
𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩
Andrea juga bingung apalagi aku yaa yg msh meraba-raba misteri kematian Gandawasa.. motifnya apa dan siapa pelakunya, satu kah atw komplotan.
lanjutkan kak, semangat.
terimakasih udah update.
2024-09-09
0