18. Penyelidikan Max di Kantor Gandawasa

Max kembali ke gedung Silver Fox Game, Inc. setelah menghubungi tim forensik San Francisco. Meminta bantuan untuk mengambil apa-apa saja yang bisa dijadikan barang bukti, sesuai keterangan Andrew Wang tentang apa yang mungkin menjadi penyebab keracunannya. Terutama adalah beberapa jenis teh yang biasa diminum Gandawasa.

Sementara tim forensik memeriksa pantry, Max telah meminta sekretaris presiden untuk mengumpulkan staf yang sering berhubungan dengan sang miliuner. Sebab tentu saja tidak semua karyawan yang berjumlah puluhan ribu di gedung berlantai dua belas itu, pernah berinteraksi langsung dengan pemegang kekuasaan tertinggi di sana.

Hanya beberapa personel dengan jabatan tinggi yang sering bertatap muka dengan Gandawasa, termasuk di antaranya Andrew Wang sebagai wakil presiden. Kenneth Wanjiru, mantan wakil presiden yang telah dipecat enam bulan lalu. Dan dua office boy -pesuruh kantor yang biasa melayaninya menyiapkan minuman, bernama Lucas dan Henry.

Telah ada dugaan tentang siapa orang yang meracuni berikut motifnya, yaitu Kenneth Wanjiru, tetapi orangnya sudah tidak ada di sini. Karena itu, Max meminta sekretaris presiden untuk memanggil dua pesuruh kantor terlebih dahulu. Bagaimanapun, merekalah yang biasa menyeduh teh dan menyajikannya pada bos mereka.

Tanpa dinyana, ternyata salah satu dari pesuruh kantor itu tidak masuk hari ini.

“Maaf, Inspektur,” ujar sang sekretaris, Leo James. “Menurut keterangan Manajer Personalia, salah satu pesuruh kantor, Lucas, tidak masuk kerja hari ini, katanya muntah-muntah, jadi izin absen.”

Max mengerutkan kening, “Muntah-muntah?”

“Ya, Inspektur.” Pesuruh kantor yang hadir ikut memberi keterangan, “Sudah beberapa hari Lucas mengeluh pusing dan tidak sembuh meskipun telah minum aspirin.”

“Telepon dia dan minta agar pergi ke rumah sakit untuk diperiksa darahnya. Cepat!” Max memerintahkan pada sang sekretaris.

“Baiklah, baiklah.” Leo segera memijit nomor ekstensi bagian personalia untuk menyampaikan apa yang diperintahkan Max.

Sementara Max mengirim pesan kepada dr. Smith:

[Dokter, salah satu pesuruh kantor Silver Fox Game, Inc. yang biasa melayani Gandawasa, bernama Lucas, akan datang ke rumah sakit hari ini. Dia juga mengalami gejala keracunan. Mohon ambil sampel darahnya untuk diperiksa. ASAP.]

“Bagaimana dengan kamu?” tanya Max kepada Henry setelah pesan untuk dr. Smith itu terkirim. “Apakah kamu mengalami gejala yang sama?”

Pemuda itu menggeleng takut-takut. “Jika dipikirkan, Lucas mengeluh pusing-pusing setelah minum teh sisa Tuan Wang yang tidak habis.”

“Teh sisa?” Max mengerutkan kening.

“Iya, Sir. Katanya itu teh mahal, jadi sayang kalau dibuang, jadi dia meminumnya. Tapi ketika meminumnya hari itu dia tidak menunjukkan gejala apa-apa. Dia hanya mengatakan ‘tenyata begini rasanya teh seharga $300 per kilo’. Setelah itu, setiap kali teh Tuan Wang tidak habis, dia akan meminumnya.”

“Kau tidak ikut minum?” tanya Max.

Henry kembali menggeleng, “Saya hanya bisa minum air putih. Saya tidak pernah minum cairan berwarna. Apakah… apakah Lucas juga keracunan, Sir?”

“Aku sudah meminta dr. Smith untuk mengambil sampel darahnya,” ujar Max. “Syukurlah, kau memiliki kebiasaan yang sehat. Sekarang katakan, teh mana yang biasa diminum mendiang Tuan Natadharma. Tunjukkan padaku.”

Henry bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju pantry, dimana tim forensik sedang meneliti apa yang ada di dapur kecil itu.

Henry membuka sebuah lemari dan menunjukkan beberapa kaleng teh.

“Yang ini. Bos besar hanya minum teh Jarum Perak. Beliau tidak pernah minum teh jenis lain. Bahkan oleh-oleh dari Tuan Wanjiru yang dibawa langsung dari Jepang, dia tidak mau minum. Padahal katanya harganya dua kali lipat lebih mahal.”

Jarum Perak adalah salah satu dari sekian banyak teh putih Cina, tetapi dianggap sebagai kelas tertinggi, karena hanya dibuat dari kuncup teh, bukan dari daun teh.

Kuncup teh adalah bagian termuda dari tanaman teh, juga disebut pucuk atau jarum. Memetiknya memakan waktu yang sangat lama. Padahal untuk satu kilo teh dibutuhkan ribuan kuncup. Itulah yang membuat harga Jarum Perak begitu mahal. Harganya mencapai lebih dari $300 per kilo.

“Yang ini teh Gyokuro, oleh-oleh dari Tuan Wanjiru, yang sama sekali tidak diminum.”

Teh Gyokuro, yang berarti ‘embun mutiara’ atau ‘embun giok’, dianggap sebagai salah satu teh hijau bermutu tinggi. Dipanen dengan menanamnya di bawah naungan tikar jerami selama empat minggu sebelum daun teh terbaik dipetik. Harganya sekitar $650 per kilo.

Kedua kaleng teh itu segera dimasukkan ke dalam plastik barang bukti oleh tim forensik, untuk dibawa ke lab dan diperiksa apakah mengandung thallium.

“Jadi yang diminum hanya teh Jarum Perak?” Max menegaskan.

Henry mengangguk, “Benar, Sir.”

“Baiklah, mari kita kembali ke ruang meeting, aku masih perlu menanyakan beberapa hal.” Max mendahului Henry dan Leo yang juga mengikutinya, kembali ke ruang meeting.

Setelah duduk di ruang meeting, Max bertanya, “Katakan padaku, bos besar kalian, seperti apa orangnya?”

Leo dan Henry saling berpandangan.

“Siapa yang harus menjawab, Sir?” Leo balik bertanya.

“Kalian berdua, silakan siapa yang mau bicara lebih dahulu.”

Setelah saling melirik, Leo memberi isyarat agar Henry menjawab lebih dulu. Henry meremas tangannya yang bertumpu di atas meja, menggeleng tanpa kentara, yang dibalas kernyitan dahi oleh Leo.

Semua gerak-gerik itu, sekecil apa pun, tidak terlepas dari pengamatan Max yang setajam mata elang. Tetapi Max menunggu dengan tenang, tidak mendesak mereka.

Akhirnya, dengan gugup Henry mengacungkan jari, “Ka… kalau begitu… saya duluan, Sir.”

Max melambaikan tangan tanda mempersilakan.

“Ehem,” Henry berdeham. “Bos besar… agak… emosional.”

‘Hah?’ Baru satu kata saja, Max sudah terperangah di dalam hati.

Emosional? Ini sama sekali jauh dengan gambaran sang miliuner yang selama ini tercetak di benaknya. Tetapi Max tidak menyela, hanya mengangkat alis.

“Eh… maksud saya… kadang-kadang. Tidak selalu. Beliau baik, tapi kalau sedang marah… eh… marah besar… bisa meledak, dan… dan… kata-katanya bisa… membuat sakit hati.” Henry terbata-bata, takut salah bicara.

“Kau pernah dimarahi sampai sakit hati?” Max bertanya.

Henry melambaikan kedua tangannya, “Tidak, Sir. Bukan saya. Saya hanya pernah mendengar. Kebetulan waktu itu saya sedang menyuguhkan minum, dan… dan bos besar… memaki-maki… eh seseorang…”

“Seseorang itu… Tuan Wanjiru?” Max menduga.

“Um… ya. Bahkan di depan saya, bos besar tidak berhenti melontarkan kata-kata yang… bagaimana ya… nyelekit.”

“Hanya satu kali itu saja?”

“Kalau saya, hanya satu kali. Tapi kalau Lucas, katanya pernah beberapa kali.”

“Lucas mendengar Tuan Natadharma memaki-maki siapa?” tanya Max lagi.

“Tuan Wanjiru juga. Bahkan Lucas melihat Tuan Wanjiru tidak hanya dimarahi, tetapi juga ditendang dan dilempar vas. Eh… katanya… Tuan James juga ada di sana waktu itu.” Henry menoleh pada Leo.

Max ikut menoleh, dan Leo mengangguk.

“Benar, Sir. Situasi waktu itu sangat panas. Bahkan bos besar langsung memecat Tuan Wanjiru, padahal setelah diturunkan jabatannya enam bulan sebelumnya, Tuan Wanjiru masih bertahan, meskipun dengan menanggung malu. Tetapi ketika melempar vas itu, bos besar juga memecat mantan wakil presidennya dengan tidak hormat."

Leo menambahkan, "Saya rasa… jika saya adalah Tuan Wanjiru, saya juga akan merasa sangat terhina.”

Terpopuler

Comments

adi_nata

adi_nata

telah ada dugaan Wanjiru yang meracuni Gandawasa dengan thallium. lalu apakah Wanjiru juga yang meracuni Ganda dengan tetradotoxin ?

2024-12-29

0

adi_nata

adi_nata

dan setau aku, dipetik sesaat sebelum matahari terbit.

2024-12-29

0

Reni

Reni

mengerucut ke wanjiru , tapi benarkah dia orangnya karna merasa direndahkan , terhina dan sakit hati

2024-10-11

0

lihat semua
Episodes
1 1. Sang Miliuner Telah Mati
2 2. Istri Sang Miliuner
3 3. Presumption of Innocence
4 4. Di Ruang Interogasi
5 5. Siapakah Gandawasa Natadharma?
6 6. Pemakaman
7 7. Menyelidiki Racun
8 8. Kembali Ke Mansion
9 9. Pertemuan Pertama
10 10. That Winter In Manhattan
11 11. The Sparks
12 12. Gadis Teh Botol
13 13. Motif
14 14. Penyelidikan Andrea
15 15. Di Hotel
16 16. Tuduhan Pelecehan
17 17. Korban Kedua
18 18. Penyelidikan Max di Kantor Gandawasa
19 19. Profil Sang Pembunuh
20 20. Perburuan Dimulai
21 21. Adu Pintar
22 22. Lily Membantu Penyelidikan
23 23. Bisnis Baru Sang Miliuner
24 24. Pertemuan Rahasia
25 25. Penyamaran Yang Sempurna
26 26. Menyembunyikan Jejak
27 27. Penyesalan Lily
28 28. Tangkap Aku Jika Kau Bisa
29 29. Awal Semuanya Bermula
30 30. Sang Investor
31 31. Harga Diri Yang Terluka
32 32. Kemarahan Kenneth
33 33. Menesuluri Jejak Sang Pembunuh
34 34. Jejak Yang Tertinggal
35 35. Lily Bebas Dari Segala Praduga
36 36. Hidup Kembali Normal
37 37. Kencan Makan Siang
38 38. Hasil Otopsi
39 39. Penyelidikan Lanjutan
40 40. Perbedaan Pendapat
41 41. Informasi Penting
42 42. Max Menggertak Lily
43 43. Keraguan Andrea
44 44. Kebimbangan Max
45 45. Pengungkapan
46 46. Aku Akan Melindungimu
47 47. Melacak
48 48. Pameran Lukisan
49 49. Percobaan Pembunuhan
50 50. Max Membawa Lily Tinggal di Rumahnya
51 51. Pagi Yang Panas
52 52. Titik Terang
53 53. Sebuah Teori
54 54. Kebenaran Mulai Terungkap
55 55. Kasus Kembali Dibuka
56 56. Surat Misterius
57 57. Odette dan Odilia
58 58. Informasi Berguna
59 59. Fake It Til You Make It
60 60. Penangkapan
61 61. Kehidupan Si Angsa Hitam
62 62. White Lily
63 63. Nolo Contendere
64 64. Motif Sebenarnya
65 65. Rencana Yang Sempurna
66 66. Perjamuan Presiden
67 67. Membungkam "Saksi"
68 68. Eksekusi
69 69. Sang Detektif
70 70. Peluru Hampa
71 71. Jane Doe
72 72. Bangun
73 73. Pengirim Tiket
74 74. Face to Face
75 75. Epilog
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1. Sang Miliuner Telah Mati
2
2. Istri Sang Miliuner
3
3. Presumption of Innocence
4
4. Di Ruang Interogasi
5
5. Siapakah Gandawasa Natadharma?
6
6. Pemakaman
7
7. Menyelidiki Racun
8
8. Kembali Ke Mansion
9
9. Pertemuan Pertama
10
10. That Winter In Manhattan
11
11. The Sparks
12
12. Gadis Teh Botol
13
13. Motif
14
14. Penyelidikan Andrea
15
15. Di Hotel
16
16. Tuduhan Pelecehan
17
17. Korban Kedua
18
18. Penyelidikan Max di Kantor Gandawasa
19
19. Profil Sang Pembunuh
20
20. Perburuan Dimulai
21
21. Adu Pintar
22
22. Lily Membantu Penyelidikan
23
23. Bisnis Baru Sang Miliuner
24
24. Pertemuan Rahasia
25
25. Penyamaran Yang Sempurna
26
26. Menyembunyikan Jejak
27
27. Penyesalan Lily
28
28. Tangkap Aku Jika Kau Bisa
29
29. Awal Semuanya Bermula
30
30. Sang Investor
31
31. Harga Diri Yang Terluka
32
32. Kemarahan Kenneth
33
33. Menesuluri Jejak Sang Pembunuh
34
34. Jejak Yang Tertinggal
35
35. Lily Bebas Dari Segala Praduga
36
36. Hidup Kembali Normal
37
37. Kencan Makan Siang
38
38. Hasil Otopsi
39
39. Penyelidikan Lanjutan
40
40. Perbedaan Pendapat
41
41. Informasi Penting
42
42. Max Menggertak Lily
43
43. Keraguan Andrea
44
44. Kebimbangan Max
45
45. Pengungkapan
46
46. Aku Akan Melindungimu
47
47. Melacak
48
48. Pameran Lukisan
49
49. Percobaan Pembunuhan
50
50. Max Membawa Lily Tinggal di Rumahnya
51
51. Pagi Yang Panas
52
52. Titik Terang
53
53. Sebuah Teori
54
54. Kebenaran Mulai Terungkap
55
55. Kasus Kembali Dibuka
56
56. Surat Misterius
57
57. Odette dan Odilia
58
58. Informasi Berguna
59
59. Fake It Til You Make It
60
60. Penangkapan
61
61. Kehidupan Si Angsa Hitam
62
62. White Lily
63
63. Nolo Contendere
64
64. Motif Sebenarnya
65
65. Rencana Yang Sempurna
66
66. Perjamuan Presiden
67
67. Membungkam "Saksi"
68
68. Eksekusi
69
69. Sang Detektif
70
70. Peluru Hampa
71
71. Jane Doe
72
72. Bangun
73
73. Pengirim Tiket
74
74. Face to Face
75
75. Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!