Max memasuki ruang interogasi yang redup, mengempaskan bokongnya di atas kursi di balik meja kayu tua. Tangannya memainkan pena di tangannya, memutar-mutar di antara jari-jarinya.
Ia melirik tangan Lily yang terletak di atas meja yang menyatu dengan kursi yang didudukinya. Kedua tangan yang halus itu disatukan dengan borgol yang melingkari pergelangannya.
Max menggerakkan kepalanya sedikit ke arah Andrea, sebagai isyarat agar borgol itu dilepaskan. Andrea membuka mulut hendak protes, tetapi Max telah mengerutkan kening, sehingga Andrea kembali mengatupkan bibir setelah hanya melontarkan kata “Kap…”
Andrea mengeluarkan kunci untuk membuka borgol di tangan Lily, menuruti perintah tak terucap atasannya itu dengan berat hati.
Ya, mereka sama-sama bagian dari tim Biro Investigasi Kepolisian San Francisco, yang memiliki lima divisi, yaitu: Kejahatan Umum: menangani Pekerjaan Umum dan Investigasi Malam Hari. Kejahatan Besar: menangani Perampokan, Pencurian, dan Narkotika. Divisi Investigasi Khusus: menangani Pembakaran, Kejahatan Kebencian. Unit Korban Khusus: menangani Penipuan/Penganiayaan terhadap Lansia, Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Pelecehan Seksual. Investigasi Strategis: menangani Pembunuhan, Pusat Investigasi Kejahatan Senjata, Tim Pengurangan Kekerasan Masyarakat.
Max adalah kepala Investigasi Strategis, sedangkan Andrea adalah bawahannya. Ketika di depan umum, mereka biasa saling memanggil dengan jabatan resmi masing-masing, yaitu kapten dan letnan.
Wajah Max yang tegas menunjukkan sedikit kerutan kekhawatiran, meskipun sorot matanya tetap fokus. Di depan, Lily mengusap-usap pergelangan tangannya, yang bahkan baru diborgol sebentar saja telah meninggalkan jejak kemerahan.
Mata Max agak menggelap melihat jejak kemerahan itu, tetapi ia segera menggelengkan kepala untuk membuyarkan bayangan yang tidak senonoh di kepalanya.
Keseluruhan penampilan Lily tampak lembut dan penuh keanggunan, sangat berbeda dengan penampilan ketus dan dinginnya pagi ini ketika ditangkap. Rambutnya yang hitam sebahu tergerai.
Dia tampak tenang meskipun situasinya sangat tegang. Wajahnya menunjukkan kesedihan yang tulus, tetapi ada kilatan kekuatan dalam matanya yang tidak bisa diabaikan. Perbedaan usia lima belas tahun dari suaminya tidak mengurangi pesonanya. Pesona yang telah menarik perhatian Max saat matanya berlabuh pada sosoknya di tempat kejadian perkara.
"Baiklah, Nyonya Natadharma, saya detektif yang menangani kasus Anda. Nama saya Kapten Maximilian Anderson, dan ini rekan saya Letnan Andrea Davis. Saya perlu Anda untuk menceritakan kepada apa yang terjadi pagi itu," ujar Max dengan suara lembut namun tegas.
Meskipun ia berusaha untuk tetap profesional, hatinya berdebar keras setiap kali menatap wanita ini. Sejak pandangan pertama, ada sesuatu tentang Lily yang membuatnya tertarik, sebuah perasaan yang tidak dapat diabaikan.
Lily menghela napas panjang sebelum mulai bercerita. "Malam itu, saya dan suami tiba di rumah menjelang subuh. Kami baru pulang menghadiri perjamuan makan malam yang diadakan Presiden John Baker di Washington DC. Suami saya baru mendapat penghargaan Fifty Most Influential Young Entrepreneur yang ketiga kalinya.”
Sementara Andrea mencatat setiap detail dari cerita Lily, Max mengangguk dan bertanya, “Jam berapa pesta itu selesai? Bagaimana Anda dan suami kembali ke San Francisco?”
“Pesta itu selesai hampir tengah malam. Kami kembali dengan jet pribadi. Penerbangan memakan waktu sekitar enam jam. Kami sangat lelah, itulah sebabnya saya terlambat menemukan Ganda karena tertidur sangat pulas. Awalnya saya pikir dia mendapat serangan jantung, meskipun agak ragu karena terakhir kali mengecek kesehatan, hasil EKG nya bagus.”
“Lalu apa yang Anda lakukan?”
“Saya mencoba mengguncang tubuhnya, tetapi ketika melihat bibirnya membiru dan ada muntahan, saya langsung menelepon 911, supaya tidak salah menanganinya.”
Max melihat catatan di depannya. "Ada saksi yang mengatakan bahwa Anda dan suami Anda sering bertengkar. Bisakah Anda menjelaskan tentang itu?"
Lily menggelengkan kepala, air bening mulai menggenang di matanya. "Perbedaan usia yang jauh justru membuat hubungan kami sangat rukun. Tentu saja kami memiliki perbedaan, seperti halnya pasangan lainnya. Namun, kami selalu menyelesaikannya dengan baik. Suami saya memuja saya dan saya sangat menghormatinya. Saya mencintai suami saya, Inspektur."
Di San Francisco, detektif disebut dengan panggilan inspektur.
Pengakuan Lily yang mengatakan mencintai suaminya, terasa menusuk hati Max tepat di pusatnya. Ia bisa merasakan ketulusan di balik kata-kata itu, membuatnya tersengat oleh rasa cemburu. Tetapi tugasnya adalah mencari kebenaran, tidak boleh terpengaruh oleh perasaannya.
"Apakah ada seseorang yang mungkin ingin mencelakai suami Anda?" tanya Max lebih lanjut.
Lily ragu sejenak sebelum menjawab. "Dalam bisnis, tentu saja dia memiliki banyak saingan. Saya kira wajar jika banyak orang yang iri dengan kesuksesannya. Tetapi saya tidak tahu siapa yang ingin membunuhnya."
Max merenungkan kata-kata Lily, "Bagaimana dengan keluarga atau teman dekat? Apakah ada yang memiliki motif?"
Lily menggigit bibir, suaranya tercekat. "Ganda sangat lembut dan baik hati, dia juga dermawan. Saya tidak bisa membayangkan ada orang yang ingin menghilangkan nyawanya.”
Max mencatat semua informasi ini, tetapi masih banyak yang belum terjawab. "Nyonya Natadharma, apakah Anda punya alibi untuk malam itu?"
"Kami hanya berdua di kamar. Para penjaga mansion dan semua awak pesawat pribadi melihat kami bersama. Semua orang melihat kami berdua di perjamuan Presiden John Baker. Saya memang bersama-sama suami saya sepanjang waktu. Tapi saya bersumpah, saya tidak membunuh suami saya." Suara Lily sangat tegas di akhir kalimatnya.
Max merasakan ketulusan dalam suaranya, tetapi itu belum cukup. Dia butuh bukti, sesuatu yang lebih konkret. Namun, dia juga sadar bahwa perasaannya terhadap Lily bisa mengaburkan penilaiannya.
Setelah beberapa saat, Max bangkit dari tempat duduknya. "Terima kasih atas kerjasamanya, Nyonya Natadharma. Saya akan terus menyelidiki kasus ini. Jika ada informasi tambahan yang bisa membantu, jangan ragu untuk menyampaikan pada saya."
Lily mengangguk pelan, air mata masih mengalir di pipinya. "Terima kasih, Inspektur. Saya hanya ingin kebenaran terungkap. Apakah saya sudah bisa pulang?”
“Anda diizinkan menelepon pengacara Anda satu kali, untuk mengajukan pembebasan bersyarat.”
Setelah diberikan haknya untuk menelepon pengacara, Andrea menggiring kembali Lily ke tempat penahanan. Sementara Max berjalan menuju kantornya, meninggalkan ruang interogasi dengan hati berat.
Pikiran Max dipenuhi berbagai pertanyaan. Apakah Lily benar-benar tidak bersalah? Ataukah ada sesuatu yang belum diungkapkan?
Dia tahu bahwa tugasnya adalah mencari kebenaran, tetapi perasaannya terhadap Lily akan membuat semuanya lebih sulit.
Setiba di kantornya, Max segera membuka berkas kasus dan mulai memeriksa bukti-bukti yang ada. Dia memeriksa ulang rekaman CCTV dari sekitar kediaman pasangan miliuner itu, dan laporan forensik.
Tidak ada yang mencurigakan pada Lily, tetapi tidak ada juga yang bisa sepenuhnya membebaskannya dari kecurigaan. Bagaimana pun, Lily adalah orang terakhir yang melihat Gandawasa dalam keadaan hidup.
Max tahu bahwa untuk memecahkan kasus ini, ia harus mengesampingkan perasaannya dan fokus pada fakta. Ia memutuskan untuk mengunjungi kembali tempat kejadian perkara, mencari petunjuk yang mungkin terlewat.
Ia juga berencana untuk berbicara dengan rekan bisnis dan keluarga korban, mencoba menghubungkan titik-titik yang mungkin terlewatkan.
Malam kian larut saat Max menyusun rencana berikutnya. Dia sadar bahwa kasus ini lebih rumit dari yang diperkirakan, dan ada banyak hal yang harus dilakukan. Namun, dengan tekad yang kuat, ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menemukan kebenaran, tidak peduli seberapa sulitnya.
Max tidak hanya harus mencari jawaban atas kasus pembunuhan ini, tetapi juga harus berusaha menepis perasaannya sendiri terhadap Lily.
Apakah perasaan itu nyata? Ataukah hanya ilusi yang diciptakan oleh situasi yang penuh tekanan, dan malam-malamnya yang telah lama sepi dari desahan wanita? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Reni
walah piye to max kok malah ada getar2 dg tersangka ntar g objektif lho kesampingkan dulu kerja woy kerja max
2024-10-11
0